Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PERAWATAN DAN PENGOBATAN TRADISIONAL

TERHADAP REMAJA, WANITA, USIA LANJUT, IBU HAMIL


DAN BERSALIN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Etnomedika Kebidanan

Disusun oleh:
Arita Yuanita Maman (215401446172)

Kelas: C2

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NASIONAL
2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mengenai kearifan lokal (local wisdom), bahwa pada dasarnya
dalam setiap komunitas masyarakat, termasuk komunitas masyarakat
tradisional sekalipun, terdapat suatu proses untuk ”menjadi pintar dan
berpengetahuan”. Hal itu berkaitan dengan adanya keinginan agar dapat
mempertahankan dan melangsungkan kehidupan sehingga warga
komunitas masyarakat secara spontan akan memikirkan cara-cara untuk
melakukan dan/ atau menciptakan sesuatu, termasuk misalnya cara untuk
membuat makanan dan cara untuk membuat peralatan yang diperlukan
untuk mengolah sumber daya alam demi menjamin tersedianya bahan
makan. Dalam proses tersebut suatu penemuan yang sangat berharga dapat
terjadi tanpa disengaja. Mereka menemukan bahwa suatu jenis tanaman
tertentu dapat menghasilkan buah yang dapat dimakan setelah dilakukan
cara pengolahan tertentu; atau daun tertentu dapat menyembuhkan mereka
dari sakit perut, sedang daun lain bisa mengobati demam; atau akar-akaran
tertentu dapat menyembuhkan luka. Dengan demikian, mereka
mengembangkan suatu sistem pengetahuan dan teknologi yang asli yang
disebut sebagai suatu kearifan lokal. Bahwa kearifan lokal dipandang
sangat bernilai dan mempunyai manfaat tersendiri dalam kehidupan
masyarakat, setidaknya bagi masyarakat pemiliknya. Sistem tersebut
dikembangkan karena adanya kebutuhan untuk menghayati,
mempertahankan, dan melangsungkan hidup sesuai dengan situasi,
kondisi, kemampuan, dan tata nilai yang dihayati di dalam masyarakat
terkait. Dengan kata lain, kearifan lokal tersebut kemudian menjadi bagian
dari cara hidup mereka yang arif, untuk memecahkan segala permasalahan
hidup yang mereka hadapi. Berkat kearifan lokal itu, mereka dapat
melangsungkan kehidupannya, bahkan dapat berkembang secara
berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja perawatan dan pngobatan tradisional di daerah masing-
masing?
2. Apa saja perawatan dan pengobatan tradisional untuk remaja, wanita
remaja dan usia lanjut?
3. Apa saja budaya adat istiadat kehamilan dan persalinan di daerah
masing masing?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perawatan dan pngobatan tradisional di daerah
masing-masing?
2. Untuk mengetahui perawatan dan pengobatan tradisional untuk
remaja, wanita remaja dan usia lanjut?
3. Untuk mengetahui budaya adat istiadat kehamilan dan persalinan di
daerah masing masing?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengobatan Tradisonal Pada Berbagai suku dan budaya di Daerah Lebak
Banten/ Suku Baduy
Dalam kaitannya dengan masalah kesehatan, setiap masyarakat di
muka bumi ini secara budaya mempersepsikan dan mendefinisikannya
secara berbeda-beda. Menurut konsep masyarakat Baduy, seseorang
