Anda di halaman 1dari 15

ISBD AKAN MELAHIRKAN INSAN BERKEPRIBADIAN YANG

MEMILIKI WAWASAN SOSIAL BUDAYA

Oleh :

ISKANDAR DIN KUSUMA

NIM 2003015199

Kelas : TI-2E

No Urut Absen : 15

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF DR.HAMKA FAKULTAS

TEKNIK

JAKARTA 2021
DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan.............................................................I

Latar Belakang.......................................................... A
Permasalahan ........................................................... B

BAB II ..................................................................................II

• Tujuan Pembelajaran ISBD...................................... 1


• Lingkup Kajian ISBD ............................................... 2
• Keluarga Sehat Dan Sejahtera .................................. 3
• Manusia, kebutuhan Dan Etika ................................ 4
• Kebudayaan, Peradaban Dan Nilai Budaya ............. 5
• Masyarakat Dan Pandangan Hidup ......................... 6
BAB III Penutup.................................................................... III

• Kesimpulan............................................................. 1

BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Secara sederhana ISBD adalah pengetahuan yang diharapakan dapat memberikan


pengetahuan dasar dan pengetahuan umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan. Istilah
ISBD pertama kali dikembangkan di Indonesia sebagai pengganti istilah basic
humanitism yang berasal dari istilah bahasa inggris “the humanities.” Adapun istilah
humanities itu sendiri berasal dari bahasa latin humnus yang artinya manusia,
berbudaya dan halus.
Program pendidikan ISBD bersifat mengantarkan mahasiswa memiliki kemampuan
individu untuk menempatkan diri sebagai anggota masyarakat, manusia yang
memiliki tanggung jawab, serta mampu memecahkan masalah dalam lingkungan
kemasyarakatannya sesuai dengan ilmu ISBD.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah mengenai


ISBD, akan melahirkan insan yang mampu mengembangkan Kepribadian dan
Wawasan Sosial Budaya serta mengerti dan memahami sikap dan perilaku aku tahu
apa yang aku mau. Adapun rumusan masalah itu sebagai berikut :
1. Tujuan pembelajaran ISBD
2. Lingkup Kajian ISBD
3. Keluarga sehat dan sejahtera
4. Manusia , kebutuhan dan etika
5. Kebudayaan , peradaban dan nilai budaya
6. Masyarakat dan pandangan hidup

BAB 2
PEMBAHASAN

1. Tujuan pembelajaran ISBD

Ilmu budaya adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang


paling mendasar dalam kehidupan manusia sebagai mahluk berbudaya. Dan
masalah-masalah yang menyertainya, sering disebut sebagai humanities yang
merupakan pengetahuan yang diharpkan dapat memberikan pengetahuan
tentang konsep-konsep yang dapat di gunakan untuk masalah-masalah
manusia dan kebudayaan.
Pengertian ilmu sosial budaya dasar
Sebagai integrasi ISBD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan sosial
dan konsep-konsep budaya kepada manusia sehinnga mampu mengkaji
masalah sosial dan budaya secara arif.
ISBD sebagai kajian masalah sosial, kemanusiaan dan budaya sekaligus pula
memberi dasar yang bersumber dari dasar-dasar ilmu sosial yang terintregasi.
ISBD buknlah suatu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, melainkan hanyalah
suatu pengetahuan mengenai aspek-aspek yang paling dasar yang ada dalam
kehidupan manusia sebagai mahluk sosialyang berbudaya, dan masalah
masalah yang terwujud dari padanya.
Tujuan ilmu sosial budaya dasar
Mengembangkan kesadaran mahasiswa menguasai pengetahuan tentang
keanekaragaman dan kesederajatan manusia sebagai individu dan mahluk
sosial dalam kehidupan bermasyarakat.
Menumbuhkan sikap kritis, peka dfan arif dalam memahami keragaman
kesederajatan manusia dengan landasan nilai estetika, etika dan moral dalam
kehidupan bermasyarakat
Memberi landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan
kepada mahasiswa sebagai bekal bagi hidup bermasyarakat, selaku individu
dan mahluk sosial yang beradab dalam mempraktikkan pengetahuan akademik
dan keahliannya
Mahluk sosial yang beradab dalam mempraktekan pengetahuan akademik dan
keahliannya.
Fungsi ilmu sosial budaya dasar
Memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep
yang di kembangkan untuk mengkaji gejala-gejala sosial kebudayaan agar dya
tanggap,persepsi, dan penalaran mahasiswa dalam menghadapi lingkungan
sosial budaya dapat ditingkatkan sehingga kepekaan mahasiswa kepada
lingkungan lebih besar.
2. Lingkup Kajian ISBD

Ruang lingkup kajian yang terdapat dalam ilmu sosial budaya dasar antara
lain sebagi berikut;

Kegiatan Dasar Manusia

Kegiatan dasar setiap manusia dilakukan kajian penuh pada ISBD ini sendiri
mendapatkan perhatian pada faktor hakakat manusia hidup yang tidak bisa
secara sendiri, sehingga diperlukan kontribusi orang lain dalam memenuhi
segala kebutuhan hidupnya.

Ilmu Sosial

Ruang lingkup lainnya, yang terdapat dalam ilmu sosial budaya dasar adalah
tentang beragam ilmu sosial yang mempengaruhinya, seperti ilmu psikologi,
sosiologi, ilmu sejarah, yang kesemuanya dianggap mampu untuk
memberikan peran nyata dalam kajian kebudayaan yang ada.

Humaniora

Arti humaniora adalah ilmu pengetahuan yang dianggap mampu menausiakan


manusia dengan pada posinya. Dengan kenyataan ini tentusaja tujuan ISBD
dianggap dapat memberikan kontrbusi pengetahuan yang luas pada
perkembangan kembudayaan yang ada.

3. Keluarga sehat dan sejahtera

Secara definisi, keluarga sehat adalah keluarga yang setiap individunya berada
dalam kondisi yang sejahtera, baik dari segi dari fisik maupun mental,
sehingga dapat hidup normal secara sosial dan ekonomi di tengah masyarakat
lainnya. Untuk mencapainya, tentunya ada standar yang harus dicapai terlebih
dahulu oleh suatu keluarga. Dalam kehidupan manusia modern terdapat
kriteria yang dikategorikan hidup sehat yaitu tidak sakit badan dan jiwa,
cukup makan bergizi, hidup dilingkungan bersih, serta perilaku dan interaksi
sesuai dengan etika dan hukum. Apabila sebuah keluarga memiliki empat
kriteria tersebut diatas dapat dikatakan bahwa keluarga itu adalah keluarga
sehat dalam arti paling sempurna atau lengkap. Dari ketidak lengkapan empat
unsur diatas maka muncullah konsep-konsep alternatif yang mengandung
pernyataan dalam arti tidak sehat dari segi tertentu, contohnya keluarga sakit-
sakitan, keluarga miskin, keluarga kumuh, keluarga jorok, keluarga brengsek,
dan lain sebagainya.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa konsep keluarga sehat


adalah:

– Sehat badan dan sehat jiwa

– Terpenuhinya makanan bergizi

– Terciptanya lingkungan bersih

– Interaksi sesuai dengan etika dan hukum

Sehat dibagi menjadi dua yaitu sehat hakiki yang mencakup kesehatan badan
dan jiwa, dan sehat sempurna yaitu sehat yang mencakup keempat kriteria
yang dikategorikan sebagai golongan sehat (tidak sakit badan dan jiwa, cukup
makanan bergizi, hidup dilingkungan bersih, serta perilaku dan interaksi
sesuai dengan etika dan hukum).

Setelah dilakukan observasi terhadap kehidupan beberapa keluarga yang


hasilnya telah dianalisis, dan ditulis secara konsepsional, rinci dan sistematis,
dapat dijelaskan beberapa konsep keluarga sejahtera, yaitu :

– hidup makmur

– dalam kelompok teratur

– berdasarkan sistem nilai

– bebas dari penyakit

– tidak ada gangguan

– menyenangkan

banyak sekali faktor untuk menjelaskan hidup sejahtera, diantaranya politik,


ekonomi, sosial, budaya, kesehatan, keamanan, dan hiburan yang saling
berkorelasi antara satu dengan yang lain. Keluarga sejahtera dalam arti yang
paling sempurna atau lengkap merupakan keluarga sejahtera yang sangat
ideal, tetapi sangat jarang sekali dijumpai. Dalam kehidupan keluarga yang
sejahtera dapat dibedakan menjadi empat kategori yaitu :

– keluarga prasejahtera

– keluarga sejahtera

– keluarga cukup sejahtera

– keluarga sempurna sejahtera.

4. Manusia , kebutuhan dan etika

Manusia,kebutuhan, dan etika yaitu manusia yang beradab dan berbudaya


adalah manusia yang di ciptakan Oleh Allah SWT dengan akal, nurani, dan
kehendak yang terdapat pada manusia.

Dasar-dasar yang meliputi kebutuhan manusia yaitu kebutuhan jasmani,


kebutuhan rohani, dan kebutuhan biologis. Kebutuhan jasmani adalah
kebutuhan material yang berguna bagi pengembangan raga kelangsungan
hidup, dan untuk bertahan hidup. Kebutuhan rohani adalah kebutuhan
imaterial yang berguna bagi pengembangan intelektual, kesenian, dan
ketaqwaan kepada Tuhan. Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang berguna
bagi pengembangan keluarga dan kelangsungan hidup generasi.

Etika yaitu ilmu tentang kebiasaan baik. Kebiasaan baik itu berupa perilaku
baik. Moral adalah kebiasaaan berbuat baik (akhlak baik) atau etik (susila).
Moral bersifat kodrati yaitu manusia telah dibekali dengan sifat baik , jujur,
dan adil. Serta moral bersifat asasi yaitu sifat yang diturunkan Tuhan agar
manusia berbuat baik, jujur, dan adil.

Upaya yang dilakukan untuk membina dan memelihara moral yaitu dengan
meningkatkan pendidikan dan pelatihan serta bertaqwa kepada Tuhan YME,
dll. Upaya tersebut dilakukan secara terus menerus dan menjadi terbiasa,
berpikir rasional dan sesuai dengan hati nurani, keahlian dan keterampilan.

5. Kebudayaan , peradaban dan nilai budaya


Peradaban memiliki kaitan yang erat dengan kebudayaan. Kebudayaan pada
hakikatnya
adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Kemampuan cipta
(akal) manusia menghasilkan ilmu pengetahuan. Kemampuan rasa manusia
melalui alat- alat
indranya menghasilkan beragam barang seni dan bentuk-bentuk kesenian.
Sedangkan karsa manusia
menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan, dan kebahagiaan sehingga
menghasilkan berbagai
aktivitas hidup manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Kebudayaan berasal
dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan
pendapat
dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti,
luhur, mulia,
berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.
Huntington (2001)
mendefinisikan perdaban (civilization) sebagai the highest social grouping of
people and the
broadest level of cultural identity people have short of that which distinguish
humans from other
species.
Peradaban merupakan tahap tertentu dari kebudayaan masyarakat tertentu
pula, yang telah mecapai
kemajuan tertentu yang dicirikan oleh tingkat ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni yang telah maju
Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan mempengaruhi peradaban sebuah
bangsa dan menjadi
bangsa itu dianggap lebih muju dari bangsa-bangsa lain pada zamannya.
Kebudayaan itu telah mengalami proses perkembangan secara bertahap dan
berkeseimbangan
yang kita konsepkan sebagai evolusi kebudayaan. Evolusi kebudayan ini
berlangsung sesuai dengan
perkembangan budidaya atau akal pikiran dalam menghadapi tantangan hidup
dari waktu atau
kewaktu.
Masa dalam kehidupan manusia dapat kita bagi dua, yaitu masa prasejarah
(masa sebelum manusia
mengenal tulisan sampai manusia mengenal tulisan) dan masa sejarak (masa
manusia telah mengenal
tulisan)
6. Masyarakat dan pandangan hidup

 Pandangan Hidup

merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani


dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta
undang-undang harus merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah
dirumuskan.

Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan
kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang
mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan
semua golongan.

Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan tingkatan
yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya
sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang
luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya
mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.

Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh


merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup
yang diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan
gegabah bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta
kesulitan yang dihadapinya.

Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang
dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang,
bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya
dan berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan
oleh beberapa factor, antara lain :

a) Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.


b) Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
c) Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan
hidupnya.
d) Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup
yang ada dalam pandangan hidupnya.
e) Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian, pandangan
hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup merupakan
bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau aspirasi
seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.

Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab


kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka
yang mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo
(1982) dan Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup
itu bersifat elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak
selamanya bersifat positif.

Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya


digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan
hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun
masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.

 Cita-Cita

Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita,
kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan
manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita,
kebajikan dan sikap hidup itu.

Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi
dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir,
bahkan sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya
itu mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang
tuanya.

Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do’a yang di ucapkan oleh family
atau handai taulan biasanya berbunyi : “ Semoga kelak menjadi orang yang
berguna bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.

Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup


merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita,
tanpa berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat
cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada
pendidikan, pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam
hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan,
niat atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita
menandakan kedinamikan manusia.

Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah,
seperti :

– Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-
citanya tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala
esulitan yang dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai
hasil yang gemilang dan sukses hidupnya.

– Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya


menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha
mencapai cita-cita itu. Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai
cita-citanya.

– Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan
kondisi. Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan
berganti keinginan.

 Kebajikan

Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral, perbuatan


yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat baik,
karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas
dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa
itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :

Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati.


Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik
atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara
hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau
mendengarkan.
Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya
adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum
tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat,
manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati
Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan
mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik
dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan.
Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara
hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan, santun,
berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun,
berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.

Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.
Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik
yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.

 Usaha/perjuangan

kerja keras untuk mewujudkan cita – cita. Setiap manusia harus kerja keras
untuk melanjutkan hidupnya. Sebagian hidup manusia adalah
usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup dan ini sudah kodrat manusia.
Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat hidup sempurna. Apabila manusia
ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras. Bila seseorang ingin menjadi
ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti semua ketentuan akademik.

Kerja keras itu dapat dilakukan denga otak/ilmu atau jasmani/tenaga, dan bisa
juga keduanya. Para ilmuwan lebih banyak bekerja keras dengan otak/ilmunya
daripada jasmani/tenaganya. Sebaliknya buruh bekerja keras dengan
jasmani/tenaganya daripada otaknya. Kerja keras pada dasarnya menghargai
dan menigkatkan harkat dan martabat manusia. Pemalas membuat manusia itu
miskin, melarat dan tidak mempunyai harkat dan martabat. Karena itu tidak
boleh bermalas – malasan, bersantai – santai dalam hidup ini. Santai dan
istirahat ada waktunya dan manusia yang mengaturnya.

Dalam agamapun diperintahkan untuk kerja keras, sebagaimana hadist yang


diucapkan Nabi Besar Muhammad S.A.W yang ditunjuk kepada para
pengikutnya “Bekerjalah kamu seakan-akan kamu hidup selama-lamanya, dan
beribadahlah kamu seakan-akan kamu akan mati besok”.
Untuk kerja keras manusia dibatasi oleh kemampuan. Karena kemampuan
terbatas itulah timbul perbedaan tingkat kemakmuran antara manusia satu dan
manusia lainnya. Kemampuan itu terbatas pada fisik dan keahlian /
ketrampilan. Orang bekerja dengan fisik lemah memperoleh hasil sedikit,
ketrampilan akan memperoleh penghasilan lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tidak mempunyai ketrampilan / keahlian. Karena itu
mencari ilmu dan keahlian / ketrampilan itu suatu keharusan, Sebagaimana
dinyatakan dalam ungkapan sastra “Tuntutlah ilmu dari buaian sampai liang
lahat” dalam pendidikan dikatakan sebagai “Long life education”.

Karena manusia itu mempunyai rasa kebersamaan dan belas kasihan (cinta
kasih) antara sesama manusia, maka ketidak mampuan akan kemampuan
terbatas yang menimbulkan perbedaan tingkat kemakmuran itu dapat diatasi
bersama-sama secara tolong menolong, bergotong royong. Apabila sistem ini
diangkat ketingkat organisasi negara, maka negara akan mengatur usaha /
perjuangan warga negaranya sedemian rupa, sehingga perbedaan tingkat
kemakmuran antara sesama warga negara dapat dihilangkan atau tidak terlalu
mencolok. Keadaan ini dapat dikaji melalui pandangan hidup /idiologi yang
dianut oleh suatu negara.

 Keyakinan atau kepercayaan


Dilihat dari segi bahasa, keyakinan berasal dari kata yaqin yang artinya
percaya sungguh-sungguh. Kepercayaan berbeda dengan keyakinan.
Keyakinan dan keimanan berada di atas istilah kepercayaan. Dan keyakinan
ekuivalen dengan keimanan. Kepercayaan menerima dengan budi (ratio) dan
keyakinan menerima dengan akal.

Dalam kehidupan, manusia mempunyai banyak keyakinan atas suatu hal.


