No. RM : ………………………..
Tanggal : ………………………..
Tempat : ………………………..
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : ……………………… Umur : ………………………
Tempat/Tanggal lahir : ……………………… Jenis kelamin : L / P /
…………………
Status perkawinan : M / BM / J / D Agama : ………………………
Pendidikan terakhir : ……………………… Suku : ………………………
Pekerjaan : ……………………… Lama bekerja : ………………………
Alamat : ……………………………………………………………………
…………………………………………… telp. ………………...
Tanggal masuk RS : ……………………… Ruangan : ………………………
Golongan darah : ……………………… Sumber info : ………………………
3. Riwayat Penyakit
Provocative/Palliative : Rangsangan dari Mata (Uraikan naratif)
Quality : kepala terasa berat dan pusing (Uraikan naratif)
Region : cerebellem (Uraikan naratif)
Severity : 1-3 Ringan, 4-6 Sedang, 7-9 Berat (Uraikan naratif)
Timing : Pada Saat Beraktivitas (Uraikan naratif)
4. Data Medik
A. Dikirim oleh : UGD Dokter Praktek
B. Diagnosa Medik
o Saat masuk : Di Isi Oleh Dokter
2. Riwayat alergi : Elergi Debu (tidak perlu diisi apabila pasien tidak memiliki elergi
apapun). (uraikan naratif meliputi tipe, reaksi dan tindakan)
3. Riwayat immunisasi : pernah/tidak (tergantung pengingatan pada pasien dan keluarga
pasien). (uraikan naratif meliputi tipe, reaksi dan tindakan)
4. Lain-lain : contoh: perokok,minum alcohol,mengomsumsi narkoba
(Uraikan naratif)
X X X X
X X X X
RIWAYAT PSIKO-SOSIO-SPIRITUAL
Psiko = perilaku dan fungsi mental manusia secara ilmiah
Sosiologi = Hendak mempelajari perilaku masyarakat dan perilaku social manusia dalam
bermasyarakat atau berkelompok
Spiritual = Berhubungan dengan keagamaan klie
1. Pola koping :
Cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,menyusaikan diri dengan
perubahan,serta respon terhadap situasi yang mengancam(keliat, 1999). (
https://id.scribd.com)
Contoh : Mekanisme koping klien tampak efektif,tampak tenang menceritakan
kondisinya meski merasa lemas
2. Harapan klien thd keadaan peny.-nya :
Contoh: Klien berharap segera sembuh
3. Faktor stressor :
Gangguan mental yang dihadapi klien/seseorang kerena adanya tekanan.
Pengalaman atau situasi yang penuh dengan tekanan (https://id.m.wikipedia.org)
Contoh: Klien mengatakan gejala penyakitnya memicu stress
4. Konsep diri :
Cara pandang dan sikap seseoang terhadap dirinya sendiri
(Https://id.m.wikipedia.org)
Contoh: klien tanpak percaya diri terhadap dirinya,berani mengatakan keluhan saat
diadakan kontak mata selama pengkajian
5. Pengetahuan klien ttg penyakitnya :
Contoh: klien tampak paham dengan kondisi yang ia hadapi,klien mau mendengarkan
larangan yang diberikan dokter/perawat.
6. Adaptasi :
Penyusuaian klien terhadap lingkungan sekitarnya (https://kbbi.web.id)
Contoh: Klien dapat beradaptasi dengan kondisi yang ia hadapi
7. Hubungan dengan anggota keluarga :
Contoh: Saat perawat melakukan pengkajian pengkajian tampak interaksi klien
dengan keluarga terjalin dengan baik.
8. Hubungan dengan masyarakat :
Contoh: Hubungan klien dengan masyarakat tanpak baik ,terlihat dari banyaknya
orang yang dating menjenguk klien
9. Perhatian thd org lain & lawan bicara:
Contoh: Klien bersifat terbuka dan sopan,serta tampak kooperatif dalam memberikan
masalah
10. Aktifitas sosial :
Contoh: klien mengatakan aktifitasnya terhambat saat ia mengalami sakit
11. Bahasa yang sering digunakan :
Contoh: Klien menggunakan bahasa yang ada di daerahnya.
12. Keadaan lingkungan :
Tempat disekitar klien/atau tempat klien berada
13. Kegiatan keagamaan / pola ibadah :
Di kehidupan sehari klien sering melakukan kegiatan ibadah
14. Keyakinan tentang kesehatan :
Contoh: Klien mengatakan bahwa penyakit yang di deritanya merupakan ujian.
2. Minum
a. Sebelum MRS :(meliputi frekwensi, volume, minuman yang disukai,
minuman
pantangan)
1) frekwensi adalah jumlah mengkomsumsi air minum perharinya
2) volume adalah jumlah berapa liter yang dikomsumsi pasien, normalnya 8 gelas 1
hari atau setara dengan 2,5 liter.
3) minuman yang disukai adalah minuman yang paling sering dikomsumsi oleh
pasien.
4) minuman pantangan adalah minuman yang apabila pasien meminum minuman
tersebut maka akan berdampak pada kesehatan pasien.
b. Setelah MRS : ……………… (meliputi frekwensi, volume, diet RS)
3. Tidur
a. Sebelum MRS : ……………… (meliputi kebiasaan tidur malam/siang,
kesulitan tidur,
lama tidur, cara mengatasinya)
1) kebiasaan tidur malam/siang adalah terbiasa atau sering tidur pada
malam/siang di jam-jam tertentu, normal tidur pada malam hari pukul 22.00-
00.00 malam dan lama tidur untuk orang dewasa itu normalnya 8 jam, normal
tidur pada siang hari pukul 14.00 dan 15.00 lamanya maksimal 10-30 menit
karena semakin lama kita tidur siang semakin besar kemungkinan kita merasa
uring-uringan saat bangun.
2) kesulitan tidur : situasi atau kondisi yang bisa membuat pola tidur terganggu
hingga kesulitan untuk tidur.
3) cara mengatasi: sebagai perawat baiknya mencari solusi yang baik mengenai
masalah-masalah tidur yang dialami oleh pasien
b. Setelah MRS : ……………… (meliputi kebiasaan tidur malam/siang,
kesulitan tidur, lama tidur, cara mengatasinya)
4. Eliminasi fekal/BAB
a. Sebelum MRS : ……………… (meliputi frekwensi, volume,
konsistensi, warna, penggunaan pencahar, bau, dan lain-lain)
1) frekwensi adalah jumlah berapa kali bab perhari.
2) volume atau biasa disebut kapasitas tingkat kemampuan berproduksi pada satu
periode waktu tertentu.
3) konsistensi adalah ketetapan saat eliminasi. Bila pasien mengalami adanya
perubahan pada bau, frekuensi, dan pertanda warna feses daripada biasanya.
Maka ini menjadi pertanda adanya masalah pada kesehatan.
4) warna, tergantung dari apa yang di komsumsi pasien dan obat apa pula yang
dikomsumsi normalnya itu berwarna kuning.
5) penggunaan pancahar adalah pasien menggunakan obat-obatan untuk mengatasi
sembelit atau konstipasi untuk membersihkan kotoran atau tinja didalam usus
contohnya dulcolax atau microlax
6) bau, pada proses defekasi memiliki bau yang sangat khas
7) lain-lain, maksudnya ada kelainan lain yang dirasakan pasien contohnya ada
rasa nyeri atau sakit pada saat proses defekasi
b. Setelah MRS : ……………… (meliputi frekwensi, volume,
konsistensi, warna, penggunaan pencahar, bau, dan lain-lain)
5. Eliminasi urine/BAK
a. Sebelum MRS : ……………… (meliputi frekwensi, volume, kejernihan,
warna, bau, Penggunaan alat batu miksi dan lain-lain)
1) frekwensi adalah jumlah buang air kecil perharinya normalnya 4-8 kali atau 1-1,8
liter dalam sehari.
