Anda di halaman 1dari 22

Laporan Pendahuluan

Keperawatan Dasar Profesi

KONSEP
CARING DAN
KOMUNIKASI
TERAPEUTIK
A. Konsep Caring
1. Pengertian Caring

Caring merupakan suatu perilaku atau tindakan yang dilakukan untuk memberikan rasa aman
secara fisik dan emosi dengan orang lain secara tulus. Caring merupakan sentral untuk praktek
keperawatan, seorang perawat dituntut untuk lebih peduli kepada pasien. Watson (2005, dalam Tomey &
Alligood, 2006).
Caring merupakan sebuah proses interpersonal yang sangat penting yang mengharuskan perawat
melakukan aktivitas peran yang spesifik melalui ekspresi emosi tertentu pada klien (Morrison &
Burnard, 2009).
Menurut Madeline Leininger (1981), care merupakan intisari dari keperawatan dan karakteristik
yang dominan, yang tidak dapat dipisahkan dalam keperawatan. Tidak akan ada cure tanpa curing, tetapi
dapat ada caring tanpa curing. Tindakan caring meliputi komunikasi yang efektif dan terapeutik, selalu
memberikan tanggapan yang positif pada orang lain, membeikan support atau dukungan, juga
memberikan intervensi sesuai harapan dan tertandar.
Lanjutan…
Beberapa pengertian tentang Caring di atas, dapat disimpulkan bahwa Caring adalah
sikap kepeduliaan perawat terhadap klien dalam pemberian asuhan keperawatan dengan
cara merawat klien dengan kesungguhan hati, keikhlasan, penuh kasih sayang, baik
melalui komunikasi, pemberian dukungan, maupun tindakan secara langsung. Caring
merupakan ideal moral keperawatan yang dalam penerapannya pada klien diperlukan
pengembangan pengetahuan, ketrampilan, keahlian, empati, komunikasi, kompetensi
klinik, keahlian teknik dan ketrampilan interpersonal perawat, serta rasa tanggung jawab.
Caring juga merupakan dasar dalam melaksanakan praktek keperawatan profesional untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang dapat memberikan kepuasan pada klien
dan keluarga.
Perkembangan Teori Caring

Kristen M.
Leininger Watson Swanson
Teori Caring Leininger
Leininger (1981)
menggambarkan Profesional caring
caring sebagai
kegiatan perawat
profesional dan
membantu klien
berkaitan dengan nilai
dan tujuan yang ingin Scientific caring
dicapai individu
maupun kelompok.
Karakteristik caring
dibagi menjadi 3 (tiga),
yaitu : Humanistic caring
Teori Caring Watson
Watson mengatakan bahwa keperawatan
adalah ilmu kesehatan manusia, penyakit dan
pengalaman rehabilitasi, yang dimediasi Konsep tentang manusia
melalui transaksi perawatan manusia
profesional, pribadi, ilmiah, estetika, dan
etis. Tujuan keseluruhan dari keperawatan Konsep tentang kesehatan
adalah untuk mempromosikan pertumbuhan
dan spiritualitas diri sendiri dan orang lain,
dan untuk menemukan kekuatan batin
seseorang dan pengendalian diri.
Konsep tentang lingkungan
Menurut Jean Watson, nilai-nilai yang
menjadi dasar dari konsep care antara lain:
Konsep tentang keperawata
Teori Cring Kristen M Swanson
Teori Caring Swanson menjelaskan Maintening Belief
tentang proses Caring yang terdiri dari
proses perawat mengerti kejadian yang
berarti di dalam hidup eseorang, hadir Knowing (mengetahui)
secara emosional, melakukan suatu hal
kepada orang lain sama seperti
melakukan terhadap diri sendiri, memberi Being with (kehadiran)
informasi dan memudahkan jalan
seseorang dalam menjalani transisi
kehidupan serta menaruh kepercayaan Doing For ( melakukan)
seseorang dalam menjalani hidupnya.
Dimensi Caring menurut K.M Swanson
ada lima yang mendasari konsep caring Enabling
tersebut, yaitu : ( memampukan)
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku
Caring

