M. FAHMI ARDIANSYAH
NIM. P0722020022
SUDIHARJO
NIM. P0722020037
WINARTI
NIM. P0722020037
KONSEP DASAR LUKA GIGITAN
Luka gigitan binatang adalah cedera yang disebabkan oleh mulut dan gigi hewan. Hewan mungkin menggigit
untuk mempertahankan dirinya, dan pada kesempatan khusus untuk mencari makanan. Gigitan dan cakaran
hewan/ hewan yang sampai merusak kulit kadang kala dapat mengakibatkan infeksi.
Pengertian
Racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular berbisa. Daya toksin bisa ular tergantung pula pada jenis
dan macam ular. Racun binatang adalah merupakan campuran dari berbagai macam zat yang berbeda yang dapat
menimbulkan beberapa reaksi toksik yang berbeda pada manusia.
Sebagian kecil racun bersifat spesifik terhadap suatu organ ; beberapa mempunyai efek pada hampir setiap organ.
Kadang-kadang pasien dapat membebaskan beberapa zat farmakologis yang dapat meningkatkan keparahan racun
yang bersangkutan. Komposisi racun tergantung dari bagaimana binatang menggunakan toksinnya.
Racun mulut bersifat ofensif yang bertujuan melumpuhkan mangsanya;sering kali mengandung factor
letal. Racun ekor bersifat defensive dan bertujuan mengusir predator; racun bersifat kurang toksik dan
merusak lebih sedikit jaringan.
Etiologi
Daya toksik bisa ular yang telah diketahui :
1. Efek lokal, digigit oleh beberapa ular viper atau beberapa kobra menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di daerah
gigitan. Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah dan melepuh. Beberapa bisa ular kobra juga dapat
mematikan jaringan sekitar sisi gigitan luka.
2. Perdarahan, gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid Australia dapat menyebabkan perdarahan organ internal,
seperti otak atau organ-organ abdomen. Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau berdarah spontan dari mulut atau
luka yang lama. Perdarahan yang tak terkontrol dapat menyebabkan syok atau bahkan kematian.
3. Efek sistem saraf, bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung pada sistem saraf. Bisa ular kobra dan mamba
dapat beraksi terutama secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan, berakibat kematian sebelum mendapat
perawatan. Awalnya, korban dapat menderita masalah visual, kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.
Manifestasi Klinik
5. Kematian otot, bisa dari russell’s viper (Daboia russelli), ular laut, dan beberapa elapid Australia
dapat secara langsung menyebabkan kematian otot di beberapa area tubuh. Debris dari sel otot yang
mati dapat menyumbat ginjal, yang mencoba menyaring protein. Hal ini dapat menyebabkan gagal
ginjal.
6. Mata, semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara tepat mengenai mata korban, menghasilkan
sakit dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada mata.
Komplikasi
Syok hipovolemik
Edema paru
Kematian
Gagal napas
Patofisiologi
Penatalaksanaan Medik
Pertolongan pertama :
jangan menunda pengiriman kerumah sakit. Prinsip Penatalaksaan :
prinsip RIGT, yaitu: • Menghalangi atau
memperlambat absorpsi bisa
R: Reassure: Yakinkan kondisi korban, tenangkan dan istirahatkan korban, kepanikan akan ular
menaikan tekanan darah dan nadi sehingga racun akan lebih cepat menyebar ke tubuh. • Menetralkan bisa ular yang
sudah masuk ke dalam
Terkadang pasien pingsan/panik karena kaget. sirkulasi darah
• Mengatasi efek lokal dan
I: Immobilisation: Jangan menggerakan korban, perintahkan korban untuk tidak berjalan atau
sistemik /komplikasi
lari. Jika dalam waktu 30 menit pertolongan medis tidak datang, lakukan tehnik balut tekan
(pressure-immoblisation) pada daerah sekitar gigitan (tangan atau kaki) (balut tekan).
T: Tell the Doctor: Informasikan ke dokter tanda dan gejala yang muncul ada korban.
Penatalaksanaan Medik
Penatalaksanaan selanjutnya:
1. Insisi luka pada 1 jam pertama setelah digigit akan mengurangi toksin 50%.
2. IVFD RL 16-20 tpm.
3. Penisillin Prokain (PP) 1 juta unit pagi dan sore.
4. ATS profilaksis 1500 iu.
5. ABU 2 flacon dalam NaCl diberikan per drip dalam waktu 30 – 40 menit.
6. Heparin 20.000 unit per 24 jam.
7. Monitor diathese hemorhagi setelah 2 jam, bila tidak membaik, tambah flacon ABU lagi. ABU maksimal diberikan 300 cc (1
flacon = 10 cc).
8. Bila ada tanda-tanda laryngospasme, bronchospasme, urtikaria atau hipotensi berikan adrenalin 0,5 mg IM, hidrokortisone
100 mg IV.
9. Kalau perlu dilakukan hemodialise.
10. Bila diathese hemorhagi membaik, transfusi komponen.
11. Observasi pasien minimal 1 x 24 jam
12. Catatan: Jika terjadi syok anafilaktik karena ABU, ABU harus dimasukkan secara cepat sambil diberi adrenalin.
MACAM-MACAM GIGTAN
DAN PENANGANAN
Penatalaksaan :
• Amankan diri dari lingkungan sekitar
• Nilai keadaan dari status ABC pasien
Gigitan Binatang Darat
• Cuci luka pada air mengalir dan sabun atau larutan deterjen selama 10 – 15
a. Gigitan anjing, kucing, kera dan menit
kelelawar
• Imobilisasi bagian yang digigit
• Berikan serum anti rabies
• Bila dapat lakukan penangkapan binatang yang menggigit untuk identifikasi
• Segera rujuk penderita untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Gigitan /SENGATAN Serangga
BEREBISA
Gigitan Serangga / Sengatan
Pengertian
Insect Bite atau gigitan serangga adalah kelainan akibat gigitan atau tusukan serangga
yang disebabkan reaksi terhadap toksin atau alergen yang dikeluarkan artropoda
penyerang. Kebanyakan gigitan dan sengatan digunakan untuk pertahanan.
Gigitan serangga biasanya untuk melindungi sarang mereka. Sebuah gigitan atau
sengatan dapat menyuntikkan bisa (racun) yang tersusun dari protein dan substansi lain
yang mungkin memicu reaksi alergi kepada penderita. Gigitan serangga juga
mengakibatkan kemerahan dan bengkak di lokasi yang tersengat.
ETIOLOGI
Secara sederhana gigitan dan sengatan lebah dibagi menjadi 2 grup yaitu
1. Venomous (beracun)
Serangga yang beracun biasanya menyerang dengan cara menyengat, misalnya tawon atau lebah, ini merupakan suatu mekanisme pertahanan
diri yakni dengan cara menyuntikan racun atau bisa melalui alat penyengatnya. Sedangkan serangga yang tidak beracun menggigit dan
menembus kulit dan masuk mengisap darah, ini biasanya yang menimbulkan rasa gatal. Ada 30 lebih jenis serangga tapi hanya beberapa saja
yang bisa menimbulkan kelainan kulit yang signifikan. Kelas Arthropoda yang melakukan gigitan dan sengatan pada manusia terbagi atas :
Kelas Insecta : Anoplura (Phtirus Pubis, Pediculus humanus, capitis et corporis), Coleoptera (Kumbang), Diptera (Nyamuk, lalat),
Hemiptera (Kutu busuk, cimex), Hymenoptera (Semut, Lebah, tawon), Lepidoptera (Kupu-kupu), Siphonaptera (Xenopsylla,
Ctenocephalides, Pulex).
PENATALAKSANAAN MEDIK
Terapi biasanya digunakan untuk menghindari gatal dan mengontrol terjadinya infeksi sekunder pada kulit. Gatal
biasanya merupakan keluhan utama, campuran topikal sederhana seperti menthol, fenol, atau camphor bentuk lotion atau
gel dapat membantu untuk mengurangi gatal, dan juga dapat diberikan antihistamin oral seperti diphenyhidramin 25-50
mg untuk mengurangi rasa gatal. Steroid topikal dapat digunakan untuk mengatasi reaksi hipersensitifitas dari sengatan
atau gigitan. Infeksi sekunder dapat diatasi dengan pemberian antibiotik topikal maupun oral, dan dapat juga dikompres
dengan larutan kalium permanganat.
Jika terjadi reaksi berat dengan gejala sistemik, lakukan pemasangan tourniket proksimal dari tempat gigitan dan dapat
diberikan pengenceran Epinefrin 1 : 1000 dengan dosis 0,3-0,5 mg/kgBB diberikan secara subkutan dan jika diperlukan
dapat diulang sekali atau dua kali dalam interval waktu 20 menit. Epinefrin dapat juga diberikan intramuskuler jika syok
lebih berat. Dan jika pasien mengalami hipotensi injeksi intravena 1 : 10.000 dapat dipertimbangkan.
Untuk gatal dapat diberikan injeksi antihistamin seperti klorfeniramin 10 mg atau difenhidramin 50 mg. Pasien dengan
reaksi berat danjurkan untuk beristirahat dan dapat diberikan kortikosteroid sistemik.
MACAM-MACAM SENGATAN
SERANGGA DAN
PENANGANAN
Luka gigitan penting untuk diperhatikan. Luka ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan secara
umum, pendarahan serius bila pembuluh darah besar terluka, infeksi oleh bakteri atau patogen
lainnya, seperti rabies, dapat mengandung racun seperti pada gigitan ular, awal dari peradangan dan
gatal-gatal.
Prinsip penatalaksanaannya gigitan binatang DAN SENGATAN BINATANG secara umum adalah:
Nilai Airway , Breathing , Circulation, Symptomatis, Antidot. Jadi yang harus diperhatikan pada
penderita gigitan binatang adalah monitor dan catat setiap perubahan-perubahan yang terjadi pada
ABC.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH