Penelitian Dosen Pemula

Pemanfaatan Budaya Posipo & Posoropu dalam

Peningkatan Kehamilan Sehat & Persalinan Aman
di Kabupaten Buton Utara

TIM PENGUSUL

Usman, SKM.,M.Kes (/ 0911098901(Ketua)

Sapril, SKM.,M.Sc / 0901047701(Anggota)
 ABSTRAK
KABUPATEN BUTON UTARA MERUPAKAN SALAH SATU DARI 6 KABUPATEN DENGAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI YANG TERGOLONG TINGGI DI PROVINSI
SULAWESI TENGGARA. PEMERINTAH KABUPATEN BUTON UTARA MENJALANKAN BANYAK PROGRAM UNTUK MEMINIMALISIR AKI & AKB, NAMUN MASIH ADA YANG LUPUT
UNTUK MENJADI PERHATIAN SEMUA PIHAK. ASPEK TERSEBUT ADALAH ASPEK BUDAYA/KULTUR KELUARGA YANG TERBUKTI MEMILIKI PERAN SANGAT KUAT DIDALAM
MEMPERBERAT KETIDAKBERDAYAAN IBU HAMIL DALAM MENGAKSES SELURUH UPAYA UNTUK MENCIPTAKAN KEHAMILAN SEHAT DAN PERSALINAN AMAN. MEMAHAMI
LEBIH JAUH PERSOALAN KEMATIAN IBU, MAKA PENELITIAN INI DIKEMBANGKAN PEMANFAATAN BUDAYA POSIPO & POSOROPU YANG MERUPAKAN RITUAL IBU HAMIL UNTUK
PENINGKATAN KEHAMILAN SEHAT & PERSALINAN AMAN. TAHAP PERTAMA (I) STUDI KUALITATIF DENGAN PENDEKATAN ETNOGRAFI PEMANFAATAN BUDAYA POSIPO &
POSOROPU & (II) SCREENING KELOMPOK BERISIKO. TAHAP KEDUA STUDI KUANTITATIF (I) PEMANFAATAN POSIPO KELOMPOK INTERVENSI, (II) KELAS ANTENATAL KELOMPOK
KONTROL (III) POSTTEST TAHAP PERTAMA. TAHAP KETIGA (I) PEMANFAATAN POSOROPU KELOMPOK INTERVENSI (II) KELAS ANTENATAL KELOMPOK KONTROL (III) POSTTEST
TAHAP KEDUA.

DARI HASIL TAHAP PERTAMA ANALISIS TRADISI POSOROPU SAAT MASA NIFAS PEREMPUAN BUTON, TERDIRI DARI ASPEK SOSIAL & ASPEK BUDAYA. ADAPUN ASPEK SOSIAL YAITU
PEREMPUANAN BUTON MEMILIKI SELF CONCEPT BAHWA PERAWATAN YANG DILAKUKAN OLEH BISA (DUKUN BERANAK) MENIMBULKAN SENTUHAN MAGIS, DIPERCAYA, &
KEPUASAN PELAYANAN DALAM MENGEMBALIKAN FUNGSI ORGAN REPRODUKSI SEDIAKALA. INDENTIFIKASI INDIVIDU TERHADAP KELOMPOK SOSIAL YAITU ADANYA
KETERTARIKAN & KEBIASAAN TURUN TEMURUN MEMILIH PENGOBATAN DILAKUKAN ODHE (HATRA) & BISA. SEDANGKAN ASPEK BUDAYA TRADISI PERAWATAN MASA NIFAS
YANG HARUS DILAKUKAN, YAITU PIDAHO WEE MUSODO (MANDI AIR PANAS), PIRARAI (PANGGANG), KABONGKOI (IKAT PINGGUL/PERUT), DAN MEMINUM RAMUAN
TRADISIONAL.

TAHAP KEDUA PENDEKATAN NON RANDOMIZED PRETEST POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN. TERDAPAT PENINGKATAN RATA-RATA SKOR (MEAN) PENGETAHUAN, SIKAP , &
PRAKTIK RESPONDEN PADA SAAT PRE TEST KE POST TEST PADA KELOMPOK INTERVENSI (PUSKESMAS KIOKO DAN WA ODE BURI) SETELAH DI BERIKAN INTERVENSI MODIFIKASI
POSIPO & POSOROPU DENGAN HASIL UJI STATISTIK DI PEROLEH P=0,00, P=0,002, & P=0,005 (P<0,05) MENUNJUKKAN BAHWA ADA PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN RATA-
RATA SKOR (MEAN) PENGETAHUAN, SIKAP, & PRAKTIK RESPONDEN PADA SAAT PRE TEST DAN POST TEST SEHINGGA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA ADA PENGARUH INTERVENSI
BUDAYA POSIPO DAN PESOROPU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN, SIKAP & PRAKTIK RESPONDEN.

