Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat,
hidayah dan karunianya yang tiada ternilai kepada penulis, shalawat serta salam
semoga tercurah pada Rasululloh Muhammad SAW, keluarga dan segenap sahabat –
sahabatnya, hingga akhir jaman, Amin.

Banyak rintangan dan hambatan yang Kami hadapi dalam penyusunan


makalah ilmiah ini yang berjudul alat kontrasepsi kondom. Namun berkat bantuan
dan dukungan berbagai pihak, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung
Alhamdulillah kami dapat menyelesaikannya.

Kami ucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan, dorongan dan do’a, semoga Allah membalas amal baik yang
telah dilakukan umat-Nya atas sesama. Aamin.

Gorontalo, 6 september 2018

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................1
DAFTAR ISI...............................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................3
A. Pendahuluan......................................................................................................3

B. Rumusan masalah..............................................................................................4

C. Tujuan................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................5
A. Definisi kondom................................................................................................5

B. Klasifikasi kondom............................................................................................6

C. Kelebihan dan kekurangan kondom..................................................................8

D. Efek samping dari kondom..............................................................................10

E. Indikasi dan kontra indikasi dari kondom.......................................................10

F. Cara penggunaan dari kondom........................................................................11

G. Mekanisme kerja.............................................................................................13

BAB III PENUTUP...................................................................................................14


A. Kesimpulan......................................................................................................14

B. Saran................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Jika kita mengacu pada Undang-Undang Republi Indonesia Nomor36
Tahun 2009, Tentang Kesehatan, yang merupakan Undang-Undang
Kesehatan terbaru saat ini, maka akan terlihat pada Bab VI, Pasal 48, tentang
penyelenggaraan upaya kesehatan dilaksanakan melalui kegiatan : "
Kesehatan Reproduksi berada pada urntan kelima, dan Keluarga Berencana
pada urutan keenam dari 17 kegiatan yang terdapat pada Undang Undang
Kesehatan yang terbaru tersebut”
Program KB paradidma barn telah mengarah dan berorientasi kepada
kesetaraan dan keadilan gender, yang berarti kesetaraan ber-KBbagi pria
suami maupun wanita/istri. Yang menjadi masalah adalah, masih rendahnya
partisipasi pria/suami dalam hal kehidupan reproduksi mereka, antara lain
ditandai dengan masih sangat rendahnyakesertaanpria untuk menjadi akseptor
KB. Sebagaimana kita ketahui, partisipasi pria/suami baik dalam praktek KB
maupun dalam pemeliharaan kesehatan ibu dan anak, termasuk pencegahan
kematian maternal, hingga saat ini masih rendah. Hal ini tercermin dari data
yang diperoleh "BKKBN dari SDKI 1997, yaitu : penggunaan
kondom(0,7%), vasektomi (0,4%), sanggama terputus (0,8%), dan pantang
berkala (1,1%)2. Pada tahun 2009 naik sedikit.
Pada hakekatnya, rendahnya peserta KB pria disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain kurangnya pengetahuan dan kesadaran,
kurangnya dukungan politis, pengaruh sosial budaya, dari pria/suami
tersebut. Hal ini terjadi bisa saja karena rendahnya akses mereka terhadap
informasi yang berkaitan dengan Kesehatan Reproduksi dan KB.
B. Rumusan masalah
1) Apa definisi dari kondom?
2) Apa saja klasifikasi dari kondom?
3) Apa saja kelebihan dan kekurangan dari kondom?
4) Bagaimana efek samping dari kondom?
5) Bagaimana indikasi dan kontra indikasi dari penggunaan kondom?
6) Bagaimana cara penggunaan dari kondom?