2) volume adalah kapasitas urine yang dikeluarkan perharinya, normalnya itu sekitar
800-1300 ml perhari
3) kejernihan, kejernihan urine dinyatakan dengan salah satu pendapat seperti jernih,
agak keruh,keruh atau sangat keruh, biasanya normal urine itu jernih.
4) warna
a). Coklat : dicurigai mengalami dehidrasi atau masalah hati.
b). Orange : dicurigai mengalami dehidrasi, masalah hati atau saluran empedu,dan
komsumsi obat tertentu
c). Merah muda : komsumsi makanan/obat tertentu,infeksi saluran kemih, penyakit
ginjal, prostat atau tumor.
d). Hijau/biru : pengunaan orang tertentu.
e). Kuning lembut/bening : sehat dan terdehidrasi dengan cukup.
5) bau
a). Urin berbau seperti sesuatu yang terbakar : menunjukkan gejala infeksi saluran
kemih.
b). Urin berbau manis : menunjukkan gejala diabetes.
c). Urin bau busuk : infeksi kandung kemih dalam tubuh.
6) alat bantu miksi adalah alat yang digunakan pria atau wanita, apabila mengalami
kendala ke toilet
b. Setelah MRS : ……………… (meliputi frekwensi, volume, kejernihan,
warna, bau, Penggunaan alat batu miksi dan lain-lain)
1. Keadaan umum
(Suasana hati pasien yang jelas terasa atau terlihat.Perubahan mood bisa dilihat
dari raut wajah pasien)
Normal = 36,5’C-37’C
Abnormal = Hipertermia,Hipotermia
a). Anatomi dan fisiologi Terdapat pembuluh darah besar yaitu arteri dan
vena femoralis dengan cabang-cabang arteri yang banyak, dimana suhu
akan berpindah dari darah ke permukaan kulit melalui dinding pembuluh
darah. Selain itu juga bahwa kulit epidermis di lipat paha lebih tipis dari
kulit di tempat lain sehingga mempercepat terjadi pengeluran panas dari
pembuluh darah yang berada di lapisan ke permukaan kulit.
b). Aman
Daerah tersebut tidak mudah lecet dan bila termometer dijepitkan tidak
mudah lepas atau jatuh
c). Bersih
Termometer tidak akan terkontaminasi sehingga bisa dipakai pada pasien
yang lain tanpa harus disterilkan dalam waktu yang lama
d). Mudah
Mudah dilakukan dan mudah diamati kenaikan suhu tubuh pada
termometer
3) Pengukuran di rektal
Rektal dijadikan tempat pengukuran karena daerah tersebut banyak
pembuluh darah walaupun sekarang sudah dianjurkan untuk menghindari oleh
karena dapat menyebabkan trauma pada pembuluh-pembuluh darah apabila
dilakukan berulang kali. Pengukuran rektal digunakan pada bayi, pasien dengan
bedah atau kelainan rektal, pasien dengan miokard akut.
Pengukuran suhu rektal adalah paling mungkin pada anak-anak yang lebih
muda. Pengukuran suhu tubuh direktal terdapat keuntungan dan kerugian
yaitu :
a). Keuntungan
(1) Terlebih dapat diandalkan bila suhu oral dapat diperoleh
(2) Menunjukkan suhu inti (rektum, membran timpani, esofagus, arteri
pulmoner, kandung kemih)
b). Kerugian :
(1) Pengukuran suhu inti lebih lambat selama perubahan suhu yang cepat
(2) Tidak boleh dilakukan pada klien yang mengalami bedah rektal, nyeri
pada area rektal atau cenderung perdarahan.
(3) Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu
dan ansietas klien
(4) Memerlukan lubritasi
(5) Dikontra indikasikan pada bayi baru lahir
4) Pengukuran oral
Normal = 120/80
Abnormal =Hipertensi,Hipotensi
Tabel Perbedaan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik
Sistolik Diastolik
Tekanan darah yang terjadi ketika otot Tekanan darah di dalam arteri ketika
Definisi jantung berkontraksi untuk memompa jantung sedang beristirahat/rileks (antar
darah melalui arteri ke seluruh tubuh. detak).
Range
90-120 mmHg (dewasa). 60-80 mmHg (dewasa).
Normal
Hipertensi Sama dengan atau di atas 140 mmHg. Sama dengan atau di atas 90 mmHg.
Hipotensi Di bawah 90 mmHg. Di bawah 60 mmHg.
Ketika manset mengempis, maka
Ketika suara denyut menghilang, maka
suara denyut yang pertama kali di dengar
Penentuan tekanan darah yang di dengar melalui
melalui stetoskop ialah tekanan darah
stesoskop ialah tekanan darah diastolik.
sistolik.
Penulisan Tekanan darah atas. Tekanan darah bawah.
c. Nadi = x/ menit
Abnormal = Takikardi,Bradikardi
d. Pernapasan = x/menit
Abnormal = Tacyphnea,Bradypnea.
1) Eye (E)
a). 4 = membuka mata spontan
b). 3 = membuka mata dengan rangsangan suara
c). 2 = membuka mata dengan rangsangan nyeri
d). 1 = tidak ada respon
2) Motorik (M)
a) 6 = mengikuti perintah pemeriksa
b) 5 = melokalisir nyeri, menjangkau dan menjauhkan stimulus saat diberi
rangsangan nyeri
c) 4 = merespon dengan menghindari nyeri
d) 3 = merespon dengan fleksi abnormal(fleksi : gerak menekuk atau
membengkokkan)
e) 2 = merespon dengan ekstensi abnormal(ekstensi : gerakan untuk meluruskan)
f) 1 = tidak merespon terhadap rangsangan nyeri
3) Verbal (V)
a) 5 = menjawab pertanyaan dengan baik
b) 4 = menjawab pertanyaan dengan benar tapi sedikit bingung
c) 3 = mengeluarkan kata yang jelas tapi tidak nyambung
d) 2 = mengerang
e) 1 = tidak ada respon
b. Penilaian GCS dan interpretasinya dengan tingkat kesadaran:
1) Nilai GCS (15-14): Composmentis,yaitu kondisi seseorang yang sadar
sepenuhnya baik terhadap dirinya maupun terhadap lingkungannya dan dapat
menjawab pertanyaan yang di tanyakan pemeriksa dengan baik.
2) Nilai GCS (13-12): Apatis,yaitu kondisi seseorang yang tampak segan dan acuh
tak acuh terhadap lingkungannya.
3) Nilai GCS (11-10): Delirium,yaitu kondisi seseorang yang mengalami kekacauan
gerakan,siklus tidur bangun yang terganggu dan tampak
gaduh,gelisah,kacau,disorientasi serta meronta-ronta.
4) Nilai GCS (9-7): Somnolen,yaitu kondisi seseorang yang mengantuk namun
masih dapat sadar bila di rangsang,tetapi bila rangsangan berhenti akan tertidur
kembali.
5) Nilai GCS (6-5): Sopor,yaitu kondisi seseorang yang mengantuk yang mendalam
namun masih dapat di bangunkan dengan rangsangan yang kuat,misalnya nyeri
tetapi tidak terbangun sempurna dan tidak dapat menjawab pertanyaan dengan
baik.
6) Nilai GCS (4): Semi Coma atau Koma Ringan,yaitu penurunan kesadaran yang
tidak memberikan respons terhadap pertanyaan,tidak dapat di bangunkan sama
sekali,respons terhadap rangsang nyeri hanya sedikit,tetapi refleks kornea dan
pupil masih baik.
7) Nilai GCS (3): Coma,yaitu penurunan kesadaran yang sangat dalam,tidak
memberikan respons terhadap pertanyaan,tidak ada gerakan,dan tidak ada respon
terhadap rangsangan nyeri.