Individu

Organisasi

Psikologis
Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan
Tiga aspek penting yang menjadi landasan keharusan perawat untuk care terhadap orang
lain. Aspek ini adalah aspek kontrak, aspek etika, dan aspek spiritual dalam caring
terhadap orang lain yang sakit.
1 3
Aspek kontrak Aspek spiritual

Aspek etika
Proses Keperawatan Dalam Teori
Caring
A Pengkajian C Implementasi

B Perencanaan D Evaluasi
Manfaat
Caring
Perilaku caring yang dilakukan oleh perawat bukan
saja bisa meningkatkan kepuasan klien tapi juga bisa
menghasilkan keuntungan bagi rumah sakit. Godkin dan
Godkin (2004) mengatakan bahwa perilaku caring mampu
memberikan manfaat secara finansial bagi industri pelayanan
kesehatan. Issel dan Khan (1998) menambahkan bahwa
perilaku caring staf kesehatan mempunyai nilai ekonomi
bagi rumah sakit karena perilaku ini berdampak bagi
kepuasan klien. Dengan begitu tampak dengan jelas bahwa
perilaku caring bisa mendatangkan manfaat bagi pelayanan
kesehatan karena mampu meningkatkan kesehatan dan
pertumbuhan individu serta menaikkan angka kunjungan
klien ke tempat fasilitas kesehatan dan nantinya akan
memberikan keuntungan secara finansial pada failitas
kesehatan tersebut.
Komunikasi Terapeutik
Menurut Machfoedz, (2009) Komunikasi terapeutik ialah pengalaman interaktif
bersama antara perawat dan pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk
menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien. Komunikasi yang dilakukan oleh
perawat dan tenaga kesehatan lain yang di rencanakan dan berfokus pada kesembuhan
pasien. Menurut Sheldon (2009) komunikasi terapeutik adalah proses yang
berkesinambungan antara perawat dan pasien mengembangkan hubungan tidak hanya
untuk berbagi informasi tetapi juga membantu pertumbuhan dan penyembuhan. Selain
itu menurut Urip, 2003 mengemukakan komunikasi terapeutik ialah komunikasi yang
sudah direncanakan yang bertujuan demi kesembuhan pasien.
Tujuan Komunikasi Terapeutik
Pelaksanaan komunikasi terapeutik bertujuan untuk
membantu memperjelas dan mengurangi beban pikiran
pasien. Disamping juga dapat mengurangi adanya keraguan
serta membantu dilakukannya tindakan yang efektif,
mempererat interaksi kedua pihak, yakni pasien dan perawat
dalam rangka untuk membantu penyelesaian masalah pasien
(Machfoedz, 2009).

Komunikasi yang hangat antara pasien dan


perawat dilakukan untuk mengasilkan rasa percaya dan
rasa nyaman pada pasien, sehingga proses tukar
menukar perasaan dan sikap akan berjalan dengan baik
(Arwani, 2002).
Perbedaan Komunikasi Sosial dengan Komunikasi
Terapeutik
Komunikasi Sosial Komunikasi Terapeutik

Terjadi setiap hari antar orang per orang atau kelompok baik dalam lingkungan Terjadi antara perawat dengan klien atau anggota tim kesehatan lainnya

kerja maupun pergaulan

Komunikasi umumnya bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan tetapi Komunikasi bersifat dalam karena selalu mempunyai tujuan atau arah yang

lebih mengarah kepada kebersamaan dan rasa senang lebih spesifik yaitu untuk kesembuhan klien

Komunikasi umumnya tidak menunjukkan sikap empati, tetapi lebih sering Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon dengan cara

bersikap simpati menunjukkan sikap empati kepada klien

Umumnya bersifat untuk kesenangan saja, tidak dituntut untuk memahami dir Membantu klien meningkatkan kesadaran diri

