Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi
gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling
benar yakni Syariah agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya
karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.
Oleh sebab itu, kami sangat menantikan kritik dan saran yang membangun
dari setiap pembaca untuk materi evaluasi kami mengenai penulisan makalah
berikutnya. Kami juga berharap hal tersebut mampu dijadikan cambuk untuk kami
supaya kami lebih mengutamakan kualitas makalah di masa yang selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
A. Konsep Medis...............................................................................................3
B. Konsep Keperawatan..................................................................................11
BAB III PENUTUP..............................................................................................28
A. Kesimpulan.................................................................................................28
B. Saran............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................29
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasien dengan penyakit Hirschsprung pertama kali dilaporkan oleh
Frederick Ruysch pada tahun 1691, tetapi yang baru mempublikasikan
serta mendeskripsikan mega colon congenital pada tahun 1863 adalah
Harald Hirschsprung. Namun, pada saat itu patofisiologi terjadinya
penyakit ini tidak diketahui secara jelas. Hingga tahun 1938, dimana
Robertson dan Kernohan menyatakan bahwa megakolon yang dijumpai
pada kelainan ini disebabkan oleh gangguan peristaltik dibagian distal
usus defisiensi ganglion.
Insiden penyakit Hirschsprung di Indonesia tidak diketahui secara
pasti tertapi berkisar antara satu diantara 5000 kelahiran hidup. Dengan
jumlah penduduk Indonesia 220 juta dan tingkat kelahiran 35 permil,
maka diprediksikan setiap tahun akan lahir 1540 bayi dengan penyakit
hirschsprung.
Laki-laki lebih banyak diserang dibandingkan perempuan dengan
perbandingan 4:1. Biasanya, penyakit Hirschsprung terjadi pada bayi
aterm dengan berat lahir 3kg dan jarang pada bayi prematur. Penyakit ini
mungkin disertai dengan cacat bawaan dan termasuk sindrom down,
sindrom waardenburg serta kelainan kardiovaskuler.
Penyakit ini ditemukan tanda dan gejala yaitu adanya kegagalan
mengeluarkan mekonium dalam waktu 24-48 jam setelah lahir, muntah
berwarna hijau dan konstipasi. faktor penyebab penyakit Hirschsprung
diduga dapat terjadi karena faktor genetik dan faktor lingkungan. Oleh
karena itu, penyakit Hirschsprung sudah dapat dideteksi melalui
pemeriksaan yang dilakukan seperti pemeriksaan radiologi, barium,
enema, rectal biopsi, rectum, manometri anorektal dan melalui
penatalaksanaan dan teraupetik yaitu dengan pembedahan dan colostomi.
Melalui makalah ini akan membahas lebih jauh mengenai penyakit
Hirschsprung serta asuhan keperawatan pasien Hirschsprung.
B. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep medis dari Hirschprung
b. Untuk mengetahui konsep keperawatan dari Hirschprung
C. Manfaat
a. Dapat mengetahui konsep medis dari Hirschprung
b. Dapat mengetahui konsep keperawatan dari Hirschprung
c. Dapat dijadikan sumber pengetahuan bersama pada pembelajaran
mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Medis
a. Definisi
b. Etiologi
c. Patofisiologi
d. Manifestasi Klinis
Penyakit hirschsprung
Pre operasi
Obstruksi kolon
Gangguan rasa nyaman Hipovolemik Kehilangan cairan dan
proksimal
elektrolit
Intervensi pembedahan
Defisit Nutrisi
Ketegangan
Defisit pengetahuan
Pemberian asuhan
B. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian penyakit hirschprung terdiri atas anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan evaluasi diagnostik
1) Anamnesis
Pada anamnesis, keluhan utama yang lazim di temukan pada
anak adalah nyeri abdomen. Keluhan orangtua pada bayinya dapat
berupa muntah-muntah. Keluhan gastrointestinal lain yang
menyertai seperti distensi abdominal, mual, muntah dan nyeri kolik
abdomen.
