Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN
KRITIS PADA KLIEN
DENGAN GIGITAN
BINATANG
Ariffatul Azizah (P27820119007)
Lovita Salsabila Balkis (P27820119022)
Konsep gigitan binatang
Definisi
Gigitan binatang dan sengatan, biasanya Etiologi gigitan serangga :
merupakan alat dari binatang tersebut Serangga tidak akan menyerang kecuali Patofisiologi gigitan serangga:
untuk mempertahankan diri dari lingkungan jika serangga tersebut digusar atau Gigitan atau sengatan
atau sesuatu yang mengancam diganggu. Kebanyakan gigitan dan serangga akan menyebabkan
keselamatan jiwanya. Gigitan binatang sengatan digunakan untuk pertahanan. kerusakan kecil pada kulit,
terbagi menjadi dua jenis; yang berbisa lewat gigitan atau sengatan
(beracun) dan yang tidak memiliki bisa. Etiologi gigitan hewan anjing : antigen yang akan masuk
Rabies disebabkan oleh virus rabies yang langsung direspon oleh
Macam – macam gigitan binatang: masuk ke keluarga Rhabdoviridae dan sistem imun tubuh
1. Gigitan serangga genus Lysavirus.
Insect bites adalah gigitan yang diakibatkan Patofisiologi gigitan hewan
karena serangga yang menyengat atau Etiologi gigitan Binatang Berbisa (Ular) : anjing :
menggigit seseorang. Karena gigitan ular yang berbisa, yang Sebagian besar penularan
2. Gigitan hewan anjing terdapat pada 3 famili ular yang berbisa, virus rabies terjadi melalui
Gigitan anjing (anjing gila ) menyebabkan yaitu Elapidae, Hidrophidae, dan gigitan anjing yang telah
penyakit rabies yang disebabkan oleh suatu Viperidae terinfeksi rabies
virus yang ditemukan dalam air liur hewan
berdarah panas yang menyebar dari satu Patofisiologi gigitan Binatang
hewan ke hewan lain. Berbisa (Ular)
3. Gigitan Binatang Berbisa (Ular) Bisa ular diproduksi dan
Racun ular adalah racun hewani yang disimpan pada sepasang
terdapat pada ular berbisa. Daya toksin kelenjar di bawah mata
bisa ular tergantung pula pada jenis dan
macam ular. .
Manifestasi Klinis gigitan serangga : Komplikasi gigitan serangga : Penatalaksanaan gigitan serangga
Gejala dari gigitan serangga 1.Kejang 1. Gigitan serangga reaksi ringan
bermacam-macam dan tergantung 2. Koma 2. Gigitan serangga reaksi berat
dari berbagai macam faktor yang 3. Henti jantung
mempengaruhi. 4. Henti napas Penatalaksanaan gigitan hewan
5. Syok anjing :
Manifestasi Klinis gigitan hewan 1. Gigitan berupa luka ringan tanpa
anjing : Komplikasi gigitan hewan kemungkinan rabies
1. Stadium Prodormal anjing : 2. Gigitan berupa luka yang dalam
2.. Stadium Sensoris Gigitan anjing menyebabkan 3. Gigitan yang menimbulkan luka
3. Stadium Eksitasi kerusakan saraf, kelumpuhan infeksi
4. Stadium Paralis otot-otot serta kematian 4. Gigitan luka dengan dugaan
rabies
Manifestasi Klinis Etiologi gigitan Komplikasi gigitan Binatang
Binatang Berbisa (Ular) : Berbisa (Ular) : Penatalaksanaan gigitan Binatang
1. Gejala lokal: 1. Syok hipovolemik Berbisa (Ular) :
2. Gejala sistemik: 2. Edema paru 1. Pertolongan dirumah
3. Kematian 2. Penatalaksanaan
4. Gagal napas. kegawatdaruratan
3. Penatalaksanaan medis
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian 3. Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang
Awal mula yang dirasakan klien biasanya
mengeluh nyeri pada bekas gigitan luka yang
1. Identitas
sudah mengalami pembengkakan disertai
Meliputi nama, umur, jenis kelamin,
kemerahan atau perubahan warna
suku/bangsa, agama, pekerjaan,
4. Riwayat Penyakit Sebelumnya
pendidikan, alamat, keluhan utama
Kaji adanya penyakit yang diderita seperti
diabetes mellitus, hepatitis, sirosis hepatis, gagal
2. Keluhan utama
ginjal dan penyakit lainnya yang dapat
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien
menyebabkan komplikasi dari gigitan ular. Kaji
adalah klien mengeluh nyeri pada bagian
riwayat penggunaan obat, konsumsi alcohol,
anggota tubuh yang terkena gigitan,
aktivitas fisik yang dilakukan dan asupan
umumnya bagian yang terkena gigitan
makanan.
mengalami panas, pembengkakan dan
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
kemerahan atau perubahan warna
Kaji adanya penyakit keluarga yang bisa
menimbulkan komplikasi dari gigitan ular.
6. Pengkajian bio-psiko-sosio-spiritual 8. Secondary Survey
Berhubungan dengan perasaan dan emosi Pemeriksaan Fisik 9. Pemeriksaan penunjang
yang dialami klien mengenai kondisinya - tanda-tanda vital • Pemeriksaan Laboratorium
setelah tergigit ular - Status integument • Pemeriksaan Penunjang
- Kepala lainnya
7. Primary Survey - Wajah/Muka - Radiografi thoraks
- Airway - Mata - Radiografi
- Breathing - Telinga
- Circulation - Hidung
- Disability - Leher
- Exposure - Mulut
- Dada dan Paru-paru
- Jantung
- abdomen
Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologis d.d
mengeluh nyeri, gelisah, tekanan darah meningkat
(D.0077)
2. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya
pernapasan d.d dyspnea, penggunaan otot bantu
pernapasan (D.0005)
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d peningkatan
tekanan darah d.d pengisian kapiler >3, akral
teraba dingin, turgor kulit menurun (D.0009)
4. Resiko infeksi b.d kerusakan integritas kulit
(D.0142)
Intervensi Keperawatan
Diagnosa 1 :
Intervensi :
Nyeri akut b.d agen pencedera
a. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi
fisiologis d.d mengeluh nyeri,
, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
gelisah, tekanan darah
b. Identifikasi skala nyeri
meningkat
c. Identifikasi respon nyeri verbal
d. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
Tujuan :
mengurangi rasa nyeri (misal TENS,
Setelah dilakukan tindakan
hypnosis, akupresur, terapi music,
keperawatan selama 3x24 jam
terapi pijat, aromaterapi, kompres air
diharapkan tingkat nyeri
dingin/hangat)
menurun dengan
e. Anjurkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri
Kriteria Hasil :
1. Keluhan nyeri menurun
2. Gelisah menurun
3. Tekanan darah membaik
Intervensi Keperawatan
Diagnosa 2 : Intervensi :
Pola nafas tidak efektif b.d 1. Monitor pola napas (frekuensi,
hambatan upaya pernapasan d.d kedalaman, usaha napas)
dyspnea, penggunaan otot bantu 2. Monitor adanya sumbatan jalan napas
pernapasan 3. Posisikan semi fowler atau fowler
4. Berikan oksigen (bila perlu)
Tujuan : Setelah dilakukan 5. Kolaborasi pemberian bronkodilator,
tindakan keperawatan selama ekspektoran, mukolitik jika perlu
1x24 jam diharapkan pola napas
membaik dengan

