Anda di halaman 1dari 3

1.

Madeleine Leiningers Transcultural Theory

a. Pengertian Transcultural Theory


Madeleine Leininger pada mulanya menguraikan teori keperawatan transkultural pada
tahun 1970-an, dan pada tahun 1978, Leininger menyajikan suatu model pembangkit teori
untuk studi tentang teori dan praktik keperawatan transkultural. Definisinya mengenai
keperawatan transkultural adalah sebagai sub bidang keperawatan yang difokuskan pada
studi komparatif dan analisis dari berbagai kultur dan subkultur dengan mempertimbangkan
perilaku kasih sayang mereka, asuhan keperawatan, dan nilai-nilai sehat-sakit, keyakinan-
keyakinan dan pola-pola perilaku dengan tujuan mengembangkan landasan pengetahuan
ilmiah dan humanistik, yang berguna untuk menyiapkan praktik asuhan keperawatan
spesifik-kultur dan universal-kultur (1978:8).
Transcultural Nursing Theory. Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan
dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan konsep keperawatan yang
didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam
masyarakat.
Fokus utama dari hasil karya Leininger adalah studi humanistik dan ilmiah tentang
semua orang dari berbagai kultur mengenai cara-cara perawatn dapat membantu orang
dengan kebutuhan-kebutuhan kesehatan dan hidupnya sehari-hari (1981:8). Leininger
menguraikan tentang transkultural dan ethnocaring. Tindakan caring dikatakan sebagai
tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
Perilaku caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan
pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu meninggal. Human caring secara
umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan dukungan dan bimbingan
pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena yang universal dimana
ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat dengan tempat lainnya
Paula (2009:60).
Ethnocaring didefinisikan sebagai sebuah studi dan klasifikasi sistematis dari
keyakinan, nilai-nilai, dan praktik asuhan keperawatan yang secara kognitif diterima oleh
budaya tertentu melalui bahasa, pengalaman, keyakinan, dan sistem nilai setempat mereka
(Leininger, 1978:8). Sedangkan ethnonursing adalah penggunaan pengetahuan tentang nilai-
nilai, keyakinan, dan praktik kultur atau subkultur setempat yang berhubungan dengan
kesehatan dan keperawatan.
Keperawatan transkultural mencakup mengintegrasikan pandangan, pengetahuan, dan
pengalaman budaya dalam merencanakan dan mengimplementasikan asuhan khusus untuk
individu dari suatu budaya. Model dari Leininger menekankan pandangan dunia, dengan
mempertimbangkan beragam budaya. Model ini sangat berguna bagi perawat yang bekerja
dengan individu, kelompok, keluarga, atau komunitas dengan keyakinan, nilai, dan praktik
budaya yang unik. Keperawatan transkultural mencakup pengintegrasian pandangan,
pengetahuan, dan pengalaman budaya dalam semua area proses keperawatan: walau
demikian, model ini tidak memberikan panduan untuk mengkaji klienindividu, kelompok,
atau komunitasjuga tidak memandu diagnosis, perencanaan, dan intervensi keperawatan.
b. Konsep dalam Transcultural Nursing
1. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari,
dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan.
2. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau
suatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi
tindakan dan keputusan.
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal
dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan variasi
pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang
menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk kepekaan
terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali
lagi.
4. Etnosentris adalah persepsi yang dimiliki oleh individu yang menganggap bahwa
budayanya adalah yang terbaik diantara budaya-budaya yang dimiliki oleh orang
lain.
5. Etnis berkaitan dengan manusia dari ras tertentu atau kelompok budaya yang
digolongkan menurut ciri-ciri dan kebiasaan yang lazim.
6. Ras adalah perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada asal muasal
manusia.
7. Etnografi adalah ilmu yang mempelajari budaya. Pendekatan metodologi pada
penelitian etnografi memungkinkan perawat untuk mengembangkan kesadaran
yang tinggi pada perbedaan budaya setiap individu, menjelaskan dasar observasi
untuk mempelajari lingkungan dan orang-orang, dan saling memberikan timbal
balik diantara keduanya.
8. Care adalah fenomena yang berhubungan dengan bimbingan, bantuan, dukungan
perilaku pada individu, keluarga, kelompok dengan adanya kejadian untuk
memenuhi kebutuhan baik aktual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi
dan kualitas kehidupan manusia.
9. Caring adalah tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung
dan mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia.
10. Cultural Care berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing, mendukung atau
memberi kesempatan individu, keluarga atau kelompok untuk mempertahankan
kesehatan, sehat, berkembang dan bertahan hidup, hidup dalam keterbatasan dan
mencapai kematian dengan damai.
11. Culturtal Imposition berkenaan dengan kecenderungan tenaga kesehatan untuk
memaksakan kepercayaan, praktik dan nilai diatas budaya orang lain karena
percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi daripada kelompok lain
(Leininger, 1985).

c. Keyakinan Leininger
1. Keperawatan: cara ilmiah dan humanistik dalam membantu klien melalui proses
kepedulian budaya khusus (nilai-nilai, keyakinan, dan praktik) untuk meningkatkan
atau mempertahankan kondisi kesehatan.
2. Klien: individu, keluarga, kelompok, masyarakat, atau komunitas dengan
kemungkinan kebutuhan fisik, psikologis atau sosial, di dalam konteks budaya
mereka, yang merupakan penerima asuhan keperawatan.
3. Kesehatan: ditentukan oleh sudut pndang budaya khusus dan orang-orang setempat,
budaya yang bergantung pada teknologi memndang kesehatan dan perawatan
kesehatan secara berbeda dari masyarakat yang tidak bergantung pada teknologi.
4. Lingkungan: setiap budaya kultur atau masyarakat di seluruh dunia tempat
ethnocaring dipraktikkan oleh perawat yang membantu klien.

Christensen, Paula & Kenney, Janet. 2009. Nursing Process: Application of Conceptual Models.
Edition 4. Terjemahan Yuyun Yuningsih & Yasmin Asih. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai