Anda di halaman 1dari 2

Komunikasi

Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam bentuk lambang atau simbol
bahasa atau gerak (non verbal), untuk mempengaruhi perilaku orang lain. Stimulus atau rangsangan
ini dapat berupa suara/bunyi atau bahasa lisan, maupun berupa gerakan, tindakan atau simbol-
simbol yang diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain merespon atau bereaksi
sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus. Menurut Liliweri (2008), komunikasi dapat
diartikan sebagai pengalihan suatu pesan dari satu sumber kepada penerima agar dapat dipahami.
Proses komunikasi biasanya melibatkan dua pihak, baik antar individu dengan individu, individu
dengan kelompok atau antar kelompok dengan kelompok yang berinteraksi dengan aturan-aturan
yang disepakati bersama.

Komunikasi Kesehatan

Komunikasi kesehatan merupakan bagian dari komunikasi antar manusia yang memiliki fokus pada
bagaimana seorang individu dalam suatu kelompok/masyarakat menghadapi isu-isu yang
berhubungan dengan kesehatan serta berupaya untuk memelihara kesehatannya (Northouse dalam
Notoatmodjo, 2005). Fokus utama dalam komunikasi kesehatan adalah terjadinya transaksi yang
secara spesifik berhubungan dengan isu-isu kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhi
transaksi tersebut. Transaksi yang berlangsung antar ahli kesehatan, antara ahli kesehatan dengan
pasien dan antara pasien dengan keluarga pasien merupakan perhatian utama dalam komunikasi
kesehatan.

Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit, promosi kesehatan,


kebijaksanaan pemeliharaan kesehatan, regulasi bisnis dalam bidang kesehatan yang sejauh
mungkin mengubah dan memperbaharui kualitas individu dalam suatu komunitas masyarakat
dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa komunikasi kesehatan merupakan aplikasi dari konsep dan teori komunikasi dalam transaksi
yang berlangsung antar individu/kelompok terhadap isu-isu kesehatan. Tujuan pokok dari
komunikasi kesehatan adalah perubahan perilaku kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatan.

Hambatan Komunikasi kesehatan

Hambatan komunikasi merupakan Hambatan dapat diartikan sebagai halangan atau rintangan yang
dialami. Menurut beberapa pendapat para pakar, dapat disimpulkan bahwa hambatan komunikasi
artinya segala bentuk gangguan yang mensugesti proses komunikasi sehingga pesan yang diperoleh
tidak sinkron dengan harapan. Oleh karena itu, komunikator perlu memahami setiap hambatan
komunikasi, agar ia dapat mengantisipasi hambatan tersebut, khususnya untuk hambatan pada
komunikasi Kesehatan

 Hambatan Pendidikan
Hambatan pendidikan ini ditandai dengan ketidakpahaman seseorang tentang hal-hal positif
yang diperoleh jika pola hidupnya sesuai dengan pola hidup sehat yang dianjurkan.
Minimnya pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang juga mengakibatkan rendahnya
kesadaran mereka dalam mencari informasi tentang dampak positif dari pola hidup itu
sendiri. Hal ini juga disebabkan karena faktor pendidikan yang belum dijadikan prioritas
utama, sehingga pengetahuan tentang berbagai informasi kesehatan pun menjadi kurang.
 Hambatan budaya
Dalam hal ini, budaya adalah kebiasaan, kultur, hasil cipta akal, rasa, dan karsa yang
berkembang di suatu tempat. Tidak sedikit orang memegang kental faktor budaya
contohnya seperti Ketika ada anak yang mengalami demam, orang tuanya lebih memilih
pengobatan alternatif yang belum terbukti kebenarannya secara medis atau beresiko tinggi
dan dia bersikeras untuk tidak memilih layanan medis kesehatan. Budaya yang berkembang
inilah yang sepertinya perlu perhatian khusus untuk dibenahi terkait dengan komunikasi
Kesehatan.

 Hambatan psikologis
Unsur lain yang menjadi hambatan komunikasi yang diperoleh melalui penelitian ini adalah
hambatan psikologis. Unsur psikologis yang berkaitan dengan rasa yang dialami oleh
seseorang menjadi kategori hambatan psikologis. Berdasarkan wawancara dan observasi
yang telah dilakukan, mayoritas informan menyampaikan bahwa adanya rasa takut jika
menggunakan Tindakan yang bersifat medis, karena tidak biasa itulah sehingga seseorang
pun tidak berani untuk melakukan komunikasi kesehatan Perasaan tidak nyaman, khawatir,
takut, dan tidak berani ini menjadi penghambat yang akan menentukan seseorang dalam
mengambil keputusan.

Solusi :

Sebaiknya Dinas atau lembaga yang terkait dalam layanan kesehatan, tetap optimis melakukan
koordinasi dan evaluasi dalam setiap program kegiatan, dan kita sebagai mahasiswa jika tau tentang
edukasi Kesehatan, sebaiknya ikut serta juga untuk bisa berbagi edukasi kepada orang yang belum
paham. Walaupun kita menyadari bahwa keterpaksaan bukanlah hal yang baik, artinya kita tetap
menghargai budaya yang dijunjung tinggi oleh mereka, tetapi kita tetap berusaha meluruskan
berbagai informasi kesehatan yang belum terbukti kebenarannya secara medis, misalnya dengan
mengoptimalkan peran media promosi kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai