Anda di halaman 1dari 10

KOMUNIKASI TERAPEUTIK

 PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan
kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien.
Pada dasarnya komunikasi terapeutik merupakan komunikasi profesional yang mengarah
pada tujuan yaitu penyembuhan pasien.

 TUJUAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK


 Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran
serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya
pada hal yang diperlukan
 Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan
mempertahankan kekuatan egonya
 Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

 FUNGSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan menganjurkan kerja sama
antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien..

 PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN SOSIAL


Komunikasi terapeutik :
 Terjadi antara perawat dengan pasien atau anggota tim kesehatan lainnya
 Komunikasi ini umumnya lebih akrab karena mempunyai tujuan, berfokus kepada
pasien yang membutuhkan bantuan
 Perawat secara aktif mendengarkan dan memberi respon kepada pasien dengan cara
menunjukkan sikap mau menerima dan mau memahami sehingga dapat mendorong
pasien untuk berbicara secara terbuka tentang dirinya.
Komunikasi social :
 Terjadi setiap hari antar orang per orang baik dalam pergaulan maupun lingkungan
kerja
 Komunikasi bersifat dangkal karena tidak mempunyai tujuan
 Lebih banyak terjadi dalam pekerjaan, aktivitas social dll
 Pembicara tidak mempunyai fokus tertentu tetapi lebih mengarah kebersamaan dan
rasa senang
 Dapat direncanakan tetapi dapat juga tidak direncanakan

 PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI TERAPEUTIK


 Perawat harus mengenal dirinya sendiri yang berarti menghayati, memahami dirinya
sendiri serta nilai yang dianut
 Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, saling percaya dan saling
menghargai
 Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien
 Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien baik fisik maupun mental
 Perawat harus menciptakan suasana yang memungkinkan pasien bebas berkembang
tanpa rasa takut
 Perawat harus dapat menciptakan suasana yang memungkinkan pasien memiliki
motivasi untuk mengubah dirinya baik sikap, tingkah lakunya sehingga tumbuh makin
matang dan dapat memecahkan masalah-masalah yang dihadapi
 Perawat harus mampu menguasai perasaan sendiri secara bertahap untuk mengetahui
dan mengatasi perasaan gembira, sedih, marah, keberhasilan maupun frustasi
 Mampu menentukan batas waktu yang sesuai dan dapat mempertahankan
konsistensinya
 Memahami betul arti empati sebagai tindakan yang terapeutik dan sebaliknya simpati
bukan tindakan yang terapeutik
 Kejujuran dan komunikasi terbuka merupakan dasar dari hubungan terapeutik
 Mampu berperan sebagai role model agar dapat menunjukkan dan meyakinkan orang
lain tentang kesehatan, oleh karena itu perawat perlu mempertahankan suatu keadaan
sehat fisik, mental spiritual dan gaya hidup
 Disarankan untuk mengekspresikan perasaan bila dianggap mengganggu
 Altruisme mendapatkan kepuasan dengan menolong orang lain secara manusiawi
 Berpegang pada etika dengan cara berusaha sedapat mungkin mengambil keputusan
berdasarkan prinsip kesejahteraan manusia
 Bertanggung jawab dalam dua dimensi yaitu tanggung jawab terhadap diri sendiri atas
tindakan yang dilakukan dan tanggung jawab terhadap orang lain.

