Anda di halaman 1dari 3

NAMA : GILANG RAMADHAN

NIM : P05120220016

KELAS : 1A

TUGAS : RESUM (KOMUNIKASI)

 KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Adalah kemampuan atau keterampilan seseorang yang berprofesi sebagai perawat
dalam membantu klien terhadap gangguan stress, gangguan psikolog dan lain sebagainya
agar dapat beradaptasi serta dapat belajar bagaimana berhubungan dengan orang lain.

KARAKTERISTIK
Ada tiga karakteristik yang ada pada komunikasi jenis terapeutik sebagai berikut,
 Keikhlasan, perawat yang mampu menunjukan rasa ikhlas-nya dan mempunyai kesadaran
mengenai sikap yang di punyai terhadap klien sehingga mampu belajar untuk
berkomunikasi secara tepat.
 Empati, perawat mampu memahami keadaan yang di alami pasien
 Kehangatan, perawat akan mendorong klien untuk mengekspresikan ide-ide dan
menuangkannya dalam bentuk perbuatan tanpa rasa takut dimaki atau dikonfrontasi

TEHNIK
Berikut tekhnik-tekhnik dalam berkomunikasi secara terapeutik,
 Mendengar dengan penuh perhatian, perawat harus mendengarkan masalah yang di
sampaikan oleh klien untuk mengetahui perasaan, pikiran dan persepsi klien itu sendiri
dengan cara berkomunikasi sambil bertatap mata dengan pasien itu sendiri. Tidak
menyilangkan kaki dan tangan, hindari gerakan yang tidak perlu dan condongkan tubuh
kearah pasien.
 Menunjukan penerimaan, perawat menunjukan penerimaan dengan mendengarkan pasien
tanpa menunjukkan keraguan atau ketidak setujuan dengan cara menganggukkan kepala
saat klien berbicara.
 Menanyakan pertanyaan yang berkaitan, tujuan perawat bertanya adalah untuk
mendapatkan informasi yang spesifik mengenai masalah yang telah disampaikan oleh
klien. Oleh sebab itu, sebaiknya pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan masalah yang
sedang dihadapi oleh pasien/klien.
 Mengulang ucapan klien dengan kata-kata sendiri, seorang perawat memberikan umpan
balik bahwa perawat mengerti pesan klien dan berharap komunikasi di lakukan.
 Mengklarifikasi, klarifikasi terjadi pada saat perawat menjelaskan dalam kata-kata
mengenai idea tau pikiran yang tidak jelas dikatakan oleh klien. Tujuan dari tekhnik ini
untuk menyamakan pengertian.
 Memfokuskan, bertujuan membatasi pembicara sehingga pembicara menjadi lebih spesifik
dan di mengerti. Hal yang perlu di perhatikan adalah tidak memutuskan pembicaraan
ketika klien menyampaikan masalah yang sedang di atasi.
 Menyampaikan hasil observasi, yaitu menyampaikan apa yang telah di amati perawat dari
pesan verbal atau non-verbal klien. Dapat di jadikan sebagai umpan balik terhadap apa
yang telah di kemukakan oleh klien.
 Menawarkan informasi, tambahan informasi ini memungkinkan penghayatan yang lebih
mendalam bagi klien terhadap keadaannya. Memberikan tambahan informasi berarti
memberikan pendidikan kesehatan bagi klien.
 Diam, memberikan perawat dan klien waktu untuk mengorganisir pikirannya. Penggunaan
metode diam memerlukan keterampilan dan ketepatan waktu. Jika tidak, maka akan
menimbulkan perasaan kurang nyaman.
 Meringkas, adalah pengulangan ide pertama yang telah di komunikasikan secara singkat.
Meringkas pembicaraan dapat membantu perawat untuk mengulangi aspek penting pada
saat berinteraksi sehingga dapat melanjutkan pembicaraan dengan topic yang berkaitan.
 Memberkikan penghagaan, dalam artian klien kemungkinan akan berusaha keras untuk
mendapatkan penghargaan tersebut dan melakukan segara cara dalam mendapatkannya.
 Menawarkan diri, tehnik ini harus dilakukan dengan tanpa pambri, karena mungkin klien
belum siap untuk berkomunikasi secara verbal dengan orang lain atau klien tidak mampu
membuat dirinya dimengerti.
 Memberikan kesempatan pada klien untuk memulai pembicaraan, biarkan klien merasa
ragu-ragu dan tidak pasti tentang perannya. Perawat dapat menstimulasinya untuk
mengambil inisiatif dan merasakan bahwa ia di harapkan untuk membuka pembicaraan.
 Menganjurkan untuk meneruskan pembicaraan, bertujuan untuk mengarahkan
pembicaraan antara perawat dengan klien agar mengikuti apa yang dibicarakan dan
tertarik untuk melanjutkan pembicaraan. Perawat harus berusaha untuk menafsirkan
daripada mengarahkan diskusi/topic pembicaraan.
 Menempatkan kejadian secara teratur, akan membantu perawat dengan klien untuk
melihatnya dalam suatu perspektif kelanjutan dari suatu kejadian, akan membantu perawat
dengan klien untuk melihatnya dalam suatu perspektif.
 Menganjurkan klien untuk menguraikan persepsinya, klien harus bebas menguraikan
persepsinya kepada perawat. Waspaidai timbulnya gejala ansietas ketika klien
menceritakan pengalamannya.
 Refleksi, menganjurkan klien untuk mengemukakan dan menerima idea tau perasaannya
sebagai bagian dari dirinya.

TAHAP KOMUNIKASI TERAPEUTIK


Di dalam tahapan komunikasi terapeutik, ada empat jenis fase sebagai berikut,
 Fase prainteraksi, merupakan tahapan persiapan perawat sebelum bertemu dan
berkomunikasi dengan pasien.
 Fase orientasi, merupakan tahapan ketika pasien dan perawat pertamakali bertemu. Hal
yang perlu di kaji adalah alasan klien meminta pertolongan sehingga akan mempengaruhi
terbinanya hubungan perawat dengan klien.
 Fase kerja, merupakan tahap terminasi dalam berkomunikasi secara terapeutik. Kegiatan
yang dilakukan adalah memberikan kesempatan pada klien untuk bertanya, melakukan
kegiatan sesuai rencana, memulai hubungan baik dan lain sebagainya. Perawat memenuhi
kebutuhan dan mengembangkan pola-pola adaptif klien.
 Fase terminasi, pada tahapterminasi dalam komunikasi terapeutik kegiatan yang dilakukan
oleh perawat adalah menyimpulkan hasil wawancara, tidak lanjut dengan klien,
melakukan kontrak (waktu, tempat dan topic) dan mengakhiri wawancara dengan cara
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai