Diagram hubungan entitas (model E-R) tidak menyatakan bagaimana memanfaatkan data, membuat
data, menghapus data dan mengubah data.
Elemen-elemen ERD:
1. Entity (Entitas)
Entity (entitas) adalah sesuatu apa saja yang ada di dalam sistem, nyata maupun abstrak di
mana data tersimpan atau di mana terdapat data.
Entitas diberi nama dengan kata benda dan dapat dikelompokkan dalam 4 (empat) kelas, yaitu:
role (peran), events (kejadian), locations (lokasi), tangible things / concepts (sesuatu
yang tidak nyata / konsep). Contoh: pegawai, pembelian, kampus, buku, pembayaran. Contoh
detil dari suatu entity (entitas) disebut instance. Contoh: pegawai bernama Dodo, Noni, Citra,
dll…
2. Relationship
Relationship adalah hubungan alamiah yang terjadi antara entitas. Contohnya: Entitas Mahasiswa
dengan NIM = “14534” dan NamaMhs = “Dodo” yang mempunyai relasi dengan Entitas Kuliah
dengan KodeKul = “SI-140” dan NamaMK = “Basis Data”, sehingga struktur data dari Relasi ini
bahwa mahasiswa tersebut mengambil mata kuliah pada suatu perguruan tinggi.
Hubungan antara entitas akan menyangkut dua komponen yang menyatakan jalinan ikatan yang
terjadi, yaitu: derajat (kardinalitas) dan partisipasi hubungan.
3. Atribut
Deskripsi kelompok data yang mempunyai karakteristik yang sama (data yang mendeksripsikan
entity dan relationship), merupakan field yang akan disimpan.
Notasi Deskripsi
Entitas Entity Set
Hal. 1/19
Pengantar Basis Data
Attribute Attribute
Attribute
Composite Attribute
Attribute Attribute
Attribute
Identifier Attribute (pada weak
entity)
Contoh:
NmMK
KdMK
Nama
NIM Umur SKS
Mata
Mahasiswa mengambil
TgLhr Kuliah
Hobbi Alamat
Hal. 2/19
Pengantar Basis Data
Pasangan antara anggota entitas A dan B dapat dilakukan sesuai dengan derajat hubungannya, yaitu
relasi 1:1, 1:M atau relasi M:N
1 1
A berpasangan B
a1 b1
a2 b2
a3 b3
a4 b4
a5 b5
E-R diagram antara entitas A dan B dengan derajat hubungan 1:1 dilukiskan dengan
mencantumkan pada garis hubungan. Sedangkan instance hubungan antar anggota entitas yang
terjadi adalah pasangan a2 – b1, a3 – b2 dan a4 – b5. Sedangkan a1, a5, b3 dan b4 masing-
masing tidak mempunyai pasangan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa derajat hubungan
1:1 mencakup juga 1:0 dan 0:1
B. Derajat hubungan 1: M
Derajat hubungan ini terjadi bila tiap anggota entitas A boleh berpasangan dengan lebih dari
satu anggota entitas B. Sebaliknya tiap anggota entitas B hanya boleh berpasangan dengan satu
anggota entitas A.
1 m
A berpasangan B
a1 b1
a2 b2
a3 b3
a4 b4
a5 b5
a6 b6
Hal. 3/19
Pengantar Basis Data
C.Derajat hubungan M : N
Derajat hubungan antar entitas m:n terjadi bila tiap anggota entitas A dapat berpasangan
dengan lebih dari satu anggota entitas B. Sebaliknya setiap anggota entitas B juga dapat
berpasangan dengan lebih dari satu anggota entitas A.
m n
A berpasangan B
a1 b1
a2 b2
a3 b3
a4 b4
a5 b5
a6 b6
Setiap dosen harus mengajar satu mata kuliah. Tiap mata kuliah harus diajarkan oleh
seorang dosen.
Diagram instance hubungan antar entitas DOSEN dan MK berdasarkan aturan di atas dapat
dilukiskan seperti:
Dari diagram di atas dapat dilihat bahwa derajat hubungan antar entitas DOSEN dan MK
adalah 1:1. Sedang partisipasi tiap anggota entitas dalam hubungan adalah wajib, baik untuk
anggota entitas DOSEN ataupun entitas MK. Gambar digaram E-R nya:
1..1 1..1
DOSEN mengajar MK
atau
DOSEN mengajar MK
Hal. 4/19
Pengantar Basis Data
Setiap dosen harus mengajar satu mata kuliah. Tiap mata kuliah mungkin diajarkan oleh
seorang dosen dan mungkin belum ada yang mengajar.
DOSEN mengajar MK
atau
0..1 1..1
DOSEN mengajar MK
Seorang dosen harus boleh mengajar satu mata kuliah dan seorang dosen boleh tidak
mengajar. Tiap mata kuliah harus diajarkan oleh seorang dosen.
1..1 0..1
DOSEN mengajar MK
atau
DOSEN mengajar MK
Seorang dosen hanya boleh mengajar satu mata kuliah dan boleh tidak mengajar. Tiap mata
kuliah hanya boleh diajarkan oleh seorang dosen dan mungkin belum ada yang mengajar.
DOSEN mengajar MK
atau
0..1 0..1
DOSEN mengajar MK
Hal. 5/19
Pengantar Basis Data
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan memiliki beberapa departemen. Setiap departemen terdiri dari seorang supervisor
dan paling sedikit satu orang pegawai.
Pegawai dapat bekerja paling tidak di satu departemen, tapi mungkin juga lebih dari satu departemen.
Sedikitnya satu orang pegawai diikutsertakan dalam sebuah proyek, seorang pegawai mungkin berlibur
dan tidak diikutsertakan dalam proyek apapun. Field data yang penting adalah nama departemen,
proyek, supervisor, dan pegawai, serta no.supervisor, no.pegawai, dan no.proyek sebagai key.
Hal. 6/19
Pengantar Basis Data
2. Tentukan Relationship
Matriks Relasi Entitas:
Departemen Pegawai Supervisor Proyek
Departemen Memiliki Dipimpin oleh
Pegawai Bekerja di Bekerja dalam
Supervisor Memimpin
Proyek Menggunakan
dipimpin
Departemen Supervisor
oleh
memiliki
bekerja
Pegawai Proyek
dalam
4. Tentukan Kardinalitas
Berdasarkan deskripsi permasalahan, dapat diketahui bahwa:
Setiap Departemen dipimpin oleh satu Supervisor
Seorang Supervisor hanya memimpin satu Departemen
Setiap Departemen memiliki paling sedikit satu Pegawai
Setiap Pegawai bekerja paling sedikit pada satu Departemen
Setiap Proyek paling sedikit melibatkan satu orang Pegawai
Seorang Pegawai dapat terlibat dalam beberapa Proyek atau bahkan tidak sama sekali.
Hal. 7/19
Pengantar Basis Data
dipimpin
Departemen Supervisor
oleh
memiliki
bekerja
Pegawai Proyek
dalam
NmDept NoSpv
dipimpin
Departemen Supervisor
oleh
memiliki
bekerja
Pegawai Proyek
dalam
NoPeg NoPryk
Hal. 8/19
Pengantar Basis Data
7. Menentukan Atribut
Atribut yang diperlukan adalah Nama Departemen, Nama Proyek, Nama Supervisor, Nama
Pegawai selain Primary Keys.
8. Pemetaan Atribut
Atribut Entitas Atribut Entitas
NmDept Departemen NmPeg Pegawai
NoPryk Proyek NoSpv Supervisor
NmPryk Proyek NmSpv Supervisor
NoPeg Pegawai
Atribut Entitas
MasaJab Dipimpin oleh
MasaKerja Memiliki
MasaKrjPryk Bekerja dalam
dipimpin
Departemen Supervisor
oleh
MasaKerja
memiliki
MasaKrjPryk
bekerja
Pegawai Proyek
dalam
Jika ada suatu relationship (hubungan antara 2 entitas) yang tidak digambarkan atributnya, hal
ini berarti relationship tersebut hanya memiliki atribut minimal, yaitu atribut yang berasal dari
key atribut 2 entitas yang dihubungkannya.
Hal. 9/19
Pengantar Basis Data
Contoh:
NmPeg
TglSK
NIP NoSK
SK Kenaikan
Pegawai mendapat
Jabatan
Dalam contoh tersebut tidak digambarkan adanya atribut dalam relationship “mendapat”. Hal ini
berarti relationship “mendapat” hanya memiliki atribut minimal, yaitu NIP dan NoSK.
Hal. 10/19
Pengantar Basis Data
Contoh:
Pada tabel Mahasiswa, NIM, NmMhs (Nama Mahasiswa) dan AlmtMhs (Alamat Mahasiswa),
merupakan atribut bernilai tunggal, karena atribut-atribut tersebut hanya dapat berisikan
satu nilai.
Contoh:
Atribut hobby pada tabel Mahasiswa, termasuk atribut bernilai banyak, karena kecenderungan
seorang mahasiswa memiliki lebih dari satu hobby.
NmMhs
AlmtMhs
NIM
Hobby
Mahasiswa
Atribut Bernilai
Banyak
Tabel MAHASISWA
NIM NmMhs AlmtMhs Hobby
Badminton
3304123 Anindyaswari Pradnya Jl. Mutiara 1, Bandung 41234
Berenang
Badminton
3304124 Duhita Pradnya Jl. Emas 10, Bandung 42345
Berenang
Sepak Bola
3304235 Rafif Pradipta Jl. Surabaya 123, Jakarta 55123
Berenang
3304236 Hafiz Wisnupratomo Jl. Magelang 45, Jakarta 56789 -
Berenang
3304240 Annisa Jl. Susilo 303, Jakarta 55190
Membaca
Hal. 11/19
Pengantar Basis Data
Tabel MAHASISWA
NIM NmMhs AlmtMhs Hobby Angkatan
…… …… …… …… ……
Berenang
3304240 Annisa Jl. Susilo 303, Jakarta 55190 2004
Membaca
NmMhs
NIM AlmtMhs
Angkatan
Hobby
Mahasiswa
NmMhs
NIM AlmtMhs
Angkatan
Hobby
Mahasiswa
Hal. 12/19
Pengantar Basis Data
CATATAN: penggunaan atribut komposit, biasanya didasarkan pada pengolahan data pada
tabel
Hal. 13/19
Pengantar Basis Data
Entitas dalam Model E-R adalah calon tabel (dalam modul ini disebut dengan istilah relasi) pada
implementasi desain fisik database. Atribut sama dengan item data/field.
Penggunaan tabel bertujuan untuk menyederhanakan logika pandangan terhadap data. Oleh karena itu
terdapat beberapa ketentuan dalam penyusunan tabel, yaitu:
a. Urutan baris tidak diperhatikan, sehingga pertukaran baris tidak akan berpengaruh terhadap is
informasi pada tabel.
b. Urutan kolom tidak diperhatikan. Identifikasi kolom dibedakan dengan jenis atribut.
c. Tiap perpotongan baris dan kolom hanya berisi nilai atribut tunggal, sehingga nilai atribut ganda
(multi value) tidak diperbolehkan
d. Tiap baris dalam tabel harus dibedakan, sehingga tidak mungkin ada dua baris dalam tabel
mempunyai nilai atribut yang sama secara keseluruhan.
e. Dalam penyusunan tabel, hendaknya nilai atribut kosong (Null value) dihindarkan.
Dalam pemodelan data, entitas disajikan dengan tabel entitas yang ada pada diagram E-R dituliskan
dengan kerangka tabel yang berisikan atribut-atributnya yang disebut skema relasi.
Pembuatan tabel entitas selalu berpedoman pada ketentuan-ketentuan tentang cara penyusunan tabel.
Sehingga akan diperoleh susunan tabel entitas yang merupakan tabel yang terbebas dari adanya data
rangkap (data redudancy). Untuk mencapai tujuan tersebut, dalam penyusunan skema relasi harus
memperhatikan hubungan antar entitas yang terjadi. Dalam hal ini berkaitan erat dengan kardinalitas
dan partisipasi hubungan.
