Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Keperawatan merupakan profesi yang membantu dan

memberikan pelayanan yang berkontribusi pada kesehatan dan

kesejahteraan individu. Keperawatan juga diartikan sebagai

konsekuensi penting bagi individu yang menerima pelayanan,

profesi ini memenuhi kebutuhan yang tidak dapat dipenuhi oleh

seseorang, keluarga, atau kelompok di komunitas.

WHO Expert Committee on Nursing dalam (Aditama,2000)

mengatakan bahwa pelayanan keperawatan adalah gabungan

dari ilmu kesehatan dan seni melayani/memberi asuhan (cara),

suatu gabungan humanistik dari ilmu pengetahuan, filosofi

keperawatan, kegiatan klinik, komunikasi dan ilmu sosial.

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan

profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk

pelayanan bipsikososial dan spiritual yang komprehensif, ditujukan

kepada indivdu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun

sehat yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia.

(Lokakarya Nasional,1983).

Profesi berasal dari kata professionI yang berarti suatu

pekerjaan yang membutuhkan dukungan body of knowledge

1
sebagai dasar bagi perkembangan teori yang sistematis

menghadapi banyak tantangan baru, dan karena itu

membutuhkan pendidikan dan pelatihan yang cukup lama,

memiliki kode etik orientasi utamanya adalah melayani.

Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk

kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan

atau kelompok tertentu. Profesi sangat mementingkan

kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen

sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional.

Menurut Webster, profesi adalah pekerjaan yang memerlukan

pendidikan yang lama dan menyangkut keterampilan intelektual.

Kelly dan Joel (1995) menjelaskan, “Profesional sebagai

suatu karakter, spirit, atau metode profesional yang mencakup

pendidikan dan kegiatan di berbagai kelompok okupasi yang

anggotanya berkeinginan menjadi profesional”. Profesional

merupakan suatu proses yang dinamis untuk memenuhi atau

mengubah karakteristik kearah suatu profesi.

Sejak abad yang lalu, keperawatan telah mengalami

perubahan yang drastis. Selain itu juga telah mengikuti

perundang-undangan dan mendapatkan penghargaan sebagai

profesi penuh. Hugnes E.C (1963) mengatakan bahwa, “Profesi

adalah seorang ahli, mereka mengetahui lebih baik tentang

sesuatu hal dari orang lain, serta mengetahui lebih baik daripada

2
kliennya tentang apa yang terjadi pada klien”. Dalam konsep

profesi ada tiga nilai penting yang perlu dipahami yaitu :

a. Pengetahuan yang mendalam dan sistematik.

b. Keterampilan teknis dan kiat yang diperoleh melalui

latihan yang lama.

c. Pelayanan asuhan kepada yang memerlukan

berdasarkan ilmu pengetahuan, keterampilan teknis dan

pedoman serta falsafah moral yang diyakini atau etika

profesi.

Menurut Hood L.J dan Leddy S.K (2006), “Perawat

profesional akan menggunakan pendekatan holistik dalam

menemukan kebutuhan kesehatan bagi klien yang dirawatnya. Hal

ini sesuai dengan pernyataan kebijakan yang disampaikan

American Nurses Association (1995), ada empat ciripraktik

profesional yang harus dilakukan oleh perawat, yaitu :

a. Perawat menggunakan fokus orientasi pada masalah

dengan memperhatikan rangkaian seluruh respon

manusia terhadap kesehatan dan penyakitnya.

b. Perawat terintegrasi dalam tenaga kesehatan yang

menggunakan pengetahuannya untuk membantu

mencapai tujuan pasien dengan mengumpulkan data

subjektif maupun objektif pasien dan memahaminya baik

secara individual atau secara berkelompok.

3
c. Perawat mengaplikasikan ilmu pengetahuannya untuk

menentukan diagnosa dan melakukan treatment respon

manusia.

d. Perawat melakukan asuhan keperawatan dengan

melakukan hubungan teraupetik dengan pasien untuk

memfasilitasi kesehatan dan penyembuhan.

Ada tiga istilah penting yang berhubungan denga profesi,

yaitu profesionalime, profesionalisasi, dan profesi.

a. Profesionalisme

Merujuk pada karakter profesional yang berarti

semangat atau metode. Profesionalisme merupakan

suatu sifat resmi, cara hidup yang bertanggung jawab

dan dapat dipercaya. Profesionalisme keperawatan telah

ada sejak zaman Florence Nightingale (1820-1910).

b. Profesionalisasi

Profesionalisasi adalah suatu proses untuk

menjadikan profesional dengan cara memenuhi

beberapa kriteria yang telah ditentukan/disepakati.

c. Profesi

Menurut KBBI, profesi adalah pekerjaan yang

menghendaki pendidikan yang lebih luas atau memiliki

ilmu pengetahuan yang spesial, keterampilan serta

dipersiapkan dengan cara yang baik.

4
Dunia profesi keperawatan terus bergerak. Hampir dua

dekade profesi ini menyerukan perubahan paradigma. Perawat

yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan

perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai

mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara-negara

maju.

Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan

jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan.

Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal

profesi ini sendiri.

1.2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan keperawatan sebagai profesi?

b. Bagaimana perkembangan profesionalisme keperawatan?

c. Bagaimana peran, fungsi, dan tugas perawat?

d. Bagaimana definisi dan analisis dari penyusun mengenai

keperawatan sebagai profesi?

1.3. Tujuan

a. Mendeskripsikan tentang keperawatan sebagai profesi.

b. Mendeskripsikan perkembangan profesionalisme keperawatan.

c. Mendeskripsikan peran, fungsi, dan tugas perawat.

d. Mendeskripsikan definisi dan analisis dari penyusun mengenai

keperawatan sebagai profesi.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Keperawatan Sebagai Profesi

Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu

berada dalam situasi yang menyangkut hubungan antarmanusia,

terjadi proses interaksi serta saling mempengaruhi dan dapat

memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang

bersangkutan. (Mimin Suhaemi.2003)

Keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional bertujuan

untuk tercapainya kesejahteraan manusia. Sebagai suatu profesi,

perawat mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat. Ini berarti

masyarakat memberi kepercayaan bagi perawat untuk terus-

menerus memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan yang

diberikan. Untuk menjamin kepercayaan ini, pelayanan

keperawatan harus dilandasi ilmu pengetahuan, metodologi, dan

dilandasi pula dengan etika profesi.

Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan

tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik

keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik dan

dilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan. Anggota

profesi keperawatan dituntu oleh sesama perawat, profesi lain, dan

masyarakat sebagai penerima pelayanan keperawatan untuk

menaati dan menampilkan kode etik yang telah disepakati.

6
Secara spesifik etika profesi memberi tuntutan praktik bagi

anggota profesi dalam melaksanakan praktik profesinya sesuai

dengan standar moral yang diyakini. Di samping itu, seiring dengan

kemajuan ilmu pengetahuan dan meningkatnya kebutuhan

masyarakat mengakibatkan ruang lingkup pelayanan keperawatan

semakin kompleks. Untuk itu, perawat dituntut kemampuannya

untuk dapat mengambil keputusan atas dasar penalaran saintifik

dan etis.

Dalam melaksanakan praktik keperawatan, seorang perawat

harus mengambil suatu keputusan dalam upaya pelayanan

keperawatan klien. Keputusan yang diambil berdasarkan

pertimbangan dan kemampuan penalaran ilmiah dan penalaran

etika, hal yang baik bagi pelayanan keperawatan klien diukur dari

sudut keyakinannya sendiri, norma masyarakat, dan standar

profesi.

Hall (1968) memberikan gambaran tentang suatu profesi

yaitu suatu pekerjaan yang harus melalui proses empat tahapan,

yaitu :

a. Memperoleh badan pengetahuan dari institusi pendidikan

tinggi.

b. Menjadi pekerjaan utama.

c. Adanya organisasi profesi.

d. Terdapat kode etik.

7
Dilihat dari definisi profesi, jelas bahwa profesi tidak sama

dengan okupasi (occupation) meskipun keduanya sama-sama

melakukan pekerjaan tertentu.

Profesi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Didukung oleh badan ilmu yang sesuai dengan

bidangnya (antalogi), jelas wilayah kerja keilmuannya

(epistomologi), dan aplikasinya (axiologi).

b. Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang

terencana, terus-menerus dan bertahap.

c. Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta

diakui secara legal melalui perundang-undangan.

d. Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan

kehidupan profesi (standar pendidikan dan pelatihan,

standar pelayanan, dan kode etik) serta pengawasan

terhadap pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut

dilakukan sendiri oleh warga profesi.

Selain memiliki ciri-ciri, profesi juga memiliki kriteria sebagai

berikut :

a. Memberikan pelayanan untuk kesejahteraan manusia.

b. Mempunayi pengetahuan dan keterampilan khusus dan

dikembangkan secara terus-menerus.

8
c. Memiliki ketelitian, kemampuan intelektual, dan rasa

tanggung jawab.

d. Lulus dari pendidikan tinggi.

e. Mandiri dalam penampilan, aktivitas dan fungsi.

f. Memiliki kode etik sebagai penuntun praktik.

g. Memiliki ikatan/organisasi untuk menjamin mutu

pelayanan.

Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu

pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya didasarkan

pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas

dalam keahliannya.

Dengan adanya perkembangan keperawatan dari kegiatan

yang sifatnya rutin yang menjadi pemenuhan kebutuhan

berdasarkan ilmu, membawa suatu perubahan yang sangat besar

dalam dunia keperawatan karena pelayanan yang semula hanya

berdasarkan pada insting dan pengalaman menjadi pelayanan

keperawatan profesional berdasarka ilmu dan teknologi

keperawatan yang selalu berubah sesuai dengan kemajuan zaman.

Keperawatan sebgai profesi mempunyai karakteristik sebagai

berikut.

9
a. Memiliki body of knowledge

Perawat bekerja dalam kelompok dan dilandasi

dengan teori yang spesifik dan sistematis yang

dikembangkan melalui penelitian. Penelitian keperawatan

yang dilakukan pada tahun 1940, merupakan titik awal

perkembangan keperawatan. Pada tahun 1950, dengan

semakin berkembangnya penelitian yang dilakukan

mempunyai kontribusi yang cukup besar dalam dunia

pendidikan keperawatan dan pada tahun 1960 penelitian

lebih banyak dilakukan pada praktik keperawatan. Sejak

tahun 1970, penelitian keperawatan lebih banyak

dilakukan dengan memfokuskan diri pada praktik yang

dihubungkan dengan isu-isu yang ada pada saat itu.

Menurut Potter dan Perry (1997), perawat telah

memperlihatkan diri sebagi profesi dan dapat telihat

adanya pengetahuan keperawatan yang telah

dikembangkan melalui teori-teori keperawatan. Model

teori memberikan kerangka kerja bagi kurikulum dan

praktik klinis keperawatan. Teori keperawatan

mendorong ke arah penelitian yang meningkatkan dasar

ilmiah untuk praktik keperawatan.

10
b. Berhubungan dengan nilai-nilai sosial

Kategori ini mendorong profesi untuk mendapatkan

penghargaan yang cukup baik dari masyarakat.

Keperawatan telah diberi kepercayaan untuk menolong

dan melayani orang lain/klien. Pada awalnya perawat

diharapkan dapat menyisihkan sebagian besar waktunya

untuk melayani. Tetapi dengan semakin berkembangnya

ilmu keperawatan tuntutan tersebut telah bergeser,

perawat juga mengharapkan kompensasi dan

mempunyai kehidupan yang lain disamping perannya

sebagai perawat.

Karakteristik keperawatan merupakan suatu bentuk

yang relevan dengan nilai-nilai masyarakat, seperti

pentingnya kesehatan, kesembuhan dan keperawatan.

Masyarakat pada umumnya mengakui bahwa perawat

mempunyai tugas untuk merawat klien dan juga

melakukan upaya-upaya dalam promosi kesehatan dan

pencegahan penyakit. Tetapi masih ada sebagian

masyarakat yang belum mengetahui bahwa perawat

adalah sebuah profesi. Untuk itu perlu adanya usaha dari

perawat itu sendiri agar dapat meyakinkan masyarakat

guna mendapatkan pengakuan sesuai dengan yang

diinginkan.

11
c. Masa pendidikan

Kategori ini mempunyai empat bagian tambahan yaitu

isi pendidikan, lamanya pendidikan, penggunaan simbol

dan proses idealisme yang dituju serta tingkatan dari

spesialisasi yang berhubungan dengan praktik.

Menurut Nightingale, pendidikan keperawatan harus

melibatkan dua area penting yaitu teori dan praktik yang

sampai saat ini masih dianut. Perkembangan pendidikan

keperawatan dewasa ini sama dengan bidang ilmu lain,

yaitu pendidikan tinggi. Pendidikan tinggi menimbulkan

perubahan yang sangat berarti bagi perawat terhadap

cara pandang asuhan keperawatan. Secara bertahap

keperawatan beralih dari yang semulai berorientasi pada

tugas menjadi berorientasi pada tujuan yang berfokus

pada asuhan keperawatan yang efektif serta

menggunakan pendekatan holistik dalam proses

keperawatan.

d. Motivasi

Motivasi bukan hanya secara individu tetapi juga

menyeluruh dalam kelompok. Motivasi diartikan sebagai

suatu perhatian yang mengutamakan pelayanan

kelompok keperawatan kepada klien. Ada beberapa

pendapat bahwa saat ini anak-anak muda menginginkan

12
menempuh pendidikan tinggi agar dapat mempunyai

kehidupan yang lebih baik seperti mendapatkan gaji

lebih, kekuasaan, status disamping pekerjaan yang

dilakukannya. Biasanya karakteristik ini tidak

diasosiasikan dengan profesi keperawatan, walaupun

demikian banyak perawat yang melakukan pelayanannya

dengan berorientasikan kepada klien/pasien mereka

dengan baik.

e. Otonomi

Otonomi adalah kebebasan untuk mengontrol dan

mengatur dirinya sendiri. Profesi mempunyai otonomi

untuk regulasi dan membuat standar bagi anggotanya.

Hak mengurus diri sendiri merupakan salah satu tujuan

dari asosiasi keperawatan, karena hal ini juga berarti

keperawatan mempunyai status dan dapat mengontrol

seluruh kegiatan praktik anggotanya. Otonomi juga dapat

diartikan sebagai suatu kebebasan dalam bekerja dan

pertanggungjawaban dari suatu tindakan yang

dilakukannya.

f. Komitmen

Manusia yang komitmen untuk bekerja menunjukkan

adanya suatu keunggulan untuk melaksanakan

pekerjaannya dengan baik, mencegah terjadinya

13
kemangkiran, menekuni pekerjaannya seumur hidup atau

dalam periode waktu yang lama. Komitmen perawat juga

dapat menurun, hal ini terjadi karena kebanyakan dari

perawat adalah wanita yang harus membagi

perhatiannya dengan keluarga, sehingga mereka sering

mengalami konflik yang berkepanjangan dan kadang

harus keluar dari pekerjaannya.

Orientasi karir juga merupakan salah satu ciri dari

komitmen, karena dengan adanya pengembangan karir

melalui pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi membuat

perawat dapat bekerja dengan lebih baik dan

bertanggung jawab dalam melakukan asuhan

keperawatan.

g. Kesadaran bermasyarakat

Kesadaran bermasyarakat bagi perawat diartikan

sebagai anggota kelompok yang ikut mengambil bagian

dalam persamaan pedoman, nasib serta memiliki

kebudayaan tersendiri. Perawat mempunyai simbol-

simbol yang dikenal masyarakat sebagai ciri yang khas

dari sebuah profesi seperti seragam putih, pin dan cap.

Walaupun akhir-akhir ini banyak yang mengubah

identitas tersebut, tetapi perawat telah memiliki perasaan

yang kuat untuk tetap bersatu dalam kelompoknya.

14
h. Kode etik

Etika keperawatan merujuk pada standar etik yang

membimbing perawat dalam praktik sehari-hari seperti

jujur terhadap pasien, menghargai pasien atas hak-hak

yang dirahasiakannya dan beradvokasi atas nama

pasien.

Etika keperawatan ditujukan untuk mengidentifikasi,

mengorganisasikan, memeriksa dan membenarkan

tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan

prinsip-prinsip tertentu. Selain itu juga menegaskan

tentang kewajiban-kewajiban yang secara suka rela

diemban oleh perawat dan mencari informasi mengenai

dampak dari keputusan perawat yang mempengaruhi

kehidupan pasien dan keluarganya. Ciri dari praktik

profesional adalah adanya komitmen yang kuat terhadap

kepedulian individu khususnya kekuatan fisik,

kesejahteraan dan kebebasan pribadi, sehingga dalam

praktik selalu melibatkan hubungan yang bermakna. Oleh

karena itu seorang perawat profesional harus memiliki

orientasi pelayanan, standar praktik dan kode etik untuk

melindungi masyarakat serta memajukan profesi.

15
Mengingat pentingnya pembinaan bagi tenaga keperawatan

agar dapat bekerja dengan baik maka perlu adanya pemahaman

tentang fungsi dari asosiasi keperawatan yang terdiri dari :

1. Penetapan standar praktik, pendidikan dan pelayanan

keperawatan.

2. Menetapkan kode etik bagi perawat.

3. Menetapkan sistem kredensial dalam keperawatan.

4. Menetapkan untuk ikut berinisiatif dalam legislasi,

program pemerintah, kebijakan kesehatan nasional dan

internasional.

5. Mendukung adanya sistem pendidikan yang baik,

evaluasi dan perhatian dalam keperawatan.

6. Adanya agensi sentral untuk mengoleksi, menganalisa

dan desiminasi dari informasi yang relevan dengan

keperawatan.

7. Promosi dan proteksi ekonomi dan kesejahteraan bagi

perawat.

8. Membina kepemimpinan bagi perawat baik untuk tingkat

nasional maupun internasional.

9. Membina sikap profesionalisme bagi perawat.

10. Menyelenggarakan program secara benar.

11. Memberikan pelayanan masalah-masalah politik pada

perawat.

16
12. Menjaga terjadinya komunikasi bagi seluruh anggotanya.

13. Menyediakan advokasi bagi anggotanya.

14. Berbicara dan menjelaskan tentang profesi keperawatan

kepada pihak lain.

15. Melindungi dan mempromosikan kemajuan

kesejahteraan manusia yang terkait dengan perawat

kesehatan.

2.2 Perkembangan Profesionalisme Keperawatan

Melihat catatan sejarah tentang awal mula keberadaan

perawat di Indonesia yang diperkirakan baru bermula pada awal

abad ke-19, dimana disebutkan adanya perawat saat itu adalah

dikarenakan adanya upaya tenaga medis untuk memberikan

pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga diperlukan tenaga

yang dapat membantu atau tenaga pembantu. Tenaga tersebut

dididik menjadi seorang perawat melalui pendidikan magang yang

berorientasi pada penyakit dan cara pengobatannya. Sampai

dengan perkembangan keperawatan di Indonesia pada tahun 1983,

PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) melakukan

Lokakarya Nasional Keperawatan di Jakarta, melalui lokakarya

tersebut perawat bertekad dan bersepakat menyatakan diri bahwa

keperawatan adalah suatu bidang keprofesian.

Perkembangan profesi perawat menggambarkan profesi

perawat yang berupaya terus meningkatkan profesionalisme

17
keperawatan, baik dalam hal pendidikan, kemampuan, legalitas,

dan berbagai faktor penunjang profesionalisme yang terus

dikembangkan dan disosialisasikan sehingga secara bertahap

mulai terlihat adanya peningkatan profesionalisme. Akan tetapi,

disaat yang bersamaan, muncul pragmatisme dari pihak yang ingin

mendapat keuntungan dengan mengatasnamakan profesi perawat.

Misalnya, dengan membuka jenjang pendidikan perawat setingkat

SLTA, bahkan pendidikan perawat sejenis lembaga pendidikan

keterampilan (kursus). Kondisi ini dapat membuat profesi

keperawatan kembali terpuruk ke bawah, sehingga arah

perkembangan profesionalisme keperawatan menjadi tidak jelas.

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki

kondisi ini adalah dengan kekuatan hukum. PPNI harus mampu

mempengaruhi para pengambil kebijakan hukum agar terbentuk

profesionalisme keperawatan. Langkah perbaikan ini harus diambil

dengan segera. Jika dibiarkan berlarut-larut, kondisi tersebut akan

menjadi api dalam sekam yang akan menghancurkan profesi

keperawatan.

Upaya lain yang tidak kalah pentingnya adalah melalui jalur

pendidikan. Pendidikan merupakan metode strategis di dalam

membentuk agent of change. Pendidikan tinggi keperawatan

sendiri memiliki peranan yang sangat penting di dalam

meningkatkan kualitas praktik keperawatan. Strateginya adalah

18
melalui perbaikan kurikulum pendidikan keperawatan sehingga

menghasilkan perawat yang profesional dan mampu bersaing di

era globalisasi.

Perkembangan profesionalisme keperawatan di Indonesia

berjalan seiring dengan perkembangan pendidikan keperawatan

yang ada di Indonesia. Pengakuan perawat profesional adalah

pemula bagi mereka yang berlatar belakang pendidikan Diploma III

keperawatan. Program ini menghasilkan perawat generalis sebagai

perawat profesional pemula, yang dikembangkan dengan landasan

keilmuan yang cukup dan landasan profesional yang kokoh.

Perkembangan pendidikan keperawatan dalam rangka

menuju tingkat keprofesionalitasan tidak cukup sampai di tingkat

diploma saja. Diilhami keinginan dari profesi keperawatan untuk

terus mengembangkan pendidikan maka berdirilah PSIK FK-UI

(1985) dan kemudian disusul dengan pendirian program pasca

sarjana FIK UI (1999).

Peningkatan kualitas organisasi profesi keperawatan dapat

dilakukan melalui berbagai cara dan pendekatan, antara lain :

a. Mengembangkan sistem seleksi kepengurusan melalui

penetapan kriteria dari berbagai aspek kemampuan,

pendidikan, wawasan, pandangan tentang visi dan misi

19
organisasi, dedikasi serta ketersediaan waktu yang

dimiliki untuk organisasi.

b. Memiliki serangkaian program yang konkrit dan

diterjemahkan melalui kegiatan organisasi dari tingkat

pusat sampai ke tingkat daerah. Prioritas utama adalah

program pendidikan berkelanjutan bagi anggotanya.

c. Mengaktifkan fungsi collective bargaining, agar setiap

anggotanya memperoleh penghargaan yang sesuai

dengan pendidikan dan kompensasi masing-masing.

d. Mengembangkan program latihan kepemimpinan,

sehingga tenaga keperawatan dapat berbicara banyak

dan memiliki potensi untuk menduduki berbagai posisi di

pemerintahan atau sektor swasta.

e. Meningkatkan kegiatan bersama dengan organisasi

profesi keperawatan di luar negeri, bukan hanya untuk

pengurus pusat saja tetapi juga mengikut sertakan

pengurus daerah yang berpotensi untuk dikembangkan.

2.3 Peran, Fungsi dan Tugas Perawat

2.3.1 Peran Perawat

Peran merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh

orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan

dalam sistem, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan

sosial baik dari profesi yang bersifat konstan.

20
Peran perawat menurut konsorium ilmu kesehatan

tahun 1989 terdiri dari :

a. Pemberi asuhan keperawatan

b. Advokat pasien

c. Pendidik

d. Koordinator

e. Kolaborator

f. Konsultan

g. Peneliti

2.3.2 Fungsi Perawat

Dalam menjalankan perannya, perawat akan

melaksanakan berbagai fungsi diantaranya :

a. Fungsi Independen

Fungsi independen merupakan fungsi mandiri dan

tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat

dalam menjalankan tugasnya dilakukan secara

sendiri dengan keputusan sendiri dalam

melakukan tindakan dalam memenuhi kebutuhan

dasar klien.

b. Fungsi Dependen

Fungsi dependen merupakan fungsi perawat

dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau

instruksi dari perawat lain.

21
c. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang

bersifat saling ketergantungan di antara tim satu

dengan yang lain.

2.3.3 Tugas Perawat

Tugas perawat dalam menjalankan perannya sebagai

pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilaksanakan sesuai

dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas perawat

ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan

fungsi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

adalah sebagai berikut :

a. Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok

dan masyarakat serta sumber yang tersedia dan

potensi untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Mengumpul data, menganalisis dan

menginterpretasikan data.

b. Merencanakan tindakan keperawatan kepada

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

berdasarkan diagnosis keperawatan.

Mengembangkan rencana tindakan keperawatan.

c. Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi

upaya peningkatan kesehatan, pencegahan

penyakit, penyembuhan, pemulihan dan

22
pemeliharaan kesehatan termasuk pelayanan

klien dan keadaan terminal. Menggunakan dan

menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip

ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam

melaksanakan asuhan keperawatan dalam rangka

memenuhi kebutuhan dasar manusia.

d. Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan.

Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam

menilai rencana keperawatan. Menilai tingkat

pencapaian tujuan. Mengidentifikasi perubahan-

perubahan yang dilakukan.

e. Mendokumentasi proses keperawatan.

Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.

Mencatat data dalam proses keperawatan.

Menggunakan catatan klien untuk memonitor

asuhan keperawatan.

f. Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau

dipelajari serta merencanakan studi kasus guna

meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan

keterampilan dalam praktik keperawatan.

Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian

dalam bidang keperawatan. Membuat usulan

rencana penelitian keperawatan.

23
g. Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan

kesehatan kepada klien keluarga kelompok serta

masyarakat. Mengidentifikasi kebutuhan

pendidikan kesehatan. Membuat rencana

penyuluhan kesehatan. Melaksanakan penyuluhan

kesehatan. Mengevaluasi hasil penyuluhan

kesehatan.

h. Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam

memberikan pelayanan kesehatan kepada klien,

keluarga, kelompok, dan masyarakat. Berperan

serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu,

keluarga, kelompok, dan masyarakat. Menciptakan

komunikasi yang efektif baik dengan tim

keperawatan maupun tim kesehatan lain.

i. Mengelola perawatan klien dan berperan sebaga

ketua tim dalam melaksanakan kegiatan

keperawatan. Menerapkan keterampilan

manajemen dalam keperawatan klien secara

menyeluruh.

24
2.4 Definisi dan Analisis Penyusun Mengenai Keperawatan

Sebagai Profesi

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan yang

dilakukan oleh perawat dengan memberikan asuhan keperawatan

secara tepat kepada individu, kelompok, dan masyarakat yang

bertujuan untuk meningkatkan kesehatan, mencegah dan

mengobati penyakit serta pemulihan kesehatan demi tercapainya

kesejahteraan umat manusia, dengan berpegang teguh pada kode

etik yang melandasinya. Sedangkan perawat adalah seseorang

yang telah menyelesaikan studinya dan telah siap untuk

mengabdikan dirinya kepada masyarakat.

Profesi keperawatan sama dengan profesi kesehatan lain,

memiliki kode etik sebagai poros yang mengatur perilaku anggota

profesinya. Banyak ahli keperawatan mengemukakan, bahwa

perawat merupakan profesi yang mulia.

Perawat merupakan salah satu pekerjaan yang mulia

dengan cara memberikan perawatan yang benar, sesuai dengan

ilmu yang telah didapatkannya. Ilmu tersebut diterapkannya dengan

suatu metode yang dikenal dengan “Proses Keperawatan”. Metode

ini merupakan metode yang sistematis, meliputi tahap pengkajian,

diagnosa keperawatan, merencanakan, melaksanakan dan

mengevaluasi tindakan keperawatan.

25
Betapa tidak, merawat pasien yang sedang sakit merupakan

pekerjaan yang tidak mudah. Tidak semua orang bisa memiliki

kesabaran dalam melayani orang yang sedang sakit.

Dari tahapan metode ini, perawat sering menemukan hal-hal

baru dari setiap kasus yang ditanganinya. Oleh karena itu, mereka

perlu meningkatkan wawasannya agar mampu menangani klien-

kliennya dengan benar. Hal inilah yang membawa perubahan besar

bagi dunia keperawatan karena pelayanan yang pada awalnya

hanya berdasarkan pengalaman, kemudian berkembang menjadi

pelayanan yang didasarkan pada ilmu keperawatan yang selalu

berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

Profesi merupakan suatu keahlian yang membutuhkan ilmu

pendidikan dan pelatihan sebagai dasar pengembangan teori untuk

menangani permasalahan yang sering muncul dalam bidangnya.

Dengan melihat definisi dan ciri-ciri profesi diatas, maka

dapat disimpulkan bahwa keperawatan dianggap sebagai suatu

profesi.

Berbagai riset keperawatan perlu terus digalakkan. Tugas ini

menjadi tanggung jawab tiap individu perawat. Akhirnya akan

terbentuk komunitas ilmuwan keperawatan yang akan

mengembangkan lebih lanjut pengetahuan dan teknologi

keperawatan yang sangat menentukan peningkatan mutu

26
pelayanan kesehatan dan perkembangan profesi keperawatan,

baik dalam ilmu maupun dalam kiatnya.