b. Masalah keperawatan
1 Defisit Nutrisi b.d ketidak mampuan STATUS NUTRISI Manajemen Nutrisi Manajemen nutrisi
menelan makanan d.d nafsu makan Obsevasi
menurun (D0019) Setelah dilakukan Observasi - Untuk mengetahui status
Kategori :Fisiologis tidakan keperawatan Identifikasi status nutrisi nutrisi klien
Subkategori :Nutris dan cairan Selama 3x24 jam Identifikasi alergi dan - Untuk mengetahui makanan-
Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup masalah Defisit nutrisi intoleransi makanan makanan yang harus
untuk memenuhi kebutuhan teratasi dengan dihindari
metabolisme . indikator : Terapeutik Terapeutik
Penyebab : 1. Kekutan otot Sajikan makanan secara - Agar klien nafsu makan
1. Ketidakmampuan menelan penguyah menarik dan sushu yang - Agar nutrisi terpenuhi
makanan 2. Kekuatan otot sesuai Edukasi
2. Ketidakmammpuan mncerna menelan Berikan makanan tinggi - Agar mencegah tersedak
makanan 3. Serum albumin kalori dan banyak protein - Agar pemenuhan nutrisi yang
3. Ketidakmampuan mengabsorbsi 4. Pengetahuan Edukasi baik
nutrient tentang pilihan Anjurkan posisi duduk, Kolaborasi
4. Peningkatan kebutuhan makanan yang jika mampu - Untuk mengetahui waktu
metabolisme sehat Ajarkan diet yang makan yang tepat
5. Faktor ekonomi( mis finansial Ket : diprogramakan - Agar mendapatkan pelayanan
tidak mencukupi) 1. Menurun Kolaborasi yang nutrisi yang tepat
6. Faktor psikologis ( mis . stress, 2. Cukup menurun
Kolaborasi pemberian
keengganan untuk makan ) 3. Sedang
medikasi sebelum makan (
4. Cukup meningkat
mis pereda nyeri,
Gejala dan tanda mayor 5. Meningkat
Subjektif antiemetik), jika perlu
( tidak ada) Kolaborasi dengan ahli
Objektif gizi untuk menentukan
1) Berat badan menurun minimal jumlah kalori dan jenis
10% dibawah rentan ideal nutrient yang dibituhkan
Gejala dan tanda minor jila perlu.
Subjekif
1) Cepat kenyang setelah makan
2) Kram/ nyeri abdomen
3) Nafsu makan menurun
Objektif
1) Bising usus hiperaktif
2) Otot pengunyah lemah
3) Otot menelan lemah
4) Membran mukosa pucat
5) Sariawan
6) Serum albumin turun
7) Rambut rontok berlebihan
8) Diare
Kondisi klinis terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Luka bakar
5. Kanker
6. Infeksi
7. AIDS
8. Penyakit chron’s
2 Hipovolemia b.d kekurangan intake Status Cairan Manajemen hipovolemia Manajemen hipovolemia
cairan d.d nadi teraba lemah (D0023) Observasi
Kategori : fisiologis Setelah dilakukan Observasi - Untuk mengetahui keadaan
Subkategori : nutrisi dan cairan tidakan keperawatan Pemeriksaan tanda dan cairan tubuh pada pasien
Definisi: penurunan volume cairan Selama 3x24 jam gejala hipovolemia( mis,. - Untuk mengetahui
intravascular,interstitial,dan/ataui masalah Defisit nutrisi Frekuensi nadi pemasukan dan
intraselular . teratasi dengan meningkat , nadi teraba pengeluarannya cairan
Penyebab : indikator : lemah , tekanan darah Terapeutik
1. Kehilangan cairan aktif 1. Kekuatan nadi menurun ,tekanan nadi - Untuk mengetahui kebutuhan
2. Kegagalan mekanaisme regulasi 2. Output urin menyempit , turgor kulit yang harus dipenuhi
3. Peningkatan permeabilitas 3. Pengisian vena menurun , membrane - Untuk pemenuhan cairan
kapiler 4. Berat badan mukosa kering , volume Edukasi
4. Kekurangan intake cairan Ket : urin menurun, hematocrit - Agar pemenuhan asupan air