C. Tujuan
1) Untuk mengetahui definisi dari kondom.
2) Untuk mengetahui klasifikasi dari kondom.
3) Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pemakaian kondom sebagai alat
kontrasepsi.
4) Untuk mengetahui efek samping pemakaian kondom.
5) Untuk mengetahui indikasi dan kontra indikasi pemakaian kondom.
6) Untuk mengetahui cara penggunaan dan pemasangan kondom.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi atau alat untuk mencegah kehamilan
atau penularan penyakit kelamin pada saat bersenggama. Kondom biasanya
dibuat dari bahan karet latex dan dipakaina pada alat kelamin pria atau wanita
pada keadaan ereksi sebelum bersenggama (bersetubuh) atau berhubungan
suami-istri.
Kondom merupakan selubung/ sarung karet yang dapat terbuat dari
berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil), atau bahan alami
(produksi hewani) yang dipasang pada penis saat hubungan seksual. Kondom
terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya
berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk
seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik
untuk meningkatkan efektivitasnya (misalnya penambahan spermicidal)
maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual (Saifuddin, 2003).
Kondom dalam berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa
abad yang lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus penis
untuk melindungi dari penyakit yang telah digunakan sejak 1350 sebelum
masehi dan digunakan untuk mencegah kehamilan sekitar abad ke-16 (Lubis,
2008).
Kondom merupakan metode kontrasepsi yang paling banyak
digunakan. Cara kerja kondom, mencegah sperma bertemu dengan sel telur
yang menyebabkan tidak terjadinya pembuahan. Alat kontrasepsi ini lebih
efektif digunakan tetapi jika penggunaannya secara tepat dan benar.
(www.rakyatmerdeka.co.id, 2007). 
B. Klasifikasi kondom
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2
bagian, yaitu kondom pria dan kondom wanita (USU, 2009).

a. Kondom pria
Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelaminnya terbagi menjadi 2
bagian, yaitu kondom pria dan kondom wanita (USU, 2009).
 Kondom lateks
Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan
berbentuk silinder bulat, umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal
0,03-0,08 mm, garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, dengan satu ujung
buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka bertepi
bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih
besar atau lebih kecil dari standar.

 Kondom berpelumas
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah
diperkenalkan variasi kondom yang berpelumas, mengandung
spermatiside, berwarna, memiliki rasa, dan beraroma.

 Kondom anti alergi


Kondom anti alergi terbuat dari karet lateks dengan rendah
residu dan tidak dipralubrikasi.

b. Kondom wanita
Kondom untuk wanita adalah suatu sarung polyurethane dengan
panjang 15 cm dan garis tengah 7 cm yang ujungnya terbuka melekat ke
suatu cincin polyurethane lentur. Cincin polyurethane ini berfungsi
sebagai alat untuk memasang dan melekatkan kondom di vagina.
Kondom wanita mengandung pelumas berbahan dasar silikon dan tidak
memerlukan pelumas spermisida serta hanya sekali pakai. Efektivitas dari
penggunaan kondom ini menunjukkan sama dengan efektivitas dari
penggunaan diafragma (USU, 2009).
Bahan polyurethane kurang menyebabkan reaksi alergi
dibandingkan kondom lateks. Bahan tersebut juga kuat dan jarang robek
(40% lebih kuat dari kondom lateks) tetapi tipis sehingga sensasi yang
ditimbulkan tetap dapat dipertahankan. Kondom wanita ini dapat
mencegah kehamilan dan penularan penyakit seksual termasuk HIV
apabila digunakan dengan benar (Lubis, 2008).
Berikut jenis-jenis kondom yang banyak beredar di pasaran
(Yuniico, 2009).

