PROSES
PERUBAHAN
SOSIAL BUDAYA
PERSPEKTIF
Statifikasi Sosial,
Mobilitas Sosial,
Difusi Kebudayaan
Perubahan Sosial Budaya
STRATIFIKASI SOSIAL
Pembedaan anggota masyarakat berdasarkan status
yang dimilikinya dalam sosiologi dinamakan Stratifikasi
Sosial.
1. Kekayaan.
Semakin besar pendapatan seseorang, semakin besar
kesempatan memiliki banyak harta benda dan semakin
besar peluangnya untuk menduduki strata atas.
2. Kekuasaan.
Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang
untuk menentukan kehendaknya terhadap orang lain.
Anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan dan
wewenang besar akan menempati strata atas.
3. Keturunan (kehormatan).
Kriteria keturunan ini terlepas dari ukuran kekayaan
atau kekuasaan. Dalam masyarakat feodal, keluarga
raja atau bangsawan menempati strata atas. Seperti
gelar Raden di Jawa Tengku di Aceh, I Gde di Bali, dan
lain sebagainya.
Stratifikasi pekerjaan
Stratifikasi yang membedakan warga masyarakat
berdasarkan pekerjaan yang dilakukan.
Di bidang pekerjaan modern, kita mengenal berbagai
klasifikasi yang mencerminkan stratifikasi pekerjaan
seperti pembedaan antara manajer serta tenaga
eksekutif dan tenaga admistratif. Antara asisten dosen,
lektor dan guru besar.
Stratifikasi ekonomi
Stratifikasi yang membedakan warga masyarakat
berdasarkan pekerjaan, penguasaan dan pemilikan
materi.
JENIS STRATIFIKASI
SOSIAL
Stratifikasi sosial tertutup : tiap anggota
masyarakat tidak dapat pindah ke strata
atau tingkatan sosial yang lebih tinggi
atau lebih rendah
Stratifikasi sosial terbuka : tiap anggota
masyarakat dapat berpindah dari
tingkatan satu ke tingkatan lain
AKIBAT STRATIFIKASI
Menurut Moore dan Davis, stratifikasi dibutuhkan demi
kelangsungan hidup masyarakat. Dalam masyarakat
terdapat status-status yang harus ditempati agar
masyarakat dapat berlangsung.
a) Mobilitas horizontal
peralihan individu, kelompok atau objek-objek sosial dalam
lapisan sosial yang sama. Dalam perubahan ini hanya bersifat
perpindahan, yaitu dari suatu kelompok sosial menuju
kelompok sosial lainnya yang sederajat. Cth guru SMA
pndaih menjadi guru SMK.
b) Mobilitas vertikal
perpindahan individu atau kelompok dari suatu kedudukan
sosial tertentu ke kedudukan sosial lainnya yang tidak
sederajat.
Terdapat dua jenis mobilitas vertikal :
1) Mobilitas vertikal naik
mobilitas yang terjadi karena adanya
peningkatan status atau kedudukan
seseorang.
d) Mobilitas Struktural
mobilitas yang disebabkan oleh inovasi teknologi, urbanisasi,
pertumbuhan ekonomi, peperangan, dan kejadian-kejadian
lainnya yang mengubah struktur dan jenis kelompok-kelompok
dalam masyarakat.
Adapun jenis-jenis mobilitas sosial berdasarkan
ruang lingkupnya :
a) Mobilitas Intragenerasi
b) Mobilitas Antargenerasi
merupakan perbedaan status yang dicapai individu dari
status orang tuanya.
Difusi Kebudayaan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), difusi
diartikan sebagai proses penyebaran atau perembesan
suatu unsur kebudayaan dari satu pihak kepada pihak
lain.
W.A. Haviland menyatakan bahwa difusi adalah
penyebaran kebiasaan atau adat istiadat dari
kebudayaan satu kepada kebudayaan lain. Proses difusi
berlangsung menggunakan teknik meniru atau imitasi.
Meniru lebih mudah daripada menciptakan sendiri,
terutama tentang hal-hal yang baru.
Beberapa contoh proses terjadinya difusi
kebudayaan, di antaranya sebagai berikut.
1) Unsur-unsur budaya timur dan barat yang masuk
ke Indonesia dilakukan dengan teknik meniru.