Dengan keyakinannya inilah, kemudian manusia bertindak sebagai makhluk
budaya. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud bermacam-macam.
Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara pasti dan benar
bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang kehidupan manusia
menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh kehidupan. Tanpa
keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.
BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN

Memberikan landasan pengetahuan dan wawasan yang luas serta keyakinan


kepada mahasiswa sebagai bekal hidup bermasyarakat, selaku individu dan
mahluk sosial yang beradab dalam mmpraktikkan pengetahuan akademis dan
keahliannya. Dari penjelasan yang dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa di
perguruan tinggi, penyajian mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar tidak lain
merupakan upaya yang dilakukan dengan harapan untuk memberikan
pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang
dikembangkan untuk mengkaji masalah kemanusiaan dan kebudayaan

Dengan demikian, mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar tidak diajarkan
untuk mendidik mahasiswa sebagai ahli-ahli dalam salah satu bidang keahlian
yang termasuk didalam pengetahuan budaya, tapi semata-mata sebagai salah
satu upaya dalam mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara
memperluas wawasan pemikiran serta kemarnpuan berpikir kritik terhadap
nilai-nilai budaya, baik yang menyangkut orang lain, alam sekitar, maupun
dirinya sendiri.

Oleh karena itulah kajian ini setidaknya menunjukkan pentingnya Ilmu Sosial
Budaya Dasar untuk dipelajari di perguruan tinggi dan masyarakat. Mengingat
budaya sendiri merupakan hal yang paling lekat dalam kehidupan manusia
dan tidak dapat dipresdiksi perubahannya. keluarga sehat adalah keluarga
yang setiap individunya berada dalam kondisi yang sejahtera, baik dari segi
dari fisik maupun mental, sehingga dapat hidup normal secara sosial dan
ekonomi di tengah masyarakat lainnya. Untuk mencapainya, tentunya ada
standar yang harus dicapai terlebih dahulu oleh suatu keluarga. Dalam
kehidupan manusia modern terdapat kriteria yang dikategorikan hidup sehat
yaitu tidak sakit badan dan jiwa, cukup makan bergizi, hidup dilingkungan
bersih, serta perilaku dan interaksi sesuai dengan etika dan hukum. Dasar-
dasar yang meliputi kebutuhan manusia yaitu kebutuhan jasmani, kebutuhan
rohani, dan kebutuhan biologis. Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan material
yang berguna bagi pengembangan raga kelangsungan hidup, dan untuk
bertahan hidup. Etika yaitu ilmu tentang kebiasaan baik. Kebiasaan baik itu
berupa perilaku baik. Moral adalah kebiasaaan berbuat baik (akhlak baik) atau
etik (susila). Moral bersifat kodrati yaitu manusia telah dibekali dengan sifat
baik , jujur, dan adil. Serta moral bersifat asasi yaitu sifat yang diturunkan
Tuhan agar manusia berbuat baik, jujur, dan adil.
Kebudayaan berasal dari kata culture, istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat
dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan.
Peradaban berasal dari kata adab, yang dapat diartikan sopan, berbudi pekerti,
luhur, mulia,
berakhalak, yang semuanya menunjuk pada sifat yang tinggi dan mulia.
Pandangan hidup yang teguh merupakan pelindung seseorang. Dengan
memegang teguh pandangan hidup yang diyakini, seseorang tidak akan
bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah bila menghadapi masalah,
hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan yang dihadapinya.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya
digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan
hidup dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun
masyarakat dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir. Karena itu
wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup merupakan bagian
hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa berbuat
kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan,
pergaulan, dan lingkungan masing-masing. kerja keras untuk mewujudkan cita
– cita. Setiap manusia harus kerja keras untuk melanjutkan hidupnya.
Sebagian hidup manusia adalah usaha/perjuangan, perjuangan untuk hidup
dan ini sudah kodrat manusia. Tanpa usaha/perjuangan manusia tak dapat
hidup sempurna. Apabila manusia ingin menjadi kaya, ia harus kerja keras.
Bila seseorang ingin menjadi ilmuwan, ia harus rajin belajar dan mengikuti
semua ketentuan akademik. Keyakinan yang dimiliki manusia bisa berwujud
bermacam-macam. Dalam hal agama, keyakinan itu berarti menyakini secara
pasti dan benar bahwa Allah adalah Sang Maha Pencipta. Dalam bidang
kehidupan manusia menggunakan keyakinan sebagai cara dalam menempuh
kehidupan. Tanpa keyakinan kehidupanakan diliputi oleh bimbang.

Anda mungkin juga menyukai