dikatakan dalam keadaan sakit adalah apabila sesuatu yang dideritanya itu
tidak dapat diobati sendiri dan orang itu tidak dapat beraktivitas sehari-hari
seperti biasanya. Jika seseorang misalnya menderita batuk, gatal-gatal,
masuk angin, atau pilek, belumlah dapat dikatakan sakit karena yang
bersangkutan dikatakan masih dapat beraktivitas. Selain itu, seseorang
dikatakan sakit, apabila keadaan itu dinyatakan oleh paraji (dukun) atau
kokolot lembur (tetua kampung). Dari pengertian tentang “sakit” di atas,
ada dua hal yang penting, yakni “jika tidak dapat sembuh sendiri” dan
“dinyatakan sakit oleh paraji atau kokolot”. Pernyataan “jika tidak dapat
sembuh sendiri” memiliki konsekuensi positif bahwa masyarakat Baduy
selalu berusaha untuk mencari dan mengatasi gangguan ketidaknyamanan
dalam dirinya. Umumnya mereka memanfaatkan sumber daya alam
sekitarnya, khususnya tanaman yang diyakini memiliki khasiat
menghilangkan gangguan kesehatannya. Hal positif lainnya adalah
masyarakat Baduy berusaha mempertahankan pengetahuan dan kearifan
lokalnya untuk pengobatan penyakit. Sementara itu, dari pernyataan
“dinyatakan sakit oleh paraji atau kokolot” juga memiliki konsekuensi
positif bahwa masyarakat Baduy masih tetap mempertahankan keberadaan
dan fungsi adat dan kelembagaan formalnya, khususnya yang berkaitan
dengan masalah kesehatan. Istilah sakit dalam bahasa Baduy sering
disebut dengan nyeri, sedangkan istilah penyakit digunakan panyakit.
Orang yang sedang sakit disebut dengan istilah gering, sedangkan orang
yang menderita atau mengidap penyakit dinamakan panyakitan. Orang
yang membawa atau menularkan penyakit dalam bahasa Baduy disebut
nepaan. Adapun orang yang sehat atau tidak sakit disebut jagjag,
sedangkan orang yang membantu menyembuhkan penyakit disebut paraji
dan dukun. Istilah sakit atau nyeri terdapat dalam beberapa kategori lagi,
misalnya muriang, nyeri sirah, nyeri teu puguh, nyeri teu cagur, leuleus,
asup angin, dan lileur untuk menyatakan kondisi badan yang panas, sakit
kepala, tidak enak badan, kurang sehat, badan lemas, masuk angin, dan
batuk-batuk. Sebaliknya, orang yang sehat atau jagjag juga terbagi dalam
beberapa sebutan lagi, seperti sangat sehat atau segar bugar (jagjag
waringkas) dan tangkas atau gesit (jalingeur).
Pengetahuan mengenai penyakit dan pengobatannya bagi
masyarakat Baduy termasuk warisan tradisional yang diturunkan dari
generasi ke generasi. Sejak kecil sebagian mereka telah diajarkan oleh
orang tua mereka yang memiliki pengetahuan memanfaatkan tanaman-
tanaman tertentu di sekitarnya untuk mengobati berbagai penyakit.
Tanaman-tanaman tersebut banyak dan dapat diperoleh di hutan, sekitar
ladang, atau sepanjang jalan menuju hutan atau ladang. Beberapa contoh
tanaman yang biasa digunakan sehari-hari oleh masyarakat Baduy untuk
mengobati penyakit ringan adalah: daun jambu biji untuk mengobati sakit
perut, daun jampang pahit untuk mengobati luka, tanaman capeuk untuk
menghilangkan pegal-pegal, daun harendong untuk mengobati sakit gigi,
dan kulit pohon terep untuk menghilangkan gatal-gatal pada kulit.

B. Perawatan dan Pengobatan Tradisional untuk Remaja, Wanita Dewasa dan


Usia Lanjut
1. Perawatan dan Pengobatan untuk Remaja
Masyarakat Banten percaya bahwa jahe dan temu lawak
(golongan Zingiberaceae), dan kayu putih (Eucalyptus sp.) bisa
digunakan sebagai penghangat badan apalagi di suku terdalam
seperti di Baduy yang bisa terbilang memiliki suhu yang dingin
remaja remaja sering memanfaatkan Jahe, Temu Lawak dan Kayu
Putih.
2. Perawatan dan Pengobatan untuk Wanita Dewasa
Wanita dewasa di banten sering menggunakan Jambu Batu
Psidium guajava obat sakit perut untuk nyeri haid, selain bisa
untuk meredakan diare masyarakat banten juga percaya kalau
jambu batu bisa digunakan untuk nyeri haid.
3. Perawatan dan Pengobatan Usia Lanjut
Usia Lanjut sering mengalami kencing batu, masyarakat
Banten percaya bahwa Obat kencing batu bisa diambil dari akar
bunga matahari, cara membuatnya yaitu dengan cara merebus
sekitar 15-30 gram akar segar dengan 4 gelas air hingga
menyisakan 2 gelas. Didinginkan terlebih dahulu kemudian
disaring.
C. Adat dan budaya selama Kehamilan dan Persalinan
Ada dua istilah yang dikenal untuk upacara bulan ketujuh masa
kehamilan pada suku Betawi, yaitu upacara nujuh bulan dan kekeba.
Seperti halnya suku bangsa lain, upacara ini hanya dilakukan pada
kehamilan pertama. Menurut kepercayaan orang Betawi selamatan
kehamilan ketujuh bulan perlu diadakan, agar terhindar dari gangguan roh-
roh jahat. Benda-benda yang digunakan dalam upacara ini adalah kitab
suci Al-Quran, bantal atau lekar untuk tempat kitab suci, tikar sebagai alas
duduk para tamu yang diundang. Syarat yang harus ada adalah rujak tujuh
rupa, yaitu rujak dari tujuh jenis buah, termasuk delima. Buah delima
menurut kepercayaan mereka bisa membuat bayi yang akan dilahirkan
kelak menjadi anak yang menarik dan disayangi semua orang, karena
warna bagian dalam buah ini sangat menarik. Upacara nujuh bulan terdiri
dari tiga tahapan, yaitu pembacaan Al-Quran yang dipimpin seorang kiai
atau guru mengaji sebagai awal acara. Tahap kedua, upacara mandi
dilakukan pagi atau sore hari. Diikuti acara ngirag yang dimaksudkan
memperbaiki letak bayi dalam kandungan. Acara terakhir disebut denger
kata, dimaksudkan agar calon anak kelak menjadi anak yang patuh pada
orang tua dan selalu mendengar kata-kata orang tua.
Upacara kehamilan dilakukan sebagai upaya memberitahukan
kepada masyarakat, tetangga-tetangga dan kerabat keluarga, bahwa
seorang wanita sudah betul-betul hamil dan akan melahirkan keturunan.
Selain itu, juga mengandung harapan agar ibu yang mengandung dan bayi
yang dikandungnya mendapat keselamatan. Kepercayaan yang berkenanan
dengan siklus hidup individu seperti upacara "nujuh bulanan" ini masih
kuat melekat pada daerah Banten. Mereka percaya bahwa upacara "nujuh
bulanin" perlu dilakukan demi keselamatan ibu dan anak yang
dikandungnya.
D. Hasil Analisa Perawatan dan Pengobatan Tradisional untuk Remaja,
Wanita Dewasa dan Usia Lanjut
1. Hasil Analisa Perawatan dan Pengobatan Tradisional untuk
Remaja
Menurut mayarakat Banten jahe dan temu lawak (golongan
Zingiberaceae), dan kayu putih (Eucalyptus sp.) bisa dijadikan
sebagai penghangat badan, itu benar adanya karena golongan
zingiberaceae mengandung senyawa gingerol dan zingerone yang
diyakini untuk menjaga sistem kekebalan tubuh. Sedangkan kayu
putih memiliki efek hangat ketika di oleskan ke tubuh selain itu
bisa untuk dihirup untuk melegakan pernafasan.
2. Hasil Analisa Perawatan dan Pengobatan Tradisional untuk Wanita
Dewasa
Menurut literatur Jambu Biji dan daunnya bisa meredakan
nyeri haid karena mengandung quercetin, tannin, minyak atsiri, dan
alkaloid yang merupakan kandungan bahan aktif Psidium guajava.
3. Hasil Analisa Perawatan dan Pengobatan Tradisional untuk Usia
Lanjut
Akar bunga matahari memiliki kandungan anti inflamasi,
asam linoleate, quercimeritrin maka dari itu efektif bisa
menyembuhkan kencing batu.

PENUTUP
Pengobatan tradisional sangatlah berperan dalam kehidupan
masyarakat. Pengetahuan pengobatan ini diharapkan tetap dapat
diwariskan turun temurun sehingga kebutuhan pemeliharaan
kesehatan dalam masyarakat itu dapat dipenuhi tanpa harus
melanggar adat karena seseorang menjalani pengobatan dari luar
Baduy. Namun, tidak semua penyakit ditemukan obatnya dalam
pengobatan tradisional. Untuk itu, perlulah diadakan penelitian
tanaman-tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat.
Pengembangan pengetahuan pemanfaatan tanaman obat dan
kearifan lokal yang sudah ada tentang pengobatan tradisional ini
akan lebih dapat menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat
Baduy serta budayanya.
DAFTAR PUSTAKA
Permana, Cecep. Masyarakat Baduy dan pengobatan tradisional. Dalam Ejornal
Wacana, Vol. 11 No. 1 (April 2020): 81—94

Alwi Q. & Oemiati R. (2020). Daily food tradition and diet of pregnant women
and post childbirth in Papua. Jurnal Kedokteran Yarsi. 12 (3) : 061-071. Center
for Desease Control, Research and Development National Institute of Health
Research and Development Ministry of Health, Republic of Indonesia, Jakarta.

Avonina, Sthefanny. 2006. “Apa yang dimaksud dengan pengetahuan


tradisional?”, Konvergensi IX (Oktober): 14-19.

Anda mungkin juga menyukai