Ciri-ciri tubuh : ………………………………… (Uraikan naratif)
2. Head to toe
a. inspeksi kesimetrian kedua mata dan keadaan kulit mata, dimana normalnya
simetri kika dan warnanya akan sama dengan warna di sekitarnya (kulit wajah)
b. Perhatikan bentuk dan keadaan kulit mata serta bagian pinggir kelopak mata
dan Perhatikan juga apakah Kelopak mata dapat menutup dan membuka dengan
baik.
1) ptosis, dimana kelopak mata tampak jatuh, terlihat seperti edema muka pada
penyakit ginjal
c. Refleks cahaya dimana jika disinari penlight pasti akan memberikan refleks bagi
yang normal namun jika tidak reaksi yang diberikan maka bisa jadi ada gangguan
pada sistem sarafnya.
Lapang pandang adalah seluruh daerah yang dapat terlihat oleh sebuah mata
ketika melihat ke titik sentral. Normalnya lapang pandang akan dibatasi oleh alis
mata di sebelah atas, oleh pipi di sebelah bawalu dan oleh hidung di sebelah
medial.
Tes lapang pandang dilakukan dengan cara pemeriksa dan klien duduk
berhadapan dengan jarsk 60 cm. Lalu minta klien tutup mata kiri sedangkan
pemeriksa menutup mata kanan, selanjutna klien memandang hidung pemeriksa
sambil pemerika menggerakkan objek, informasikan agar klien langsung
memberitahukan bila klien tidak melihat benda tersebut, ulangi pada sebelahna,
dan bandingkan lapang pandang pemeriksa dengan pasien.
Dan pada dasarnya lapang pandang klien normal jika sama dengan
pemeriksa. maka sebelumnya, pemeriksa harus memiliki lapang pandang normal.
lp klien = lp pemeriksa. Dan normalnya benda dapat dilihat pada = 60’ nasal, 90’
temporal, 50’ atas dan 70’ bawah.
e. Sklera
Merupakan selaput putih dimana merupakan lapisan luar mata yang berwarna
putih, berserat, tidsk tembus, elastis dan mengandung kolagen yang dimana
fungsinya sendiri yakni melindungi mata dari kerusakan mata dan menjadi tempat
melekatnya otot mata.
f. Konjungtiva
Merupakan lapisan tipis yang berada di mata yang berguna melindungi sklera.
Adapun cara pemeriksaanya, klien diminta melihat ke atas kemudian pemeriksa
menarik kelopak mata bagian bawah dengan menggunakan ibu jari. Lalu pemeriksa
mengamati warna konjungtivanya.
Dalam keadaan normal konjungtiva akan berwarna merah mudah dan dalam
kondisi abnormalnya akan didapati konjungtiva berwarna pucat yang menandakan
seseorang anemia dan atau bahkan nampak merah di akbiatkan adanya peradanagn
pada konjungtiva
g. Pupil
Merupakan bintik tengah yang berwarna hitam yang merupakan celah dalam
tempat cahaya masuk guna mencapai retina. Pemeriksaan ini dilakukan untuk
melihat respon yang di berikan pupil saat di sinari cahaya.
Kondisi normalnya pupil saat disinari cahaya, pupil akan merespon dan
mengecil dan jika tidak maka bisa jadi ada gangguan pada sistem sarafnya
i. Ketajaman
Dalam pemeriksaannya dapat mengunakan kartu snellen
1) Menggunakan kartu Snellen dan penerangan cukup.
2) Pasien didudukkan jarak 6 meter, paling sedikit jarak 5 meter dari kartu Snellen.
3) Kartu Snellen di digantungkan sejajar setinggi / lebih tinggi dari mata pasien.
