Anda di halaman 1dari 92

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

Pengertian Komunikasi Terapeutik

Menurut Suryani yang dikutip oleh (Mundakir 2000) Komunikasi terapeutik

adalah komunikasi yang dilakukan atau dirancang untuk tujuan terapi. Seorang

penolong atau perawat dapat membantu klien mengatasi masalah yang

dihadapinya melalui komunikasi, yang direncanakan secara sadar, bertujuan

dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.

Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik

Menurut (Suryani 2000), ada beberapa prinsip dasar yang harus dipahami

dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang terapeutik: Pertama,

hubungan perawat dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling

menguntungkan. Kedua, perawat harus menghargai keunikan klien. Ketiga,

semua komuikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri pemberi

maupun penerima pesan. Keempat, komunikasi yang menciptakan tumbuhnya

hubungan saling percaya harus dicapai terlebih dahulu sebelum menggali

permasalahan dan memberikan alternative pemecahan masalah.

Komponen Komunikasi

Komunikasi mempunyai 6 komponen yaitu (Lisa Kennedy 2008):

1. Komunikator : penyampai informasi atau sumber informasi

2. Komunikan : penerima informasi, pemberi respon terhadap stimulus

3. Pesan : gagasan, pendapat, stimulus, fakta, informasi

4. Media : saluran yang dipakai untuk menyampaikan pesan

5. Kegiatan “encoding” : perumusan pesan oleh komunikator

1
6. Kegiatan “decoding” : penafsiran pesan oleh komunikan

Faktor – faktor yang mempengaruhi Komunikasi

Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potter & Perry,

1993):

1. Perkembangan

2. Persepsi

3. Nilai

4. Latar belakang

5. Emosi

6. Jenis kelamin

7. Pengetahuan

8. Peran

9. Lingkungan

10. Jarak.

Jenis Komunikasi

1. Komunikasi verbal
2. Komunikasi non verbal

Tingkat Hubungan Komunikasi

1. Komunikasi intrapersonal.
2. Komunikasi interpersonal
3. Komunikasi massa.

Komunikasi dalam Hubungan Terapeutik Perawat – Klien

Analisa diri perawat (Suryani, 2000)


Pada dasarnya sebelum suatu hubungan terjalin perlu sekali melakukan
analisa diri, khususnya perawat di sini terdapat 4 fokus analisa diri: kesadaran
diri, eksplorasi perasaan, klarifikasi nilai role model dan rasa tanggung jawab

2
Yang akan dibahas hanya kesadaran diri saja, selebihnya akan dibahas pada
hubungan terapeutik perawat-klien.
Seorang Perawat perlu menyadari tentang “siapa dirinya” atau kesadaran diri,
di mana pada tingkatan ini diperlukan komunikasi intrapersonal. Untuk
menuju kesadaran diri diperlukan: mempelajari diri sendiri, belajar dari orang
lain, dan membuka diri, ini secara tidak langsung akan mendorong seseorang
untuk melakukan komunikasi dengan orang lain/ komunikasi interpersonal.

Peranan Komunikasi bagi Perawat

Menurut Kariyoso (2005) Ada 4 keharusan bagi perawat dalam

serangkaian komunikasi dengan pasien maupun dalam penyuluhan kesehatan

di masyarakat. Empat keharusan tersebut yakni:

1. Pengetahuan

2. Ketulusan

3. Semangat

4. Praktek

Tehnik Komunikasi Terapeutik

1. Mendengar aktif, adalah konsentrasi aktif dan persepsi terhadap pesan orang

lain yang menggunakan semua indra.

2. Mendengar pasif, adalah kegiatan mendengar dengan kegiatan non verbal

untuk klien.

3. Penerimaan, adalah mendukung dan menerima informasi dengan tingkah

laku yang menunjukkan ketertarikan dan tidak menilai.

4. Klarifikasi, klarifikasi sama denga validasi yaitu menanyakan pada klien apa

yang tidak dimengerti perawat terhadap situasi yang ada. Klarifikasi,

3
klarifikasi sama denga validasi yaitu menanyakan pada klien apa yang tidak

dimengerti perawat terhadap situasi yang ada.

5. Focusing, adalah kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk membatasi area

diskusi sehingga percakapan menjadi lebih spesifik dan dimengerti (Stuart &

Sundeen, 1995).

6. Observasi, Observasi merupakan kegiatan mengamati klien, kegiatan ini

dilakukan sedemikian rupa sehingga klien tidak menjadi malu atau marah.

7. Menawarkan informasi, Menyediakan tambahan informasi dengan tujuan

untuk mendapatkan respon lebih lanjut.

8. Diam (memelihara ketenangan) Diam dilakukan dengan tujuan untuk

mengorganisir pemikiran, memproses informasi, menunjukkan bahwa

perawat bersedia untuk menunggu respon.

9. Assertive, kemampuan dengan secara meyakinkan dan nyaman

mengekspresikan pikiran dan perasaan diri dengan tetap menghargai hak

orang lain.

10. Menyimpulkan

a. Membawa poin – poin penting dari diskusi untuk meningkatkann

pemahaman.

b. Memberi kesempatan untuk mengklarifikasi komunikasi agar sama

dengan ide dalam pikiran (Varcarolis,1990)

11. Giving recognition (memberi pengakuan/penghargaan) Memberi

penghargaan merupakan tehnik untuk memberikan pengakuan dan

menandakan kesadaran (Schult & Videbeck,1998).

12. Offering self (menawarkan diri) adalah menyediakan diri tanpa respon

bersyarat atau respon yang diharapkan (Schult Videbeck,1998).

4
13. Offering general leads (memberi petunjuk umum) Mendukung klien untuk

meneruskan (Schult & Videbeck,1998).

14. Giving broad opening (memberi pertanyaan terbuka) Memberikan inisiatif

pada klien, mendorong klien untuk menyeleksi topik yang akan dibicarakan.

15. Placing the time in time (menempatkan urutan/waktu) Melakukan klarifikasi

antara waktu dan kejadian atau antara satu kejadian dengan kejadian lain

(Schult & Videbeck,1998).

16. Encourage descrip. of perception (mendukung deskripsi dari persepsi)

Meminta pada klien mengungkapkan secara verbal apa yang dirasakan atau

diterima (Schult & Videbeck,1998).

KONSEP SEHAT SAKIT DALAM KEPERAWATAN.

Konsep sehat sakit

Konsep sehat sakit adalah konsep yang kompleks dan multiinterpretasi. Menurut Elwes dan

Sinmet (1994) gagasan orang tentang sehat dan sakit sangatlah bervariasi. Gagasan ini

dibentuk oleh pengalaman, pengetahuan, nilai dan harapan-harapan, serta juga pandangan

mereka tentang apa yang akan mereka lakukan dalam kehidupan sehari-hari dan kebugaran

yang mereka perlukan untuk menjalankan peran mereka (Sari, 2008).

Paradigma sehat

Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir seseorang tentang kesehatan yang

bersifat holistic, proaktif antisipatif.

Konsep sehat

a) Sehat merupakan pilihan, suatu pilihan dalam menentukan kesehatan.

b) Sehat merupakan gaya hidup, desain gaya hidup menuju pencapaian potensial tertinggi

untuk sehat.

5
c) Sehat merupakan proses, perkembangan tingkat kesadaran yang tidak pernah putus,

kesehatan dan kebahagiaan dapat terjadi di setiap momen, “here and now.”

d) Sehat efisien dalam mengolah energy, energy yang diperoleh dari lingkungan, di

transfer melalui manusia, dan disalurkan untuk mempengaruhi lingkungan sekitar.

e) Sehat integrasi dari tubuh, pikiran dan jiwa, apresiasi yang manusia lakukan, pikiran,

rasakan dan percaya akan mempengaruhi status kesehatan.

f) Sehat adalah penerimaan terhadap diri.

Definisi sehat-sakit

Dari tingkat kesehatan yang tinggi kondisi seseorang dapat bergerak kepada:

kesehatan baik, normal, kurang, sangat kurang, dan akhirnya meninggal. Kesehatan

manusia bergerak maju atau mundur dalam kontinum ini, dimana jarak ini

menentukan apakah seseorang dikatakan sehat atau sakit.

Definisi Sehat Sakit Menurut Abraham Maslow

Abraham Malow mengatakan bahwa kepribadian yang sehat adalah individu yang

dapat mengaktualisasikan dirinya.

Definisi sehat secara umum

Secara umum sehat didefinisikan suatu keadaan yang dinamis dimana individu dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, spiritual

dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial dan ekonomi) dalam mempertahankan

kesehatannya.

Definisi sehat menurut para ahli

a) Menurut WHO (1974), sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

dan social tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi sehat ini

6
mempunyai tiga karakter yang dapat meningkatkan konsep sehat positif (Edelmen dan

Mandle, 1994), yaitu:

 Memperhatikan individu sebagai sebuah system yang menyeluruh.

 Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.

 Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam lingkungan.

b) Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Sehat dikatakan baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dari sakit). Sehat

juga dikatakan dapat mendatangkan kebaikan pada badan.

c) Perkins (1939)

Mendefiniskan sehat sebagai keadaan keseimbangan yang dinamis dari badan dan

fungsi-fungsinya sebagai hasil penyesuaian yang dinamis terhadap kekuatan-kekuatan

yang cenderung mengganggunya. Badan seseorang bekerja secara aktif untuk

mempertahankan diri agar tetap sehat sehingga kesehatan selalu harus dipertahankan.

Definisi Sehat Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 1992

Pengertian sehat menurut UU No. 23 Tahun 1992 adalah keadaan sejahtera dari

badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang hidup produktif secara sosial

dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu

kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya

kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan (Depkes RI, 1992).

Definisi sakit secara umum.

Sakit adalah defiasi/penyimpangan dari status sehat. Penyakit merupakan suatu

keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran berupa gangguan dalam fungsi normal

individu sebagai totalitas yang menyebabkan ketidaknyamanan, disfungsi atau

kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya menyebabkan aktivitas kerja atau

kegiatannya terganggu.Pengertian penyakit dapat diartikan sebagai suatu istilah

7
dalam dunia medis yang digambarkan sebagai adanya gangguan dalam fungsi

tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.

Definisi Sakit Menurut Para Ahli

a) Menurut WHO (1974)

Sakit adalah suatu keadaan yang tidak seimbang atau sempurna seseorang dari aspek

medis, fisik, mental, sosial, psikologis dan bukan hanya mengalami kesakitan tetapi juga

kecacatan.

b) Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Sakit dikatakan berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita

sesuatu (demam, sakit perut, dan sebagainya)

c) Perkins (1939)

Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa

seseorang sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu

dalam aktivitas jasmani, rohani dan sosial.

d) Bauman (1965)

Menyatakan bahwa seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah

mereka sakit:

 Adanya gejala: Naiknya temperature, nyeri.

 Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan: baik, buruk, sakit.

 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari: bekerja, sekolah.

e) Pemons & Parson (1972)

mendefinisikan bahwa sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai

totalitas termasuk keadaan organisme sebagai system biologis dan penyesuaian

sosialnya.

f) Zaidin Ali (1998)

Sakit adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan

biologis (jasmani), psikologis (mental), sosial, dan spiritual yang mengakibatkan

8
gangguan fungsi tubuh,produktivitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan

maupun sebagian.

g) Sudarti (1987)

Sakit adalah keadaan individu mengalami serangkaian gangguan fisik yang

menimbulkan rasa tidak nyaman.

Rentang sehat sakit

Rentang sehat sakit adalah suatu skala ukur hipotesis untuk mengukur keadaan

sehat/kesehatab seseorang. Kedudukan seseorang pada skala tersebut bersifat

dinamis dan individual karena dipengaruhi oleh factor pribadi dan lingkungan. Pada

skala ini, sewaktu-waktu seseorang bias berada dalam keadaan sehat, namun di lain

waktu bias bergeser ke keadaan sakit.

Rentang Sehat

Rentang ini diawali dari status kesehatan sehat normal, sehat sekali dan

sejahtera. Dikatakan sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga aspek

fisik, emosi, sosial dan spiritual. Batasan sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa

suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya

bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1974).

Faktor yang mempengaruhi status kesehatan

a) Status Perkembangan

b) Pengaruh sosial dan kultural

c) Pengalaman masa lalu

d) Harapan seseorang tentang dirinya

e) Keturunan

f) Lingkungan

g) Pelayanan

h) Faktor lain yang berhubungan dengan diri sendiri

9
Rentang Sakit

Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat-sakit. Rentang ini

dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit

dapat dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal di mana

individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan

adaptasi sosial (Parsons, 1972).

Tahapan Proses Sakit

Menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap:

a) Tahap Transisi.

b) Tahap asumsi terhadap peran sakit.

c) Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan.

d) Tahap ketergantungan

e) Tahap penyembuhan.

Perkembangan Penyakit
Berbicara tentang perjalanan penyakit secara umum, ada bebrapa faktor yang

berperan dalam perkembangan penyakit. Fakotr tersebut terdiri atas etiologi,

pathogenesis, dan manifestasi klinis. Ketiga factor ini saling berkaitan dan

merupakan rangkaian dari proses perjalanan penyakit.

Etiologi secara sederhana dapat diartikan sebagai penyebab sesuatu yang dapat

menyebabkan penyakit. Etiologi dikenal pula dengan istilah agens. Etiologi (agens)

penyakit dapat dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu golongan biologis dan non-

biologis.

Patogenesis adalah asal mula dan perkembangan keadaan patologis atau penyakit.

Jadi, pathogenesis suatu penyakit menjelaskan tentang perkembangan atau evolusi

penyakit. Patogenesis ini mencakup etiologi, proses masuknya penyakit ke dalam

tubuh, perkembangan penyakit, hingga manifestasi klinis yang ditunjukkan. Proses

10
perjalanan penyakit umumnya dapat dibagi ke dalam lima fase, yaitu prapatogenesis,

inkubasi, penyakit dini, penyakit lanjut, dan akhir penyakit (Azrul Azwar, 1988)

Manifestasi klinis. Perlu diketahui bahwa penyakit mmerupakan keadaan yang dinamis,

bukan statis. Dengan demikian, manifestasi klinis penyakit dapat berubah setiap saat

jika mekanisme pertahanan tubuh seseorang bergeser kea rah yang lebih baik/kuat.

Perilaku sehat-sakit

Perilaku Sehat

Pengertian perilaku sehat menurut Soekidjo Notostmojo (1997; 121) adalah

suatu respon seseorang/organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit

dan penyakit, system pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan.

Perilaku Sakit

Secara ilmiah penyakit (desease) diartikan sebagai gangguan fungsi fisilogis

dari suatu organisme sebagai akibat dari infeksi atau tekanan dari lingkungan. Jadi

penyakit itu bersifat objektif. Sebaliknya, sakit (illness) adalah penilaian individu

terhadap pengalaman menderita suatu penyakit.

Peran perawat dalam konteks sehat sakit

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharpkan oleh orang lain terhadap

seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem. Peran adalah bentuk dari

perilaku yang diharapkan dari seseorang pada situasi sosial tertentu (Kozier

Barbara, 1995; 21). Peran perawat disini adalah cara untuk menyatakan aktifitas

perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang

diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan

tanggung jawab perawat secara profesional sesuai dengan kode etik profesional.

11
KEPERAWATAN KARDIO VASKULER

Anatomi Pada Sistem Kardiovaskuler

A. Jantung

Secara sederhana, jantung kita dapat diumpamakan seperti kantong yang

berbentuk kerucut terbalik kebulat-bulatan yang terpotong bagian atasnya.

Ukuran jantung kira-kira sebesar kepalan tangan kanan. Sedangkan pembuluh

darah adalah saluran yang mengalirkan darah ke seluruh tubuh, dengan jantung

sebagai pendorong atau penggerak utama.

1. Struktur dan Fungsi Jantung

Jantung terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke tengah, tepatnya di

atas sekat diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut.

Rongga tersebut dikelilingi oleh tulang iga dan tulang belakang. Di bawah jantung

di dalam rongga perut, terdapat kantong nasi. Di sebelah kiri dan kanan jantung

terdapat kedua paru-paru.

2. Bagian-Bagian Jantung

Bagian-bagian jantung yang terpenting terdiri dari :

a. Dinding dan Otot Jantung

b. Klep Jantung

Adapun masing-masing klep adalah:

1. Klep Tricuspid,

2. Klep Mitral,

3. Klep Pulmonic,

12
4. Klep Aorta,

c. Sistem Listrik

Bagi orang awam, mengherankan bahwa ada sistem listrik di dalam

jantung. Itulah kenyataanya. Sistem listrik tersebut terdiri dari dua node

elektris yang terletak di dalam jantung. Yang pertama, disebut sinoatrial node

(SA), yang terdapat di bagian atas serambi kanan. Yang kedua, disebut

atrioventrical node (AV). Node-node ini memancarkan aliran listrik sepanjang

jaringan yang beada di otot jantung. Node ini menembakkan listrik pada

waktu yang tepat, sehingga denyut jantung (irama ekspansi dan kontraksi)

terkoordinasi.

3. Proses Memompa Darah

Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan

paru-paru mengikuti aturan sebgai berikut :

a. Pada saat jantung sedang relaks (diastole), darah kurang oksigen dari vena

tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi

dengan darah yang kaya oksigen dari paru-paru.

b. Pusat listrik (SA node) yang ada di dalam serambi kanan menembakkan

implus listrik yang menyebabkan kedua serambi berkerut secara serempak.

Pada saat yang sama, katup-katup di antara serambi dan bilik terbuka,

memungkinkan darah mengalir ke dalam bilik.

c. Tahap berikutnya adalah pemompaan dari bilik. Pada tahap ini sinyal listrik

dari node yang lain menyebabkan kedua bilik berkerut secara serempak,

mendorong darah kurang oksigen dari blik kanan ke dalam paru-paru. Darah

yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak ke dalam artei utama yang disebut

13
aorta, dan dari sini darah disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Kelp-klep

tertutup untuk menjamin tidak adanya aliran balik ke serambi.

d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendur memungkinkan serambi terisi

darah dan proses sirkulasi dimulai.

Urutan kejjadian ini berlangsung kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh

sedang istirahat.

B. Pembuluh Darah

Pembuluh darah seringkali dianggap sebagai barang yang kaku, tidak lebih

dari pipa yang pasif, tetapi kini para ahli mengetahui bahwa pembuluh darah

tidak seperti itu, pembuluh darah adalah dinamis, dan merupakan jaringan yang

hidup (living tissue) seperti organ yang lain dari tubuh. Dia memiliki fungsi yang

vital, dalam hal ini adalah mengontrol dan memfasilitasi aliran darah dari waktu

ke waktu. Setiap denyut nadi, pembuluh darah bertanggung jawab atas distribusi

5 ½ liter darah di dalam tubuh.

a. Pembuluh Arteri Koroner

b. Lokasi Arteri Koroner

c. Struktur Arteri Koroner

C. Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia

Sistem peredaran darah manusia merupakan suatu jaringan pembuluh nadi

(arteri), pembuluh balik (vena) dan kapiler yang secara garis besar terdiri dari tiga

sistem aliran darah, yaitu:

1. Sistem Peredaran Darah Kecil

14
Dari bilik jantung kanan, darah mengalir ke paru-paru melalui klep pulmonic

untuk mengambil oksigen (O2) dan melepaskan karbon dioksida (CO 2) kemudian

masuk ke serambi kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan

darah yang setelah beredar ke seluruh tubuh memasuki serambi jnatung kanan

dengan kadar oksigen yang rendah antara 60-70% serta kadar CO 2 yang tinggi

antara 40-45%.

2. Sistem Peredaran Darah Besar

Darah kaya akan oksigen dari serambi kiri memasuki bilik kiri memalui klep

mitral, untuk kemudian dipompakan ke seluruh tubuh manusia dan membawakan

zat oksigen serta bahan makanan yang diperlukan oleh segenap sel-sel dari alat-

alat tubuh. Darah ini dipompakan keluar dari bilik kiri melewati klep aorta serta

memasuki pembuluh nadi utama dan selanjutnya melalui cabang-cabang

pembuluh ini disalurkan ke segenap bagian tubuh.

3. Sitem Peredaran Darah Koroner

Pembuluh koroner utama dibagi menjadi right coronary artery (RCA), left

coronary artery (LCA), left anterior descending artery dan sircum flex artery.

Sistem sirkulasi darah koroner terpisah dari sistem aliran darah kecil maupun

sistem aliran darah besar. Artinya khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung,

yaitu melalui pembuluh koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang

kemudia menyatu serta bermuara langsung ke dalam bilik kanan. Melalui sitem

peredaran darah koroner ini, otot jantung mendapatkan oksigen, nutrisi, serta

zat-zat lain, agar dapat menggerakan jantung sesuai dengan fungsinya. Dari sini

terlihat bahwa bila pembuluh arteri koroner terganggu, misalnya adanya plak

15
(kolestrol, lemak, kalsium, dan lain-lain), aliran darah ke otot jantung berkurang

sehingga jantung tidak dapat berkerja secara normal.

D. Fungsi dan Komposisi Darah

Di bawah ini adalah keterangan selanjutnya mengenai komponen darah.

1. Plasma

Secara kasar separuh dari darah terdiri dari plasma. Substansi ini merupakan

cairan yang berwarna kuning jernih yang sebagian besar terdiri dari air.

2. Butir Darah Merah

Butir ini bekerja sebagai pengangkut utama di dalam darah, bergantian

membawa oksigen dan karbon dioksida (CO 2). Tugas rangkapnya adalah

menyerahkan oksigen ke jaringan tubuh melewati kapiler dan mengambil

berbagai substansi yang tertinggal sebagai hasil metabolisme.

3. Butir Darah Putih

Butir darah putih adalah pahlawan perang di dalam darah. Ia bersirkulasi

bersama-sama dengan darah merah menjaga tubuh dari serangan mikro

organisme atau infeksi yang meneyebabkan penyakit. Sel darah putih berumur

beberapa hari atau minggu dan di ganti dengan sel yang baru.

4. Platelete

Platelete adalah substansi kecil berbentuk datar seperti piring. Sebagian

besar mengembang dan bersirkulasi dekat dinding pembuluh darah, selalu siap

untuk menghadapi luka atau sobekan dengan cara ‘menggorombolkan diri’ dan

membentuk reaksi pengumpulan lokal.

16
E. Proses Pengumpulan Darah (Blood Clooting)

Proses pengumpulan ini amat penting bagi proses penyembuhan, demikian

uraian McDougal dalam bukunya healthy heart. Tidak pandang apakah karena di

gigit binatang, tertusuk atau terpukul, ini semua dapat menyebabkan terjadinya

kebocoran aliran darah.

Gangguan/Penyakit Yang Terjadi Pada Sistem Kardiovaskuler

Menurut Dr. Beate Jacob (1996) penyakit merupakan sebuah penyimpangan

dari kondisi tubuh normal menuju ke ketidakharmonisan jiwa.

A. Penyakit Jantung Koroner

Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu sebab terdapat halangan atau

kelainan di arteri koroner, sehingga tidak cukup suplai darah, yang berarti juga

kurangnya suplai oksigen dan nutrisi untuk menggerakan jantung secara normal.

Keadaan di atas di kenal sebagai penyakit jantung koroner(PJK). Apabila aliran

darah terhalang di arteri yang menuju ke otak, akan terjadi stroke. Dengan tubuh

semakin tua dan memburuk oleh bermacam-macam faktor beresiko seperti

tekanan darah tinggi,merokok, kadar kolesterol darah yang abnormal pembuluh

menjadi using dan pembuluh arteri menjadi sempit, kaku, tidak elastis dan

tersumbat, persis seperti karatan pada korosi pipa air. Inilah yang menyebabkan

PJK.

1. Sebab-sebab Terhalang atau Tersumbatnya Aliran Darah di Arteri Koroner.

Terhalang atau tersumbatnya aliran arteri dapat disebabkan oleh

pengendapan kalsium,kolestero,lemak, dan lain-lain substansi, yang dikenal

sebagai plak(plaque).

17
Menurut Dean Ornish, ada mekanisme lain di samping penyumbatan

plak yang dapat juga mengurangi aliran darah ke jantung. Di antaranya yang

terpenting adalah kekejangan(coronary artery spasm) dan penggumpalan

(platelete clumping clotting). Berbagai penelitian menemukan bahwa faktor-

faktor yang di kenal sebagai faktor risiko yang dapat menyebabkan formasi

plak, kekejangan, dan penggumpalan.

2. Proses dan Mekanisme Penyumbatan

Pada awal arteri normal, aliran darah tidak terhalangi, tetapi oleh berbagai

faktor resiko terjadilah:

a) Plak ini dapat menyababkan arteri mengalami penyumbatan/halangan

sebagian.

b) Pada proses ini menyebabkan pembuluh arteri mengerut dan ruang

aliran tinggal sebagiandan bila parah terjadi penghentian darah secara

total.

c) Kombinasi dari dua atau lebih peristiwa di atas. Bila kombinasi tersebut

terjadi, umumnya dengan cepat terjadi penyumbatan totalpada arteri

koroner.

3. Tanda-tanda serangan jantung

Setiap orang mungkin memiliki gejala yang berbeda-beda dari serangan

jantung. Namun demikian gejala yang umum adalah sebagai berikut:

a. Sakit dada yang hebat

b. Nafas pendek

c. Terasa kelemahan yang menyeluruh dan kelelahan.

18
B. ANGINA

Jenis penyakit yang terjadi karena kekurang suplai darah ke otot jantung di

antaranya adalah angina.

1. Angina Pectoris

Jika ada beban ekstra yang di alami jantung misalnya mendaki sebuah

bukit, atau membawa beban berat, aktivitas ini menyebabkan meningkatnya

keperluan oksigen ke otot jantung. Kekurangan suplai oksigen ke otot jantung

menyebabkan dada sakit, dan di kenal sebagai angian pectoris. Sakit angina

yang khas itu adalah sesak nafas di tengah dada yag bisa menyebar sampai

ke leher dan rahang, pundak kiri kadang-kadang akan merasakan seperti

susa bernapas. Angina merupakan sebuah tanda(simtom) atau peringatan

bahwa terhadap penyempitan urat nadi koroner yang mengakibatkan suplai

darah tidak cukup ke otot jantung pada waktu upaya ekstra.

2. Angina Tidak Stabil (Unstable Angina)

Unstable Angina adalah dada yang tiba-tiba terasapada waktu istirahat

atau terjadi lebih berat secara mendadak. Unstable angina merupakan

simtom yang menunjukan keadaan buruk sehingga harus di ganti dengan

serius. Pada unstable angina kekurangan oksigen ke otot ke jantung dapat

menjadi parah, sehingga amat berbahaya resiko komplikasi serangan jantung

amat besar.

Penyakit Lain Pada Sistem Kardiovaskular

1. Stroke

stroke di akibatkan oleh aus atau lemahnya bagian tertentu dari pembuluh

darah yang berlangsung bertahun-tahun.

19
2. Aritmia

Denyutan jantung abnormal karena masalah listrik jantung disebut aritmia.

Masalah itu mungkin berupa debaran (denyutan)terlalu perlahan ( disebut

bradicardia) atau lebih cepat (disebut chycardia).

3. Jantung berhenti tiba-tiba

Banyak orang meninggal karena PJK yang tidak di sebabkan oleh

serangan jantung, tetapi karena denyut jantung berhenti secara tiba-tiba.

Sebab paling sering dalah kerusakan pada sistem listrk jantung, sehingga

denyut jantung terlalu cepatkeadaan ini di sebut ventricular vibrilation.

4. Gagal Jantung

Gagal jantung adalah keadaan dimana jantung sudah tidak lagi memompa

darah secara cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Terdapat berbagi

derajat keparahan dari beberapa jantung. Banyak faktor yang menyebabkan

kondisi tersebut. Gagal jantung selalu beraifat serius, tetapi umumnya tidak

fatal secara mendadak.

Pemeriksaan pada Pasien Kardiovaskuler

Menurutt Potter dan Perry (2005) pemeriksaan fisik merupakan

peninjauan dari ujung rambut sampai ujung kaki pada setiap sistem tubuh

yang memberikan informasi objektif tentang klien dan memungkinkan perawat

untuk membuat penilaian klinis. Jiakalau keadaan si sakit dinilai “tidak gawat”,

padanya dilakukan pemeriksaan seperti yang akan diterangkan dan

mempelajarinya, pemeriksaan pasien dibedakan dan Anamnesa dan

pemeriksaan fisik pada berbagai bagian tubuh dengan inspeksi, palpasi, dan

sebagainya. Namun dalam prakteknya, anamnesa dapat dilakukan sambil

melaksanakan pemeriksaan fisik, auskultasi dilaksanakan sambil inspeksi dan

20
sebagainya, demi untuk menghemat waktu. Meskipun demikian hal ini jangan

sampai mengurangi ketelitian.Yang sangat penting pula, adalah bahwa hasil

pemeriksaan jangan sampai tidak tercatat. Dalam catatan itu, keterangan

yang telah diperoleh perlu dikumpulkan secara teratur dalam kelompok-

kelompok anamnesa dan berbagai cara pemeriksaan fisik pada bagian tubuh.

1. Anamnesa

Jikalau diterjemahkan secara bebas, anamnesa berarti ”mengingat

kembali”, dalam hal ini, hal ikhwal penyakit yang sedang diderita oleh si

sakit. Membuat anamnesa dilakukan dengan bertanggung jawab antara

dokter dengan pasien atau pengantarnya. Dibawah inibeberapa gejala

penting yang sering terdapat pada pasien Penyakit Jantung

a) Rasa nyeri dalam dada atau di daerah jantung

b) Jantung berdebar-debar

c) Perasaan sesak napas atau dyspnoe

d) Edema tungkai

e) Penyakit di masa lampau

2. Pemeriksaan Fisik Umum

Sebaiknya pasien diukur tingginya dan ditimbang berat badannya

supaya segera dapat diketahui apakah si sakit kegemukan, terlampau kurus

atau bergizi baik.Jarang terdapat badanyang terlampau berat karena otot-

ototnya terlampau tebal. Berat badan yang melebihi 20% dari berat badan

idaman adalah akibat kegemukan atau obesitas, yang dapat disertaikeluhan

lekas capai, jantung berdebar-debar dan sesak napas seperti pada

penderita PJ.

21
a. Inspeksi

Selain dari adanya pigmen kulit, warna kulit terpengaruh pula oleh

peredaran darah (PD) di bawahnya. Oleh sebab itu, jikalau kulit tidak

terlalu kotor ataua terlalu hitam karena banyaknya pigmen, warna kulit

dapat kemerah-merahan atau rose, menjadi pucat atau agak kebiru-biruan

atau sianotik. Perubahan warna kulit ini terutama Nampak pada bagian

tubuh yang kulitnya tipis misalnya pada kulit muka dan juga pada selaput

lender.

b. Menilai Keadaan Peredaran Darah

Hipertensi masih termasuk klasifikasi ringann jikalau berkisar antara

160/95 dan 200/110 mmHg. Pada hipertensi berat terdapat tekanan sistolik

230-280 mmHg dan tekanan diastolik 120-140 mmHg.

a) Memeriksa denyut nadi

Denyut nadi bersumber pada denyut jantung. Pada pemeriksaan fisik perlu

diperhatikan irama dan lajunya dalam semenit serta isinya. Jikalau irama

denyut nadi tidak rata, dikatakan ada pulsus irregularis.

3. Pemeriksaan Perut

Penderita PJ perlu diperiksa perutnya, antara lain untuk mencari ada

tidaknya tanda-tanda kongesti akibat DJKa berupa pembesaran dan rasa

nyeri hati. Adanya hepato-jugular refluks merupakan suatu akibat dini dari

kongesti tersebut. Jikalau terdapat aistes; perlu diteliti apakah asites itu

terjadi karena DJKa atau karena cirrohosis hepatis: keduanya dapay disertai

adanya edema tungkai. Pada DJKa terdapat kongesti pula dalam Vena

Kava superior sehingga Vena Jugularis nampak memuai. Pada cirrohosis

22
hepatis, Vena Kava superior tidak tergantung, kadang-kadang

hatinyamengecil tapi limpa membesar.

4. Pemeriksaan Anggota Badan

Jikalau terdapat tanda-tanda kelainan katup jantung, atau keluhan sakit

sendi-sendi pada si sakit, perlu dicari apakah ada tanda-tanda demam

rematik yang mungkin masih aktif dan oleh sebab itu memerlukan

pengobatan juga.

5. Pemeriksaan Elektrokardiografis

Ada kemungkinan besar bahwa kebanyakan pasien yang datang pada

Dokter Umum belum siap mental untuk mengahadapi kemungkinan bahaa

padanya akan dapat dilakukan pemeriksaan EKG.

6. Membuat Diagnosa dan Menentukan Terapi Pada Penderita Penyakit

Kardiovaskular

Berdasarkan keluhan dan keterangan lain yang terdapat pada

anamnese serta gejala-gejala penyakit yang diketemukan pada

pemeriksaan fisik, dapat dibuat diagnosa untuk melangkah lebih lanjut bagi

penentuan terapi pada pasien. Semakin baik anamnese dibuat dan

pemeriksaan fisik dilakukan, semakin banyak dan semakin baik data yang

diperoleh untuk membuat diagnosa yang mantap.

7. Pemeriksaan-pemeriksaan Tambahan

Walaupun telah dibuat diagnosa dan diberikan terapi kepada si sakit,

kadang-kadang masih perlu dilakukan beberapa pemeriksaan tambahan.

23
Pemeriksaan tambahan itu diperlukan misalnya untuk mengetahui ada

tidaknya aktivitas Demam rematik jikalau diketemukan kelainan katup pada

si sakit, ada tidaknya gangguan fungsi organ-organ lain sebagai akibat atau

sebab hipertensi, untuk mengatahui jenis aritmi, lokalisasi, besarnya

miokard infarkt dan sebagainya.

Kadang-kadang pemeriksaan tambahan diperlukan juga untuk

memantapkan diagnosa yang telah dibuat atau untuk memperoleh

gambaran tentang tingkatan beratnya kelainan yang diketemukan pada si

sakit.

8. Penjelasan Tentang Keadaan Penyakit

Setelah membuat diagnosa dan menetukan terapi, dokter masih

berkewajiban memberi keterangan mengenai keadaan kesehatan si sakit

menurut pemeriksaan yang baru selesai dilakukan, kepada si sakit atau/

dan keluarganya. Hubungan batin antara dokter dengan pasiennya yang

mulai terjalin pada waktu memnbuat anamnese dan melakukan

pemeriksaan fisik, dapay ditingkatkan lagi pada pemberian keterangan ini.

Keterangan yang perlu diberikan oleh dokter terutama mengenai diagnosa,

apa yang perlu, boleh atau tidak boleh dilakukan oleh si sakit berhubung

dengan diagnosa tersebut dan biasanya juga bagaimana harapan

selanjutnya bagi si sakit atau prognosenya.

Terapi Dan Pengobatan Pada Pasien Kardiovaskuler

1. Pengenalan tanda-tanda keadaan darurat

2. Tindakan yang harus di ambil

a. Tindakan A

24
Segera mencari pertolongan.

Tindakan B

Segera menemui dokter atau ke rumah sakit,

Tindakan C

Pergi ke dokter atau bagian ke emergensi ke rumah sakit, bila di rasakan

adanya kenaikan nadi tiba-tiba dari normal ke nadi yang tinggi atau adanya

irama yang tidak teratur

Program Rehabilitas

Penyembuhan penyakit jantung seperti penyakit jantung atau operasi pintas

koroner adalah sebuah proses panjang dan di laksanakan tahap

dekitahap.program yang di kenal sebagai program rehabilitasi tersebut bertujuan

menolong para pasien jantung untuk kembali pada kondisi kesehatan mereka

seperti sebelum menderita penyakit, sebaik dan secepat mungkin.

KEPERAWATAN KELUARGA

Pengertian keluarga

Berikut beberapa pengertian keluarga menurut beberapa sumber ;

1. Raisner : Keluarga adalah sebuah kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang masing-masing mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu,

adik, kakak dan nenek.

2. Logan’s : Keluarga adalah sebuah sistem sosial dan kumpulan dari beberapa

komponen yang saling berinteraksi satu dengan lainnya.

3. Gillis : Keluarga adalah sebagaimana sebuah kesatuan yang kompleks dengan

atribut yang dimiliki tetapi terdiri dari beberapa komponen yang masing-masing

mempunyai sebagaimana individu.

Ciri-ciri keluarga

25
Menurut Robert Maclver dan Charles Horton :

a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.

b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan hubungan

perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.

c. Keluarga mempunyai suatu sistem tata nama (Noumenclature) termasuk

perhitungan garis keturunan.

d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-anggota

berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan dan

membesarkan anak.

e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga

Batasan keahlian keperawatan keluarga

Tingkat I adalah keluarga sebagai konteks. Tingkat II adalah keluarga

sebagai kumpulan dari anggota keluargaTingkat III adalah keluarga sebagai

klien. Pada tingkat ini keluarga menjadi klien atau fokus utama pengkajian

keperawatan. Keluarga dipandang sebagai sistem yang berinteraksi, dengan

fokusnya adalah dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan

fungsi keluarga, serta saling ketergantungan subsistem keluarga dengan

kesehatan dan keluarga dengan lingkungan luarnya.

Interaksi antara Antara Sehat/Sakit dan Keluarga

Menurut Suchulan (1965) dan Doberty dan Canphell (1998), yang disederhanakan

oleh Marilyn M. Friedman, ada enam tahap interaksi antara sehat/sakit dan

keluarga :

1. Tahap pencegahan sakit dan penurunan resiko

2. tahap gejala penyakit yang di alami oleh keluarga

3. tahap mencari perawatan

26
4. tahap kontak keluarga dengan institusi kesehatan

5. tahap respons sakit terhadap keluarga dan pasien

6. tahap adaptasi terhadap penyakit dan pemulihan

Tujuan keperawatan keluarga

Tujuan umum keperawatan keluarga adalah meningkatkan kesadaran,

keinginan, dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan, mencegah, memelihara

kesehatan mereka sampai pada tahap yang optimal dan mampu melaksanakan

tugas-tugas mereka secara produktif.

Tujuan khususnya adalah meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan

kemampuan keluarga.

Perbedaan praktik keperawatan keluarga dan praktik lainnya

Keperawatan keluarga berfokus pada keluarga sebagai target atau penerima

perawatan, (Kark 1974).

Jadi perbedaannya terlihat pada tujuan akhir dan prioritas . Implikasi perbedaannya

terdapat pada masalah keluarga yang unik dan masalah kesehatan komunitas yang

lazim terjadi pada keluarga (komitmen pertama pada klien dan keluarga).

Perbedaan antara perawat keluarga dan perawat individu menurut

Kerschling.al(1989) terdapat pada (1) pengakuan dan integrasi konsep keluarga (2)

penerapan perspektif yang lebih luas seperti teridentifikasi dalam pendidikan

keperawatan terhadap asuhan keperawatan terutama dengan melakukan pengkajian

keluarga (3) fokus interaksi dan dinamika keluarga (4) keterlibatan anggota keluarga

dalam perawatan, terutama dalam hal pengambilan keputusan dan pemberian

asuhan.

Faktor yang mempengaruhi berkembangnya keperawatan keluarga

Belakangan ini keperawatan keluarga berkembang dengan pesat karena :

27
1. Peningkatan pengakuan dalam keperawatan dan masyarakat tentang perlunya

peningkatan kesehatan dan perawatan kesehatan secara menyeluruh, bukan

hanya praktik yang berorientasi pada penyakit .

2. Peningkatan populasi lanjut usia dan perkembangan penyakit kronis yang

menyebabkan perawatan diri dan kebutuhan akan asuhan keperawatan

keluarga menjadi penting.

3. Perkembangan bidang riset keperawatan keluarga secara pesat.

4. Pengakuan yang luas tentang banyaknya keluarga yang bermasalah dalam

komunitas kita.

5. Penyebarluasan secara umum teori tertentu yang berdasarkan pada keluarga,

seperti tori kedekatan dan teori sistem umum.

6. Terapi keluarga dan perkawinan beralih dari terapi pertumbuhan ke klinik

layanan anak,perkawinan dan keluarga.

7. Riset terhadap kedalaman dan keterlibatan komunikasi keluarga pada tahun

1950-an dan 1960-an menunjukkan bahwa ibu-ibu yang bermasalah pada

komunikasinya terkait dengan anak-anak yang bermasalah.

Tahap Perkembangan keluarga

Dengan model tahapan hidup keluarga berdasarkan ekpansi, kontraksi, dan

penaturan kembali hubungan keluarga yang mendukung masuk, keluar, dan

perkembangan anggota keluarga, dapat membantu perawat untuk meningkatkan

perilaku yang bertujuan untuk membantu keluarga dalam perawatan dan masa

transisi.

“Kesehatan keluarga dipengaruhi oleh posisi kerabat dalam masyarakat.”(Potter

dan perry,2005).

Tipe/jenis Keluarga

28
Keluarga berdasarkan bentuk keluarga dalam kehidupan manusia dikelompokkan

menjadi beberapa bagian, antara lain:

1. Keluarga Inti

2. Keluarga Besar

3. Keluarga dengan Orang Tua Tunggal

4. Keluarga Campuran

5. Keluarga dengan Orang Tua Berkarir

6. Keluarga Regenerasi

7. Orang Dewasa yang Tinggal Sendiri

8. Pasangan Homoseksual

Fungsi, struktur dan tugas keluarga dan perawat keluarga

fungsi,struktur dan tugas keluarga

Menurut Wright dan Leahey (2000) dalam buku Community Public Health Nursing

edisi 4 struktur keluarga dapat dibagi menjadi tiga aspek yaitu struktur internal,

struktur ekstrnal, dan konteks. Struktur internal terdiri dari komposisi keluarga atau

anggota keluarga, jenis kelamin, posisi anggota keluarga berdasarkan umur dan

jenis kelamin, dan batasan tertentu yang ada dalam keluarga, siapa yang

berpartisipasi dan bagaimana partisipasinya dalam keluarga.

Struktur didasari pada keanggotaan keluarga dan pola hubungan yang bersifat

kompleks dan banyak. Menurut Friedman (1992) dalam buku Fundamentals of

Nursing : Concepts, Process and Practice edisi 6 Fungsi keluarga dideskripsikan

sebagai apa yang keluarga lakukan yang berfokus pada proses yang digunakan

untuk mencapai tujuan. Proses tersebut meliputi komunikasi antar-anggota keluarga,

penyusunan tujuan, penyelesaian konflik, pemberian layanan, pengasuhan, dan

penggunaan sumber daya internal maupun eksternal. Fungsi keluarga menurut

29
Friedman yaitu yang pertama fungsi afektif ,Kedua, keluarga memiliki fungsi

sosialisasi. Fungsi ketiga yaitu fungsi reproduksi ,Fungsi keempat yaitu fungsi

ekonomi sebagai pemberi financial bagi anggota keluarga dan kepentingan di

masyarakat. Fungsi kelima yaitu fungsi fisik sebagai pemberi keamanan dan

kenyamanan. Menurut Effendi (1998) ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap

anggota keluarganya yaitu yang pertama adalah fungsi asih, Fungsi yang kedua

yaitu fungsi asuh, adalah menuju kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak

agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan anak-anak

mereka sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Fungsi yang ketiga yaitu fungsi

asah, Namun dengan berubahnya pola hidup agraris menjadi industrialisasi fungsi

keluarga dikembangkan menjadi :

1. Fungsi biologis

- Untuk meneruskan keturunan

- Memelihara dan membesarkan anak

- Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

- Memelihara dan merawat anggota keluarga

2. Fungsi psikologis

- Memberikan kasih sayang dan rasa aman

- Memberikan perhatian di antara anggota keluarga

- Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

- Memberikan identitas keluarga

3. Fungsi sosialisasi

- Membina sosialisasi pada anak

- Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan

anak

30
- Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4. Fungsi ekonomi

- Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga

- Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan

keluarga

- Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan

datang misalnya pendidikan pada anak-anak, jaminan hari tua dan sebagainya

5. Fungsi Pendidikan

- Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, keterampilan untuk

membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya

- Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam

memenuhi peranya sebagai orang dewasa

- Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya

Fungsi,struktur dan tugas perawat keluarga

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu

memerhatikan prinsip-prinsip berikut.

a. Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.

b. Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.

c.Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan

keluarga.

d. Menerima dan mengakui struktur keluarga.

e. Menekankan pada kemampuan keluarga.

Dalam meningkatkan kemampuannya menyelesaikan masalah kesehatan

perawat dapat berperan dalam keperawatan keluarga sebagai :

1. pemantau kesehatan (health monitor).

31
2. Pemberi asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang sakit.

3. Koordinator keperawatan kesehatan keluarga.

4. Fasilitator.

5. Pendidik.

6. Penasehat.

Keluarga sebagai Sistem

Alasan keluarga disebut sebagai sistem adalah sebagai berikut:

1. Keluarga mempunyai subsistem yang meliputi anggota, fungsi, peran, aturan,

budaya, dll.

2. Terdapat saling ketergantungan antar subsistem.

3. Merupakan unit terkecil dari masyarakat dan dapat mempengaruhi supra-

sistemnya. Komponen sistem keluarga meliputi lingkungan, masukan, proses, luaran

dan umpan balik. ( Asuhan keperawatan keluarga, Supratjitno, S.kp ; 18-19)

diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi berdasarkan teori

keluarga sebagai sistem.

Studi Kasus

Anak merupakan bagian atau anggota keluarga, sering dikatakan sebagai

potret atau gambar dari orang tuanya saat masih kecil. Namun tidaklah demikian,

karena anak merupakan individu yang bertumbuh dan berkembang secara unik dan

tidak dapat diulang setelah usianya bertambah. Anak yang diasuh dengan tipe

keluarga homoseksual dengan lingkungan yang berbeda akan mengalami interaksi

yang berbeda dengan masyarakat Anak tersebut tidak memiliki ayah dan ibu

melainkan dua ayah dan dua ibu.

Masalah-masalah yang terjadi pada anak meliputi bahaya fisik dan psikologis.

32
KEPERAWATAN JIWA

Pengertian Kesehatan Jiwa

a. Menurut UU Kesehatan Jiwa No.3 Tahun 1966

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan

fisik, intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu

berjalan selaras dengan keadaan orang lain.

b. Menurut Rosdahi

Kesehatan jiwa adalah adalah kondisi jiwa seseorang yang terus tumbuh

berkembang dan mempertahankan keselarasan dalam pengendalian, serta terbebas

dari stress yang serius.

c. Menurut WHO

Kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang menggambarkan

keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan kedewasaan

kepribadiannya.

d. Menurut Yahoda

Kesehatan jiwa adalah sikap positif terhadap diri sendiri, tumbuh,

berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi

sesuai kenyataan, dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan.

e. Menurut Johnson

Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan sosial

yang terlihat dari hubungan intrapersonal yang memuaskan perilaku dan koping

yang efektif, konsep diri yang positif, serta kestabilan emosional.

f. Menurut Keliat

33
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi mental sejahtera yang memungkinkan

hidup harmonis dan produktif sebagai bagian yang utuh dari kualitas hidup

seseorang, dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia dengan ciri

menyadari sepenuhnya kemampuan dirinya, mampu menghadapi stres kehidupan

dengan wajar, mampu bekerja dengan produktif dan memnuhi kebutuhan hidupnya,

dapat berperan serta dalam lingkungan hidup, menerima dengan baik apa yang ada

pada dirinya dan merasa nyaman bersama dengan orang lain.

g. Menurut K.Maslow

kesehatan jiwa adalah kondisi yang memungkinkan seseorang berkembang

secara optimal baik fisik, emosional, dan intelegensi dan berjalan selaras dan serasi

dengan orang lain.

Kriteria Sehat Jiwa

Menurut Maria Jahoda (Depkes, 2000) individu yang sehat jiwa ditandai

dengan hal-hal sebagai berikut :

 Sikap positif terhadap diri sendiri

 Tumbuh Kembang dan Aktualisasi Diri

 Integrasi (Keseimbangan/Keutuhan)

 Otonomi

 Persepsi Realitas

 Kecakapan dalam Beradaptasi

Pengertian Keperawatan Jiwa

Menurut ANA ( American Nurses Association )

34
Keperawatan Jiwa adalah area khusus dalam praktek keperawatan yang

menggunakan ilmu tingkah laku manusia sebagai dasar dan menggunakan diri

sendiri secara terapeutik dalam meningkatkan, mempertahankan, memulihkan

kesehatan mental klien dan kesehatan mental masyarakat dimana klien berada.

Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa

1. Gangguan Ingatan

Ingatan adalah kesanggupan untuk mencatat, menyimpan, serta

memproduksi isi dan tanda-tanda kesadaran.

2. Gangguan Kesadaran

Kesadaran adalah kemampuan seseorang untuk mengadakan hubungan

dengan lingkungan serta dirinya sendiri melalui pancaindra dan mengadakan

pembatasan terhadap lingkungan serta dirinya sendiri.

3. Gangguan Asosiasi

Asosiasi adalah proses mental di mana perasaan , kesan, atau gambaran

ingatan cenderung menimbulkan kesan atau gambaran ingatan respons/konsep

lain, yang sebelumnya berkaitan denganya.

4.Gangguan Isolasi sosial Menarik Diri

Isolasi sosial adalah suatu keadaan kesepian yang dialami seseorang

karena orang lain menyatakan sikap yang negatif dan mengancam. Sedangkan

menarik diri adalah merupakan percobaan untuk menghindari interaksi dengan

orang lain dan menghindari hubungan dengan orang lain.

5.Gangguan Pikiran

Pikiran adalah meletakan hubungan antara berbagai bagian dari

pengetahuan seseorang. Berpikir adalah proses mempersatukan ide,

35
menghubungkan ide, membentuk ide-ide baru, dan membentuk pengertian untuk

menarik kesimpulan. Proses piker ini meliputi proses pertimbangan pemahaman,

ingatan, serta penalaran.

Model Konseptual Keperawatan Jiwa

1. Tujuan model konsep keperawatan jiwa

Model konsep ini sebagai kunci perkembagan ilmu keperawatan jiwa dan

pengembagan profesi keperawatan, yang mempunyai tugas sebagai berikut:

a. Memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-kenyataan yang dihadapi

oleh pelayanan kesehatan, baik dalam bentuk tindakan atau model praktik

keperawatan sehingga permasalahan dapat teratasi.

b. Membantu para anggota profesi untuk memhami berbagai pengetahuan

dalam memberikan asuhan keperawatan dan memberikan dasar dari

penyelesaian berbagai masalah keperawatan.

c. Membantu proses penyelesaian masalah dalam keperawan dengan

memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan sehingga

segala bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.

d. Memberikan dasar nilai dari asumsi dan filosofi keperawatan sehingga

pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat terus

bertambah berkembang.

Adapun model praktik dalam konsep keperawatan jiwa adalah sebagai berikut

1. Model Perilaku

Therapist merupakan proses pendidikan. Penyimpangan tingkah laku tidak

diberi reward.

36
Sedangkan tingkah laku yang adaptif dikuatkan. Pendekatan model ini

dengan terapi relaksasi dan latihan asertif.

Pesien melakukan teknik perilaku yang digunakkan, melakukan pekerjaan

rumah dan latihan penguatan. Therapist mengajarkan tentang pendekatan

perilaku, mengembangkan tingkat perilaku dan menguatkan perilaku yang

positif.

2. Model Eksistensial

Dikembangkan oleh Peris, Glasser, Ellis, Rogers, dan Franks. Pada

model ini dikemukakan bahwa kehidupan akan penuh arti apabila manusia

dapat menerima dirinya sepenuhnya.

3. Model Interpersonal

Model interpersonal dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan dan Peplau.

Pandangan tentang gangguan jiwa menurut model ini akibat kecemasan

yang ditimbulkan dan dialami dalam berhubungan interpersonal.

4. Model Medical

Model ini dikembangkan oleh Meyer, Kraeplin, Spitzer dan Frances.

Menurut model ini gangguan perilaku diakibatkan oleh proses penyakit

biologis.

5. Model Komunikasi

Dikemukakan oleh Erick Berne dan Watczlawik. Menurut model ini

gangguan perilaku terjadi akibat pesan tidak disampaikan dengan jelas,

pesan yang disampaikan atau yang diterima tidak sesuai antara persepsi

pengirim dengan penerima sehingga terjadi salah persepsi dalam

komunikasi. Antara pesan verbal dan non verbal mungkin tidak selaras.

6. Model Keperawatan

37
Model ini dikemukakan oleh Dorothen Orem, John Rischl, Roy dan Martha

Roger. Dorothen Orem yang mempunyai pandangan bahwa suhan

keperawatan berfokus pada respon individu terhadap masalah

kesehatanyang actual dan potensial dengan model pendekatan

berdasarkan teori system, teori perkembangan, teori interaksi pendekatan

holistic dan teori keperawatan.

7. Model Sosial

Dikemukakan oleh Caplan dan Szasz. Model ini mengemukakan

pandangan social terhadap perilaku. Factor social dan lingkungan

menciptakan stress yang menyebabkan kecemasan yang akan

menimbulkan gejala perilaku menyimpang.

KEPERAWATAN DIRI

Konsep Personal Hygiene

Personal hygiene bersala dari bahasa yunani, yaitu personal yang

artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah

suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

kesejahteraan fisik dan psikis

Definisi Personal Hygiene Menurut Para Ahli

1. Sjarfuddin

Personal hygiene adalah kesehatan pada seseorang atau perseorangan.

2. Efendy

Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat

penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi

kesehatan dan psikis seseorang.

38
3. Depkes

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

memenuhi kebutuhannya dan mempertahankan kehidupannya, kesehatan

dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan

terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri.

4. Nurjaannah

Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

aktifitas perawtan diri

5. Poter.perry

Menurut poter.perry, personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan

fisik dan psiki, kurang perawtan diri adalah kondisi dimana seseorang

tidak mampu melakukan perawatan kebbersihan untuk dirinya.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

1. Citra tubuh

2. Praktik sosial

3. Status sosial ekonomi

4. Pengetahuan

5. Kebudayaan

6. Kebiasaan seseorang

7. Kondisi fisik

Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene

1. Dampak fisik

kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga,

serta gangguan fisik pada kuku.

39
2. Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri, dan gangguan interaksi sosial.

Jenis Perawatan Diri Berdasarkan Waktu Pelaksanaan

Perawatan diri berdasarkan waktu pelaksanaan dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Perawatan dini hari

2. Perawatan pagi hari

3. Perawatan siang hari

4. Perawatan menjelang tidur

Macam-Macam Personal Hygiene

1. Perawatan rambut

a. Pengertian

Perawatan rambut adalah membersihkan rambut untuk menghilangkan

kotoran rambut dan kulit kepala dengan menggunakan shampo.

b. Tujuan

1. Menjaga rambut tetap bersih, rapi dan terawat

2. Membantu merangsang sirkulasi darah di kulit kepala

3. Mengkaji masalah rambut dan kepala

4. Memberi kenyamana pada klien

5. Mencegah infeksi kutu atau parasit lainnya

6. Meningkatkan kepercayaan diri klien.

2. Perawatan mata

a. Pengertian

40
Kebersihan mata adalah suatu keadaan atau upaya dimana mata bebas

dari kotoran. Kebersihan mata merupakan salah satu komponen dari

kebersihan diri (personal hygiene).

b. Tujuan

1) Agar mata bisa tetap sehat sehingga terhindar dari penyakit

2) Untuk membersihkan kotoran mata sehingga mata tampak lebih bersih.

3. Perawatan hidung

a. Pengertian

Perawatan rongga hidung adalah keadaan membersihkan rongga hidung

dengan cara mengeluarkan kotoran atau benda asing dari hidung agar

hidung tetap bersih dan terbebas dari infeksi

b. Tujuan

1) Dapat memperlancar pernafasan

2) Mengobatu infeksi pada rongga hidung

3) Memberikan rasa nyaman pada pasien

4. Perawatan telinga

a. Pengertian

Melakukan perawatan telinga adalah agar telinga pasien tetap bersih dan

terhindar dari infeksi

b. Tujuan

1) Mencegah infeksi pada telinga

2) Membantu memperjelas pendengaran pasien

3) Memberikan rasa nyaman pada pasien

5. Perawatan mulut dan gigi

a. Pengertian

41
Merawat gigi dan mulut merupakan tindakan keperawatan yang

dilakukan kepada klien yang di hospitalisasi. Tindakan ini dapat

dilakukan oleh pasien yang sadar secara mandiri atau dengan bantuan

perawat. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan kebersihan

mulut dan gigi secara mandiri harus dibantu seenuhnya oleh perawat.

b. Tujuan

1) Mencegah infeksi gusi dan gigi

2) Mempertahankan kenyamanan rongga mulut

6. Perawatan kuku

a. Pengertian

Merawat kuku merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada

klien yang tidak mampu merawat kuku secara mandiri.

b. Tujuan

Menjaga kebersihan kuku dan mencegah timbulnya luka atau infeksi

akibat kuku yang panjang.

7. Perawatan Genitalia

a. Pengertian

Perawatan area genital merupakan tindakan membersihkan area genital

dan sekitarnya pada klien yang tidak dapat melakukan secara mandiri.

b. Tujuan

1) Menjaga kebersihan

2) Mencegah infeksi

8. Mempersiapkan ruang perawatan pasien dan lingkungannya

a. Pengertian

42
Mempersiapkan ruang perawatan pasien dan lingkungannya dalam

rangka pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan pada pasien.

b. Tujuan

1) Mengatur ruang perawatan dan peralatannya demi kelancaran

pemberian pelayanan kepada pasien

2) Mencegah terjadinya infeksi silang

3) Menumbuhkan kepercayaan dan kesan baik dalam diri pasien

dan keluarganya maupun masyarakat terhadap rumah sakit.

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Definisi konsep pelayanan

Pelayanan masyarakat adalah segala bentuk pelayanan sektor publik yang

dilaksanakan aparatur pemerintah, termasuk aparat yang bergerak di bidang

perekonomian dalam bentuk barang dan jasa, yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat, dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pelayanan aparatur pemerintah

Sesuai dengan fungsi aparatur pemerintah yaitu abdi masyarakat, maka

sangat tepat cara implementasi konsep pelayanan berwawasan masyarakat

menempatkan pelanggan eksternal (penikmat barang dan jasa/konsumen) pada

puncak struktur organisasi. Untuk itu tugas utama Dari aparatur pemerintah, dan

pelaku bisnis adalah mengidentifikasi, dengan konkrit, membuat secara lebih efektif

dan efisien apa yang dibutuhkan, diperlukan oleh masyarakat.

Karakteristik pelayanan kesehatan

43
Karakteristik atau atribut yang harus diperhatikan dalam perbaikan kualitas jasa

pelayanaan terutama dalam bidang kesehatan, setidaknya memenuhi karakteristik

yang menurut Vincent Gospersz ada 10 dimensi, yakni :

1. Kepastian waktu pelayanan

2. Akurasi pelayanan.

3. Kesopanan dan keramahan dalam memberikan pelayanan.

4. Tanggung jawab

5. kelengkapan

6. Kemudahan mendapatkan pelayanan.

7. Variasi model pelayanan.

8. pelayanan pribadi.

9. Kenyamanan dalam memperoleh pelayanan.

10. Atribut pendukung pelayanan

Pengelolaan pelayanan kesehatan masyarakat

Manajemen pelayanan masyarakat adalah suatu proses atau kemampuan

dalam mengelola jasa pelayanan yang dibutuhkan masyarakat mulai saat

permintaan sampai jasa pelayanan itu diserahkan,digunakan. Fungsi manajemen

keperawatan

Berikut manajemen 4 fungsi tersebut.

1. Perencanaan

2. Organisasi

3. Pergerakan

4. Pengawasan

44
Manajemen pada proses keperawatan

Manajemen pada proses keperawatan mencakup manajemen pada berbagai

tahap dalam keperawatan.

Ilmu manajemen keperawatan

Frederick W.Taylor adalah salah seorang tokoh dari bidang ilmu manajemen.