5. Evaporasi 1. Menurun meningkat, haus, lemah). tercukupi
Gejala dan tanda mayor 2. Cukup menurun Monitor intake dan output - Agar tidak memgalami
Subjektif 3. Sedang cairan. cedera
( tidak tersedia) 4. Cukup meningkat Terapeutik Kolaborasi
Objektif 5. Meningkat Hitung kebutuhan cairan - Untuk pemenuhan cairan
1. Frekuensi nadi meningkat Berikan asupan cairan oral lebih cepat
2. Nadi teraba lemah Edukasi - Untuk pemasukan cairan
3. Tekanan darah menurun Anjurkan memperbanyak nutrisi
4. Tekanan nadi menurun asupan cairan oral
5. Turgor kulit menurun Anjurkan menghindari
6. Membran mukosa kering perubahan posisi
7. Volume urin menurun mendadak
8. Hematotokrit meningkat Kolaborasi
Gejala dan tanda minor
Kolaborasi pemberian
Subjektif
cairan 1V istonis
1. Merasa lemah ( mis.NaCl , RL)
2. Mengeluh haus Pemberian cairan
Objektif hipotonis ( mis.glukosa
1. Pengisian vena menurun 2,5% NaCl 0,4% )
2. Status mental berubah
3. Suhu tubuh meningkat
4. Konsentrasi urin meningkat
5. Berat badan turun tiba-tiba
Kondisi klinis terkait
1. Penyakit Addison
2. Trauma/perdarahan
3. Luka bakar
4. Aids
5. Penyakit crohn
6. Muntah
7. Diare
8. kolitis ulseratif
9. Hipoalbumienimia
3. Konstipasi b.d anganglionik d.d Eliminasi pekal Manajemen eliminasi fekal Manajemen eliminasi fekal
peristaltik usus menurun ( D0049) Observasi
Setelah dilakukan Observasi - Untuk mengetahui masalah
Kategori : fisiologis tidakan keperawatan Identifikasi masalah usus utama pada klien
Selama 3x24 jam dan penggunaan obat - Untuk mengetahui keadaan
Sub kategori : eliminsi masalah Defisit nutrisi pencahar feses klien
teratasi dengan Monitor buang air Terapeutik
Definisi : penurunan defekasi normal indikator : besar(mis.warna,frekuensi, - Untuk menghilangkan bakteri
yang disertai pengeluaran feses sulit dan 1. kontrol konsistensi,volume) yang ada dikerongkongan
tidak tuntas serta feses kering dan pengeluaran feses Terapeutik - Agar waktu klien teratur
banyak . 2. Keluhan defakasi Berikan air hangat setelah Edukasi
Penyebab : lama dan sulit makan - Agar klien dapat mengetahui
Fisiologis 3. Mengejan saat Jadwalakan waktu def makanan apa saja yang
1. Penurunan motilitas defikasi ekasi bersama pasien melancarkan peristaltic usus
gastrointestinal 4. Distensi abdomen Edukasi klien
2. Ketidakadekuatan pertumbuhan Ket : Jelaskan jenis makanan - Agar dapat mengetahui
gigi 1. Menurun yang membantu perkembangan usus klien
3. Ketidakcupan diet 2. Cukup menurun meningkatkan keteraturan Kolaborasi
4. Ketidakcukupan asupan serat 3. Sedang peristaltic usus - Untuk melancarkan BAB
5. Ketidakcukupan cairan 4. Cukup menigkat Anjurkan mencatat warna,
6. Anganglionik(mis.penyakit 5. Meningkat frekuensi,
hircsprung) konsitensi,volume feses.
7. Kelemahan otot abdomen Kolabrasi
Psikologis Pemberian obat
1. Konfusi supositoria anal, jika perlu
2. Defresi
3. Gangguan emosional
Situasional
1. Perubahan kebiasaan
makan(mis.jenis makanan,
jadwal makan)
2. Ketidakadekuatan toileting
3. Aktivitas fisik harian kurang
dari yang dianjurkan
4. Penyalahgunaan laksatif
5. Efek agen farmakologis
6. Ketidakaturan kebiasaan
defikasi
7. Kebiasaan menahan dorongan
defekasi
8. Perubahan lingkungan
Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Defekasi kurang dari 2x
seminggu
2. Pengeluaran feses lama dan sulit
.