Misalnya, penyebaran agama Islam melalui media
perdagangan, berikut cara berdagang yang jujur,
dan model pakaian yang digunakan, lambat laun
ditiru oleh masyarakat.
2) Cara berpakaian para pejabat kolonial Belanda
ditiru oleh penguasa pribumi.
3) Cara orang Minangkabau membuka warung nasi
dan cara orang Jawa membuka warung tegal
4) Cara makan yang dilakukan orang Eropa dengan
mengguna kan sendok ditiru oleh orang Indonesia.
Bentuk-Bentuk Difusi
Kebudayaan
1. Hubungan Symbiotic
Symbiotic adalah hubungan yang terjadi hampir tidak
mengubah unsur kebudayaan yang dimiliki. Contoh hubungan
barter yang terjadi selama berabad-abad antara suku Afrika
dengan kelompok Negrito. Suku bangsa Afrika memberikan
hasil pertanian, dan kelompok Negrito memberikan hasil berburu
dan hasil hutan. Selama hubungan itu kebudayaan masing-
masing suku tidak mengalami perubahan.
2. Hubungan Penetration Pacifique
Penetration pacifique adalah terjadinya pemasukan
unsur-unsur kebudayaan tanpa adanya paksaan. Contoh
yang pernah terjadi adalah unsur kebudayaan yang dibawa
masuk oleh para pedagang dari India ke Indonesia. Cerita
Ramayana dan Mahabarata salah satunya diperoleh melalui
aktivitas perdagangan masyarakat India ke Indonesia.
Masuknya unsur-unsur kebudayaan tersebut terjadi tanpa
sengaja ke dalam kebudayaan penduduk setempat.
3. Stimulus Diffusion
Stimulus diffusion adalah bentuk difusi yang terjadi
karena penyebaran kebudayaan secara beruntun. Contoh
suku bangsa A bertemu B terjadi difusi, B bertemu C
terjadi difusi, C bertemu D terjadi difusi, demikian
seterusnya. Misalnya, kewajiban melakukan seikirei pada
masa penjajahan Jepang di Asia
PERUBAHAN SOSIAL
Sistem pemerintahan,
ekonomi, ideologi, dll.
SYARAT TERJADINYA
REVOLUSI
Keinginan umum masyarakat
mengadakan perubahan sosial
budaya.
Adanya kelompok orang sebagai
pelopor.
Ketidakpuasan, lalu dijadikan
program dan arah gerakan.
Pemimpin gerakan harus mampu
merumuskan tujuan secara
nyata.
Harus ada momentum/waktu
yang tepat.
ILUSTRASI
PERUBAHAN BUDAYA
Unsur-unsurnya :
Pengetahuan.
Kepercayaan.
Kesenian.
Mata pencaharian,
Teknologi.
Adat-istiadat.
Organisasi kemasyarakatan.
Adalah perubahan pada unsur
budaya yang terjadi karena
ketidaksesuaian unsur budaya yang
berbeda sehingga terjadi ketidak
sesuaian fungsi bagi kehidupan.
1. Perubahan jumlah penduduk.
2. Pertentangan dalam masyarakat
(konflik).
3. Pemberontakan (revolusi).
4. Penemuan baru (discovery).
1. Perubahan lingkungan alam.
2. Peperangan.
3. Pengaruh budaya masyarakat
yang lain.
PERANG DUNIA II
TSUNAMI
1. Kontak dengan kebudayaan
lain.
2. Sistem pendidikan formal yang
maju.
3. Sikap menghargai hasil karya
seseorang dan keinginan untuk
maju.
4. Sistem yang terbuka pada
lapisan masyarakat.
5. Penduduk yang heterogen.
6. Orientasi ke masa depan.
7. Sikap toleransi.
1. Sikap masyarakat yang tradisional.
2. Kurangnya hubungan dengan
masyarakat yang lain.
3. Adanya kepentingan-kepentingan yang
telah tertanam kuat dalam masyarakat.
4. Perkembangan ilmu pengetahuan yang
terlambat.
5. Adanya prasangka buruk terhadap hal-
hal yang baru.
6. Adat atau kebiasaan.
7. Adanya rasa takut akan adanya
kegoyahan integritas atau kesatuan
bangsa.