Pada awal tahun 1990-an, ia mengemukakan bahwa teori manajemen

diibaratkan sebagai suatu mesin. Penekanannya utamanya adalah produksi yang

efisen dan cepat.Motivasi pekerja dan manajemen dipengaruhi kepuasan dalam

bekerja sama untuk meningkatkan produksi. Taylor dalam bukunya The

principles of scientific Management (1911) menganjurkan bahwa pekerjaan harus

dipelajari secara ilmiah untuk menentukan jalan terbaik dalam melaksanakan

setiap tugas.

Ekonomi Layanan Kesehatan

     Beberapa kebijakan operasional yang sudah mendapat perhatian dalam

menghadapi krisis kesehatan ini adalah :

a. Meletakkan landasan kebijakan kesehatan yang lebih bersifat

pencegahan (preventif)

b. Kebijakan obat nasional harus diarahkan untuk pemasyarakatan obat-

obatan esensial yang terjangkau oleh masyarakat.

c. Etika kedokteran dan tanggung jawab profesi seharusnya mendapat

porsi yang lebih besar dalam pendidikan dokter agar dokter yang

ditamatkan oleh Fakultas Kedokteran di Indonesia juga dapat berfungsi

sebagai cendikiawan di bidang kesehatan.

45
d. Kesehatan merupakan hak masyarakat yang perlu terus diperjuangkan

terutama penduduk miskin karena sudah merupakan komitmen global

pemerintah. Oleh karena itu, LSM kesehatan perlu terus diberdayakan

(bagian dari reformasi kesehatan) agar mereka mampu menjadi

pendamping kelompok-kelompok masyarakat yang membutuhkan

perlindungan.     

Sumber utama pembiayaan kesehatan :

a. Pemerintah

b. Swasta

c. Masyarakat dalam bentuk pembiayaan langsung (fee for service) dan

asuransi

d. Sumber-sumber lain dalam bentuk hibah atau pinjaman dari luar negeri

Pembiayaan kesehatan di masa depan akan semakin mahal karena :

a) Pertumbuhan ekonomi

b) Perkembangan teknologi kedokteran

Faktor-faktor yang berhubungan dalam perubahan MAKP

Setiap upaya untuk meningkatkan pelayanan keperawatan selalu berbicara

mengenai kualitas. Kualitas amat diperlukan untuk :

1. Meningkatkan asuhan keperawatan kepada pasien/konsumen;

2. Menghasilkan keuntungan (pendapatan) institusi;

3. Mempertahankan eksistensi insitusi;

4. Meningkatkan kepuasan kerja;

5. Meningkatkan kepercayaan konsumen/pelanggan;

46
6. Menjalankan kegiatan sesuai aturan/standar.

Standar praktik keperawatan di indonesia yang disusun oleh Depkes RI (1995)

terdiri atas beberapa standar, yaitu :

1. Menghargai hak-hak pasien;

2. Penerimaan sewaktu pasien masuk rumah sakit (SPMRS);

3. Observasi keadaan pasien;

4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi;

5. Asuhan pada tindakan nonoperatif dan administratif;

6. Asuhan pada tindakan operasi dan prosedur invasif;

7. Pendidikan kepada pasien dan keluarga;

8. Pemberian asuhan secara terus-menerus dan berkesinambungan.

Standar intervensi keperawatan yang merupakan lingkup tindakan

keperawatan dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar manusia (14

kebutuhan dasar manusia dari henderson), meliputi ;

1. Oksigen;

2. Cairan dan elektrolit;

3. Eliminasi;

4. Kenyamanan;

5. Kebersihan dan kenyamanan fisik;

6. Istrahat dan tidur;

7. Aktivitas dan tidur;

8. Spritual;

9. Emosional;

10. Komunikasi;

47
11. Mencegah dan mengatasi resiko psikologis;

12. Pengobatan dan membantu proses penyembuhan;

13. Penyuluhan;

14. Rehabilitas.

Hollander (1978) menekankan bahwa antara peran pemimpin dan staf

dipengaruhi oleh peran yang lainnya. Dia menekankan bahwa pemimpin adalah

sebagai proses dua arah yang dinamis. Dia menekankan tiga dasar

komponen yang terlibat dalam perubahan pemimpin, yaitu :

1. Pemimpin, termasuk personalitas pemimpin, persepsi, dan

kemampuannya;

2. Staf, termasuk personalitas, persepsi, kemampuannya;

3. Lingkungan atau situasi di mana pemimpin dan staf berfungsi,

termasuk norma kelompok baik formal maupun informal,

ukuran, kekuatan, dan ciri-ciri yang lainnya.

Menurut Holander (1978), pemimpin yang efektif memerlukan

kemampuan untuk menggunakan proses penyelesaian masalah,

mempertahankan kelompok secara efektif, mempunyai kemampuan komunikasi

yang baik, menunjukan kejujuran dalam memimpin, kompoten kreatif, dan

kemampuan mengembangkan identifikasi kelompok.

Teori Motivasi dan Manajemen

Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang member konstribusi pada

tingkat komitmen seseorang. Menurut bentuknya, motivasi terdiri atas :

48
1. Motivasi intrinsic, yaitu motivasi yang datangnya dari dalam diri

individu;

2. Motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu;

3. Motivasi terdesak, yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit

secara serentak dan menghentak dengan cepat sekali.

Prinsip Komunikasi Manajer Keperawatan

1. Manajer harus mengerti stuktur organisasi

2. Komunikasi bukan hanya sebagai perantantara

3. Komunikasi harus jelas, sederhana, dan tepat.

4. Ciri khas perawat professional di masa depan dalam memberikan

pelayanan keperawatan adalah dapat berkomunikasi secara lengkap,

adekuat, dan cepat.

5. Manajer harus meminta umpan balik apakah komunikasi dapat

diterima secara akurat.

6. Menjadi pendengar yang baik adalah komponen yang terpenting

bagi manajer.

Model Komunikasi

 Komunikasi tertulis

 Komunikasi secara langsung

 Komunikasi Nonverbal

KEPERAWATAN SEBAGAI PROFESI

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam

situasi yang menyangkut hubungan antarmanusia, terjadi proses interaksi

49
serta saling mempengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap

individu yang bersangkutan. (Mimin Suhaemi.2003)

Profesi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan bidangnya (antalogi),

jelas wilayah kerja keilmuannya (epistomologi), dan aplikasinya

(axiologi).

b. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal

melalui perundang-undangan.

c. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi

(standar pendidikan dan pelatihan, standar pelayanan, dan kode etik)

serta pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut

dilakukan sendiri oleh warga profesi.

Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana

dalam menentukan tindakannya didasarkan pada ilmu pengetahuan serta

memiliki keterampilan yang jelas dalam keahliannya.

Keperawatan sebgai profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut

a. Memiliki body of knowledge

b. Berhubungan dengan nilai-nilai sosial

c. Masa pendidikan

d. Motivasi

e.Otonomi

Perkembangan Profesionalisme Keperawatan

50
Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia berjalan

seiring dengan perkembangan pendidikan keperawatan yang ada di

Indonesia. Pengakuan perawat profesional adalah pemula bagi mereka yang

berlatar belakang pendidikan Diploma III keperawatan.

Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka menuju tingkat

keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat diploma saja. Diilhami

keinginan dari profesi keperawatan untuk terus mengembangkan pendidikan

maka berdirilah PSIK FK-UI (1985) dan kemudian disusul dengan pendirian

program pasca sarjana FIK UI (1999).

Peran, Fungsi dan Tugas Perawat

Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain

terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana

dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi yang bersifat

konstan.

Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan tahun 1989

terdiri dari :

 Pemberi asuhan keperawatan

 Advokat pasien

 Pendidik

 Koordinator

 Kolaborator

 Konsultan

 Peneliti

51
Fungsi Perawat

Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi

diantaranya :

a. Fungsi Independen

b. Fungsi Dependen

c. Fungsi Interdependen

Tugas Perawat

Tugas perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan

fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta

sumber yang tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

b. Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan.

Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.

c. Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan dan

pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan klien dan keadaan terminal.

Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.

d. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana

keperawatan.

e. Mendokumentasi proses keperawatan.

f. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta

merencanakan studi kasus guna meningkatkan pengetahuan dan

mengembangkan keterampilan dalam praktik keperawata.

52
g. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien

keluarga kelompok serta masyarakat.

h. Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat.

i. Mengelola perawatan klien dan berperan sebaga ketua tim dalam

melaksanakan kegiatan keperawatan.

Definisi dan Analisis Penyusun Mengenai Keperawatan Sebagai Profesi

Dalam praktiknya, perawat menggunakan pengetahuan yang mereka

punya dalam menerapkan segala keterampilan, menggunakan bahan,

peralatan, dan sumber-sumber lain secara efektif untuk memberi kepuasan

perawatan kesehatan pada individu, keluarga, dan masyarakat. Oleh karena

itu, praktik keperawatan memerlukan kajian ilmu yang mendalam melalui riset

keperawatan. Riset ini memegang peranan penting dalam perbaikan kualitas,

menekankan kebutuhan terhadap perubahan sistem pelayanan secara total,

tidak hanya mengerjakan sesuatu tanpa keahlian dan pijakan ilmu yang tepat.

Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu landasan dan

perlindungan hukum yang jelas. Perawat harus mengetahui berbagai konsep

hukum yang berkaitan dengan praktik keperawatan karena mereka

mempunyai tanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan profesional

yang mereka lakukan.

PERAN AGAMA DALAM KEPERAWATAN

Pengertian Agama

Agama adalah keyakinan yang dianut oleh individu dalam pedoman hidup

mereka yang dianggap benar. Dalam Ensiklopedi Indonesia dijelaskan pula tentang
53
agama sebagai berikut. Agama (umum), manusia mengakui dalam agama adanya

Yang Suci; Manusia menyadari bahwa ada suatu kekuasaan yang memungkinkan

dan melebihi segala yang ada.

Demikian pula definisi tentang religion, berkaitan dengan kepercayaan dan

aktivitas manusia yang biasanya dikenal seperti kebaktian, pemisahan antara yang

sakral dengan yang profan, kepercayaan terhadap jiwa, kepercayaan terhadap

dewa-dewa atau Tuhan, penerimaan atas wahyu yang supranatural dan pencarian

keselamatan.

(Wilfred cantwell smith: The meaning and end of Religion (London,1962)

Pandangan Smith, jelas berlebihan, karena istilah ini masih terus digunakan sampai

hari ini.

Menurut Dr. Anis malik Thoha, untuk mendefinisikan agama, para ahli

menggunakan setidaknya tiga pendekatan. yakni pendekatan fungsi, institusi dan

substansi. Para pakar sosiologi dan antropologi cenderung mendefinisikan agama

dari sudut fungsi sosialnya. Sebagaimana yang dilakukan Durkheim, Robert.N

Bellah,Thomas Luckemann, dan Clifortz Geertz. Para ahli sejarah sosial (social

history) cenderung mendefinisikan agama sebagai sebuah institusi historis. Yakni

suatu pandangan hidup yang institutionalized,

Peran Agama Dalam Keperawatan

Pengaplikasian Agama dalam pelayanan keperawatan sangatlah penting

dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan yang dapat memberikan hasil

yang maksimal.

Peran Agama Islam Dalam Keperawatan

54
Islam adalah agama yang benar disisi Allah dan hamba-hambanya,sehingga

Allah menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia (muslim)

khusus untuk umat Nabi Muhammad SAW. Didalam Al-Qur’an ada ayat yang

menerangkan bahwa salah satu tujuan diturunkannya Islam menaruh perhatian yang

besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan guna menolong orang yang

sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan modal utama untuk

bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya. Ajaran Islam yang selalu

menekankan agar setiap orang memakan makanan yang baik dan halal

menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan,sebab makanan merupakan salah

satu penentu sehat tidaknya seseorang.

"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang

terdapat di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-

baik yang Kami rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).

Makanan yang baik dalam Islam,bukan saja saja makanan yang halal, tetapi

juga makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan,baik zatnya, kualitasnya

maupun ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak

sekalipun belum tentu baik bagi kesehatan.Sebagian besar penyakit berasal dari isi

lambung,yaitu perut,sehingga apa saja isi perut kita sangat berpengaruh terhadap

kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi Muhammad SAW adalah

memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus proporsional,yakni masing-

masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi dan al-Hakim).

Peran Agama Kristen Dalam Keperawatan

Agama Kristen juga memiliki peranan yang sangat penting dalam

keperawatan dimana agama merupakan bagian utama yang tidak bias dipisahkan

55
dari kehidupan seseorang. Dalam hal ini baik yang merawat maupun yang dirawat.

Agama Kristen memandang bahwa seseorang yang sakit itu sebagai bentuk dari

pertobatan.

Peran Agama Hindu Dalam Keperawatan

Jika umat hindhu ada yang sakit dilakukan tradisi melukat sebagai sarana

pembersihan diri dan pikiran untuk membuang sial biasanya juga diikuti mandi

kelaut. Hal ini berkaitan dalam konsep sehat sakit dalam keperawatan yang

memandang bahwa salah satu kebutuhan dasar sehat manusia adalah kebutuhan

spiritual yang memandang bahwa kesehatan jiwa dan keberadaan agama sangat

penting bagi kesehatan.

Peran Agama Buddha Dalam Keperawatan

Presepri dari agama Buddha yang mengajarkan kepada semua umatnya

untuk menghargai mahluk hidup tanpa terkecuali membawa peran besar yang

menuntut perawat untuk bersikap baik,saling menghargai dalam hal ini perawat

menunjukan kepeduliaannya terhadap pasien,dengan melaksanakan komunikasi

terapeutik dan pelayanan kesehatan yang berdasar pada asas kemanusian dan

kepedulian.

Kaidah Dan Etika Agama Di Indonesia Yang Berhubungan Dengan Kesehatan

 Islam

Selama ini pula perawat Indonesia khususnya lebih mengenal Florence

Nightingale sebagai tokoh keperawatan, yang mungkin saja lebih dikarenakan

konsep keperawatan modern yang mengadopsi litelature barat.

56
Sejarah islam juga mencatat beberapa nama yang bekerja bersama Rufaidah

seperti Ummu Ammara,Aminah,Ummu Ayman,Safiyat,Ummu Sulaiman,dan Hindun.

Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat adalah Ku'ayibat,Aminah

binti Abi Qays Al Ghifari,Ummu Atiyah Al Ansariyat dan Nusaibat binti Ka'ab Al

Maziniyat.

Tugas seorang perawat, menurut H. Afif,menekankan pasien agar tidak

berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki harapan hidup

lagi.

Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana keperawatan

dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan tuntutan asuhan

keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan tehnologi kesehatan dan

informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan menteladani sejarah

perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida binti Sa'ad.

 Kristen

Sejak dulu gereja telah secara aktif mengambil bagian dalam pelayanan

kesehatan bagi masyarakat. Dari ide itulah kemudian muncullah forum yang

menyatukan keingan yang dapat menyatukan langkah bersama dalam hal ini

difokuskan pada kerja dalam sistem kesehatan. Setelah melalui tiga pertemuan

pimpinan lembaga pelayanan kesehatan Kristen, pada tahun 1983,terbentuklah

Persekutuan Pelayanan Kristen untuk Kesehatan di Indonesia (PELKESI) di Balige,

Sumatera Utara. Untuk saat ini,Sekretariat PELKESI berada di RS PGI Cikini,

Jakarta. PELKESI memiliki visi mewujudkan pelayanan kesehatan di Indonesia yang

mendatangkan damai sejahtera Allah bagi semua orang.

 Hindu

57
Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi tentang prinsip-prinsip,

peraturan- peraturan, serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan

rohani. Orang yang sehat mentalnya adalah orang yang dalam rohani atau dalam

hatinya selalu merasa tenang, aman, dan tentram. Sedangkan permasalahan

kesehatan mental meyangkut pengetahuan serta prinsip-prinsip yang terdapat dalam

lapangan Psikologi,kedokteran,psikiater,biologi, sosiologi,dan agama. Beberapa

temuan dalam bidang kedokteran dijumpai sejumlah kasus yang membuktikan

adanya hubungan antara agama dengan kesehatan mental manusia.

Dalam Hindu kesehatan tidak hanya secara fisik namun juga kesehatan

secara rohani yang disebut dengan secara sekala dan niskala.

 Buddha

Terapi Buddhis mengatakan bahwa penyebab tubuh ini menjadi sakit dan

sehat adalah karena adanya melalui perasaan jasmani (rasa sakit) dan keadaan

pikiran (emosi-emosi) yang mempengaruhinya. Dengan begitu apabila tubuh ini ingin

tetap sehat hendaknya menyadari segala bentuk-bentuk pikiran emosi-emosi yang

timbul dalam diri. Yang dimaksud dengan bentuk pikiran yang menyebabkan

penderitaan karena mempunyai beberapa hal yaitu :

1. Keserakahan

2. Harga diri yang terluka

3. Iri hati

4. Kebencian

5. Kekuatiran (Ruth Walshe, alih bahasa Upi. Ksantidewi).

Tri Ratna adalah obyek penghormatan tertinggi dalam agama Buddha yang

merujuk pada Buddha (sebagai pendiri agama Buddha), Dhamma (ajaran-ajaran

58
Buddha), dan Sangha (siswa Buddha yang telah memahami dan mendapatkan

manfaat dari ajaran Buddha).

Pelayanan Dan Aplikasi Agama Dalam Kesehatan

Pengertian pelayanan kesehatan

Menurut WHO(1996) sistem kesehatan adalah suatu jaringan penyedia

pelayanan kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan pelayanan

tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara dan organisasi yang

melahirkan sumber daya tersebut,dalam bentuk manusia maupun dalam bentuk

material.

Jadi pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang

tujuan utamanya adalah promotif (memelihara dan meningkatkan

kesehatan),preventif (pencegahan),kuratif (penyembuhan),dan rehabilitasi

(pemulihan) kesehatan perorangan,keluarga,kelompok atau masyarakat, lingkungan.

Yang dimaksud sub sistem disini adalah sub sistem dalam pelayanan kesehatan

yaitu input,proses,output,dampak,umpan balik,dan umpan balik.

Sistem pelayanan kesehatan

Menurut Hidayat (2008) sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian

penting dalam meningkatkan derajat kesehatan. Melalui sistem ini tujuan

pembangunan kesehatan dapat tercapai dengan efektif,efisien dan tepat sasaran.

Tingkat Pelayanan Kesehatan

Menurut (Leavel & Clark,2005) tingkat pelayanan kesehatan merupakan

bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat. Dalam

59
memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan

kesehatan yang akan diberikan, yaitu:

1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)

2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)

3. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan

Segera)

Lembaga Pelayanan Kesehatan

Menurut (Hidayat,2008) lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat

pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status

kesehatan. Bervariasi berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan.

1. Rawat Jalan

2. Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan

kesehatan dengan cara rawat jalan.

3. Institusi

Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang

diperluas, fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi.

4. Hospice adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang

bertujuan agar klien dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh

harga diri, sambil meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit

terminal yang dideritanya.

5. Community Based Agency merupakan bagian dari lembaga pelayanan

kesehatan yang dilakukan pada klien pada keluarganya, sebagaimana

pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat keluarga dan lain-lain.

Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan

60
Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup

pelayanan dokter, pelayanan keperawatan, dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanan

kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing dengan tidak meninggalkan

tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang

ini dapat diselenggarakan oleh pihak pemerintah maupun swasta.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelayanan Kesehatan

Pelaksanaan pelayanan kesehatan juga akan lebih berkembang atau

sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru

2. Pergeseran Nilai Masyarakat

3. Aspek Legal dan Etik

4. Ekonomi

5. Politik

Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan

Menurut Hidayat(2008) pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan

merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar &

rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan.

Aplikasi Agama Dalam Pelayanan Keperawatan

Pengaplikasian Agama dalam pelayanan keperawatan sangatlah penting

dimana dalam memberiakan pelayanan keperawatan yang dapat memberikan hasil

yang maksimal. Hal ini dapat dikatakan karena agama mengajarkan setiap umatnya

tentang semua kebaikan yang dapat dilakukan dimuka bumi,dengan hal ini para

61
tenaga kesehatan dapat mengaplikasikannya dalam pemberian pelayaanan

kesehatan yang kemudian akan melahirkan pelayanan kesehatan yang terbaik atas

dasar dan nilai-nilai kemanusiaan.

KEPERAWATAN KOMUNITAS

Definisi komunitas

WHO (World Health Organisatiton) 1974: komunitas sebagai kelompok social

yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama

serta adanya saling mengenal dan berinteraksi antara anggota masyarakat yang

satu dan yang lainnya.

Spradley (1985) mendefinisikan komunitas adalah sebagai sekumpulan orang

yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.

Definisi keperawatan komunitas

 American Nurses Assocation (1973) suatu sintesa dari praktek keperawatan

dan praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk meningkatkan dan

memelihara kesehatan penduduk.

 WHO (World Health Organisation) 1973: mencakup perawatan kesehatan

keluarga (Nurse health family) dan juga meliputi kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat luas, membant masyarakat mengidentifikasi masalah kesehatan

sendiri serta memecahkan masalah kesehatan tersebut sesuai dengan

kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka meminta bantuan

kepada orang lain.

Fungsi, Tujuan, sasaran dan strategi intervensi keperawatan komunitas

Fungsi keperawatan komunitas

a. Meberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis

62
b. Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan

kebutuhannya di bidang kesehatan.

c. Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pencegahan

masalah,

d. Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat yang berkaitan dengan

permasalahan atau

Fungsi perawat dalam melaksanakan perannya

 Fungsi independent

 Fungsi Dependent

 Fungsi Interdependent

Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga dan kelompok konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (Health General

Community) dan mempertimbangkan bagaimana masalah atau issue

kesehatan masyarakat dapat mempengaruhi keluarga, individu, dan

kelompok.

Sasaran keperawatan komunitas

1. Individu

2. Keluarga

3. Kelompok khusus

Strategi Intervensi keperawatan komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas:

63
1. Proses kelompok (Group Process).

2. Pendidikan kesehatan (Health Promotion).

3. Kerja sama (Partnership).

Prinsip keperawatan komunitas

Yang harus menjadi prinsip dalam melaksanakan keperawatan komunitas

haruslah mempertimbangkan:

1) Kemanfaatan

2) Autonomi

3) Keadilan

Falsafah keperawatan komunitas

Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada falsafah atau

paradigm keperawatan secara umum yaitu: manusia yang merupakan titik sentral

dari setiap upaya pembangunan kesehatan yang menjunjung tinggi nilai-nilai

kemanusiaan dan bertolak dari pandangan ini di susunlah paradigm keperawatan

komunitas yang terdiri empat komponen dasar yaitu: 1) Manusia, 2) Kesehatan, 3)

Lingkungan dan 4) keperawatan. Untuk lebih jelas lihat gambar 1.1: paradigm

keperawatan komunitas.

Peran perawat

a. Peran perawat menurut Konsorsium Ilmu Kesehaatan Tahun 1989

Berdasarkan konsorsium Ilmu Kesehatan tahun 1989 peran perawat terdiri dari:

 Pemberi asuhan keeperawatan

 Edukator

 Koordinator

 Kolaborator

 Konsultan

64
 Pembaharu

b. Peran perawat menurut Hasil Lokakarya keperawatan tahun 1983

Berdasarkan hassil lokakarya keperawatan tahun 1983 maka peran perawat

dibagi menjadi empat yaitu:

 Pelaksana pelayanan keperawatan

 Pengelola pelayanan dan institusi keperawatan

 Pendidik dalam keperawatan

 Peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan

c. Peran perawat kesehatan masyarakat

Peran yaang dapat dilaksanakan diantaranya adalah :

 Pelaksana pelayanan keperawatan

 Sebbagai pendidik

 Sebagai koordinator pelayanan kesehatan

 Sebagai panutan

 Sebagai fasilitator

 Sebagai pengelola

Etika keperawatan komunitas

a) Definisi Etika

Pengertian etika (secara etimologi), berasal dari bahasa yunani yaitu ethos,

yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom)

Macam-macam Etika

 Etika Deskriptif

Etika yang menelaah secara kritis dan rasional tentang sikap dan

perilaku menusia serta apa yang dikejar oleh setiap orang dalam

hidupnya sebagai sesuatu yang bernilai.


65
 Etika Normatif

Etika yang menetapkan berbagai sikap dan perilaku yang ideal dan

seharusnya dimiliki oleh manusia atau apa yang seharusnya dijalankan

oleh manusia dan tindakan apa yang bernilai dalam hidupnya.

Asumsi Dasar dan Kenyakinan Dalam Keperawatan Komunitas

1. Asumsi Dasar

Menurut American Association (ANA,1989), asumsi dasar keperawatan

komunitas didasarkan pada asumsi:

 Sistem pelayanan kesehatan bersifat kompleks.

 Pelayanaan kesehatan primer, sekunder, dan tersier merupakan

komponen sistem pelayanan kesehatan.

 Keperawatan merupakan subsistem pelayannan kesehatan, dimana hasil

pendidikan penelitian melandasi praktek.

 Fokus utama adalah keperawatan primer, sehingga keperawatan

komunitas dikembangkan ditatanan esehatan utama.

Keperawatan komunitas perlu dikembangkan ditatanan pelayanan kesehatan

dasar yang melibatkan komunitas secara aktif, sesuai keyakinan keperawatan

komunitas.

2. Keyakinan

Keyakinan yang mendasari praktek keperawatan komunitas yaitu:

 Pelayanan kesehata sebaiknya tersedia, dapat dijangkau dan dapat

diterima semua orang.

 Penysunan kebijakan seharusnya melibatkan penerima pelayanan, dalam

hal ini komunitas.

66
 Perawat sebagai pemberi pelayanan dan klien sebagai penerima

pelayanan perlu terjalin kerja sama yang baik.

 Lingkungan dapat mempengaruhi kesehatab komunitas, baik bersifat

mendukung maupun menghambat, untuk itu perlu diantisipasi.

 Pencegahhan penyakit dilakukan dalam upaya meningkatkan kesehatan.

 Kesehatan merupakan tanggung jawab setiap orang.

Dari asumssi dasar dan keyakinan yang mendasar maka dikembangkan falsafah

keperawatan komunitas, yang akan menjadi landasan praktek keperawatan

komunitas

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Pengertian keperawatan medikal bedah

Keperawatan Medikal Bedah adalah pelayanan profesional yang berdasarkan

pada ilmu keperawatan medikal bedah dan teknik keperawatan medikal bedah

berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual, peran utama perawat adalah

memberikan asuhan keperawatan kepada manusia (sebagai objek utama

pengkajian filsafat ilmu keperawatan : ontologis). (Nursalam, 2008 : hal 14).

Berikut ini merupakan komponen keperawatan medikal bedah :

1. Manusia

2. Keperawatan

3. Konsep sehat-sakit

4. Konsep lingkungan

Aplikasi pada asuhan keperawatan : Proses keperawatan, menurut (Nursalam, 2008

: hal 21)

67
a. Pengkajian.

b. Perumusan diagnosis keperawatan.

c. Intervensi keperawatan.

d. Pelaksanaan.

e. Evaluasi.

Ilmu-ilmu yang termasuk dalam Keperawatan Medikal Bedah

1. Sistem Neurologi

Neurologi adalah cabang dari ilmu kedokteran yang menangani kelainan pada

sistem saraf. Dokter yang mengkhususkan dirinya pada bidang neurologi disebut

neurolog dan memiliki kemampuan untuk mendiagnosis, merawat, dan

memanajemen pasien dan kelainan saraf.

a. Susunan saraf autonom

Susunan saraf autonom adalah bagian susunan saraf yang mengurus perasaan

viseral dan semua gerakan involuntar reflektorik, seperti vasodilatasi-vasokonstriksi,

bronkodilatasi-bronkokonstriksi, peristaltik, berkeringat, merinding dan seterusnya.

b. Anatomi susunan saraf autonom

Susunan saraf autonom dibagi dalam bagian pusat dan tepi. Bagian pusatnya

mencakup susunan limbik, hipotalamus dan jaras-jarasnya yang menghubungi

kolumna intermedio lateralis medulae spinalis. Bagian tepinya terdiri dari sepasang

rantai neuron-neuron yang dikenal sebagai ganglion paravertebrale serta juluran

68
aferen dan eferen mereka yang bersambung dengan neuron-neuron yang berada di

organ torakal abdominal dan pelvik.

2. Sistem Imun

a. Sistem Imun Nonspesifik

Imunologi adalah ilmu yang mempelajari tentang proses pertahanan atau

imunitas tubuhterhadap senyawa makromolekuler atau organisme asing yang

yang masuk ke dalam tubuh.Zat asing yang masuk tersebut dapat berupa

virus,bakteri protozoa atau parasit lainnya. Disamping itu tubuh juga dapat

menyebabkan respon imun terhadap protein tertentu yang terdapat di dalam

tubuh sendiri yang disebut atau imunitas dan terhadap keberadaan sel yang

tidak dikehendaki, yaitu respon imunitas tubuh terhadap sel tumor.

b. Sistem Imun Spesifik

Sistem imun spesifik adalah suatu sistem yang dapat mengenali suatu substansi

asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat memacu perkembangan respon imun

yang spesifik terhadap substansi tersebut. Sistem imun spesifik disebut juga dengan

sistem imun yang didapat (adaptive immunity), dimana sel-sel imun yang berperan

penting adalah sel limfosit B dan sel limfosit T. Substansi yang dapat merangsang

terjadinya respon imun spesifi disebut dengan antigen. Sedangkan respon tubuh

terhadap masuknya antigen tersebut adalah pembentukan antibodi.

3. Sistem Pernapasan

Sistem pernapasan berarti pergerakan oksigen dari atmosfer menuju ke sel dan

keluarnya karbondioksida dari sel ke udara bebas. Pemakaian oksigen dan

pengeluaran karbondioksida diperlukan untuk menjalankan fungsi normal sel

dalam tubuh, tetapi sebagian besar sel-sel tubuh kita tidak dapat mealukan

pertukaran gas-gas langsung dengan udara, karena sel-sel tersebut letaknya

69
sangat jauh dari tempat pertukaran gas tersebut. Karena itu, sel-sel tersebut

memerlukan sturuktur tertentu untuk menukar maupun untuk mengangkut gas-

gas tersebut.

4. Sistem Gastrointestinal (Sistem Pencernaan)

Gastrointestinal adalah suatu saluran pencernaan yang pajangnya 9 m mulai dari

mulut sampai anus meliputi tenggorokan (faring), kerongkongan (esofagus),

lambung (gastrin), usus halus dan usus besar.

Konsep klinis proses-proses terjadinya penyakit (gagal napas akut)

Gagal napas akut secara numerik didefinisikan sebagai kegagalan

pernapasan bila tekanan parsial oksigen arteri (atau tegangan, PaO 2) 50 SAMPAI 60

mmHg atau kurang tanpa atau dengan tekanan parsial karbon dioksida arteri

(PaCO2) 50 mmHg atau lebih besar dalam keadaan istirahat pada ketinggian

permukaan laut saat menghirup udara ruangan.

Langkah pertama yang penting untuk mengenali bakal terjadinya gagal napas

adalah kewaspadaan terhadap keadaan dan situasi yang dapat menimbulkan gagal

napas.

Pada umumnya, PaCO2 mencapai 50 sampai 60 mmHg atau kurang pada

ketinggian permukaan laut diterima sebagai petunjuk adanya gagal napas.

Prioritas dalam penanganan gagal napas berbeda-beda bergantung pada faktor

etiologinya, tetapi tujuan primer penanganan adalah sama pada semua pasien,

yaitu, menangani sebab gagal napas dan bersamaan dengan itu meamastikan ada

ventilasi yang memadai dan jalan napas yang bebas.

70
NEUROBEHAVIOUR

Neurobehavior adalah hubungan antara fungsi otak dengan perilaku dan

proses berpikir manusia. Neurobehavior terkait dengan pola perilaku hidup

seseorang yang berhubungan dengan sistem neural (sistem saraf) seperti pola tidur,

mood atau suasana hati, stress, nafsu makan dan kesadaran diri.

Organisasi struktural sistem saraf :

a. Sistem saraf pusat (SSP). Terdiri dari otak dan medulla spinalis yang dilindungi

tulang kranium dan kanal vertebral.

b. Sistem saraf perifer meliputi seluruh jaringan saraf lain dalam tubuh. Sistem ini

terdiri dari saraf cranial dan saraf spinal yang menghubungkan otak dan medulla

spinalis dengan reseptor dan efektor.

Ada berbagai jenis kelainan dan penyakit yang menyerang sistem saraf manusia,

antara lain.

1. Amnesia.

2. Stroke

3. Epilepsi (Ayan)

Definisi epilepsi

Epilepsi terjadi akibat adanya kerusakan membran pada sel glia otak.Sel glia

merupakan bagian dari sel otak yang multi fungsi. Salah satu fungsi penting dari sel

glia bila dikaitkan dengan penyakit epilepsi ini adalah fungsi sel gila sebagai

pensuplai nutrisi dan reservoar dari elektroit seperti ion K, Ca dan Na.

Ketidakseimbangan pada sel ini akan menyebabkan permasalahan pada sel syaraf.

Proses epileptogik akan terjadi bila ada pelepasan muatan paroksiman karena

mekanisme intrinsik dan membran neuron yang mengjaga kestabilan ambang lepas

muatan terganggu sehingga bisa terjadi depolarisasi secara terus menerus yang

71
selanjutnya menyebabkan timbulnya letupan potensial aksi. (Muhammad & Nazwar,

2011)

Patofisiologi

Kejang dipicu oleh perangsangan sebagian besar neuron secara berlebihan,

spontan, dan sinkron sehingga mengakibatkan aktivasi fungsi motorik (kejang),

sensorik, otonom atau fungsi kompleks (kognitif, emosional) secara lokal atau

umum.

Penatalaksaan

Tujuan utama dari terapi epilepsi adalah tercapainya kualitas hidup penderita

yang optimal. Ada beberapa cara untuk mencapai tujuan tersebut antara lain

menghentikan bangkitan, mengurangi frekuensi bangkitan, mengurangi frekuensi

bangkitan, mengurangi frekuensi bangkitan tanpa efek samping ataupun dengan

efek samping seminimal mungkin serta menurunkan angka kesakitan dan kematian.

PSIKOLOGI KEPERAWATAN

Pengertian Psikologi

Psikologi berasal dari kata Psyche = Jiwa dan Logos = Ilmu. Psikologi adalah

ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Perbedaan Psikologi dengan Ilmu Jiwa yaitu,

psikologi adalah istilah untuk ilmu pengetahuan yang diperoleh secara sistematis

dan menggunakan metode ilmiah

Ciri-ciri psikologi

1. Mempunyai objek tertentu

2. Metode pendekatan/penelitian tertentu

72
3. Sistematika yang teratur

4. Mempunyai sejarah atau riwayat tertentu.

Peran Psikologi dalam Keperawatan

Adapun peran keperawatan lainnya yaitu,

a. Terjalinnya hubungan interpersonal.

b. Komunikasi yang baik antara perawat dengan klien (empathy).

c. Adanya rasa saling percaya antara perawat dan klien.

d. Adanya motivasi yang muncul dari perawat untuk mempercepat

kesembuhan klien.

Proses dan Perkembangan Motif

Dengan demikian, ada motif biologis atau motif alami (natural motives)

sebagai motif dasar dan ada motif yang diperoleh karena latihan dan belajar

(learned motives). Natural motives terkait erat dengan motif yang bersifat biologis,

misalnya motif makan, motif minum, motif mencari udara segar, dan motif seksual.

Motif dasar ini akan mengalami perkembangan sesuai norma yang ada.

1. Macam-macam Motif

Secara umum

Ada dua maca motif, yaitu:

a.       Motif primer atau motif dasar

b.      Motif sekunder adalah

Motivasi dalam Keperawatan

Menurut Abraham C. Dan Shanley F. (1997) motivasi perawat agar tetap

bekerja di departemen kesehatan Inggris didasarkan pada hasil penelitian Barret

(1998), yaitu:
11
73
a.       Kepuasan dengan pekerjaan mereka.

b.      Suasana kerja yang baik.

c.       Dukungan manajerial yang baik.

d.      Tersedianya pendidikan berkelanjutan.

e.       Pengembangan profesionalisme.

Namun, Hinshaw, dkk (1987) dalam penelitiannya di Amerika Serikat

menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat, yaitu:

a.         Pengurangan staf.

b.        Status profesional.

c.         Kesenangan pada posisi yang dimiliki.

d.        Kemampuan pada posisiyang dimiliki.

e.         Kekohesifitasan kelompok.

f.         Pengenalan terhadap keunikan perawat.

g.        Kesempatan pertumbuhan profesional.

h.        Pengendalian praktik keperawatan

Macam-Macam Penyimpangan Akibat Dari Psikologi Abnormal

Terdapat dua pokok definisi psikologi abnormal, yaitu:

1. Psikologi abnormal adalah cabang ilmu psikologi yang dikhususkan dalam

bidang tertentu terutama membahas abnormalitas

2. Psikologi abnormal membahas bentuk gangguan dan kelainan baik itu proses

(penyebab, manifestasi serta akibat) maupun isi.

Konsep abnormalitas dapat ditinjau dari beberapa sisi, seperti berikut ini:

74
1. Statistical infrequency

2. Unexpectedness

3. Personal distress

4. Violation of norms

5. Disablitity

KEPERAWATAN ANAK

Konsep Keperawatan Anak

Pengertian Anak

Menurut UU RI No. IV th 1979 tentang kesejahteraan anak, disebutkan

bahwa anak adalah seseorang yang belum mencapai umur 21 tahun dan

belum menikah. Sedangkan menurut UU RI No. I th 1974 Bab IX ps 42

disebutkan bahwa anak yang sah adalah yang dilahirkan dalam atau sebagai

perkawinan yang sah.

Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian

anak adalah seseorang yang dilahirkan dalam atau sebagai perkawinan yang

sah yang belum mencapai usia 21 tahun dan belum menikah.

Filosofi Keperawatan Anak

a. Family center care ( perawatan berfokus pada keluarga )

b. atraumatic care Paradigma Keperawatan Anak

Terdapat empat komponen yang di paparkan dalam paradigma

keperawatan yang mana keempat komponen itu adalah manusia atau anak

itu sendiri, sehat, lingkungan , dan keperawatan itu sendiri. Keempat

komponen tersebut di gambarkan dalam bagan sebagai berikut, ( Supartini,

Yupi : 2004 )

75
1. Manusia ( anak )

2. Sehat

3. Lingkungan

4. Keperawatan

Prinsip Keperawatan Anak

Dalam keperawatan anak, perawat harus mengetahui bahwa prinsip

keperawatan anak :

a. Anak bukan miniatur orang dewasa

b. Anak sebagai individu unik & mempunyai kebutuhan sesuai tahap

perkembangan

c. Pelayanan keperawatan anak berorientasi pada pencegahan &

peningkatan derajat kesh, bukan mengobati anak sakit

d. Keperawatan anak merupakan disiplin ilmu kesehatan yang berfokus pada

kesejahteraan anak sehingga perawat bertanggung jawab secara

komprehensif dalam memberikan askep anak

e. Praktik keperawatan anak mencakup kontrak dengan anak & keluarga

untuk mencegah, mengkaji, mengintervensi & meningkatkan kesejahteran

dengan menggunakan proses keperawatan yang sesuai dengan moral

( etik ) & aspek hukum ( legal )

f. Tujuan keperawatan anak & remaja adalah untuk meningkatkan maturasi /

kematangan

g. Berfokus pada pertumbuhan & perkembangan

Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

76
Tumbuh kembang anak menurut Dr.Soetjiningsih mencakup dua peristiwa

yang sifatnya berbeda, tetapi saling berkaitan dan sulit dipisahkan yaitu

mengenai pertumbuhan dan perkembangan. Sedangkan apa yang dimaksud

dengan pertumbuhan dan perkembangan per definisinya sebagai berikut :

a. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,

jumlah, ukuran atau dimesi tingkat sel, organ maupun individu, yang dapat

diukur dengan ukuran berat (gr, pound, kg), ukuran panjang dengan cm atau

m, umur tulang, dan keseimbangan metabolik (retensi kalium dan nitrogen

tubuh)

b. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur sebagai hasil dari proses

pematangan. Disini menyangkut adanya poses diferensasi sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ, dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa

sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk

perkembangan emosi, intelektual, dan tingkah laku sebagai hasil interaksi

dengan lingkungannya.

Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan mempunyai dampak terhadap

aspek fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan pematangan fungsi

organ/individu. Walaupun demikian, kedua peristiwa itu terjadi secara sinkron

pada setiap individu. Sedangkan untuk tercapainya tumbuh kembang yang

optimal bergantung pada potensi biologiknya. Tingkat tercapainya potensi

biologik seseorang, atas hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan

ialah faktor genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku. Proses unik

dan hasil akhir yang berbeda memberikan ciri tersendiri pada setiap anak.

77
1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

a. faktor genetik

b. Faktor lingkungan

1) Faktor lingkungan posnatal

Peran Perawat Terhadap Keperawatan Anak

Perawat berperan sebagai pendidik baik secara langsung dengan memberi

penyuluhan/pendidikan kesehatan pada orang tua anak maupun secara tidak

langsung dengan menolong orang tua/anak memahami pengobatan dan

perawatan anaknya

Suatu waktu anak dan keluarganya mempunyai kebutuhan psikologis berupa

dukungan/dorongan mental. Sebagai konselor, perawat dapat memberi konseling

keperawatan ketika anak dan orang tuanya membutuhkan. Hal ini yang

membedakan layanan konseling dengan pendidikan kesehatan. Dengan cara

mendengarkan segala keluhan, melakukan sentuhan, dan hadir secara fisik,

perawat dapat saling bertukar pikiran dan pendapat dengan orang tua anak

tentang masalah anak denga keluarganya, dan membantu mencarikan alternatif

pemecahannnya.

Dengan pendekatan interdisiplin, perawat melakukan koordinasi dan

kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain, dengan tujuan terlaksananya

asuhan yang holistik dan komprehensif. Perawat berada pada posisi kunci untuk

menjadi koordinator pelayanan kesehatan karena 24 jam berada di samping

pasien. Keluarga adalah mitra perawat. Oleh karena itu, kerja sama dengan

keluarga juga harus terbina dengan baik, tidak hanya saat perawat

78
membutuhkan informasi dari keluarga saja, melainkan seluruh rangkaian proses

perawatan anak harus melibatkan keluarga secara aktif.

Lingkup praktik keperawatan anak

Lingkup praktik merupakan hak dan otonomi dalam melaksanakan asuhan

keperawatan yang berdasarkan atas kemampuan, tingkat pendidikan yang

diniliki, dan dilakukan selama batas keprofesian. Sedangkan praktik

keperawatan itu sendiri merupakan tindakan mandiri perawat profesional

maupun melalui tindakan kolaboratif dengan klien dan tenaga kesehatan lain

dalam memberikan asuhan keperawatan. Lingkup praktik keperawatan anak

merupakan batasan asuhan keperawatan yang duberikan pada klien anak yang

berusia 28 hari sampai 18 tahun atau usia bayi baru lahir samapi 12 bulan

(Gartinah, dkk 1999). Dalam memberikan asuhan keperawatan anak harus

berdasarkan kebutuhan dasar anak yaitu, kebutuhan untuk tumbuh kembang

seperti asuh, asih, dan asah (Sularyo, 1993).

Penyakit yang diderita oleh anak

 Asma

 Ispa

 Infeksi radang tenggorokan

 Rhinitis alergi

 Infeksi telinga tengah

 Cacar air

 Diare

 Masalah kulit

79
 Tuberkulosis

 Difteri

 Tetanus

 Campak

 Gondongan

 Rubella

 Polio

 Meningitis

 Pneumonia

 Hepatitis A

 Reaksi Hospitalisasi Anak

Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, saat anak sakit

dan dirawat di rumah sakit. Keadaan ini terjadi karena anak berusaha untuk

beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu rumah sakit, sehingga

kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak baik terhadap anak

maupun orang tua dan keluarga (Wong, 2000). Berdasarkan pengertian

tersebut, dapat disimpulkan bahwa hospitalisasi adalah suatu proses karena

alasan berencana maupun darurat yang mengharuskan anak dirawat atau

tinggal di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang dapat

menyebabkan beberapa perubahan psikis pada anak.

Hospitalisasi pada Anak Usia Prasekolah

Pada usia ini, anak membutuhkan lingkungan yang nyaman untuk

proses tumbuh kembangnya. Biasanya anak mempunyai lingkungan bermain

dan teman sepermainan yang menyenangkan. Anak belum mampu

membangun suatu gambaran mental terhadap pengalaman kehidupan

80
sebelumnya sehingga dengan demikian harus menciptakan pengalamannya

sendiri (Sacharin, 1996). Anak usia sekoalah sering merasa terkekang

selama dirawat di rumah sakit. Hal ini disebabkan adanya pembatasan

aktivitas anak sehingga anak merasa kehilangan kekuatan diri.