 kondom dengan aroma rasa


Aroma favorit yang bisa dipilih seperti cokelat, stroberi,
durian, pisang dan mint. 
 Kondom berulir (Ribbed Condom)
Jenis kondom yang satu ini memiliki keunikan di bentuknya
yang berulir untuk menambah kenikmatan pada saat bersenggama.
 Kondom ekstra tipis (Extra Thin Condom)
Tipe satu ini berbahan karet dengan ukuran yang sangat tipis.
Pada saat melakukan senggama, pasangan seakan-akan senggama
tanpa menggunakan kondom.
 Kondom ekstra pengaman (Extra Safe Condom)
Jenis ini memiliki tambahan lubrikan, serta mengandung
perlindungan ekstra untuk mencegah kehamilan.
C. Kelebihan dan kekurangan kondom
1. kelebihan pemakaian kondom
 secara umum
Kelebihan pemakaian kondom secara umum sebagai alat kontrasepsi
1) Efektif bila digunakan dengan benar
2) Tidak mengganggu produksi ASI.
3) Tidak mengganggu kesehatan klien.
4) Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5) Murah dan dapat dibeli secara umum.
6) Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus.
7) Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya
harus ditunda (Saifuddin, 2003).
 Pria
1) Murah dan dapat dibeli secara umum.
2) Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan tenaga
kesehatan.
3) Tidak memerlukan pengawasan khusus dari tenaga kesehatan 
4) Mudah cara pemakaiannya.
5) Tingkat proteksi yang cukup tinggi terhadap infeksi menular
seksual (PMS)
6) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
7) Tidak mengganggu produksi.
8) Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).

 Wanita
1) Memberikan perlindungan yang tinggi terhadap infeksi
menular seksual (IMS).
2) Tidak mengganggu produksi.
3) Efektif jika digunakan secara benar dan konsisten.
4) Bagi pasangan pria, penurunan kenikmatan seks lebih kecil
dibandingkan kondom laki-laki.
5) Tidak memerlukan pengawasan (USU, 2009).

2. Kekurangan pemakaian kondom secara umum


 secara umum
Kekurangan pemakaian kondom secara umum
1) Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2) Cara penggunaan sangat mempengaruhi keberhasilan
kontrasepsi.
3) Agak mengganggu hubungan seksual (mengurangi sentuhan
langsung).
4) Pada beberapa klien bisa menyebabkan kesulitan untuk
mempertahankan ereksi.
5) Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
6) Beberapa klien malu untuk membeli kondom ditempat umum.
7) Pembuangan kondom bekas mungkin menimbulkan masalah
dalam hal limbah (Saifuddin, 2003).
 Pria
1) Penurunan kenikmatan seks lebih besar daripada kondom
wanita
2) Kondom yang terlalu sempit beresiko mudah robek.
3) Kondom yang terlalu besar beresiko mudah sobek.

 Wanita
1) Kenikmatan bisa terganggu karena timbul suara gemerisik
saat berhubungan intim.
2) Pada awal menggunakan alat ini, proses pemasangannya agak
sulit.
3) Kadang-kadang dapat terdorong seluruhnya ke dalam vagina.
4) Harganya masih mahal (USU, 2009).

D. Efek samping dari kondom


Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan
pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada beberapa
kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa menimbulkan iritasi. Apalagi
jika latex kondomnya ditambahi dengan bahan spermicidal, maka nyeri yang
timbul akan semakin parah. Guna menghindari reaksi alergi ini, maka
sebaiknya memakai kondom dari bahan polyurethane atau kondom natural
skin serta tidak memakai bahan spermicidal (Kusmarjadi, 2009).
Banyak pria mengeluhkan kurang sensisitif jika memakai kondom,
sementara yang lainnyna merasa sulit untuk mempertahankan ereksi saat
memakai kondom atau saat intercourse. Pada beberapa kasus, baik pria
maupun partner-nya, memakai kondom bisa menghancurkan spontanitas
mereka dalam ML. Tetapi hal tersebut bukan merupakan efek samping
(Kusmarjadi, 2009).

E. Indikasi dan kontra indikasi dari kondom


a) Indikasi

Semua pasangan usia subur yang ingin berhubungan sekual dan belum
menginginkan kehamilan. Selain itu, untuk perlindungan maksimum terhadap
infeksi menular seksual (IMS) (Puspitasari, 2009).
b) Kontra indikasi
 Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metoda ini.
 Malformasi penis.
 Apabila salah satu dari pasangan alergi terhadap karet lateks
(Puspitasari, 2009).

F. Cara penggunaan dari kondom


a) Pada pria
1) Gunakan kondom setiap akan melakukan hubungan seksual.
2) Agar efek kontrasepsinya lebih baik, tambahkan spermicidal ke
dalam kondom.
3) Jangan menggunakan gigi, benda tajam seperti pisau, silet, gunting
atau benda tajam lainnya, pada saat membuka kemasan.
4) Pasangkan kondom saat penis sedang ereksi, tempelkan ujungnya
pada glan penis dan tempatkan bagian penampung sperma pada ujung
uretra. Lepaskan gulungan karetnya dengan jalan menggeser
gulungan tersebut ke arah pangkal penis. Pemasangan ini harus
dilakukan sebelum penetrasi penis ke vagina.
5) Bila kondom tidak mempunyai tempat penampungan sperma pada
bagian ujungnya, maka saat memakai, longgarkan sedikit bagian
ujungnya agar tidak terjadi robekan pada saat ejakulasi.
6) Kondom dilepas sebelum penis melembek.
7) Pegang bagian pangkal kondom sebelum mencabut penis sehingga
kondom tidak terlepas pada saat penis dicabut dan lepaskan kondom
diluar vagina agar tidak terjadi tumpahan cairan sperma disekitar
vagina.
8) Gunakan kondom hanya untuk satu kali pakai.
9) Sediakan kondom dalam jumlah cukup dirumah dan jangan disimpan
ditempat yang panas karena hal ini dapat menyebabkan kondom
menjadi rusak atau robek saat digunakan.
10) Jangan gunakan kondom apabila kemasannya robek atau kondom
tampak rapuh atau kusut.
11) Jangan gunakan minyak goreng, minyak mineral, atau pelumas dari
bahan petrolatum karena akan segera merusak kondom (Saifuddin,
2003).

b) Pada wanita
1) Buka bungkus Kondom Wanita
2) Cari cincin luar dan cincin dalam. Cincin dalam berupa cincin yang
tertutup
3) Pencet cincin dalam tersebut, dan pegang dengan jari-jari tangan
4) Masukkan cincin dalam ke dalam lubang vagina
5) Dorong cincin dalam sampai betul-betulmasuk ke vagina, sedangkan
cincin luar tetap berada di luar vagina
6) Bila melakukan hubungan seksual, masukkan penis sampai masuk ke
dalam cincin luar tersebut.
7) Lepaskan segera Kondom Wanita setelah selesai hubungan seksual
sebelum kita berdiri. Pilintir cincin luar kondom supaya cairan sperma
masih tetap berada di dalam kondom. BuatiglahKondom Wanita
tersebut secara higienis, yaitu dengan membungkusnya dengan tissue,
dan selanjutnya dibuang ke tempat sampah khusus. Selanjutnya
kondom bekas ini dibakar atau dikubur di dalam tanah. Jangan sekali-
kali di buang di sembarang tempat, atau ke dalam lobang WC/Toilet.
8) Bila mengalami alergi, segera konsultasi kepada bidan atau dokter.
G. Mekanisme kerja
Menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan
dapat dicegah. Manfaat, keterbatasan maupun efek samping yang ditimbulkan
kondom wanita, hampir sama dengan kondom lelaki. Tingkat efektifitas kondom
wanita akan tinggi, apabila cara menggunakannya benar. Angka kegagalan
kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per
tahun.