BINARY RELATIONSHIP
1. Representasi Hubungan 1 : 1
Misal suatu perusahaan menyediakan fasilitas rumah dinas bagi pegawainya. Dalam hubungan ini
diberlakukan ketentuan bahwa tidak ada pegawai yang menempati lebih dari satu rumah dinas dan
tidak ada rumah dinas yang dihuni oleh lebih dari satu orang pegawai.
NmPeg Alamat
Hal. 14/19
Pengantar Basis Data
Skema relasi yang terbentuk terdiri dari 2 relasi yang dihasilkan dari 2 entitas, dimana key atribut
(identitas) entitas pertama harus diletakkan sebagai atribut kunci tamu ( foreign key) dari entitas
kedua atau sebaliknya.
Skema Relasi:
Pegawai(NIP, NmPeg, AlmtPeg, NoRD)
RumahDinas(NoRD, Alamat, Tipe)
atau
Pegawai(NIP, NmPeg, AlmtPeg)
RumahDinas(NoRD, Alamat, Tipe, NIP)
CATATAN: Peletakan key atribut salah satu entitas boleh dibalik, karena tidak akan
menghasilkan null value (nilai null).
NmPeg Alamat
Skema relasi yang terbentuk terdiri dari 2 relasi yang dihasilkan dari 2 entitas, dimana key atribut
entitas yang memiliki partisipasi wajib ( mandatory) harus diletakkan sebagai atribut kunci tamu
(foreign key) dari entitas yang memiliki partisipasi tidak wajib ( non mandatory).
PERHATIKAN !! Dalam kasus ini peletakan key atribut (identitas) yang berfungsi sebagai
relasi tidak boleh dibalik karena akan menghasilkan null value.
Skema Relasi:
Pegawai(NIP, NmPeg, AlmtPeg)
RumahDinas(NoRD, Alamat, Tipe, NIP)
Skema relasi yang terbentuk terdiri dari 3 relasi yang dihasilkan dari 2 entitas, dimana relasi
“menghuni” antara 2 entitas Pegawai dan Rumah Dinas menjadi calon tabel (hal ini dilakukan
untuk menghindari adanya null value). Key atribut yang ada pada relasi “menghuni” merupakan
key atribut gabungan dari 2 entitas Pegawai dan rumah Dinas.
Hal. 15/19
Pengantar Basis Data
Skema Relasi:
Pegawai(NIP, NmPeg, AlmtPeg)
RumahDinas(NoRD, Alamat, Tipe)
Menghuni(NIP, NoRD, TgHuni)
2. Representasi Hubungan 1 : m
Dalam kasus ini diambil contoh hubungan antar karyawan dan ruang kerja pada suatu kantor. Dalam
aturan data ditentukan bahwa setiap ruang kerja ditempati oleh lebih dari satu karyawan dan setiap
karyawan tidak mungkin menempati lebih dari satu ruang kerja.
NmMK
NmDosen
KdMK SKS
KdDosen
Dalam kasus ini, key atribut (identitas) dari entitas yang berderajat 1 (yang memiliki kardinalitas
1) dijadikan kunci tamu (foreign key) pada entitas yang memiliki kardinalitas “m”.
PERHATIKAN!!, jika dilakukan sebaliknya, yaitu key atribut yang berkardinalitas “m” dijadikan
kunci tamu pada entitas yang memiliki kardinalitas “1” akan menyalahi aturan primary key.
Skema Relasi:
Dosen(KdDosen, NmDosen, KdMK)
MataKuliah(KdMK, NmMK, SKS)
Hal. 16/19
Pengantar Basis Data
NmMK
NmDosen
KdMK SKS
KdDosen
Skema Relasi:
Dosen(KdDosen, NmDosen)
MataKuliah(KdMK, NmMK, SKS)
Mengajar(KdDosen, KdMK)
3. Representasi Hubungan M : N
Dalam kasus derajat hubungan antar entitas m:n, penyajian tabel entitas tidak memperhatikan jenis
partisipasi anggota entitas.
Misal: hubungan antara entitas barang dengan entitas pemasok dengan hubungan memasok. Pada
hubungan ini ditentukan bahwa setiap pemasok dapat memasok lebih dari satu barang. Dan setiap
barang dapat dipasok oleh lebih dari satu pemasok.
NmSupp
NmBrg
AlmSupp KdBrg
KdSupp Warna
Penyajian tabel entitas dengan menempatkan identitas suplier (KdSupp) pada tabel entitas Barang
sebagai identitas tamu akan menghasilkan nilai data rangkap. Demikian juga bila dilakukan dengan
menempatkan identitas barang (KdBrg) sebagai identitas tamu pada tabel Pemasok. Oleh karena itu
hubungan kedua tabel tersebut disajikan dengan tabel hubungan Memasok yang mempunyai atribut
identitas KdSupp dan KdBrg sebagai identitas bersama.
Hal. 17/19
Pengantar Basis Data
Skema Relasi:
Pemasok(KdSupp, NmSupp, AlmSupp)
Barang(KdBrg, NmBrg, Warna)
Memasok(KdSupp, KdBrg, JumlahBrg)
UNARY RELATIONSHIP
Dalam kasus tertentu pada suatu entitas, terdapat hubungan intern (“ recursive relations”) antar anggota
entitas.
1. Representasi Hubungan 1 : 1
Misal; dalam satu perusahaan, mungkin saja terdapat dimana seorang pegawai menikah sesama
rekan kerjanya (pegawai juga).
Dalam kasus tersebut, terdapat hubungan intern dengan derajat 1:1 dan jenis partisipasinya tidak
wajib (karena tidak semua pegawai menikah dengan rekan sekerjanya).
NmPeg
AlmPeg
NIP
PEGAWAI
KAWIN
Identitas tabel Pegawai adalah NIP. Sedangkan identitas tabel hubungan Kawin mempunyai atribut
dua identitas pegawai suami dan istri, yang tidak lain adalah identitas entitas pegawai.
Skema Relasi:
Pegawai(NIP, NmPeg, AlmPeg)
Kawin(NIPSuami, NIPIstri, TgNikah)
2. Representasi Hubungan 1 : M
Misal dalam lingkungan kerja suatu perusahaan terdapat daftar karyawan. Dalam pelaksanaan
pekerjaan tentunya terdapat karyawan yang menduduki jabatan pimpinan dari sejumlah karyawan.
Salah satu tugas pimpinan adalah melakukan supervisi para karyawan yang menjadi anak buahnya.
Dalam hal ini terdapat hubungan 1:m antara pimpinan karyawan dan anak buahnya.
Hal. 18/19
Pengantar Basis Data
NmPeg
AlmPeg
NIP
PEGAWAI
Supervisi
Dalam kasus ini, penyajian tabel entitas hanya terdapat satu tabel. Hal ini dikarenakan terdapat jenis
partisipasi wajib pada sisi “m” (tiap pegawai harus ada supervisinya, dan pimpinan tertinggi men-
supervisi dirinya sendiri)
Skema Relasi:
Pegawai(NIP, NmPeg, AlmPeg, KdSpv)
3. Representasi Hubungan M : N
Misal dalam kemahasiswaan di suatu fakultas akan dibentuk tim olah raga. Ditentukan bahwa setiap
mahasiswa boleh menjadi anggota lebih dari satu jenis tim. Dalam satu jenis olah raga harus ada
ketua tim, dimana ketua tim hanya boleh dipegang oleh seorang mahasiswa. Seorang mahasiswa
yang telah menduduki ketua tim boleh menjadi anggota tim olah raga yang lain.
Dalam kasus tersebut, terdapat hubungan intern antara mahasiswa yang tergabung dalam tim olah
raga.
NmMhs
AlmMhs
NIM
MAHASISWA
Tim OR
Skema Relasi:
Mahasiswa(NIM, NmMhs, AlmMhs)
TimOR(NoMhsKetua, NoMhsAngg)
Hal. 19/19