Komunikasi dapat terjadi karena direncanakan ataupun tidak direncanakan Komunikasi terjadi karena direncanakan
Prinsip-prinsip Komunikasi Terapeutik Dalam
Keperawatan
1. Perawat harus mengenal dirinya sendiri (self awareness) yang berarti memahami nilai-nilai yang di anut
2. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling menghargai
3. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan klien baik fisik maupun mental
4. Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan klien bebas berkembang tanpa rasa takut
5. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan klien memiliki motivasi untuk mengubah
dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin matang dan dapat memecahkan masalah-
masalah yang dihadapi
6. Perawat harus mampu mengontrol perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui dan mengatasi
perasaan emosional seperti perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan, maupun frustasi
7. Perawat harus mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan konsistensinya
8. Perawat harus mampu memahami arti empati dan menggunakannya sebagai tindakan yang terapeutik, dan
mampu memahami arti simpati yang bukan sebagai tindakan terapeutik
9. Perawat harus mampu memahami bahwa kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan
terapeutik
10. Perawat harus mampu menjadi role model agar dapat meyakinkan dan sebagai contoh kepada orang lain
tentang perilaku sehat.
11. Perawat harus mampu mengungkapkan perasaan dan menyatakan sikap yang jelas
12. Perawat mampu memiliki sifat altruisme yang berarti menolong atau membantu permasalahan klien tanpa
mengharapkan imbalan apapun dari klien
13. Perawat harus mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia
Tahapan Komunikasi Terapeutik
Menurut Stuart G.W (1998) yang dikutip dalam Musliha & Fatmawati, (2009),
komunikasi terapeutik terdiri dari empat tahapan, yaitu :

Tahap Pre-
1
Interaksi 3 Tahap Kerja

Tahap Orientasi/
2
Perkenalan 5 Tahap Terminasi :
- Terminasi sementara
- Terminasi akhir
Karakteristik Komunikasi Terapeutik

1 Keikhlasan (genuineness)

2 Empati (emphaty)

3
Kehangatan (warmht)
a) Perawat dan pasien dalam posisi yang saling berhadapan.
b) Mempertahankan kontak mata.
c) Membungkukan ke arah pasien
d) Mempertahankan sikap terbuka, perawat tidak melipat kaki atau
Sikap Komunikasi e)
tangan,
Rileks, perawat mampu mengontrol keseimbangan antara
Terapeutik ketegangan dan relaksasi dalam memberikan respon kepada
pasien.
Egan dalam Musliha & Fatmawati,
(2009) menyatakan bahwa ada lima
sikap dan cara menghadirkan diri
perawat yang dapat memfasilitasi Selain itu Stuart dan Sundeen (1998) dalam

komunikasi terapeutik, yaitu : Damayanti, (2008) mengatakan ada lima kategori


komunikasi nonverbal, yaitu:
1. Isyarat Vocal
2. Isyarat tindakan
3. Isyarat objek
4. Isyarat kedekatan
5. Sentuhan
Teknik Komunikasi
Terapeutik
Mendengark Mengulang pernyataan
1 3
an
Jupiter is the
pasien
biggest planet

Menunjukan
2 4 Klasifikasi
penerimaan
Mercury is the
closest to the Sun
Hambatan Komunikasi
Terapeutik
Hambatan komunikasi terapeutik dalam hal kemajuan
hubungan perawat – klien terdiri dari tiga jenis utama:
resistens, transferens, dan kontertransferens (Hamid, 1998).
Ini timbul dari berbagai alasan dan mungkin terjadi dalam
bentuk berbeda, tetapi semuanya menghambat komunikasi
terapeutik. Perawat harus segera mengatasinya. Oleh
karena itu hambatan ini menimbulkan perasaan tegang baik
bagi perawat maupun bagi klien. Untuk lebih jelasnya
marilah kita bahas satu-persatu mengenai hambatan
komunikasi terapeutik itu.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Terapeutik
1 2 3 4
Persepsi Nilai Emosi Latar belakang
sesial budaya

5 6 7
Peran dan Kondisi
pengetahuan
hubungan lingungan
Kelompok 1

Arfan Dadi
Iqbal Rizki Ananda

Heni Wulandari

Devi Ayu Anggraeni


Nurfadilah Terima Kasih....

Anda mungkin juga menyukai