SIMPULAN PADA PENELITIAN INI ADALAH DARI ASPEK SOSIAL MASYARAKAT BUTON UTARA MASIH MEMPERTAHANKAN TRADISI MASA NIFAS SEDANGKAN ASPEK BUDAYA
MASYARAKAT MASIH BERPEGANG TEGUH TERHADAP BUDAYA YANG TELAH DIWARISKAN OLEH NENEK MOYANG SECARA TURUN TEMURUN. SEMENTARA HASIL EKSPERIMEN
SEMU MENUNJUKKAN PERBEDAAN INVOLUSIO UTERUS SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN MODIFIKASI PIJAT POSOROPU PADA IBU POST-PARTUM.

KATA KUNCI : BUDAYA POSIPO & POSOROPU

PRELIMINARY
• Ibu hamil dan melahirkan merupakan kelompok paling rentan
yang memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan.
Chowdhury et al., 2017 Salah satu bentuk pelayanan yang harus diberikan kepada ibu
melahirkan adalah pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan

• AKI menjadi salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat

Callister & Edwards, menunjukkan angka kematian ibu cukup jauh dari target SDGs
2017 tahun 2030 yaitu 359/100.000 dari target 70/100.000 ibu
yang melahirkan

Kabupaten Buton Utara

terdapat 3 kasus kematian ibu
dan 25 kasus kematian bayi
(Profil Dinkes Kab. Buton Utara, 2016)
 KONTRIBUSI
• Mempertemukan pandangan rasional dan
Anak Suku indigenous knowledge (al. kearifan lokal)
Buton Utara akan menimbulkan kreatifitas dan inovasi untuk
mengembangkan cara-cara pemecahan
masalah maternitas (obyektivasi)

• Menimbulkan rasa memiliki (sense of belonging)

dan rasa kebersamaan (sense of togetherness)
Sehat dalam menyelesaikan masalah dan
meningkatkan status kesehatan masyarakat di
Kabupaten Buton Utara
Posipo
Ritual kegiatan ketika ibu
hamil memasuki usia
kehamilan 7 (Tujuh) bulan,
dengan harapan ibu maupun
bayinya selalu sehat,
ditandai dengan sajian
beberapa jenis makanan
tradisional
Suami diharuskan mencari air
dari 7 sumur yang berbeda
untuk menjadi air mandi,
sekaligus mencari ayam betina
yang sedang mengeram untuk
mematuk organ intim ibu agar
persalinan lancar dan ibu
dipijit bagian perut untuk
memperbaiki posisi janin
Posoropu
Ritual khusus setelah
melahirkan selama 42 hari,
dimana ibu dibungkus
dengan sarung dan diuapi
dengan air rebusan jahe,
kunyit, daun siri, daun serei,
dan lengkuas
Mengeluarkan keringat yang
diyakini dapat menekan darah
putih tidak naik dikepala untuk
menghindari penyakit gila dan
kematian, sehingga dimasa
nifas ibu dapat melayani
suaminya untuk menghindari
dosa
 MODIFIKASI POSIPO & POSOROPU

Nutrisi (Pola makan buah Otonomi Pribadi Ibu

& Sayur) Situasi Bertindak Hamil
(Penggunaan Tanaman Dukungan Suami &
Obat) Keluarga
TD, HB,
Protein
LILA & Urine
KAP Lingkar
Perut
BB & TB
Persiapan Persalinan dan Mengasuh Anak 365 Hari
Pasca Melahirkan
KONSEP PENELITIAN
 ALUR
PENELITIAN
METODE PENELITIAN

Quasi
Qualitative Eksperimental
Mixed Methode (Non Randomized
Research (Ethnographic Pretest Postest
Approach) Control Group
Design)
RESULT’S & DISCUSSION I
 KUALITATIF

Self
Concept
Informan penelitian sebanyak 14
Budaya
orang partisipan yang didapatkan
dengan purposive sampling

Tradisi
 HASIL
SELF CONCEPT
“Masa nifas merupakan keluarnya darah setelah melahirkan sampai
berhenti” (WR, 25 Tahun)

“Sepengetahuan saya masa nifas dimulai dari setelah melahirkan

sampai tubuh kembali sehat seperti sebelum hamil”
(WNA, 38 Tahun).

“Masa nifas ketika kita dalam keadaan merasa sakit dikarenakan

robekan, proses melahirkan sampai sehat serta bisa berkebun lagi”
(WN, 21 Tahun)
 MERASA PUAS TERHDAP PERAWATAN
MASA NIFAS OLEH BISA (SHAMAN)

“Merasa sangat memuaskan dengan alasan karena setelah

melakukan perawatan tersebut saya merasa nyaman” (WNA, 38
Tahun)

“Puas dan senang. Alasannya karena dengan melakukan

perawatan tersebut saya merasa sehat, cepat pulih & cepat
menyenangkan miaraha (suami) saya ” (WN, 21 Tahun)

“Biasanya keluarga langsung panggil odeh untuk dibuatkan air

herbal, serta dibacakan doa agar cepat sembuh dari rasa sakit
yang dirasakan” (WN, 21 Tahun)
 TRADISI & KEBIASAAN
Kebersahajaan bisa Manuru dengan lemah lembut menuturkan proses mandi air panas (Pibaho Weemusodo)
yang diberikan terhadap ibu nifas.
“Air yang dimasak dalam wajan berukuran 5 liter serta dicampurkan dengan daun pisang kering (mus acuminata
balbisiana) dan tumbuhan katang-katang (ipomoea pes-caprae) setelah mendidih air panas tersebut dimasukkan
ke dalam baskom besar dan masak kembali air untuk mencegah air yang di dalam baskom tidak cukup untuk
mandi, siapkan kain/baju serta air dingin secukupnya. Sebelum mandi air panas air dibacakan mantra atau doa-
doa oleh Odhe agar mengurangi panasnya air dan juga pada saat mandi kulit tidak melepuh. Kemudian air
tersebut dimandikan keseluruh tubuh. Dan manfaat dari mandi air panas yaitu agar badan bersih, kuat, sehat,
badan tidak sakit, keluar keringat dan darah kotor”. (BM, 57 Tahun)

Setelah proses mandi air panas & pemijatan, dilanjutkan dengan menambahkan beban
diatas perut ibu, yang diyakini dapat mengembalikan lingkar perut ibu sedia kala.
“Disamping dalam proses mandi air panas ibu juga melakukan tindis perut dengan kelapa
merah selain kelapa merah yang digunakan biasanya juga batu yang berukuran sedang
alasannya agar perut mengecil atau kembali kekeadaan seperti sebelum hamil”. (BS, 46
Tahun)
 PIDAHO WEE MOSODO
(MANDI AIR PANAS)

TAHAPAN PROSES PEMIJATAN MANDI HERBAL INI YAKNI IBU DALAM POSISI TELENTANG, CILE
(VAGINA) DIINJAK ATAU DITEKAN DENGAN SATU KAKI DAN KEDUA TANGAN BISA BERPEGANG
PADA PAHA IBU UNTUK MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN. PERUT DITEKAN DAN DIURUT (PIJAT) UNTUK
MEMPERCEPAT PROSES PENGECILAN. KAKI SAMPAI PAHA DITEKAN DAN DIURUT (DIPIJAT) UNTUK
MELEMASKAN URAT-URAT (OTOT-OTOT) YANG KAKU (TEGANG). SELANJUTNYA IBU POSISI
MENYAMPING KEMUDIAN BOKONG SAMPAI CILE (VAGINA) DITEKAN UNTUK MEMPERCEPAT
PENYEMBUHAN. PINGGUL DITEKAN UNTUK MELEMASKAN URAT-URAT (OTOT-OTOT) YANG KAKU
(TEGANG). LENGAN TANGAN, PAYUDARA SAMPAI BELAKANG BADAN DAN KETIAK DITEKAN DAN
DIURUT UNTUK MELEMASKAN URAT-URAT (OTOT-OTOT) YANG KAKU (TEGANG) DAN CICI
(PAYUDARA) UNTUK MEMPERLANCAR ASI.
KABONGKOI (MENGIKAT PERUT)
BERTUJUAN AGAR MERASA KUAT PADA SAAT BERDIRI, BERJALAN DAN KANDUNGAN TIDAK
TURUN ATAU BERAKTIVITAS SEBAGAIMANA BIASANYA.

“PENGIKATAN INI TIDAK BISA DILEPAS SELAMA 40 HARI TERKECUALI PADA SAAT MANDI. KARENA
SEBELUM DILAKUKAN PENGIKATAN INDAU (SAYA) MEMBACAKAN DOA PADA PENGIKAT TERSEBUT
KEMUDIAN DIIKAT DENGAN 2 LILITAN YAITU DI ATAS PUSAT DAN DI BAWAH PUSAT. ADAPUN
BAHAN YANG DIGUNAKAN YAITU KAIN. DENGAN UKURAN PANJANG SESUAI DENGAN
KEBUTUHAN DAN LEBAR ±10 CM, KEMUDIAN DISEMATKAN JAHE MERAH YANG TELAH
DIMEMARKAN”. (BS, 46 TAHUN)
PIRARAI
PIRARAI (PANGGANG) INI DILAKUKAN DENGAN TUJUAN YAITU AGAR CEPAT SEHAT, KUAT, TIDAK
MASUK ANGIN, TIDAK TERKENA PENYAKIT KUNING-KUNING, PINGGUL TIDAK SAKIT, MENCEGAH
DARAH PUTIH NAIK KE KEPALA KARNA JIKA DARAH PUTIH NAIK KE KEPALA MAKA DAPAT
MENYEBABKAN SAKIT KEPALA YANG MENETAP. ADAPUN BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
YAITU TUNGKU (TEMPAT API) DAN JENIS KAYU GAMAL. (BM, 57 TAHUN)
MEMINUM RAMUAN HERBAL YANG DIRESEPKAN OLEH BISA, PIHAK KELUARGA
ATAU SUAMI IBU NIFAS MENGHUBUNGI ODHE (HATRA) SEBAGAI PERACIK
TANAMAN OBAT HERBAL, SESUAI KELUHAN YANG DIRASAKAN IBU

“BAHAN YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT RAMUAN TERSEBUT

YAITU KUNYIT, JAHE DAN GULA MERAH. KUNYIT DAN JAHE DIPARUT
KEMUDIAN DIMASUKKAN KE DALAM WAJAN BERUKURAN KECIL,
DITAMBAHKAN AIR DAN GULA MERAH SECUKUPNYA LALU DIMASAK.
SETELAH MENDIDIH AIR DARI BAHAN TERSEBUT DIMASUKKAN KE
DALAM GELAS (½ GELAS) TUNGGU HINGGA HANGAT LALU DIMINUM
DUA KALI SEHARI”.
(OD, 69 TAHUN)
WAWANCARA PENELITI TERHADAP TENAGA KESEHATAN (BIDAN KOORDINATOR). DALAM
WAWANCARA INI MENJELASKAN TENTANG DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF TERHADAP IBU YANG
MENJALANI TRADISI PERAWATAN MASA NIFAS

“SECARA KESELURUHAN TRADISI YANG DILAKUKAN ITU BERDAMPAK POSITIF DAN BELUM PERNAH
KAMI DENGAR/LIHAT DAMPAK NEGATIFNYA BAGI MASYARAKAT. TETAPI BISA SAJA BERDAMPAK
NEGATIF CONTOHNYA JIKA PADA SAAT PROSES PERSALINAN TERJADI ROBEKAN JALAN LAHIR
DAN DILAKUKAN PENGHEKTINGAN, ITU TIDAK BOLEH TERKENA AIR PANAS PADA TEMPAT
HEKTING TERSEBUT DISEBABKAN BENANG JAHITAN AKAN MELELEH ATAU PUTUS, MEMBELAKANGI
API BISA SAJA BERDAMPAK NEGATIF KARENA ASAP DARI API TERSEBUT DAPAT MENGANGGU
SISTEM PERNAFASAN PADA BAYI JIKA BERADA DALAM SATU RUANGAN ATAU DIDEKAT IBUNYA”.
(BIKOR, 32 TAHUN)
RESULT’S & DISCUSSION II
EKSPERIMEN SEMU
 PENYEBARAN RESPONDEN
Penyebaran
Kelompok Puskesmas
Sampel

