Anda di halaman 1dari 33

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL PADA Tn.

DENGAN DIAGNOSA KANKER PARU

DISUSUN OLEH : B15-B


KELOMPOK VI :

1. LUH GEDE VERA YUNIARI (223221344)


2.

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


STIKES WIRA MEDIKA BALI
2023

KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa
atas berkat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Transkultural pada Tn.D Dengan Diagnosa Kanker Paru” ini
tepat pada waktunya untuk memenuhi tugas di STIKES WIRA MEDIKA BALI.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan
kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, saya
membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca, sehingga saya dapat
menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik
lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”

Denpasar, Mei 2023

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Konsep Transkultural Dalam Keperawatan
B. Proses Keperawatan Transkultural
BAB III PEMBAHASAN KASUS
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan transkultural merupakan suatu arah utama dalam keperawatan yang
berfokus pada study komparatif dan analisis tentang budaya dan sub budaya yang berbeda
di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, niai-nilai, keyakinan
tentang sehat sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of
knowladge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada
budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan
transkultural ini menekankan pentingnya peran keperawatan dalam memahami budaya
klien.
Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien, baik individu,
keluarga, kelompok, maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun
culture imposition. Cultural shock terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba mempelajari
atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu (klien) sedangkan culture
imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan (perawat), baik secara diam-diam
mauoun terang-terangan memaksakan nilai-nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku
yang dimilikinya pda individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka
meyakini bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.
Teori keperawatan transkultural matahari terbit, sehingga disebut juga sebagai
sunrise model matahari terbit (sunrise model ) ini melambangkan esensi keperawatan dalam
transkultural yang menjelaskan bahwa sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada
klien (individu, keluarga, kelompok, komunitas, lembaga), perawat terlebih dahulu harus
mempunyai pengetahuan mengenai pandangan dunia (worldview) tentang dimensi dan
budaya serta struktur sosial yang, bersyarat dalam lingkungan yang sempit. Dimensi budaya
dan struktur sosial tersebut menurut Leininger di pengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu
teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan,
Peran perawatan pada transcultural nursing teory ini adalah menjebatani antara
sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan prosfesional
melalui asuhan keperawatan. Eksistensi peran perawat tersebut digambarkan oleh
leininger.oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan
keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika di sesuaikan dengan proses
keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan tindakan keperawatan.

B. Tujuan
1. Mahasiswa memahami konsep transkultural dalam keperawatan
2. Mahasiswa memahami bagaimana proses keperawatan transkultural

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Transkultural Dalam Keperawatan
1. Keperawatan Transkultural dan Globalisasi dalam Pelayanan Kesehatan
Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa
arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan,
hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka
kehidupan masyarakat. (koentjoroningrat, 1986)
Wujud-wujud kebudayaan antara lain :
a. Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan
b. Kompleks aktivitas atau tindakan
c. Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge
yang dapat dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Teori
transkultural dari keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep
keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai
cultural yang melekat dalam masyarakat.
Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya dan
nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut
diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural shock
akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya.
Keperawatan transkultural adalah ilmu dengan kiat yang humanis yang difokuskan
pada perilaku individu/kelompok serta proses untuk mempertahankan atau meningkatkan
perilaku sehat atau sakit secara fisik dan psikokultural sesuai latar belakang
budaya. Sedangkan menurut Leinenger (1978), keperawatan transkultural adalah
suatu pelayanan keperawatan yang berfokus pada analisa dan studi perbandingan
tentang perbedaan budaya.
Tujuan dari transcultural nursing adalah untuk mengidentifikasi, menguji,
mengerti dan menggunakan norma pemahaman keperawatan transcultural dalam
meningkatkan kebudayaan spesifik dalam asuhan keperawatan. Asumsinya adalah
berdasarkan teori caring, caring adalah esensi dari, membedakan, mendominasi serta
mempersatukan tindakan keperawatan. Perilaku caring diberikan kepada manusia
sejak lahir hingga meninggal dunia. Human caring merupakan fenomena universal
dimana , ekspresi, struktur polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat
lainnya.
2. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural
Konsep dalam transcultural nursing adalah :
a) Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan.
b) Nilai budaya.
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan
c) Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Merupakan bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
d) Etnosentris
Budaya-budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki
individu menganggap budayanya adalah yang terbaik
e) Etnis.
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
f) Ras
Perbedaan dasar dasar manusia dibedakan bedasarkan pengdeskredian asal muasal
manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid.
g) Etnografi: Ilmu budaya
Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap
individu.
h) Care.
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhikebutuhan baik actual maupun potensial untuk meningkatkan
kondisi dan kualitas kehidupan manusia
i) Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata
atau antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
j) Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi
digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan
individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan
berkembang bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan
damai.
k) Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan
nilai karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari
kelompok lain.

Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan,


nilai-nilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya,
terdapat 4 konsep sentral keperawatan yaitu :
a) Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan
pilihan. Menurut Leininger (1984) manusia memilikikecenderungan untuk
mempertahankan budayanya pada setiap saat dimanapundia berada (Geiger and
Davidhizar, 1995).
b) Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan
suatu keyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang
digunakan untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat
diobservasidalam aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan
yang samayaitu ingin mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit
yangadaptif (Andrew and Boyle, 1995).
c) Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang
sebagai suatu totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling
berinteraksi. Terdapat tiga bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik.
Lingkungan fisik adalah lingkungan alam atau diciptakan oleh manusia
seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat dan iklim, seperti
rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah ada
matahari sepanjang tahun. Lingkungan sosial adalah keseluruhan struktur sosial
yang berhubungan dengan sosialisasi individu, keluarga atau kelompok ke dalam
masyarakat yang lebih luas. Di dalam lingkungan sosial individu harus mengikuti
struktur dan aturan-aturan yang berlaku di lingkungan tersebut. Lingkungan
simbolik adalah keseluruhan bentuk dan simbol yang menyebabkan individu atau
kelompok merasa bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan atribut yang
digunakan.
d) Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai
dengan budaya klien. (Leininger, 1991).

B. Proses Keperawatan Transkultural


Proses keperawatan transkultural hampir sama dengan proses keperawatan pada
umumnya yang dimulai dari tahap pengkajian, merumuskan diagosa, merumuskan intervensi
keperawatan, melakukan implementasi dan diakhiri dengan melakukan evaluasi, hanya saja
dalam asuhan keperawatan transkultural menitikberatkan pada budaya atau kultur yang dianut
oleh individu sehubungan dengan proses perawatan.
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi
masalah kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien ( Giger and
Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:
a. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji: Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan
alternative dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan
teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat
realistis bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat
untuk mendapatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya
sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut,
status pernikahan, cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan
dan kebiasaan agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
c. Faktor sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors)
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap,
nama panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe
keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan
kepala keluarga.
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan
oleh penganut budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah
suatu kaidah yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya
terkait. Yang perlu di kaji pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang
oleh kepala keluarga, bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan
yang dipantang dalam kondisi sakit, perseosi sakit berkaitan dengan
aktivitas sehari- hari dan kebiasaan membersihkan diri.
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya
(Andrew and Boyle, 1995 )
Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan yang berkaitan
dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara
pembayaran untuk klien yang dirawat.
f. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang
harus dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan,
tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi,
penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
g. Faktor pendidikan ( educational factors )
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh
jalur formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka
keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan
individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang sesuai dengan
kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: tingkat pendidikan
klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang kembali.
Prinsip-prinsip pengkajian budaya:
 Jangan menggunakan asumsi.
 Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang pelit,orang
Jawa halus.
 Menerima dan memahami metode komunikasi.
 Menghargai perbedaan individual.
 Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien.
 Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi
Instrumen Pengkajian Budaya
Sejalan berjalannya waktu, transkultural in Nursing mengalami perkembangan oleh
beberapa ahli, diantaranya:
a. Sunrise model (Leininger) Yang terdiri dari komponen:
1) Faktor teknologi (Technological Factors)
 Persepsi sehat-sakit
 Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
 Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
 Alasan memilih pengobatan alternative
 Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam mengatasi masalah
kesehatan
2) Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)
 Agama yang dianut
 Status pernikahan
 Cara pandang terhadap penyebab penyakit
 Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap kesehatan
3) Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
 Nama lengkap & nama panggilan
 Umur & tempat lahir,jenis kelamin
 Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga
 Pengambilan keputusan dalam Keluarga
4) Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)
 Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan komunitas
 Bahasa yang digunakan
 Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola makan
 Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri dan aktifitas
sehari-hari
5) Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas
budaya,meliputi:
 Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
 Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
 Cara pembayaran
6) Faktor ekonomi (Economical Factors)
 Pekerjaan
 Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
 Sumber biaya pengobatan
 Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
 Patungan antar anggota keluarga
7) Faktor Pendidikan (Educational Factors)
 Tingkat pendidikan klien
 Jenis pendidikan
 Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
 Pengetahuan tentang sehat-sakit
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995).
Terdapat tiga diagnosa keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan
keperawatan transkultural yaitu :
a. Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan kultur
b. Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural
c. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini

3. Intervensi dan Implementasi


Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah
suatu proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang
sesuai denganlatar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995).
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew
and Boyle, 1995) yaitu :
a. Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak
bertentangan dengan kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan
diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga
klien dapat meningkatkan atau mempertahankan status kesehatannya, misalnya
budaya berolahraga setiap pagi.
 Identifikasi perbedaan konsep antara klien dan perawat
 Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinterkasi dengan klien
 Mendiskusikan kesenjangan budaya yang dimiliki klien dan perawat
b. Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan
untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya
klien sedang hamil mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan
dapat diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
 Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh klien
 Libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
 Apabila konflik tidak terselesaikan, lakukan negosiasi dimana kesepakatan
berdasarkan pengetahuan biomedis, pandangan klien dan standar etik
c. Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang
biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
Perawat dan klien harus mencoba untuk memahami budaya masing masing
melalui proses akulturasi, yaitu proses mengidentifikasi persamaan dan perbedaan
budaya yang akhirnya akan memperkaya budaya budaya mereka. Bila
perawat tidak memahami budaya klien maka akan timbul rasa tidak percaya
sehingga hubungan terapeutik antara perawat dengan klien akan terganggu.
Pemahaman budaya klien amat mendasari efektifitas keberhasilan menciptakan
hubungan perawat dan klien yang bersifat terapeutik.
 Beri kesempatan pada klien untuk memahami informasi yang diberikan dan
melaksanakannya
 Tentukan tingkat perbedaan pasien melihat dirinya dari budaya kelompok
 Gunakan pihak ketiga bila perlu
 Terjemahkan terminologi gejala pasien ke dalam bahasa kesehatan yang
dapat dipahami oleh klien dan orang tua
 Berikan informasi pada klien tentang sistem pelayanan kesehatan

4. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan klien
tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi budaya
klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya baru yang
mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien. Melalui
evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang
budaya klien.
BAB III
PEMBAHASAN KASUS

Klien Tn. D berusia 35 tahun, tinggal bersama istri dan kedua orang anaknya di Tegal
Jawa Tengah. Pendidikan terakhir klien adalah SMP. Klien bekerja di pabrik. Istri klien bernama
Ny. E berusia 28 tahun, pendidikan terakhir SMP. Istri klien seorang buruh cuci. Setiap bulan
penghasilan klien sekitar 800.000. dan penghasilan istrinya 15.000 per hari. Klien dan
keluarganya beragama Islam. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat berjamah bersama
keluarga kecilnya. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia.
Sehari-hari klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya untuk merokok. Baginya merokok
merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati. Klien telah merokok selama 10
tahun. Kebiasaan tersebut tidak dapat di hentikan oleh klien karena jika tidak merokok klien
merasa mulutnya pahit. Bahkan klien lebih memilih untuk menahan lapar dari pada harus
menahan untuk tidak merokok. Dan karena sibuk bekerja klien jarang untuk berolahraga
Dalam seminggu terakhir ini klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca
dingin. Merasakan sakit pada bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan
penurunan berat badan. Klien dan istrinya menganggap bahwa itu adalah hal yang biasa dan
efek dari kelelahan karena bekerja. Untuk memperbaiki kondisinya, klien mendapatkan
wejangan dari mertuanya untuk banyak memberikan buah dan sayur seperti kembang kol,
brokoli, kubis, kentang, jus apel dan manggis. Karena menurut kepercayaan buah dan sayur yang
berwana hijau dapat menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna
merah dipercaya menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhan adalah
kesungguhan untuk sembuh). Namun dalam pengolahan buah dan sayur tersebut istri klien
memotongnya terlebih dahulu baru kemudian dicuci dan saat merebusnya tidak di tutup.
Karena dirasa kondisi klien tidak membaik maka istrinya, membawa klien ke RS Cepat
Sembuh untuk periksa. Oleh dokter yang memeriksa klien dicurigai mengidap kanker paru,
untuk memastikan hal tersebut klien harus melakukan pemeriksaan MRI. Setelah hasilnya keluar
ternyata dugaan dokter tersebut benar. Klien menderita kanker paru-paru. Dan saat ini didiagnosa
kanker paru stadium IIB. Dimana kanker tersebut telah menyebar ke kelenjar getah bening,
dinding dada, diafragma, lapisan yang mengelilingi jantung.
Setelah dianamnesa oleh perawat ternyata klien mempunyai kebiasaan merokok dan jarang
berolahraga. Akhirnya klien disarankan untuk melakukan kemoterapi. Namun klien menolak
untuk melakukan kemoterapi.
Karena klien dan istrinya merupakan orang Jawa asli sehingga mereka masih kental
menganut tradisi dan budaya Jawa. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga
yang berasal dari nenek moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit
termasuk kanker paru yang dideritanya. Dan menurut klien dengan pernafasan segitiga ini klien
tidak perlu mengeluarkan banyak biaya.
Asuhan Keperawatan Transkultural Nursing pada Tn.D dengan Kanker Paru

A. Pengkajian
1. Faktor Teknologi
a. Klien dibawa ke pelayanan kesehatan yaitu ke RS Cepat Sembuh, klien di periksa
oleh dokter
b. Klien melakukan pemeriksaan MRI, dan diketahui bahwa klien menderita kanker
paru-paru stadium IIB
2. Faktor agama dan falsafah hidup
a. Agama yang dianut yaitu Islam
b. Setiap harinya klien selalu melaksanakan shalat berjamah bersama keluarga
kecilnya.
3. Faktor sosial dan keterikatan kekeluargaan
Identitas klien
Nama : Tn. D
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Sudah menikah
Pendidikan : Lulusan SMP
Pekerjaan : Bekerja di Pabrik
Penghasilan : Rp. 800.000
Mempunyai tanggungan 2 orang anak
4. Faktor nilai-nilai budaya dan gaya hidup
a. Sehari-hari klien menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia.
b. Bagi klien merokok merupakan suatu identitas bahwa dirinya seorang laki-laki sejati.
c. Menurut kepercayaan di keluarga klien buah dan sayur yang berwana hijau dapat
menambah tenaga dan kesehatan, sedangkan buah dan sayur berwarna merah dipercaya
menambah tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud kesungguhan adalah
kesungguhan untuk sembuh)
d. Klien percaya bahwa dengan melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek
moyangnya akan dapat menyembuhkan segala macam penyakit termasuk kanker paru
yang dideritanya.
5. Faktor politik
a. Kebijakan dan peraturan pelayanan kesehatan, yaitu:
Alasan datang ke RS Cepat Sembuh
Klien mengalami batuk dan sering kambuh ketika cuaca dingin. Merasakan sakit pada
bagian dada, pundak, punggung, dan lengan disertai dengan penurunan berat badan.
b. Kebijakan yang didapat di RS Cepat Sembuh
Klien melakukan pemeriksaan MRI dan disarankan untuk melakukan kemoterapi
6. Faktor ekonomi
a. Sumber biaya pengobatan
Biaya dari penghasilan klien dan istrinya. Karena klien tidak mengikuti asuransi
kesehatan
b. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan klien
Biaya hidup sehari-hari dari penghasilan klien (800.000) dan istrinya (15.000 per hari)
7. Faktor pendidikan
a. Klien merupakan lulusan SMA
b. Kemampuan dan pemahaman klien tentag penyakitnya masih minim dan masih lebih
percaya pada tradisi dan budaya Jawa dalam pengobatannya sehingga klien lebih percaya
melakukan pernafasan segitiga yang berasal dari nenek moyangnya untuk
menyembuhkan penyakitnya.
B. Analisa Data Dan Diagnosa Keperawatan Transkultural

No Data Problem

1 DS :
klien menolak untuk melakukan kemoterapi.
Klien mengatakan bahwa dengan melakukan
pernafasan segitiga yang berasal dari nenek
moyangnya akan dapat menyembuhkan segala
Ketidakpatuhan dalam
macam penyakit termasuk kanker paru yang
pengobatan
dideritanya. Dan menurut klien dengan pernafasan
segitiga ini klien tidak perlu mengeluarkan banyak
biaya

DO : -

2 DS : Potensial peningkatan
- Klien mendapatkan wejangan dari pengetahuan
mertuanya untuk banyak memberikan buah
dan sayur seperti kembang kol, brokoli,
kubis, kentang, jus apel dan sirsak.
- Menurut kepercayaan di keluarga klien
buah dan sayur yang berwarna hijau dapat
menambah tenaga dan kesehatan,
sedangkan buah dan sayur berwarna merah
dipercaya menambah tenaga dan
kesungguhan. (yang dimaksud
kesungguhan adalah kesungguhan untuk
sembuh)
- Dalam pengolahan buah dan sayur tersebut
istri klien memotongnya terlebih dahulu
baru kemudian dicuci dan saat merebusnya
tidak di tutup.
DO : -

3 DS :
- Klien tidak dapat lepas dari kebiasaannya
untuk merokok. Baginya merokok
merupakan suatu identitas bahwa dirinya
seorang laki-laki sejati.
- Klien telah merokok selama 10 tahun.
- Kebiasaan tersebut tidak dapat di
hentikan oleh klien karena jika tidak Kurang Pengetahuan
merokok klien merasa mulutnya pahit.
- Klien lebih memilih untuk menahan
lapar dari pada harus menahan untuk
tidak merokok
- Karena sibuk bekerja klien jarang untuk
berolahraga
- Pendidikan klien SMP.

Diagnosa Keperawatan Transkultural


1. Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
2. Potensial peningkatan pengetahuan berhubungan dengan system nilai yang diyakini
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kepercayaan dan sistem nilai yang dianut klien.
C. Intervensi Keperawatan Transkultural

No
Diagnosa Keperawatan Tujuan Rencana Intervensi

1 Ketidakpatuhan dalam Setelah diberikan asuhan keperawatan Negosiasi budaya


pengobatan berhubungan selama (1x24 jam) diharapkan klien mau 1. Beri penjelasan pada klien bahwa
dengan sistem nilai yang patuh dalam mengikuti pengobatan, “pernafasan segitiga” saja tidak cukup
diyakini. dengan Kriteria Hasil: untuk menyembuhkan penyakit kanker.
2. Berikan dukungan kepada klien dan
- Klien bersedia untuk melakukan
keluarga untuk tetap melakukan pernafasan
kemoterapi. segitiga selama tidak mengganggu
pelaksanaan kemoterapi
3. Beri fasilitas dan waktu kepada klien untuk
melaksanakan budayanya yaitu “pernafasan
segitiga”.