Stresor pada Anak yang Dirawat di Rumah Sakit

Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak

pada anak (Nursalam, Susilaningrum, dan Utami, 2005). Jika seorang anak

dirawat di rumah sakit, maka anak tersebut akan mudah mengalami krisis

karena anak mengalami stres akibat perubahan yang dialaminya. Perubahan

tersebut dapat berupa perubahan status kesehatan anak, perubahan

lingkungan, maupun perubahan kebiasaan sehari-hari. Selain itu anak juga

mempunyai keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah

maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan. Stresor atau pemicu

timbulnya stres pada anak yang dirawat di rumah sakit dapat berupa

perubahan yang bersifat fisik, psiko-sosial, maupun spiritual.

Anak akan bereaksi terhadap nyeri dengan menyeringaikan wajah,

menangis, mengatupkan gigi, menggigit bibir, membuka mata dengan lebar,

atau melakukan tindakan agresif seperti menendang dan memukul. Namun,

pada akhir periode balita anak biasanya sudah mampu mengkomunikasikan

rasa nyeri yang mereka alami dan menunjukkan lokasi nyeri (Nursalam,

Susilaningrum, dan Utami, 2005). Beberapa perubahan lingkungan fisik yang

dialami selama dirawat di rumah sakit, pada akhirnya dapat menyebabkan

anak mengalami stres emosi. Menurut penenlitian yang dilakukan di instalasi

rawat inap Badan RSUD Dr. M. Ashari Kabupaten Pemalang, dengan jumlah

responden 68 orang didapatkan hasil 43 orang (61,8 %) menyatakan

81
mengalami stress emosi selama dirawat di rumah sakit, sedangkan 26 orang

(32,8 %) menyatakan tidak mengalami stress emosi akibat perawatan yang

dialaminya (Triyanto, 2006).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Reaksi Anak Usia Prasekolah terhadap

Hospitalisasi

Reaksi anak terhadap sakit dan rawat inap di rumah sakit beredabeda

pada masing-masing individu. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Perkembangan usia anak merupakan salah satu faktor utama yang dapat

mempengaruhi reaksi anak terhadap sakit dan proses perawatan. Reaksi

anak terhadap sakit berbeda-beda sesuai tingkat perkembangan anak

(Supartini, 2004). Menurut Sacharin (1996), semakin muda anak semakin

sukar baginya untuk menyesuaikan diri dengan pengalaman dirawat di rumah

sakit

Reaksi Anak Usia Prasekolah terhadap Stres akibat Sakit dan Dirawat

di Rumah Sakit

Sakit dan dirawat di rumah sakit merupakan krisis utama yang tampak

pada anak. Jika anak dirawat di rumah sakit, anak akan mudah mengalami

krisis karena anak stres akibat perubahan baik pada status kesehatannya

maupun lingkungannya dalam kebiasaan sehari-hari, dan anak mempunyai

sejumlah keterbatasan dalam mekanisme koping untuk mengatasi masalah

maupun kejadian-kejadian yang bersifat menekan (Nur Salam, Susilaningrum,

dan Utami, 2005). Ada beberapa diantaranya akan menolak masuk rumah

sakit dan secara terbuka menangis tidak mau dirawat. Jika anak sangat

ketakutan, anak dapat menampilkan perilaku agresif, dari menggigit,

82
menendangnendang, hingga berlari keluar ruangan. Ekspresi verbal yang

ditampilkan seperti dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja

sama dengan perawat, dan ketergantungan pada orang tua. Anak pada usia

pra sekolah membayangkan dirawat di rumah sakit merupakan suatu

hukuman, dipisahkan, merasa tidak aman dan kemandiriannya terlambat

(Wong, 2000).

KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

Istilah-istilah Gawat Darurat

Gawat darurat adalah suatu keadaan yang terjadinya mendadak

mengakibatkan seseorang atau banyak orang memerlukan penanganan /

pertolongan segera dalam arti pertolongan secara cermat, tepat dan cepat. Apabila

tidak mendapatkan pertolongan semacam itu maka korban akan mati atau catat /

kehilangan anggota tubuhnya seumur hidup.

Keadaan darurat adalah keadaan yang terjadinya mendadak, sewaktu-waktu /

kapan saja, terjadi dimana saja, dan dapat menyangkut siapa saja sebagai akibat

dari suatu kecelakaan, suatu proses medik atau perjalanan suatu penyakit.

Pertolongan pertama adalah perlakuan sementara yang diberikan pada

seseorang yang mengalami kecelakaan atau sakit mendadak sebelum pertolongan

definitif oleh dokter dapat diberikan / dilakukan pencegahan agar tidak terjadi cedera

yang lebih parah yang diberikan oleh orang awam bukan dimasukkan dalam

tindakan medik.

Penyebab kegawatan

83
Segala sesuatu bisa berupa penyakit maupun trauma yang menyebabkan

ancaman terhadap fungsi-fungsi vital tubuh antara lain :

1) Jalan nafas dan fungsi nafas

2) Fungsi sirkulasi

3) Fungsi otak dan kesadaran

Unit Gawat Darurat (UGD) adalah Unit/bagian yang memberikan pelayanan

gawat darurat kepada masyarakat yang menderita penyakit akut atau mengalami

kecelakaan

Pasien gawat darurat adalah seseorang atau banyak orang yang mengalami

suatu keadaan yang mengancam jiwanya yang memerlukan pertolongan secara

cepat, tepat dan cermat yang mana bila tidak ditolong maka seseorang atau banyak

orang tersebut dapat mati atau mengalami kecacatan.

Kriteria pasien gawat darurat adalah mengalami kegawatan yang menyangkut:

1) Terganggunya jalan nafas

2) Terganggunya fungsi pernafasan,

3) Terganggunya fungsi sirkulasi

4) Terganggunya fungsi otak dan kesadaran

Pasien akut adalah pasien yang menderita sakit secara mendadak (onset

waktu yang cepat) yang membutuhkan pertolongan segera yang apabila tidak

ditolong sakitnya akan bertambah parah.

Kriteria pasien akut :

1) Semua pasien gawat darurat

84
2) Pasien trauma selain gawat darurat seperti luka robek ringan, luka bakar

ringan, fraktur tulang tanpa perdarahan

3) Pasien medis tidak gawat darurat seperti hematemesis melena tanpa syok,

stroke tanpa penurunan kesadaran, diare dengan dehidrasi ringan-sedang

dan lain-lain

4) Pasien tidak gawat dan tidak akut : pasien diluar kriteria pasien gawat dan

pasien akut

Prinsip Dasar Penanganan Kasus Kegawatdaruratan

Prinsip pada penanganan penderita gawat darurat harus cepat dan tepat

serta harus dilakukan segera oleh setiap orang yang pertama

menemukan/mengetahui (orang awam, perawat, para medis, dokter), baik didalam

maupun diluar rumah sakit karena kejadian ini dapat terjadi setiap saat dan

menimpa siapa saja.

Kondisi gawat darurat dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Kumpulan materi mata

kuliah Gadar:2005):

1) Pasien Gawat Darurat

2) Pasien Gawat Tidak Darurat

3) Pasien Darurat Tidak Gawat

4) Pasien Tidak Gawat Tidak Darurat 

5) Pasien Meninggal

Aspek Psikologis Pada Situasi Gawat Darurat :

1) Cemas

2) Histeris

85
3) Mudah marah

Triage Dalam Gawat Darurat

Pemberian label dalam triage meliputi :

a) Merah Untuk kasus-kasus gawat darurat

b) Kuning Untuk kasus gawat tidak darurat atau darurat tidak gawat

c) Hijau Untuk kasus-kasus tidak gawat tidak darurat/ringan

d) Hitam Untuk kasus DOA (datang dalam keadaan sudah meninggal).

Fungsi Perawat Dalam Pelayanan Gawat Darurat

a) Melaksanakan asuhan keperawatan gawat darurat

b) Kolaborasi dalam pertolongan gawat darurat

c) Pengelolaan pelayanan perawatan di daerah bencana dan ruang gawat darurat

1. Ruang lingkup KGD

1.      Di ICU ( Intensive Care Unit )

1) Definisi 

  Ruang ICU adalah unit pelayanan rawat inap dirumah sakit yang memberikan

perawatan khusus pada penderita yang memerlukan perawatan yang lebih intensif

yang mengalami gangguan kesadaran, gangguan pernafasan, dan mengalami

serangan penyakit akut.

Macam – Macam ICU

Mengingat bahwa kemampuan dan sarana ditiap rumah sakit sangat bervariatif

maka ICU dikategorikan berdasar kemampuannya, yaitu sebagai berikut :

1. ICU PRIMER.

86
2. ICU SEKUNDER.

3. ICU TERTIER.

2.      Di UGD

1) Definisi

Unit gawat darurat (UGD) adalah salah satu bagian di rumah sakit yang

menyediakan penanganan awal bagi pasien yang menderita sakit dan cedera, yang

dapat mengancam kelangsungan hidupnya. Fungsi

Fungsi Unit Gawat Darurat adalah untuk menerima, menstabilkan dan

mengatur pasien yang menunjukkan gejala yang bervariasi dan gawat serta juga

kondisi-kondisi yang sifatnya tidak gawat. UGD juga menyediakan sarana

penerimaan untuk penatalaksanaan pasien dalam keadaan bencana,

Kegiatan di Unit Gawat Darurat

Kegiatan yang menjadi tanggung jawab UGD, secara umum dapat dibedakan

atas tiga macam yaitu (Flynn, 1962): 

a) Menyelenggarakan pelayanan gawat darurat bertujuan menyelamatkan untuk

kehidupan penderita, namun sering dimanfaatkan hanya untuk memperoleh

mendapatkan pelayanan pertolongan pertama dan bahkan pelayanan rawat

jalan.

b) Menyelenggarakan pelayanan penyeringan untuk kasus-kasus yang

membutuhkan pelayanan rawat inap intensif. Merujuk kasus-kasus gawat

darurat yang dinilai berat untuk memperoleh pelayanan rawat inap intensif.

Teori Keperawatan Gawat Darurat Pada Pasien Penderita Syok         Anafiltik

1. Definisi

87
Syok anafilaktik adalah syok yang terjadi secara akut yang disebabkan oleh

reasi alergi. (Prof.Dr. H. Tabrani Rab, Agenda Gawat Darurat (Critical Care),

Hal.1033 ).

Syok anafilaksis adalah suatu keadaan yang dipicu oleh respon

hipersensivitas generalisata yang diperantai oleh IgE menyebabkan vasodilatasi

sistemik dan peningkatan permeabilitas vascular.(Robbins & Cotrain (Dasar Patologi

Penyakit Edisi 7, hal 144).

2. Etiologi

Berbagai mekanisme terjadinya anafilaksis, baik melalui mekanisme IgE

maupun melalui non-IgE . Tentu saja selain obat ada juga penyebab anafilaksis

yang lain seperti makanan, kegiatan jasmani, serangan tawon, faktor fisis seperti

udara yang panas, air yang dingin pada kolam renang dan bahkan

sebagian anafilaksis penyebabnya tidak diketahui.

Mekanisme dan Obat Pencetus Anafilaksis

1. Anafilaksis (melalui IgE)

2. Zat pelepas histamin secara langsung :

3. Patofisiologi

ETIKA KEPERAWATAN

Pengertian Etika Profesi Keperawatan

Menurut Araskar dan David (1978) etika berarti “Kebiasaan”, “Model Perilaku” atau

standar yang diharapkan dan criteria tertentu untuk suatu tindakan. Kata etika berasal dari

bahasa Yunani, yaitu Ethos, yang berhubungan dengan pertimbangan pembuat keputusan,

benar atau tidaknya suatu perbuatan karena tidak ada undang-undang atau peraturan yang

menegaskan hal yang harus dilakukan. Etika berbagain profesi digariskan dalam kode etik

88
yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan

kepercayaan dari profesi.

Etika (ethich) berarti moral, etiket (etiquette) berarti sopan santun. Dua kata

ini memiliki persamaan dari perbedaan makna.

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam situasi

yang menyangkut hubungan antarmanusia, terjadi proses interaksi serta saling

memengaruhi dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang

bersangkutan.

Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu profession

atau bahasa latin, Profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan

mempu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminology,

profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi

pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental.

Konsep etika profesi keperawatan

1. Sehat-sakit

Konsep sehat sakit adalah konsep yang komplek dan multinterpretasi. Definisi sehat

Berabad-abad lalu, sehat diartikan sebagai kondisi yang normal dan alami. Karenanya,

segala sesuatu yang tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap kondisi tidak sehat

yang harus dicegah.

1. Definisi sakit

Sakit adalah keadaan tidak normal/sakit. Secara sederhana, sakit atau daoat pula disebut

penyakit merupakan suatu bentuk kehidupan atau keadaan diluar batas normal.

89
Rentang sehat-sakit

Rentang sehat-sakit adalah suatu skala ukur hipotesis untuk mengukur keadaan

sehat/kesehatan seseorang. Kedudukan seseorang pada skala tersebut bersifat dinamis dan

individual karena dipengaruhi oleh faktor pribadi dan lingkungan. Pada skala ini, sewaktu-

waktu seseoranng bisa berada dalam keadaan sehat, namun dilain waktu bisa bergeser ke

keadaan sakit.

Falsafah Etika Keperawatan

Falsafah keperawatan menurut Martha Rogers (1970), yaitu bahwa keperawatan

adalah pengetahuan yang ditunjukan untuk mengurangi kecemasan terhadap

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan pencegahan penyakit, perawatan rehabilitasi

penderita sakit serta penyandang cacat.

Keperawatan berpandangan bahwa manusia dan kemanusiaan merupakan titik sentral

setiap upaya pembangunan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sesuai dengan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Bertolak dari pandangan ini disusun paradigm

keperawatan yang terdiri atas empat konsep dasar, yakni manusia, lingkungan, kesehatan, dan

keperawatan.

1. Manusia

2. Kesehatan

2. Lingkungan

3. Keperawatan

4. Kedudukan Kode Etik dalam Profesi Keperawatan

Ada tiga aliran tentang etika, yaitu aliran deskriptif, aliran etika normatif, dan

etika pluralism.

90
Prinsip-Prinsip Profesi Keperawatan

Menurut Doheny et all (1982), etika diperlukan oleh semua profesi termasuk juga

keperawatan yang mendasari prinsip-prinsip suatu profesi dan tercermin dalam standar

praktik professional.

Hal yang paling fundamental dari prinsip ini adalah penghargaan atas sesama.

1. Otonomi (Autonomy)

2. Berbuat baik,mendatangkan manfaat (Beneficial)

3. Keadilan (Justice)

4. Tidak merugikan (Nonmaleficience)


5. Kejujuran (Veracity)

6. Kesetiaan, menepati janji (Fidelity)


7. Kerahasiaan (Confidentiality)

8. Akuntabilitas (Accountability)

Faktor faktor yang Berpengaruh dalam Pengambilan Keputusan Etis

1. Tingkat Pendidikan

2. Pengalaman

3. Faktor agama dan adat istiadat

4. Komisi Etik

Komisi etik merupakan suatu faktor yang memengaruhi pembuatan keputusan

etis yang dibuat oleh perawat dalam praktiknya. Komisi etik tidak hanya memberi

pendidikan dan menawarkan nasihat melainkan juga mendukung rekan-rekan

perawat dalam mengatasi dilemma etik yang ditemukan dalam praktik sehari-hari.

5. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

6. Faktor Legislasi dan Keputusan yuridis

91
92

Anda mungkin juga menyukai