 TEKNIK-TEKNIK KOMUNIKASI TERAPEUTIK


 Mendengarkan dengan aktif
Merupakan dasar utama dalam komunikasi. Dengan mendengar perawat mengetahui
perasaan dan pikiran pasien. Selama mendengarkan, secara aktif perawat mengikuti
apa yang dibicarakan pasien dan memperhatikan perhatiannya. Perawat memberikan
tanggapan dengan tepat dan tidak memotong pembicaraan pasien. Tunjukkan
perhatian bahwa perawat mempunyai waktu untuk mendengarkan
 Memberi kesempatan pada pasien untuk memulai pembicaraan
Memberi kesempatan pada pasien untuk mengambil inisiatif dalam memilih topic
pembicaraan.
Bagi pasien yang merasa ragu-ragu dan tidak pasti tentang peranannya dalam suatu
interaksi, maka perawat dapat mengarahkan pasien misalnya dengan menanyakan:
“ Adakah sesuatu yang ingin dibicarakan dengan saya?” atau bila pasien nampak
murung: “ Kelihatannya Bapak murung, dapatkah bapak menceritakan apa yang
sedang dipikirkan ?”.
Pertanyaan ini akan merangsang pasien untuk mengambil inisiatif dan merasakan
bahwa pasien diharapkan untuk membuka pembicaraan
 Memberikan penghargaan
Memberikan salam kepada pasien dengan menyebutkan namanya.
Misalnya: “Selamat pagi Pak Amir! Saya perhatikan Bapak tampak cerah hari ini!”
 Mengulang kembali (Restating)
Perawat mengulang sebagian pertanyaan pasien dengan menggunakan kata-kata
sendiri, yang menunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.
Misalnya:
Pasien : “ Suster saya tidak dapat tidur, sepanjang malam terjaga”
Perawat :” Apakah bapak mengalami kesulitan tidur?”
 Refleksi
Perawat mengulang kembali apa yang dibicarakan pasien. Refleksi ini memberi
kesempatan kepada pasien unuk memahami sikapnya sendiri, mengerti perasaan dan
kebingungan, keragu-raguan serta persepsinya yang benar, diungkapkan oleh orang
lain dengan caranya sendiri. Misalnya:
Pasien : “ Apakah menurut suster saya lebih baik dioperasi?”
Perawat : “ Bagaimanakah menurut Bapak apakah lebih baik dioperasi?”
 Klarifikasi
Menjelaskan kembali ungkapan pikiran yang dikemukakan pasien yang kurang jelas
bagi perawat, agar tidak terjadi salah pengertian. Misalnya:
Pasien : “ Saya dianggap benda mati barangkali, dokter dan perawat hanya lewat-
lewat saja.”
Perawat :” Apa yang Bapak maksudkan bahwa kami kurang memperhatikan Bapak?”
 Mengarahkan pembicaraan
Perawat membantu pasien untuk memfokuskan pembicaraan agar lebih spesifik dan
terarah. Biasanya teknik ini diperlukan untuk mendapatkan informasi yang lebih
mendalam tentang suatu masalah. Misalnya:
Pasien : “ Saya tidak mau lagi dirawat di rumah sakit”
Perawat : “ Barangkali Bapak dapat menjelaskan apa yang Bapak alami, sehingga
Bapak tak mau lagi dirawat di Rumah Sakit.”
 Membagi persepsi
Perawat mengungkapkan persepsinya tentang pasien dan meminta umpan balik dari
pasien. Misalnya:
“Ibu nampak lain hari ini, kelihatan cantik, barangkali akan ada tamu istimewa dating?”
 Diam
Diam yang positif dan penuh penerimaan merupakan media terapeutik yang sangat
berharga karena dapat memotivasi pasien untuk berbicara, mengarahkan isi pikirannya
serta masalah yang dialaminya
 Memberi informasi
Memberikan informasi kepada pasien mengenai hal-hal yang tidak/belum diketahuinya
atau bila pasien bertanya memberikan informasi.
Yang diperlukan bisa juga sebagai suatu cara untuk membina hubungan saling percaya
dengan pasien sehingga menambah pengetahuan pasien yang akan berguna baginya
untuk mengambil keputusan secara realistic. Misalnya perawat memperkenalkan diri
pada pasien dan menerangkan tentang jam berkunjung serta apa yang akan pasien
alami selama dirawat.
 Memberi saran
Merupakan teknik komunikasi yang baik bila digunakan pada waktu yang tepat dan cara
yang konstruktif, sehingga pasien bisa memilih.
 Pertanyaan terbuka
Pertanyaan yang tidak memerlukan jawaban “Ya” atau “Tidak” dan “Mungkin”, tetapi
pertanyaan memerlukan jawaban yang luas, sehingga pasien dapat mengemukakan
masalahnya, perasaannya dengan kata-kata sendiri, atau dapat memberikan informasi
yang diperlukan. Misalnya:
“Selamat pagi Pak, bagaimana perasaan Bapak hari ini”
“ Apa yang biasanya Bapak lakukan bila sakit kepala?”
 Eksplorasi
Menggali lebih dalam ide-ide, pengalaman, masalah pasien yang perlu diketahui.
Misalnya: “ Maukah anda menceritakan lebih lengkap akan hal itu?”