Objektif
1. Feses keras
2. Peristaltic usus menurun
Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Mengejan saat defikasi
Objektif
1. Distensi andomen
2. Kelemahan umum
3. Teraba massa pada rektal
Kondisi klinis
1. Penyakit hiscprung
2. Imfaksi feses
3. Ulkus rektal
4. Abses rektal
5. Rektokel
4. Gangguan rasa nyaman b.d kurang Status kenyamanan Pengaturan posisi Pengaturan posisi
pengendalian Setelah dilakukan Observasi Observasi
situasional/lingkungand.d mengeluh tidakan keperawatan Monitor status oksigenasi - Agar mengetahui dampak
tidak nyaman (D0074) Selama 3x24 jam sebelum sesudah dan perubahan posisi klien
Kategori : psikologis masalah Defisit nutrisi mengubah posisi - Untuk penyembuhan lebih
Subkategori : nyeri dan keamanan teratasi dengan Monitor alat traksi agar tepat
Definisi: perasaan kurang senang,lega indikakator selalu tepat Terapeutik
dan sempurna dalam dimensi fisik, 1. Kesejahteraan fisik Terapeutik - Agar posisi klien lebih teratur
psikospritual lingkungan dan sosial 2. Kesejahteraan Tempatkan pada - Agar mempermudah
Peneyebab psikologis matras/tempat tidur mobilisasi klien
1. Gejala penyakit 3. Dukungan social terapeutik yang tepat Edukasi
2. Kurang pengendalian dari keluarga Tempatkan objek yang - Agar klien mengetahui dan
situasionl/lingkungan 4. Dukungan social sering digunakan dalam bisa bersedia
3. Ketidakadekuatan sumber dari teman jangkauan - Agar menghindari terjadinya
daya(mis.dukungan finansial, Ket : Edukasi cedera
social dan pengetahuan) 1.Menurun Informasikan saat akan Kolaborasi
4. Kurangnya privasi 2.Cukup menurun dilakukan perubahan - Untuk mencegah cedera
Gangguan stimulus lingkungan 3 Sedang posisi
5. Efek samping 4 Cukup meningkat Ajarkan cara
terapi(mis.medikal,radiasi,kemot 5 Meningkat menggunakan postur yang
erapi) baik dan mekanika tubuh
6. Gangguan adaptasi kehamilan yang baik selama
Gejala dan tanda mayor melakukan perubahan
Subjektif posisi.
1. Mengeluh tidak nyaman kolaborasi
Objektif kolaborasi pemberian
1. Gelisah premedikasi sebelum
Gejala dan tanda minor mengubah posisi,jika
Subjektif perlu.
1. Mengeluh sulit tidur
2. Tidak mampu reflex
3. Mengeluh kedinginan/kepanasan
4. Merasa gatal
5. Mengeluh mual,
6. Mengeluh lelah
Objektif
1. Menunjukan gejala distress
2. Tampak merintis/menangis
3. Pola eliminasi berubah
4. Postur tubuh berubah
5. Iritabilitas
Kondisi klinis terkait
1. Penyakit kronis
2. Keganasan
3. Distress psikologiss
4. Kehamilan
Sebjektif :
1. Mengeluh nyeri
Objektif :
1. Tampak meringis
2. Bersikap proktektif
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
Subjektif :-
Objektif :
7. Deficit pengetahuan b.d gangguan Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan Edukasi kesehatan
fungsi kognitif d.d menunjukkann Observasi Observasi
Setelah dilakukan
perilaku tidak sesuai anjuran 1. identifikasi kesiapan dan - Agar informasi lebih cepat
(D.0111) tidakan keperawatan kemampuan menerima diterima
Kategori : perilaku informasi - Untuk mengetahui faktor-
Selama 3x24 jam
Sub kategori: penyeluhan dan 2. identifikasi faktor-faktor faktor yang dapat
pembelajaran masalah deficit yang dapat meningkatkan mempengaruhi
Definisi : dan menurunkan motivasi Terapeutik
pengetahuan teratasi
Ketiadaaan atau kurangnya informasi perilaku hidup bersih dan - Untuk mempermudah klien
kognitif yang berkaitan dengan topic dengan indikakator : sehat memahami masalah
tertentu Terapeutik Edukasi
1. perilaku sesuai
Penyebab : 1. sediakan materi dan media - Agar pasien dapat melakukan
