Disusun oleh :
Analisa data
Kerusakan
neuromaskuler
DO :
1. Pemeriksaan TTV :
Hemiparesis
- TD :130/100 mmHg
- HR : 74x/menit
Gangguan mobilitas
- RR : 25x/menit
fisik
- T : 36,7 °C
- SaO₂ : 94%
Deficit perawatan diri
- BB : 68 kg
-TB : 154 cm
Infark
2. Pemeriksaan
Suplai oksigen menurun
Abdomen :
- Terdapat bising usus
Respirasi anaerob
6x/menit
produksi asam laktat
3. Pemeriksaan lab :
Kolestrol : 215 mg/dl meningkat
Respon nyeri
Nyeri akut
Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan otot d.d kekuatan otot menurun.
Defisit perawatan diri b.d gangguan neuromuscular d.d tidak mampu
mandi/mengenakan pakaian/makan/ketoilet/berhias secara mandiri.
Nyeri akut b.d agen penginderaan fisiologis (iskemia) d.d mengeluh nyeri, tekanan
darah meningkat, dan pola napas berubah.
4. PLANNING
5. IMPLEMENTASI
6. EVALUASI
Implementasi Evaluasi
Defisit perawatan diri b.d gangguan S : klien mengatakan sudah membiasakan
neuromuskuler d.d tidak mampu mandi, karena dapat membuat badan
mandi/mengenakan pakaian/makan/ke segar
toilet/berhias secara mandiri. O : klien memiliki keinginan dan
kesadaran untuk mandi
A : pasien sudah bersedia untuk mandi,
tetapi harus dibantu
P:
a) Identifikasi kebiasaan aktivitas
perawatan diri sesuai usia
b) Monitor tingkat kemandirian
c) Identifikasi kebutuhan alat bantu
kebersihan diri, berpakaian, berhias
dan makan
d) Sediakan lingkungan yang
terapeutik (mis. Suasana hangat,
rileks, privasi)
e) Siapkan keperluan pribadi (mis.
Parfum, sikat gigi, dan sabun mandi)
f) Dampingi dalam melakukan
perawatan diri sampai mandiri
g) Fasilitasi untuk menerima keadaan
ketergantungan
h) Fasilitasi kemandirian, bantu jika
tidak mampu melakukan perawatan
diri
i) Jadwalkan rutinitas perawatan diri
j) Anjurkan melakukan perawatan
diri secara konsisten sesuai
kemampuan
I:
a) Mengidentifikasi kebiasaan
aktivitas perawatan diri sesuai usia
b) Memonitor tingkat kemandirian
c) Mengidentifikasi kebutuhan alat
bantu kebersihan diri, berpakaian,
berhias, dan makan
d) Menyediakan lingkungan yang
terapetik (mis. Suasana hangat, rileks,
privasi)
e) Menyiapkan keperluan pribadi
(mis. Parfum, sikat gigi, dan sabun
mandi)
f) Mendampingi dalam melakukan
perawatan diri sampai mandiri
g) Memfasilitasi untuk menerima
keadaan ketergantungan
h) Memfasilitasi kemandirian, bantu
jika tidak mampu melakukan
perawatan diri
i) Menjadwalkan rutinitas perawatan
diri
j) Menganjurkan melakukan
perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
E : masalah teratasi meski pasien masih
perlu meminta bantuan
R : intervensi diberhentikan
Nyeri akut agen penginderaan fisiologis S : klien menyatakan rasa nyeri
(iskemia) d.d mengeluh nyeri, tekanan berkurang meskipun masih sedikit terasa
darah meningkat, dan pola nafas berubah O : hasil TTV
- TD : 130/100 mmHg
- HR : 74 x/menit
- RR : 26x/menit
- T : 36,7°C
Skala nyeri : 2
A : masalah nyeri teratasi sebagian
P:
a) Identifikasi lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas, dan
intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respon nyeri non
verbal
d) Identifikasi faktor yang
memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
f) Monitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
g) Berikan teknik non farmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis, akupresure, terapi
musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
h) Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
i) Fasilitas istirahat dan tidur
j) Pertimbangkan jenis dan sumber
nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
k) Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
l) Jelaskan strategi meredakan nyeri
m) Anjurkan memonitor nyeri secara
mandiri
n) Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
o) Anjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
p) Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu
I:
a) Mengidentifikasi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, dan intensitas nyeri
b) Mengidentifikasi skala nyeri
c) Mengidentifikasi respon nyeri non
verbal
d) Mengidentifikasi faktor yang
memperberat atau memperingan
nyeri
e) Mengidentifikasi pengetahuan dan
keyakinan tentang nyeri
f) Memonitor keberhasilan terapi
komplementer yang sudah diberikan
g) Memberikan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis,
akupresure, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma
terapi, teknis imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin, dan terapi
bermain)
h) Mengontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
i) Memfasilitasi istirahat dan tidur
j) Mempertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam pemilihan
strategi meredakan nyeri
k) Menjelaskan penyebab, periode,
dan kondisi pemicu nyeri
l) Menjelaskan strategi meredakan
nyeri
m) Menganjurkan atau memonitor
nyeri secara mandiri
n) Menganjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
o) Menganjurkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
p) Mengkolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
E : masalah teratasi walaupun pasien
masih mengeluh nyeri
R : intervensi diberhentikan
Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan S : pasien masih dalam kondisi
kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun hemiparesis tangan kiri dan kaki kiri
O : pasien mengalami gangguan
mobilitas fisik
A : masalah nyeri masih dirasakan oleh
klien
P:
a) Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
b) Identifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
c) Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
d) Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
e) Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis. Pagar tempat
tidur)
f) Fasilitasi melakukan pergerakan,
jika perlu
g) Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
h) Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
i) Anjurkan melakukan mobilisasi
dini
j) Ajarkan mobilisasi sederhana yang
harus dilakukan (mis. Duduk
ditempat tidur, duduk disisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
I:
a) Mengidentifikasi adanya nyeri
atau keluhan fisik lainnya
b) Mengidentifikasi toleransi fisik
melakukan pergerakan
c) Memonitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
d) Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
e) Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu (mis. Pagar tempat
tidur)
f) Memfasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
g) Melibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan
h) Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
i) Menganjurkan melakukan
mobilisasi dini
j) Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (mis. Duduk
ditempat tidur, duduk disisi tempat
tidur, pindah dari tempat tidur ke
kursi)
E : semua kembali normal walau masih
ada keterbatasan rentang gerak
R : Intervensi diberhentikan