9)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Kondom dalam berbagai jenis bentuk telah digunakan sejak beberapa
abad yang lalu. Kondom berfungsi sebagai barrier yang membungkus
penis untuk melindungi dari penyakit yang telah digunakan sejak
1350 sebelum masehi dan digunakan untuk mencegah kehamilan
sekitar abad ke-16.
2) Klasifikasi kondom berdasarkan jenis kelamin yang memakainya
yaitu kondom pria dan wanita. Tetapi kondom yang banyak dijual
dipasaran yaitu ada 10 jenis, diantaranya Kondom dengan aroma dan
rasa, Kondom berulir (Ribbed Condom), kondom ekstra tipis, kondom
bintik dan sebagainya.
3) Sebenarnya untuk kelebihan dan kekurangan dari pemakaian kondom,
itu tergantung dari jenis kondom yang digunakan. Tetapi kelebihan
dan kekurangan yang menonjol yaitu sebagai berikut: Kelebihannya
aman dipakai, mudah didapat, cukup efektif bila digunakan dengan
benar, dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual dan
Hepatitis B HIV/AIDS. Kekurangannya: ada risiko robek. oleh sebab
itu, gunakan satu kondom hanya untuk satu kali pakai. kondom yang
baik terasa licin dan basah. jangan gunakan kondom yang bagian
dalamnya kering, yang terasa lengket di tangan, atau yang merekat
pada bungkus plastiknya, angka kegagalan tinggi, yaitu 3 - 15 per 100
wanita per tahun. 
4) Pada umumnya saat menggunakan kondom, pemakai kondom dan
pasangannya tidak akan mengalami efek samping. Namun pada
beberapa kasus terutama yang alergi terhadap latex, bisa
menimbulkan iritasi dan alergi. Apalagi jika latex kondomnya
ditambahi dengan bahan spermicidal, maka nyeri yang timbul akan
semakin parah.
5) Kontra indikasinya Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat
menerima metoda ini, malformasi penis dan apabila salah satu dari
pasangan alergi terhadap karet lateks.
6) Cara pemakaian kondom juga tergantung dari jenis kondom apa yang
digunakan. Tetapi pada dasarnya, kondom dipasangkan pada alat
genitalia pria dan wanita untuk mencegah terjadinya pembuahan.

B. Saran
1) Hindarilah pemakaian kondom secara illegal.
2) Jangan melakukan seks bebas tanpa ikatan pernikahan.
3) Gunakanlah kondom sesuai peraturan dan tujuannya.
4) Jangan menyalahgunakan kondom untuk hal-hal yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
Afriani, Ita Karunia. 2009. “Kecenderungan Pemakaian Kondom pada Pelanggan
WPS Selama 3 Bulan (April – Juni 2009) dan Kejadian HIV pada WPS Tahun
2006 – 2008 Di Puskesmas Putat Surabaya”,
http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/252/gdlhub-gdl-s1-2010-afrianiita-12551-
fkm128-k.pdf. Diakses tanggal 5 september 2018.

Hermanto, Guntur. 2009. “Cara Memasang Kondom Wanita”,


http://www.binainsani.net/admin/pdf_file/CARAMEMASANGKONDOMWA
NITA.pdf. Diakses tanggal 5 September 2018

Kusmarjadi, Didi. 2008. “Kontrasepsi”,


http://www.drdidispog.com/2008/04/kontrasepsi-komplit-plit-plit.html.
Diakses tanggal 5 september 2018

Kusmarjadi, Didi. 2009. “Efek Samping, Pro dan Kontra Kondom (Laki-laki)”,
http://www.drdidispog.com/2009/04/efek-samping-pro-dan-kontra-
kondom.html. Diakses tanggal 5 september 2018

Lubis, Ramona Dumasari. 2008. “Penggunaan Kondom”,


http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3422/1/08E00890.pdf. Diakses
tanggal 5 september 2018

Puspitasari, Dyah. 2009. “Faktor Intrinsik yang Mempengaruhi Kebiasaan


Pemakaian Kondom pada Wanita Penjaja Seks Liar (Di Tangkis Porong
Sidoarjo pada 2009)”, http://adln.lib.unair.ac.id/files/disk1/251/gdlhub-gdl-s1-
2010-puspitasar-12516-fkm114-k.pdf. Diakses tanggal 5 september

Saifuddin, Abdul Bari. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

USU.2009.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20846/4/Chapter
%20II.pdf. Diakses tanggal 5 september 2018.

Anda mungkin juga menyukai