Kriteria Hasil :
Dispnea menurun
Penggunaan otot bantu napas
menurun
Frekuensi napas membaik
Intervensi Keperawatan
Diagnosa 3 : Intervensi :
Perfusi perifer tidak efektif b.d 1. Periksa sirkulasi perifer (missal nadi
peningkatan tekanan darah d.d perifer, edema, pengisian kapiler, warna,
pengisian kapiler >3, akral teraba suhu)
dingin, turgor kulit menurun 2. Lakukan pencegahan infeksi
3. Anjurkan tanda dan gejala darurat yang
Tujuan : Setelah dilakukan harus dilaporkan (misal rasa sakit yang
tindakan keperawatan selama tidak hilang saat istirahat, luka tidak
1x24 jam diharapkan tingkat nyeri sembuh, hilangnya rasa)
menurun dengan

Kriteria Hasil :
1. Pengisian kapiler membaik
2. Akral membaik
3. Turgor kulit membaik
Implementasi Evaluasi
Keperawatan Keperawatan

Implementasi atau tindakan keperawatan


Evaluasi adalah penilaian
adalah perilaku atau aktivitas spesifik yang
perkembangan kondisi pasien
dikerjakan oleh perawat untuk
setelah dilakukan tindakan
mengimplementasikan intervensi
keperawatan yang mengacu pada
keperawatan. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI,
kriteria hasil. (Nusdin, 2014).
2018

Anda mungkin juga menyukai