Keperawatan sebagai suatu profesi adalah salah satu

pekerjaan bagian dari tim kesehatan, yang ikut bertanggung jawab

dalam membantu klien sebagai individu, keluarga, maupun sebagai

masyarakat, baik dalam kondisi sehat ataupun sakit yang bertujuan

untuk tercapainya pemenuhan kebutuhan dasar klien dalam

mempertahankan kondisi kesehatan yang optimal dan dalam

menentukan tindakan keperawatan harus didasarkan pada ilmu

pengetahuan, komunikasi interpersonal serta memiliki keterampilan

yang jelas dalam keahliannya.

Sebagai suatu profesi, sebagaimana halnya profesi lain,

perawat memerlukan dasar pengetahuan yang terus berkembang

seiring dengan berkembangnya peradaban dunia. Dasar

pengetahuan yang kuat akan menjadikan profesi keperawatan

semakin berkembang dengan pesat dan menghasilkan teori-teori

sebagai sumber rujukan dalam praktik keperawatan.

Dalam praktiknya, perawat menggunakan pengetahuan yang

mereka punya dalam menerapkan segala keterampilan,

menggunakan bahan, peralatan, dan sumber-sumber lain secara

efektif untuk memberi kepuasan perawatan kesehatan pada

individu, keluarga, dan masyarakat. Oleh karena itu, praktik

keperawatan memerlukan kajian ilmu yang mendalam melalui riset

27
keperawatan. Riset ini memegang peranan penting dalam

perbaikan kualitas, menekankan kebutuhan terhadap perubahan

sistem pelayanan secara total, tidak hanya mengerjakan sesuatu

tanpa keahlian dan pijakan ilmu yang tepat.

Keperawatan sebagai suatu profesi harus memiliki suatu

landasan dan perlindungan hukum yang jelas. Perawat harus

mengetahui berbagai konsep hukum yang berkaitan dengan praktik

keperawatan karena mereka mempunyai tanggung jawab terhadap

keputusan dan tindakan profesional yang mereka lakukan.

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

a. Keperawatan dapat dikatakan sebagai suatu profesi karena

memiliki ciri-ciri dari profesi yaitu memiliki body of knowledge,

berhubungan dengan nilai-nilai sosial, masa pendidikan,

motivasi, otonomi, komitmen, kesadaran bermasyarakat, dan

memiliki kode etik.

b. Perkembangan profesi perawat menggambarkan profesi

perawat yang berupaya terus meningkatkan profesionalisme

keperawatan, baik dalam hal pendidikan, kemampuan, legalitas,

dan berbagai faktor penunjang profesionalisme yang terus

dikembangkan dan disosialisasikan sehingga secara bertahap

mulai terlihat adanya peningkatan profesionalisme.

c. Peran, fungsi dan tugas perawat diatur berdasarkan kode etik

keperawatan.

d. Keperawatan sebagai suatu profesi merupakan suatu bentuk

pelayanan yang dilakukan oleh perawat dengan memberikan

asuhan keperawatan secara tepat kepada individu, kelompok,

dan masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan,

mencegah dan mengobati penyakit serta pemulihan kesehatan

demi tercapainya kesejahteraan umat manusia, dengan

berpegang teguh pada kode etik yang melandasinya.

29
3.2 Saran

Penyusun berharap agar semua perawat di seluruh dunia

terutama di Indonesia sebagai dapat meningkatkan kualitas

kerjanya dan mampu menjadi seseorang yang profesional dalam

bidangnya.

30
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2010. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC

Efendi,Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta:

Salemba Medika

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional.

Jakarta: EGC

Priharjo,Robert. 1995. Pengantar Etika Keperawatan. Yogyakarta:

Kaninus

Priharjo,Robert. 2008. Konsep dan Perspektif Praktik Keperawatan

Profesional Edisi 2. Jakarta: EGC

Pro-Health. 2009. Keperawatan sebagai Suatu Profesi.

(http://stikeskabmalang.wordpress.com) diakses 5 November 2017

Suhaemi,Mimin. 2003. Etika Keperawatan : Aplikasi pada Praktik. Jakarta:

EGC

Stevens. 1999. Ilmu Keperawatan Jilid 2. Jakarta: EGC

Sumijatun. 2010. Konsep Dasar Menuju Keperawatan Profesional.

Jakarta: Trans Info Media

Wasis. 2008. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC

31

Anda mungkin juga menyukai