Intervensi Kioko 30 Responden

Intervensi Wa Ode Buri 10 Responden

Kontrol Bonegunu 30 Responden

Kontrol Bone Rombo 10 Responden

 KARAKTERISTIK UMUM RESPONDEN
Kelompok Intervensi Kelompok Kontrol
Karakteristik Responden
n % n %
Kelompok Umur
17 – 19 5 12,5 3 7,5
20 – 34 31 77,5 32 80
35 – 43 4 10 5 12,5
Jarak kehamilan
2 Tahun 6 15 2 5
< 2 Tahun 9 22,5 4 10
> 2 Tahun 19 47,5 26 65
0 Tahun 6 15 8 20
Tingkat Penndidikan
Tamat SD 3 7,5 4 10
Tamat SMP 15 37,5 4 10
Tamat SMA 15 37,5 17 42,5
Sarjana 15 37,5 7 17,5
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga (IRT) 30 75 20 50
Wiraswasta 4 10 4 10
Honorer 3 7,5 6 15
Karyawan Swasta 0 0 1 2,5
Tani 0 0 4 10
PNS/Pegawai 2 5 3 7,5
Magang 1 2,5 2 5
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PENGETAHUAN

Skor Pengetahuan
Nilai Statistik Pre-Test Post-Test
Kelompok Intervensi
Minimum 21 40
Maksimum 42 50
Mean 33,95 45,90
SD 6,718 3,037
Kelompok Kontrol
Minimum 25 29
Maksimum 47 48
Mean 37,70 39,40
SD 5,331 4,349
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN SIKAP
Skor Sikap
Nilai Statistik
Pre-Test Post-Test
Kelompok Intervensi
Minimum 89 61
Maksimum 134 186
Mean 110,90 105,82
SD 11,107 39,764
Kelompok Kontrol
Minimum 84 82
Maksimum 149 143
Mean 110,32 112,15
SD 14,059 12,175
KARAKTERISTIK RESPONDEN BERDASARKAN PRAKTIK
Skor Praktik
Nilai Statistik
Pre-Test Post-Test
Kelompok Intervensi
Minimum 4 7
Maksimum 10 10
Mean 7,58 9,22
SD 2,049 0,891
Kelompok Kontrol
Minimum 2 4
Maksimum 10 10
Mean 7,52 8,45
SD 2,242 2,012
Pengaruh Budaya Posipo dan Posoropu terhadap Pengetahuan

Skor Pengetahuan
Nilai Statistik P value
Pre-Test Post-Test
Kelompok Intervensi
n 40 40
Mean 33,95 45,90 0,001
SD 6,718 3,037
SE 1,062 0,480
Kelompok Kontrol
n 40 40
Mean 37,70 39,40 0,317
SD 5,331 4,349
SE 0,843 0,688
 Perbedaan Skor Pengetahuan

Pre-test Post-test

Nilai
Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Statistik
Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol

n 40 40 40 40
Mean 33,95 37,70 45,90 39,40

p value 0,000 0,006

Pengaruh Budaya Posipo dan Posoropu terhadap Sikap

Skor Sikap P
Nilai Statistik
value
Pre-Test Post-Test
Kelompok Intervensi
n 40 40
Mean 110,90 105,82 0,002
SD 11,107 39,764
SE 1,756 6,287
Kelompok Kontrol
n 40 40
Mean 110,32 112,15 0,467
SD 14,059 12,175
SE 2,223 1,925
 Perbedaan Skor Sikap

Pre-test Post-test
Nilai
Statistik Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol
n 40 40 40 40
Mean 110,90 110,32 105,82 112,15

p value 0,000 0,801

Pengaruh Budaya Posipo dan Posoropu terhadap Praktik

Skor Praktik P
Nilai Statistik
Pre-Test Post-Test value
Kelompok Intervensi
n 40 40
Mean 7,58 9,22 0,005
SD 2,049 0,891
SE 0,324 0,141
Kelompok Kontrol
n 40 40
Mean 7,52 8,45 0,317
SD 2,242 2,012
SE 0,354 0,318
 Perbedaan Skor Praktik

Pre-test Post-test

Nilai
Statistik Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok
Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol

n 40 40 40 40
Mean 7,58 7,52 9,22 8,45
p value 0,786 0,006
 KARAKTERISTIK HASIL PEMERIKSAAN
Pre-Test Post-Test

Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok

Karakteristik Hasil
Intervensi Kontrol Intervensi Kontrol
Pemeriksaan Responden
n % n % n % n %
Berat Badan
Normal 22 45,8 26 54,2 27 46,6 31 53,4
Tidak Normal 18 56,2 14 43,8 13 59,1 9 40,9
Tinggi Badan
Normal 37 48,1 40 51,9 37 48,1 40 51,9
Tidak Normal 3 100 0 0 3 100 0 0
Lingkar Lengan Atas (LILA)
Berisiko 9 69,2 4 30,8 9 90,0 1 10,0
Tidak Berisiko 31 46,3 36 53,7 31 44,3 39 55,7
Lingkar Perut
Sesuai Usia Kehamilan 28 48,3 30 51,7 31 47,7 34 52,3
Tidak Sesuai Usia Kehamilan 12 54,5 10 45,5 9 60,0 6 40,0
Tekanan Darah
Normal 37 50,0 37 50,0 36 49,3 37 50,7
Tidak Normal 3 50,0 3 50,0 4 57,1 3 42,9
Haemoglobin (Hb)
Normal 22 66,7 11 33,3 24 57,1 18 42,9
Anemia Ringan 18 38,3 29 61,7 16 42,1 22 57,9