Merestrukturisasi budaya
1. Diskusikan kesenjangan budaya yang
dianut klien dengan terapi kesehatan yang
harus di jalani klien
2. Jelaskan kepada klien dan keluarganya
bahwa penyakit kanker merupakan penyakit
yang ganas dan perkembangannya sangat
cepat sehingga harus segera mendapatkan
pertolongan dengan segera
3. Jelaskan kepada klien dan keluarga
apabila klien tidak segera mengikuti
kemoterapi akan membahayakan
keselamatan klien.
4. Jelaskan kepada klien dan keluarga bahwa
kemoterapi bertujuan untuk menghambat
dan membunuh sel-sel kanker, sehingga
tidak semakin menyebar ke organ lain
5. Berikan gambaran kepada klien tentang
keberhasilan kemoterapi terhadap orang-
orang yang sebelumnya menderita penyakit
kanker paru-paru dan melakukan
kemoterapi.

2 Potensial peningkatan Setelah diberikan asuhan keperawatan Mempertahankan budaya (Maintenance)


pengetahuan selama (1x24 jam) diharapkan pemahaman 1. Beri penjelasan kepada klien dan keluarga
berhubungan dengan terhadap informasi meningkat Dengan bahwa kembang kol, brokoli, kubis, apel dan
system nilai yang Kriteria Hasil : manggis baik untuk membantu
diyakini - Klien dan keluarga tidak mengalami menyembuhkan penyakit kanker paru-paru.
kesalah pahaman dalam hal - Kembang kol mengandung glokosinolat
kepercayaan. yang mengandung sulfur, antioksidan
- Klien dan keluarganya dapat seperti kamferol, asam sinamat yang
memahami perbedaan persepsi yang telah dikenal dapat membantu mencegah
mendukung kesehatan klien. terjadinya kanker dengan cara
menghambat pertumbuhan sel-sel
kanker.
- Brokoli mempunyai kandungan
Sulforaphan dan antioksidan yang
membantu untuk menetralkan
karsinogenik. Kandungan bekarotin yang
ada di dalam brokoli mampu mencegah
kanker kanker paru-paru
- Kubis penuh fitonutrien, yang
menghasilkan enzim yang terlibat dalam
detoksifikasi tubuh. Enzim ini membantu
untuk melawan radikal bebas yang dapat
menyebabkan beberapa jenis kanker yang
berbeda, termasuk paru-paru
- Apel mengandung flavonoid, quercetin,
dan aringin yang berperan dalam
mencegah kanker paru-paru
- Manggis mengandung antioksidan yang
membuang racun dari dalam tubuh yang
bisa menyebabkan timbulnya kanker.
Alfamangostin berperan mengendalikan
sel kanker
2. Motivasi klien untuk tetap memperbanyak
konsumsi buah dan sayur
Restrukturisasi budaya
1. Jelaskan kepada klien dan keluarganya
bahwa pengolahan buah dan sayur yang
salah dapat mengurangi atau
menghilangkan manfaat yang di
terkandung dalam buah dan sayur tersebut
2. Jelaskan mengenai cara pengolahan yang
baik dan benar. Sebelum diolah sebaiknya
buah dan sayur dicuci terlebih dahulu baru
kemudian di potong, kemudian saat merebus
atau mengolahnya harus ditutup agar vitamin
dan mineral yang terkandung tidak ikut
menguap
3 Kurang penngetahuan Setelah diberikan asuhan keperawatan Negosiasi budaya
berhubungan dengan selama (1x24jam) diharapkan klien 1. Memberikan informasi mengenai kondisi
kepercayaan dan sistem memahami tentang penyakit yang klien dengan membantu klien memilih serta
nilai yang dianut klien. dialaminya dan cara penanganannya. menyarankan hal-hal yang dapat
Dengan Kriteria Hasil : meningkatkan derajat kesehatan klien
- Klien mengetahui dan mengerti 2. Beri motivasi kepada klien untuk berhenti
bahaya merokok bagi kesehatannya. merokok, karena merokok dapat
- Klien mengetahui dan mengerti cara
untuk berhenti merokok memperparah penyakitnya.

