Intoksikasi
Seorang petani sedang bekerja di sawah tiba-tiba seekor ular menggigit pada extermitas
bawah dekstra dan teriak-teriak meminta bantuan saat warga mendatanginya kondisi pasien
pucat, nafas tersengal-sengal dan keluar busa dari mulut beberapa menit kemudian korban
terdiam. Seketika warga membawanya ke RS terdekat, setelah dilakukan pemeriksaan terdapat
jejas gigitan ular, wajah pucat, tidak ada nafas dan nadi lemah.
KATA SULIT
Extermitas
Ekstremitas adalah bagian tubuh yang dapat digerakkan berupa lengan dan kaki.
Dekstra
Jejas
Jejas adalah lecet (tergores, luka sedikit dan sebagainya) pada kulit.
PERTANYAAN
1. Tindakan apa yang dapat diberikan pada pasien sesuai dengan kasus ?
2. Apa yang dimaksud dengan intoksikasi ?
3. Apa saja jenis-jenis intoksikasi ?
4. Apa pertolongan pertama yang harus dilakukan ketika terkena gigitan ular ?
5. Komplikasi apa yang bisa terjadi sesuai dengan kasus ?
6. Apa saja resiko yang akan diterima oleh korban jika terkena bisa ular ?
PENGERTIAN INTOKSIKASI
Intoksikasi adalah penyakit yang disebabkan karena tertelannya toksin dalam makanan
yang sebelumnya diproduksi oleh mikroba dalam makanan. Gejala penyakit timbul lebih
cepat dari pada infeksi yaitu 3-12 jam setelah makanan dikonsumsi, yang ditandai dengan
muntah- muntah hebat dan diare (Taylor, 2002 dalam Handayani dan Werdiningsih,
2010).
Intoksikasi yaitu apabila mikrobia tumbuh dalam makanan kemudian memproduksí zat
racun (toksik) di dalamnya, dan makanan tersebut dikonsumsi, maka toxicnya tersebut
yang menyebabkan keracunan, jadi meskipun mikrobianya sudah musnah pada waktu
pengolahan pemanasan, tetapi jika zat racunnya masih stabil maka tetap akan potensi
memberikan gejala keracunan, Contoh mikrobianya adalah Staphylococcus yang
memproduksi zat racun, enterotoxsin dan clostridium botulinum yang memproduksi
botulinin (Santoso, 2009).
Keracuanan adalah penyakit yang tiba - tiba dan mengejutkan yang dapat terjadi setelah
menelan makanan / minuman yang terkontaminasi (Brunne & Suddart, 2015).
JENIS-JENIS INTOKSIKASI
1. Antidote
Mengistirahatkan korban, melepaskan benda yang mengikat seperti cincin, memberikan
kehangatan, membersihkan luka, menutup luka dengan balutan steril, dan imobilisasi
bagian tubuh, pertahankan posisi ekstremitas setinggi jantung.
2. Penanganan syok
- Kasus gigitan ular masuk dalam kategori emergency.
- Pasang IV line.
- Bantu pernapasan dengan pemasangan ventilator eksternal.
3. Bidai
1. Syok hipovolemik
2. Edema paru
3. Kematian
4. Gagal napas
PENYEBAB INTOKSIKASI
Penyebab keracunan makanan adalah kuman Clostridium botulinum yang hidup dengan kedap
udara (anaerobik), yaitu di tempat-tempat yang tidak ada udaranya Keracunan makanan dapat
disebabkan oleh pencemaran bahan-bahan kimia beracun, kontaminasi zat-zat kimia, mikroba,
bakteri, virusdanjamuryang masuk kedalam tubuh manusia (Suarjana, 2013).
PATOFISIOLOGI
Absorpsi racun ditandai oleh masuknya racun dari tempat paparan menuju sirkulasi
sistemik tubuh atau pembuluh limfe. Absorpsi didefinisikan sebagai jumlah racun yang
mencapai sistem sirkulasi sistemik dalam bentuk tidak berubah. Racun dapat terabsorpsi
umumnya apabila berada dalam bentuk terlarut atau terdispersi molekular. Jalur utama
absorpsi racun adalah saluran cerna, paru-paru dan kulit. Setelah racun mencapai
sistemik, ia bersama darah akan diedarkan ke seluruh tubuh. Dari sistem sirkulasi
sistemik ia akan terdistribusi lebih jauh melewati membran sel menuju sistem organ atau
ke jaringan-jaringan tubuh. Selanjutnya racun akan mengalami reaksi biotransformasi
(metabolisme) dan ekskresi racun melalui ginjal, empedu, saluran pencernaan, dan jalur
ekskresi lainnya (kelenjar keringat, kelenjar mamae, kelenjar ludah, dan paru-paru). Jalur
eliminasi yang paling penting adalah eliminasi melalui hati (reaksi metabolisme) dan
ekskresi melalui ginjal (Wirasuta dan Niruri, 2006).
Bisa ular yang masuk kedalam tubuh, menimbulkan daya toksin. Toksin tersebut
menyebar melalui peredaran darah yang dapat mengganggua berbagai sistem, seperti
sistem neurogist, sistem kardiovaskular, sistem pernapasan. Pada gangguan sistem
neurologis, toksik tersebut dapat mengenai saraf yang berhibungan dengan sistem
pernapasan yang dapat mengakibatkan oedem pada saluran pernapasan, sehingga
menimbulkan kesulitan untuk bernapas. Pada sistem kardiovaskular, toksik mengganggu
kerja pembuluh darah yang dapat mengakibatkan hipotensi. Sedangkan pasa sistem
pernapasan dapat mengakibatkan syok hipovolemik dan terjadi koagulopati hebat ayng
dapat mengakibatkan gagal napas.
MANIFESTASI KLINIS
Beberapa tanda dan gejala menurut Nuratif san Kusuma (2015) diantaranya :
Secara umum, akan timbul gejala local dan gejala sistemik pada semua gigitan ular. Gejala
local : edema, nyeri tekan pda luka gigitan, ekimosis (kulit kegelapan karena darah yang
terperangkap dijaringan bawah kiri). Sinfrom kompartemen merupakan salah satu gejala khusus
gigitan ular berbisa, yaitu terjadi edema pada tungkai ditandai dengan 5P : pain, pallor,
paresthesia, paralaysis, pulselesness.
Beberapa pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari terkena gigitan ular, yaitu: jaga
rumah dari tikus yang merupakan mangsa ular, jangan memelihara hewan ternak (ayam) di
dalam rumah. Kita juga perlu menghindari membangun rumah dengan kontruksi yang dapat
menyembunyikan ular misal jerami dengan atap terbuka, dinding celah yang besar, lantai tidak
tertutup sempurna, ranting pohon menempel pada atap. Hindari tidur di atas lantai, rajin
membersihkan tumpukan barang atau sampah, pangkas pohon yang menjulur menyentuh atap
atau bagian rumah. Pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah tempatkan lumbung padi jauh
dari rumah, gunakan alat pencahayaan, hindari mengumpulkan kayu bakar di malam hari,
gunakan sepatu boot saat pergi ke area semak-semak (WHO, 2016).
Dapus : World Health Organization (WHO) 2016, Guidelines for the Management of snakebites,
2nd edition. WHO Library Cataloguing-in-Publication data.