Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK 1

Aplikasi
Transcultural Nursing ASMAWATI
dalam Sepanjang DEWI PUSPITA SARI

Daur Kehidupan
MERINA HALIMATUS ZAHRO
MUHAMMAD BAYDOWI
Manusia NUR AZIZA
SITI AISAH
berdasarkan SULAIMAN BAIHAQI

Budaya Jawa SYAHIDATUL MAIMUNAH. S.


WILLI HANDIKA BRAMASTA
ZUBAIDAH
PENDAHULUAN
 Dengan adanya globalisasi tuntutan masyarakat
terhadao asuhan keperawatan berkualitas semakin
besar, akibat perpindahan penduduk antar negara,
antar pulau bahkan antar kota (imigrasi)
dimungkinkan, menyebabkan adanya pergeseran
terhadap tuntutan asuhan keperawatan.

 Leininger mengembangkan teorinya Transcultural


Nursing Theory dari perbadaan kultur dan universal
berdasarkan kepercayaan bahwa masyarakat
dengan perbedaan kultur dapat menjadi sumber
informasi dan menentuan jenis perawatan yang
diinginkan dari pemberian peleyanan yang
professional, karena kultur adalah pola kehidupan
masyarakat yang berpengaruh terhadap keputusan
dan tindakan.
 Aplikasi teori dalam transkultural dalam
keperawatan diharapkan adanya kesadaran
dan apresiasi terhadap perbedaan kultur. Hal ini
berarti perawat yang professional memiliki
pengetahuan dan praktek yang berdasarkan
kultur secara konsep petencanaan dan untuk
praktik keperawatan.

(Leininger, 2002).
DEFINISI

o Ditinjau dari bahasa transkultural berasal dari


kata trans dan culture, yaitu :

 Trans berarti aluar perpindahan , jalan lintas


atau penghubung, melintang , melintas ,
menembus , melalui

 Cultur berarti budaya, kepercayaan , nilai –


nilai dan pola perilaku yang berlaku bagi suatu
kelompok dan diteruskan pada generasi
berikutnya.
 Kebudayaan ialah buah budi manusia yang
merupakan hasil perjuangan manusia terhadap dua
pengaruh kuat, yaitu alam dan zaman (kodrat dan
masyarakat) (Ki Hajar Dewantara).

 Kebudayaan berarti :
• Hasil kegiatan dan penciptaan batin ( akal budi )
manusia seperti kepercayaan , kesenian dan adat
istiadat.
• Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi
pedoman tingkah lakunya
 Nursing adalah pelayanan yang mendasar atau
berguna bagi peningkatan, pemeliharaan, dan
pemulihan kesehatan serta kesejahteraan atau
dalam pencegahan penyakit, misalnya terhadap
bayi, orang sakit atau cedera, atau lainnya untuk
setiap sebab yang tidak mampu menyediakan
pelayanan seperti itu bagi diri mereka sendiri
(Kamus Kedokteran Dorland).
Leininger mendefinisikan ”Transkultural Nursing” sebagai
area yang luas dalam keperawatan yang mana berfokus
pada komparatif studi dan analisis perbedaan kultur dan
subkultur dengan menghargai perilaku caring, nursing
care dan nilai sehat-sakit, kepercayaan dan pola tingkah
laku dengan tujuan perkembangan ilmu dan humanistic
body of knowledge untuk kultur yang spesifik dan kultur
yang universasl dalam keperawatan (Andrews and
Boyle,1997: Leininger dan McFarland,2002).
KONSEP
 KozierBarabara (1983) dalam bukunya yang
berjudul Fundamentals of Nursing Concept and
Procedures mengatakan bahwa konsep
keperawatan adalah tindakan perawatan yang
merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dan
seni merawat yang meliputi pengetahuan ilmu
humanistic , philosopi perawatan, praktik klinis
keperawatan , komunikasi dan ilmu sosial .

 Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa


sifat seorang manusia yang menjadi target
pelayanan dalam perawatan adalah bersifat bio
– psycho – social – spiritual . Oleh karenanya ,
tindakan perawatan harus didasarkan pada
tindakan yang komperhensif sekaligus holistik.
 Budaya merupakan salah satu dari perwujudan
atau bentuk interaksi yang nyata sebagai
manusia yang bersifat sosial.
 Budaya yang berupa norma , adat istiadat
menjadi acuan perilaku manusia dalam
kehidupan dengan yang lain.
 Keberlangsungaan terus – menerus dan lama
merupakan proses internalisasi dari suatu nilai –
nilai yang mempengaruhi pembentukan
karakter , pola pikir , pola interaksi perilaku yang
kesemuanya itu akan mempunyai pengaruh
pada pendekatan intervensi keperawatan
(cultural nursing approach)
PERAN FUNGSI

 Menurut Dr. Madelini Leininger , studi praktik


pelayanan kesehatan transkultural adalah berfungsi
untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku
manusia dalam kaitan dengan kesehatannya .

 Dengan mengidentifikasi praktik kesehatan dalam


berbagai budaya ( kultur ) , baik di masa lampau
maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan –
persamaan .

 kombinasi pengetahuan tentang pola praktik


transkultural dengan kemajuan teknologi dapat
menyebabkan makin sempurnanya pelayanan
perawatan dan kesehatan orang banyak dan berbagai
kultur.
TRANSCULTURAL BUDAYA JAWA
 Menurut orang Jawa , “sehat“ adalah keadaan
yang seimbang dunia fisik dan batin, bahkan ,
semua itu berakar pada batin . Jika “batin karep
raga nututi“ , artinya batin berkehendak , raga /
badan akan mengikuti . Sehat dalam konteks raga
berarti “ waras “.
 Ukuran sehat untuk anak – anak adalah bila
kemauannya untuk makan tetap banyak dan selalu
bergairah main .
 Ukuran sehat untuk remaja dan dewasa adalah
mampu menjalankan peranan sosialnya sehari – hari
seperti bekerja di ladang , sawah dan gairah hidup ,
 sebab – sebab penyakit ada dua konsep ,
yaitu :
 konsep personalistik
 konsep naluralistik

Penyakit menurut budaya Jawa disebut kondisi


badan yang “ora lumrah“ atau “ora sabaene“
artinya tidak wajar / tidak biasa ) disebabkan oleh
• makhluk supernatural ( makhluk gaib , dewa )
• makhluk yang bukan manusia ( hantu , roh
leluhur , roh jahat )
• manusia ( tukang sihir , tukang tenung ) .
 Budaya jawa beranggapan bahwa nama yang
“berat“ bisa mendatangkan sial dengan kata lain
“nama yang buruk” akan mempengaruhi aktivitas
pribadi dan sosial pemilik nama itu.

 Kebiasaan bagi orang jawa jika ada pihak


keluarga atau sanak saudara sakit , maka untuk
menjenguknya mereka mengumpulkan semua
saudaranya dan bersama – sama mengunjungi
saudaranya yang sakit tersebut. Karena dalam
budaya Jawa dikenal prinsip “mangan ora
mangan , seng penting kumpul“
 Penyakit berdasarkan hari Menurut kitab
Primbon Betaljemur Adammakna :
 Senin, mempunyai nadzar yang belum
dilaksanakan
 Selasa, diguna – guna oleh oran lain
 Rabu, diganggu oleh makhluk halus / setan
 Kamis, terkena itulah dari orang lain
 Jumat, diganggu makhluk halus yang ada di
kolong rumah
 Sabtu, diganggu oleh setan yang berasal dari
hutan
 Minggu, diganggu oleh makhluk halus / setan
 Budaya Jawa juga memiliki hari– hari untuk
mengetahui penyebab sakit yang disebut hari
pasaran dengan urutan :
 Pon
 Wage
 Kliwon
 Legi
 Pahing
 Penyembuhannya adalah berdasarkan
pengetahuan secara gaib atau supernatural ,
misalnya melakukan upacara dan sesaji.

 Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini


terdiri dari kesiku , kebendhu , kewalat , kebulisan
, keluban , keguna – guna , atau digawe wong ,
kampiran bangsa lelembut dan lain sebagainya .

 Penyembuhan dapat melalui seorang dukun


atau “ wong tuo “. Dukun bagi masyarakat Jawa
adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati
penyakit melalui “Japa Mantera“ , yakni doa
yang diberikan oleh dukun kepada pasien.
 Ada beberapa kategori dukun pada
masyarakat Jawa yang mempunyai nama dan
fungsi masing – masing :
 Dukun bayi
 Dukun pijat / tulang (sangkal putung)
 Dukun klenik
 Dukun mantra
 Dukun hewan
Adapun contoh tumbuhan herbal yang
dipercayai mengatasi penyakit :

 Daun dadap ditempel didahi sebagai penurun


panas.
 Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan
darah tinggi.
 Daun sirih untuk membersihkan vagina.
 Lidah buaya untuk kesuburan rambut.
 Cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal –
gatal.
 Mandi air garam untuk menghilangkan sawan.
 Jagung muda (harus hasil curian,
berhubungan dengan kepercayaan )
berguna untuk menyembuhkan penyakit
cacar.
 Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk
menyembuhkan sakit kuning
 Akar ilalang untuk menyembuhkan penyakit
hepatitis B.
 Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan
rasa nyeri dan penambah nafsu makan.
 Daun simbung dan daun kaki kuda untuk
menyembuhkan influenza.
 Jahe untuk menyembuhkan panu
PERAN PERAWAT

 Peran perawat disini adalah menjembatani sistem


perawatan yang dilakukan masyarakat awam
dengan sistem perawatan professional melalui
asuhan keperawatan.

 Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien


dan masyarakat harus tetap memperhatikan 3 prinsip
asuhan keperawatan yaitu :
 Cultural Care Preservation
 Cultural Care Accomodation
 Cultural Care Repatterning
 Cultural Care Preservation yaitu prinsip
membantu,memfasilitasi atau memperhatikan
fenomena budaya guna membantu individu
menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup
yang diinginkan.
 Cultural Care Accomodation yaitu prinsip
membantu,memfasilitasi dan merefleksasikan
cara cara untuk beradaptasi,bernegosiasi atau
mempertimbangkan kondisi kesehatan dan
gaya hidup individu.
 Cultural Care Repatterning yaiti prisip
merekonstruksi atau mengubah desain untuk
membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan
pola hidup individu kea rah yang lebih baik.
KESIMPULAN

 Konsep transkultural nursing cocok untuk


difokuskan untuk individu/kelompok untuk
mempertahankan, meningkatkan perilaku sehat
sesuai latar belakang budaya. Dipelajarai dari
kehidupan biologis sebelumnya, kehidupan
psikologis, kehidupan sosial dan spiritualnya.
 Perencanaan dan pelaksanaan proses keperawatan
transkultural tidak dapat diberikan secara paksa
sebelum perawat memahami latar belakang budaya
klien sehingga tindakan yang dilakukan dapat sesuai
dengan budaya klien.
DAFTAR PUSTAKA

 Ferry Efendi, Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan


Komunitas : Teori Dan Praktik Dalam Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
 Potter & Perry, (2005), buku ajar Fundamental
Keperawatan; Konsp,Proses dan Praktik, Ed 4, Jakarta :
EGC.
 Andrew . M & Boyle. J.S, (1995), Transcultural Concepts in
Nursing Care, 2nd Ed, Philadelphia, JB Lippincot Company.
 Cultural Diversity in Nursing, (1997), Transcultural Nursing ;
Basic Concepts and Case Studies,
 Leininger. M & McFarland. M.R, (2002), Transcultural Nursing :
Concepts, Theories, Research and Practice, 3rd Ed, USA, Mc-
Graw Hill Companies

Anda mungkin juga menyukai