3. Berikan masukan kepada klien jika klien


merasa mulutnya pahit ketika tidak merokok
maka hal itu dapat digantikan dengan makan
permen
4. Melibatkan keluarga untuk turut serta
memberikan pengertian kepada klien bahwa
merokok dapat memperburuk keadaan klien.
5. Selanjutnya perawat bisa memberikan
kesempatan pada klien untuk memahami
informasi yang telah diberikan dan
melakukannya.
Rekonstruksi Budaya :
1. Kaji persepsi klien mengenai sehat sakit
2. Jelaskan kepada klien mengenai zat-zat
adiktif yang terkandung dalam rokok dan
bahayanya bagi kesehatan
- Nikotin dapat menyebabkan
terhentinya pernapasan, meningkatkan
tekanan darah serta mempercepat
denyut jantung.
- Karbon monoksida jaringan pembuluh
darah menyempit dan mengeras
sehingga terjadi penyumbatan.

- Tar mengandung senyawa Benzopiren


dan Zenyfenol yang bekerja untuk
mempercepat aktivitas sel-sel kanker

D. Implementasi Keperawatan Transkultural

Hari/ Ttd
No Dx Tindakan Keperawatan Evaluasi proses
Tgl/Jam
Selasa, 16 1 - Menjelaskan dan memberi pengertian DS :
Mei 2023 mengenai kondisi klien bahwa klien - Klien mengatakan yakin bahwa dengan
Pkl 09.00 didiagnosa kanker dan membutuhkan pernafasan segitiga penyakitnya akan
wita perawatan dan kemoterapi di RS sembuh.
- Berikan dukungan kepada klien dan - klien mengatakan akan tetap melakukan
keluarga untuk tetap melakukan pernafasan segitiga
pernafasan segitiga selama tidak - klien mengatakan belum siap untuk
mengganggu pelaksanaan kemoterapi kemoterapi
- Beri fasilitas dan waktu kepada klien DO :
untuk melaksanakan budayanya yaitu - klien melakukan teknik pernafasan
“pernafasan segitiga”. segitiga
Pkl 10.00 2 - Beri penjelasan kepada klien dan DS :
keluarga bahwa kembang kol, brokoli, - klien mengatakan menurut kepercayaan di
kubis, apel dan manggis baik untuk keluarga klien buah dan sayur yang berwana
membantu menyembuhkan penyakit hijau dapat menambah tenaga dan
kanker paru-paru kesehatan, sedangkan buah dan sayur
- Jelaskan kepada klien dan keluarganya berwarna merah dipercaya menambah
bahwa pengolahan buah dan sayur yang tenaga dan kesungguhan. (yang dimaksud
salah dapat mengurangi atau kesungguhan adalah kesungguhan untuk
menghilangkan manfaat yang di sembuh)
terkandung dalam buah dan sayur - Klien mengatakan akan mengkonsumsi
tersebut buah dan sayur lebih banyak.
- Jelaskan mengenai cara pengolahan yang - Istri klien mengatakan akan mengubah cara
baik dan benar. Sebelum diolah memasak sayur sesuai dengan yang
sebaiknya buah dan sayur dicuci terlebih dianjurkan.
dahulu baru kemudian di potong, DO : -
kemudian saat merebus atau
mengolahnya harus ditutup agar vitamin
dan mineral yang terkandung tidak ikut
menguap

Pkl 11.00 3 - Memberikan informasi mengenai kondisi DS :


klien dengan membantu klien memilih serta - Klien mengatakan tidak tahu kalau merokok
menyarankan hal-hal yang dapat dapat menyebabkan kanker paru.
meningkatkan derajat kesehatan klien - Klien mengatakan dia akan berusaha untuk
mengurangi konsumsi rokok.
- Beri motivasi kepada klien untuk berhenti - Klien mengatakan akan mencoba permen atau
merokok, karena merokok dapat makanan manis lain jika mulutnya sakit
memperparah penyakitnya. - Istri klien mengatakan akan selalu
mengingatkan klien tentang bahaya merokok
- Berikan masukan kepada klien jika klien
yang dapat memperburuk kesehatan klien.
merasa mulutnya pahit ketika tidak merokok
DO :
maka hal itu dapat digantikan dengan makan
Pendidikan klien SMP.
permen
- Melibatkan keluarga untuk turut serta
memberikan pengertian kepada klien bahwa
merokok dapat memperburuk keadaan klien.
- Selanjutnya perawat bisa memberikan
kesempatan pada klien untuk memahami
informasi yang telah diberikan dan
melakukannya.