Protein Urine
2
Positif 5 83,3 1 16,7 50,0 2 50,0
38
Negatif 35 47,3 39 52,7 50,0 38 50,0
 CONCLUSIONS
DARI HASIL TAHAP PERTAMA ANALISIS TRADISI POSOROPU SAAT MASA NIFAS PEREMPUAN BUTON, TERDIRI DARI ASPEK SOSIAL & ASPEK BUDAYA. ADAPUN ASPEK
SOSIAL YAITU PEREMPUANAN BUTON MEMILIKI SELF CONCEPT BAHWA PERAWATAN YANG DILAKUKAN OLEH BISA (DUKUN BERANAK) MENIMBULKAN SENTUHAN
MAGIS, DIPERCAYA, & KEPUASAN PELAYANAN DALAM MENGEMBALIKAN FUNGSI ORGAN REPRODUKSI SEDIAKALA. INDENTIFIKASI INDIVIDU TERHADAP
KELOMPOK SOSIAL YAITU ADANYA KETERTARIKAN & KEBIASAAN TURUN TEMURUN MEMILIH PENGOBATAN DILAKUKAN ODHE (HATRA) & BISA. SEDANGKAN
ASPEK BUDAYA TRADISI PERAWATAN MASA NIFAS YANG HARUS DILAKUKAN, YAITU PIDAHO WEE MUSODO (MANDI AIR PANAS), PIRARAI (PANGGANG),
KABONGKOI (IKAT PINGGUL/PERUT), DAN MEMINUM RAMUAN TRADISIONAL.

TAHAP KEDUA PENDEKATAN NON RANDOMIZED PRETEST POSTTEST CONTROL GROUP DESIGN. TERDAPAT PENINGKATAN RATA-RATA SKOR (MEAN)
PENGETAHUAN, SIKAP , & PRAKTIK RESPONDEN PADA SAAT PRE TEST KE POST TEST PADA KELOMPOK INTERVENSI (PUSKESMAS KIOKO DAN WA ODE BURI)
SETELAH DI BERIKAN INTERVENSI MODIFIKASI POSIPO & POSOROPU DENGAN HASIL UJI STATISTIK DI PEROLEH P=0,00, P=0,002, & P=0,005 (P<0,05)
MENUNJUKKAN BAHWA ADA PERBEDAAN YANG SIGNIFIKAN RATA-RATA SKOR (MEAN) PENGETAHUAN, SIKAP, & PRAKTIK RESPONDEN PADA SAAT PRE TEST DAN
POST TEST SEHINGGA DAPAT DISIMPULKAN BAHWA ADA PENGARUH INTERVENSI BUDAYA POSIPO DAN PESOROPU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN,
SIKAP & PRAKTIK RESPONDEN.

SIMPULAN PADA PENELITIAN INI ADALAH DARI ASPEK SOSIAL MASYARAKAT BUTON UTARA MASIH MEMPERTAHANKAN TRADISI MASA NIFAS SEDANGKAN ASPEK
BUDAYA MASYARAKAT MASIH BERPEGANG TEGUH TERHADAP BUDAYA YANG TELAH DIWARISKAN OLEH NENEK MOYANG SECARA TURUN TEMURUN. SEMENTARA
HASIL EKSPERIMEN SEMU MENUNJUKKAN PERBEDAAN INVOLUSIO UTERUS SEBELUM DAN SESUDAH DILAKUKAN MODIFIKASI PIJAT POSOROPU PADA IBU POST-
PARTUM.
RENCANA TARGET CAPAIAN

Artikel untuk jurnal non

bereputasi masih dalam
http://journal.unhas.ac.i bentuk draft, sementara
d/index.php/mkmi/artic jurnal bereputasi sudah
le/view/4453 terbit
THANK YOU VERY MUCH FOR YOUR KIND ATTENTION

ACCEPTED FOR FUNDING OF RESEARCH GRANTS FROM DRPM RISTEKDIKTI