 KRITERIA KOMUNIKASI YANG EFEKTIF


 Mempergunakan bahasa yang baik, agar artinya jelas
 Lengkap agar pesan yang disampaikan dipahami komunikan secara menyeluruh
 Atur arus informasi sehingga antara pengiriman dan umpak balik seimbang
 Dengarkan secara aktif
 Tahan emosi
 Perhatikan isyarat non verbal
ANALISA KESADARAN DIRI

Perawat merupakan profesi yang menolong manusia untuk beradaptasi secara positif
terhadap stress yang dialami. Pertolongan yang diberikan harus bersifat terapeutik.
Instrumen utama yang dipakai adalah diri perawat sendiri, sehingga kesadaran diri menjadi
sangat penting. Untuk itu analisis diri perlu dilakukan sebagai langkah awal dalam proses
komunikasi terapeutik.
Analisis diri ini difokuskan pada:
 kesadaran diri
 kesadaran akan uniknya system nilai individu
 eksplorasi perasaan
 kemampuan menjadi model
 panggilan jiwa (altruisme)
 tanggung jawab dan etika

KESADARAN DIRI
Kesadaran diri merupakan salah satu prasyarat sebelum perawat melakukan komunikasi
terapeutik dengan klien. Untuk dapat meningkatkan kesadaran dirinya, perawat perlu
menjawab pertanyaan, “Siapakah saya?”. Perawat harus dapat mengkaji perasaan, reaksi dan
perilakunya secara pribadi maupun sebagai pemberi pelayanan.
Kesadaran diri akan membuat perawat dapat menerima perbedaan dan keunikan klien.
Johari Window menggambarkan perilaku, pikiran dan perasaan seseorang dalam empat
kuadran.

Diketahui oleh Tidak diketahui


X
Diri sendiri Oleh diri sendiri

Diketahui orang lain Arena Bintik buta

Tidak diketahui orang


Rahasia Bintik hitam
lain

Kuadran I : Arena Diketahui oleh diri sendiri dan diketahui orang lain
Kuadran I : Bintik buta Tidak diketahui oleh diri sendiri tapi diketahui orang lain
Kuadran III : Rahasia Diketahui oleh diri sendiri dan tidak diketahui orang lain
Kuadran IV : Bintik hitam Tidak diketahui oleh diri sendiri dan tidak diketahui orang lain
Kuadran Arena Kecil : Komunikasi buruk atau kesadaran dirinya kurang
Kuadran Arena Besar : Kesadaran diri baik
Perubahan satu kuadran akan mempengaruhi kuadran lain:
Pergeseran ARENA ke arah BINTIK BUTA menerima umpan balik
Pergeseran ARENA ke arah RAHASIA membuka diri

Kesadaran diri dapat ditingkatkan melalui tiga cara:


1. Mempelajari diri sendiri
Seorang perawat perlu mempelajari dirinya agar dia tahu apa kelebihan dan kekurangan
yang dimilikinya.
Stevens R. (1996) menyimpulkan untuk menjadi seseorang (diri yang utuh) ada empat
aspek yang perlu mendapat perhatian, yaitu
 Tubuh (struktur, fungsi, bentuk dan penggunaan bahasa tubuh)
 Pengalaman subjektif
 Hubungan dengan orang lain
 Perasaan-perasaan yang muncul tanpa disadari ketika berinteraksi atau mendapat
pengalaman baru.
2. Belajar dari orang lain
Tidak ada seorang pun yang mampu mengenali dirinya secara keseluruhan. Karena itu
seorang perawat perlu mendengarkan semua pendapat atau komentar klien, teman
sejawat ataupun orang lain tentang dirinya dan berusaha mengubah dirinya ke arah yang
lebih baik. Penolakan terhadap kritikan dan saran orang lain hanya akan merugikan diri
sendiri karena tidak akan ada perubahan dalam diri.
3. Membuka diri
Keterbukaan merupakan salah satu criteria kepribadian yang sehat. Dengan terbuka pada
orang lain seseorang akan merasa aman ketika berinteraksi karena tidak ada sesuatu yang
disembunyikan.

KESADARAN AKAN UNIKNYA SYSTEM NILAI INDIVIDU


Apa dan bagaimana nilai-nilai yang dianut oleh seseorang akan mempengaruhi dirinya pada
saat berinteraksi dengan orang lain.
Bagaimana keluarga dan klien memandang penyebab penyakit yang diderita sangat berbeda
dengan bagaimana seorang dokter atau perawat memandangnya. Seorang dokter atau
perawat menganggap bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh factor neurobiologis dan stress
psikososial yang dialami klien, sebaliknya keluarga atau klien mungkin beranggapan bahwa
gangguan jiwa itu disebabkan oleh guna-guna atau hukuman terhadap dosa di masa lalu.
Pada saat merawat klien, perawat tidak perlu bersitegang dengan klien tentang perbedaan
pendapat tersebut. Akan tetapi perawat harus menghargai pendapat klien dan keluarga sambil
mencoba memberi penjelasan secara perlahan.
Kondisi lain misalnya pada saat berkomunikasi dengan klien, secara teoritis, menatap mata
klien penting untuk menunjukkan bahwa perawat hadir secara fisik. Tapi pada keadaan
tertentu, pada saat klien lebih tua dari perawat dan beranggapan tidak sopan apabila menatap
matanya, perawat harus menghargai klien dengan tidak terus-menerus menatap lawan bicara
selama interaksi.
Dengan menyadari system nilai yang dimilikinya seperti nilai budaya, nilai keluarga dan agama
yang dianutnya, perawat akan siap mengidentifikasi situasi yang bertentangan dengan system
nilai yang ia miliki.

EKSPLORASI PERASAAN
Eksplorasi perasaan yaitu mengkaji atau menggali perasaan-perasaan yang muncul sebelum
dan sesudah berinteraksi dengan orang lain.
Sebagai perawat, kita perlu terbuka dan sadar terhadap perasaan kita dan mengontrolnya
agar kita dapat menggunakan diri kita secara terapeutik. Jika perawat terbuka pada
perasaannya maka ia mendapatkan dua informasi penting yaitu bagaimana responnya pada
klien dan bagaimana penampilannya pada klien.

KEMAMPUAN MENJADI MODEL


Seseorang pasien membutuhkan sosok pribadi yang dapat diteladaninya dalam mengubah
perilaku. Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan diharapkan mampu menjadi model
bagi klien dalam menjalani kehidupannya, karena perawat adalah orang yang paling lama dan
paling dekat sama klien.
Berkaitan dengan kemampuan perawat dalam menjadi model, ada pendapat yang
menyatakan bahwa perawat harus mampu memisahkan antara kehidupan pribadi dengan
kehidupan professional. Jadi ketika berinteraksi dengan klien, perawat harus mampu tetap
tersenyum walaupun dirinya sedang mengalami konflik.
Seorang perawat yang dalam kehidupan sehari-harinya senantiasa cemas, penuh konflik, da
tidak mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan, tidak bisa menjadi model dan tidak akan
mampu mengubah perilaku klien menjadi lebih baik.

PANGGILAN JIWA (ALTRUISME)


Perawat harus menjawab pertanyaan, “ Mengapa saya ingin menolong orang lain?”
Seorang penolong yang efektif adalah yang tertarik untuk merawat penuh cinta atas dasar
kemanusiaan.
Altruisme adalah perhatian terhadap kesejahteraan orang lain.
Akan tetapi sesuatu yang perlu mendapat perhatian adalah bahwa perawat merupakan
profesi, karena itu perawat perlu mendapat penghargaan atau imbalan yang sesuai atau
pantas.

TANGGUNG JAWAB DAN ETIKA


Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat harus bertanggung jawab terhadap
semua tindakan yang dilakukannya. Demikian pula dalam berkomunikasi, perawat seharusnya
bertanggung jawab atas perilakunya dan mampu mengatasi semua kelemahannya.
Perawat bisa menunjukkan rasa tanggung jawabnya dalam berkomunikasi dengan cara
meminta maaf pada klien ketika dia bersikap atau berperilaku menyinggung perasaan klien.
Untuk mengatasi kelemahannya, perawat bisa melakukan analisis diri sebelum berinteraksi
dengan klien.
Dalam berinteraksi dengan klien, perawat harus menjunjung tinggi kode etik keperawatan dan
etika yang dibenarkan dalam sebuah hubungan terapeutik. Secara etika, misalnya, seorang
perawat laki-laki tidak dibenarkan memegang jemari atau memeluk bahu klien perempuan
tanpa tujuan terapeutik.

ANALISA TRANSAKSIONAL
“Suatu model analisa komunikasi dimana seorang menempatkan dirinya menurut posisi
psikologik yg berbeda”
Analisa transaksional merupakan metode terapi sebagaimana juga metode analisa komunikasi
Analisa ini digunakan pada kontak singkat dengan orang lain untuk membina hubungan yang
baik, perawat dapat menggunakan konsep analisa transaksional saat berinteraksi dengan
klien

Masing-masing individu mempunyai 3 sumber perilaku atau “ego states” yaitu:


 ORANG TUA, mengacu pada ketika orang berperilaku, berpikir dan merasa dengan cara-
cara yang ia contoh dari orang tuanya sendiri atau tokoh orang tua
Unsur Orang Tua : Pengecam dan Penolong
Perilaku Ortu :
 Bijaksana  Murah hati
 Adil  Sopan
 Kritis  Pandai/cerdik
Kata-kata:
 Kasihan sekali kamu  Jangan
 Awas  Pokoknya
 DEWASA, mengacu pada perilaku, pikiran dan perasaan yang langsung dan berespon
sesuai dengan saat ini dan situasi ini
Unsur:
 Pemikiran rasional dan obyektif
 Kemampuan mengolah data
Perilaku:
 Keterampilan perseptive
 Kemampuan sosial
Kata-kata:
 Saya fakir  Dimana
 Mengapa  Kapan
 Apa  Bagaimana
 ANAK-ANAK, mengacu pada sebuah pola perilaku, pikiran dan perasaan di masa kanak-
kanak yang dilakukan kembali
Unsur :
 Spontan
 Pemberontak
 Penurut
Perilaku :
 Suka menggigit kuku  Berisik (ribut)
 Malu-malu  Cengeng
 Kalem  Merengek

Kata-kata :
 Hore
 Bantu dong
 Asyik ooy
 Waduh
 Kepunyaanku
 Malu ah

TRANSAKSI KOMPLEMENTER (SEJAJAR)


Transaksi ini terjadi apabila penerima pesan memberi respon sesuai dengan “Ego States”
yang diharapkan oleh pengirim pesan
Contoh : Klien takut disuntik (klien berperilaku sebagai anak, maka perawat diharapkan
sebagai ortu)
Klien perawat

Ortu Ortu

Dewasa Dewasa

Anak-anak Anak-anak

TRANSAKSI SILANG
Terjadi apabila penerima pesan memberi respon di luar “ego states” yang diharapkan oleh
pengirim
Contoh: Pengirim pesan : “ Dimana nyeri
Penerima pesan :” Jika anda tidak keberatan, saya ingin bicara dengan dokter
tentang hal ini”

Ortu Ortu

Dewasa Dewasa

Anak-anak Anak-anak

TRANSAKSI TERSEMBUNYI
Terjadi apabila pengirim pesan menyampaikan pesan dari “ego states” tertentu, tetapi dibalik
itu ia menyampaikan pesan dari “ ego states” yang lain
Contoh : Pengirim pesan : “ Cantiknya meja ini, tapi tidak secantik kamu”
Sebenarnya pengirim pesan berpesan : ”Mengapa kamu tidak membersihkan meja ini”

Anda mungkin juga menyukai