Rabu, 17 1 - Jelaskan kepada klien dan keluarganya DS :


Mei 2023 bahwa penyakit kanker merupakan - Klien mengatakan bahwa telah berdiskusi
penyakit yang ganas dan
Pkl 09.00 dengan keluarga dan akan mengikuti
perkembangannya sangat cepat sehingga
wita harus segera mendapatkan pertolongan perawatan kemoterapi.
dengan segera - klien mengatakan akan tetap melakukan
- Jelaskan kepada klien dan keluarga pernafasan segitiga
apabila klien tidak segera mengikuti
DO : -
kemoterapi akan membahayakan
keselamatan klien.
- Jelaskan kepada klien dan keluarga
bahwa kemoterapi bertujuan untuk
menghambat dan membunuh sel-sel
kanker, sehingga tidak semakin
menyebar ke organ lain
- Berikan gambaran kepada klien tentang
keberhasilan kemoterapi terhadap
orang-orang yang sebelumnya
menderita penyakit kanker paru-paru
dan melakukan kemoterapi.

E. Evaluasi Keperawatan Transkultural


Hari/ Ttd
No Dx Evaluasi proses
Tgl/Jam
Senin, 16 1 S:
Mei 2023 - Klien mengatakan bahwa telah berdiskusi dengan keluarga dan akan mengikuti
11.00 wita perawatan kemoterapi.
- klien mengatakan akan tetap melakukan pernafasan segitiga
O:-
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
2 S:
- Klien mengatakan akan mengkonsumsi buah dan sayur lebih banyak.
- Istri klien mengatakan akan mengubah cara memasak sayur sesuai dengan yang
dianjurkan
O:-
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
3
S:
- Klien mengatakan dia akan berusaha untuk mengurangi konsumsi rokok.
- Klien mengatakan akan mencoba permen atau makanan manis lain jika mulutnya sakit
- Istri klien mengatakan akan selalu mengingatkan klien tentang bahaya merokok yang
dapat memperburuk kesehatan klien.
O:-
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi pasien
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Keperawatan Transkultural adalah suatu area/wilayah keilmuan budaya pada proses


belajar dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
khususnya budaya atau keutuhan budaya kepada manusia (Leininger, 2002).

Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada “Sunrise Model” yaitu :

1.      Faktor teknologi (technological factors)


2.      Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
3.      Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors)
4.      Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (culture value and life ways)
5.      Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors)
6.      Faktor ekonomi (economical factors)
7.      Faktor pendidikan (educational factors)

B. SARAN
Dalam melaksanakan praktik keperawatan dan menerapkan asuhan keperawatan
diharapkan perawat dapat memandang klien secara holistik dimana tidak hanya melakukan
pendekatan dari segi bio-psiko-sosial-spiritual saja atapi juga dapat mempertimbangkan
aspek kultural pasien yang kemungkinan besar akan berpengaruh terhadap proses
keperawatan terhadap klien.
DAFTAR PUSTAKA

Dochter, Joanne Mecloskey, Phd dkk. 2004. Nursing Intervention Classification. Jakarta : Mosby
Elevier

Doengoes, Marilyann E Dkk. 1993 Rencana Asuhan Keperawatan. Pedoman Untuk Perencanaan
dan Pendokumentasian Perawatan. Jakarta : EGC

Judith M. Wilkinson , Nancy R. Ahren Buku Saku ; Diagnosis Keperawatan Edisi


9 ;Diagnosis Nanda, Intervensi NIC, dan Kriteria Hasil NOC. Jakarta, EGC, 2011
Kozier, B. 1995. Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice, Ethics and
Values. California : Addison Wesley
Mooehed, Sue dkk.2004. Nursing Outcomes Classification (NOC). Jakarta : Mosby Elevier
http://tulisanwarno.blogspot.com/2016/01/askep-transkultural.html

Anda mungkin juga menyukai