4) Pemeriksaan dimulai pada mata kanan terlebih dahulu, mata kiri ditutup. Pasien
diminta membaca huruf SNELLEN dari baris paling atas ke bawah. Hasil
pemeriksaan dicatat, kemudian diulangi untuk mata sebelahnya.
d. Perdarahan:
e. Cairan
f. Ketajaman pendengaran
o Mulut dan gigi : …………… (meliputi bibir, mukosa, gusi, lidah dan
fungsi pengecapan, Peradangan, perdarahan, kebersihan, gangguan menelan,
rumusan gigi dan Kelainannya, keluhan yang berhubungan dan cara
mengatasinya)
a. Gusi
Normal warna “Pink normal menjadi merah kebiru – biruan, warna mukosa
mulut dan bibir pink, tekstur, lesi, dan stomatis. Normal “ warna mukosa mulut
dan bibir pink lembab tidak ada lesi dan stomatis. Normal gigi lengkap, tidak ada
tanda - tanda gigi berlubang atau merusakan gigi, tidak ada tanda- tanda infeksi,
bibir normlanya merah muda, simetris, halus, dan lembab. Inspeksi : bagian dalam
mukosa oral dari bibir bawah retraksi mukosa bakal memungkinkan f=visualisasi
yang bersih
b. Fungsi pengecapan
Membantu reseptor pengeapan merasakan makanan, mengunyah, mengiring,
mencampurkan makanan. Fungsi pengecapan diperiksa dengan cara pasien
menjulurkan lidahnya lalu pemeriksa menaruh suatu sat secara bergiliran (dan
diberi jeda isteragat), pengecapan pada manusia ditentukan pada permukaan lidah,
langit –langit lunak. Ada 4 pengecapan
1) Sensasi manis dirasakan diujung lidah
2) Asin, ditepi literal lidah
3) Sensasi asam
4) Sensasi pahit
c. Kebersihan
Menyikat gigi 2 x sehari, memakai dental floss setidaknya sekali sehari, dan
berkumur – kumur dengan antiseptic mounthivash untuk menghilangkan bakteri
dan mencegah plak dan tartar
d. Gangguan menelan
Gangguan menelang bisa merupakan gelaja kanker pada saluran pencernaan,
misalnya,radang tenggorokan pada kerongkongan
e. Pendarahan
Jika mengalami batuk darah, buang air besar dan kecil berdarah merupakan
beberapa contoh pendarahan yang perlu diwaspadai
f. Rumusan gigi
1) Jika plak gigi bersih , tidak terjadi radang gigi
2) Jika kebiasaan anak minum susu botol hilangkan karles rampan
3) Jika kebiasaan menghisap ibu jari sejak dini gigi akan maloklusi
4) Menggosok gigi sebelum makan lebih menghambat demineralisasi email
dibanding dengan menggosok gigi setalah makan
g. Kelainan
1) Amelogenesis imperfecta, pembentukan kelainan enamu gigi tidak normal
2) Dentinogenesis imperfecta, gangguan pertumbuhan gigi
3) Anomaly, warna gigi
h. Keluhanan yang berhubungan : nyeri
i. Cara mengatasi
1) Menyikar gigi
2) Memilih sikat gigi
3) Sikat gigi elektrik
4) Memilih pasta gigi
2) Funnel chest (dada corong) adalah bentuk dada yang terjadi karena adanya
gangguan (defek) perkembangan tulang paru yang menyebabkan depresi
ujung bawah sternum (tulang tengah didada)
3) Pigeon chest ( dada merpati ) adalah bentuk dada yang terjadi ketika ada
penggeseran yang menyebabkan kelengkunhan keluar stenum dan tulang iga.
k. Pola pernafasan
1) Dispnea adalah susah bernapas yang menunjukkan adanya retraksi dad
2) Bradipnea adalah frekuensi pernapasan cepat, irama teratur
3) Takipnea adalah frekuensi pernapasan cepat, tidak teratur
4) Hiperpnea adalah pernaasan cepat dan dalam
5) Apnea adalah tidak ada pernapasan atau henti napas
6) Cheynestoke adalah priode pernapasan cepat dalam yang bergantian dengan
priode apnea.
7) Biot adalah pernapasan yang tidak teratur yang menunjukkan adanya
kerusakan otot bagian bawah dan defresi pernapasan.
o Abdomen : (meliputi bentuk, turgor, massa, cairan; hepar; lien; ginjal; Bising
usus, keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)
a. Bentuk abdomen :
1) Membuncit adalah keadaan yang ditemukan pada kondisi patologis biasana
keadaan perut yang membuncit ditemui pada pasien gemuk.
2) Mendatar, adalah suatu keadan dimna perut dalam keaadaan posisi datar
o Extremitas atas & bawah : (meliputi bentuk, kekakuan, rentang gerak, refleks,
tonus,keluhan yang berhubungan dan cara mengatasinya)
a. Kekakuan
Ditandai dengan ketidak mampuan otot untuk bersantai secara normal.
Kekauan otot disebut juga sbagai ketegangan otot
b. Rentang otot
Yaitu seberapa jauh dapat bergerak bebas, misalnya : renyang gerak normal
siku lengan bawah melalui setengah lingkaran bisa juga dengan pronusi dan
supinusi
c. Tonus (otot)
Pemeriksaan resistensi terhadap saraf, anjurkan pasien dalam posisi santai atau
berbaring, pegang lengan penderita dan anjurkan untuk melaukan fleksi dan
ekxtensi.
d. Refleksi
Gerekan yang dilakukan tampa sadar dan merupakan respon segera setelah
adanya rangsangan
1) Reflex biseps : dengan cara pukulkan reflex hammer aiatas telunjuk jika
ada kontraksi berarto normal, jika tidak tidak normal
2) Refleks trisep : pukulkan hammer pada bagian otot trisep misalnya siku, jika
terjadi kontraksi berarti normal ,jika tidak tidak normal
Massa/Benjolan ( +/ - ), Kesimetrisan ( + / - )
b. Auskultasi
Frekuensi peristaltic usus ........... x/menit ( N = 5 – 35 x/menit,
Borborygmi ( + / - ), meteorismus (+ / -)
c. Palpasi
1) Palpasi Hepar :
Ddiskripsikan :
Nyeri tekan ( + / - ), pembesaran ( + / - ), perabaan (keras / lunak),
permukaan (halus / berbenjol-benjol), tepi hepar (tumpul / tajam) . ( N =
hepar tidak teraba).
2) Palpasi Appendik :
Nyeri tekan ( + / - ), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / -
).
3) Palpasi dan Perkusi Untuk Mengetahui ada Acites atau tidak :
4) Palpasi Limpa :
5) Palpasi abdomen
a). Palpasi ringan :
b). Palpasi dalam :
d. Perkusi
1) Perkusi Abdomen :
2) Perkusi untuk mengetahui posisi hepar :
a). Ukuran hepar pada garis midclavikula kanan :
b). Ukuran hepar pada garis mid sternalis
:
Normalnya hasil perkusi pada abdomen adalah tympani :
..........................................................................................................
Sistem pendengaran adalah sistem yang digunakan untuk mendengar. Hal ini
dilakukan terutama oleh sistem pendengaran yang terdiri dari telinga, saraf-saraf,
dan otak. Manusia dapat mendengar dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Tidak semua
suara dapat dikenali oleh semua binatang.
a. cara Inspeksi
1) Inspeksi telinga luar terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk, hygiene, adanya
lesi/ massa dan kesimetrisan.
2) Inspeksi lubang pendengaran eksternal dengan cara berikut:
a). Pada orang dewasa, pegang daun telinga/ heliks dan perlahan-lahan tarik
daun telinga ke atas dan ke belakang sehingga lurus dan menjadi mudah
diamatai.
b). Pada anak-anak, tarik daun telinga ke bawah.
c). Bandingkan telinga kiri dan kanan
b. Cara Palpasi
1) Lakukan palpasi dengan memegang telinga menggunakan jari telunjuk dan
jempol.
2) Palpasi kartilago telinga luar secara simetris, yaitu dari jaringan lunak ke
jaringan keras dan catat jika ada nyeri
3) Lakukan penekanan pada area tragus ke dalam dan tulang telinga di bawah
daun telinga.
4) Periksa adanya peradangan, perdarahan atau kotoran/ serumen pada lubang
telinga.
………………., ……………………………
Yang mengkaji,
………………………………………………
NIM :