1. Ketreatasan kognitif anjuran (4) pendidikan kesehatan perilaku hidup bersih dan
2. Gangguan fungsi kognitif Edukasi sehat
2. kemampuan
3. Kekeliruan mengikuti anjuran 1. ajarkan perilaku hidup - Agar klien mendapatkan
4. Kurang terpapar informasi menjelaskan bersih dan sehat infromasi bersih dan sehat
5. Kurang minat dalam belajar 2. ajarkan strategi yabg dapat
6. Kurang mampu meninggat pengetahuan digunakan untuk
7. Ketidaktahuan menemukan meningkatkan perilaku
tentang suatu
sumber informasi hidup bersih dan sehat
Gejala dan tanda mayor topic (4) Kolaborasi
Subjektif : -
3. verbalisasi minat
1. Menanyakan masalah yang
dihadapi dalam belajar (4)
Objektif :
keterangan :
1. Menunjukkan perilaku tidak
sesuai anjuran 1. menurun
2. Menunjukkan presepsi yang
2. cukup menurun
keliru terhadap masalah
Gejala dan tanda minor 3. sedang
Subjektif ; -
4. cukup meningkat
Objektif :
1. menjalani pemeriksaan yang 5. meningkat
tidak tepat
2. menunjukkan perilaku
berlebihan
8. Resiko infeksi d.d malnutrisi (D.0142) Tingkat infeksi Pencegahan infeksi Pencegahan infeksi
Kategori : lingkungan Observasi Observasi
Setelah dilakukan
Sub kategori : keamanan dan proteksi 1. monitor tanda dsan gejala - untuk mengetahui keadaan
Definisi : tidakan keperawatan infeksi local dan sistemik klien
beresiko mengalami peningkatan Terapeutik terapeutik
Selama 3x24 jam
terserang organisme patogenik 1. berikan perawatan kulit - untuk mengurangi
faktor resiko : masalah resiko infeksi pada area edema pembengkakan
1. panyakit kronis teratasi dengan 2. cuci tangan sebelum dan - untuk menjaga kebersihan
2. efek prosedur infasi sesudah kontak dengan terapeutik
indikakator :
3. malnutrisi pasien dan lingkungan - untuk menjaga kebersihan
4. peningkatan paparan organisme 1. demam (4) pasien tangan pasien
pathogen lingkungan Edukasi - agar keluarga dank lien dapat
2. kemerahan (4)
5. ketidakedekuatan pertahanan 1. ajarkan cara cuci tangan menegtahui keadaan luka
tubuh primer 3. bengkak (4) dengan benar kolaborasi
6. ketidakedekuatan pernatahan 2. ajarkan cara memeriksa - untuk mencegah terjadnya
4. nyeri (4)
tubuh sekunder kondisi luka, atau luka infeksi
keterangan : operasi
Kolaborasi
1. meningkat
1. kolaborasi pemberian
2. cukup meningkat imunisasijika perlu
3. sedang
4. cukup menurun
5. menurun
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
a. Penyakit Hirschprung adalah suatu gangguan perkembangan dari
sistem saraf enterik dengan karakteristik tidak adanya sel-sel ganglion
(tidak adanya pleksus meintrik) pada bagian distal kolon.
b. Penyebab penyakit hirschprung tidak diketahui, tetapi ada hubungan
dengan kondisi genetic
c. Pengkajian penyaki hirschprung terdiri atas anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan evaluasi diagnostik
d. Komplikasi dapat meliputi perforasi usus, ketidakseimbangan
elektrolit, defisiensi gizi, enterokolitis, syok hipovolemik, dan sepsis
e. Pemeriksaan Diagnostik yang dapat dilakukan pada pasien penyakit
Hirschprung, yaitu biopsi isap, biopsi oto rectum, pemeriksaan
aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy asap, pemeriksaan
aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy usus.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
(FKUI,200 :1135).
Betz, Cecily, L., & Linda, A. S. (2002). Buku Saku Perawatan Pediatrik (ke-3
ed.). Jakarta: EGC.
Kowalak, J. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2014). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
EGC.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2019. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Jakarta