Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN

KEPERAWATAN
PLASENTA PREVIA
Tingkat II Reguler A
Adella Fransisca (P27820119001)
Aisyah Salsa Nur R (P27820119002)
Almaida Sracika Z (P27820119003)
Alvina Fredlin Esta R W (P27820119004)
Angga Budiansyah (P27820119005)
Anis Syavitri Agustin (P27820119006)
Ariffatul Azizah (P27820119007)
Arlinda Putri L (P27820119008)
Ayu Dwi Jayati (P27820119009)
Azzahra Maulia P (P27820119010)
Chessa Rachmadian D (P27820119011)
Chintia Indriyani Safitri (P27820119012)
Dhea Putri Magfihro (P27820119013)
DEFINISI
Menurut Prawiroharjo (2006),
plasentaprevia adalah plasenta yang ada
didepan jalan lahir (prae = di depan ; vias
= jalan). Jadi yang dimaksud plasenta
previa ialah plasenta yang implantasinya
tidak normal, rendah sekali hingga
menutupi seluruh atau sebagian ostium
internum.

Menurut Hanaiah (2004) placenta


previa adalah placenta yang letaknya
abnormal, yaitu pada segmen bawah
rahim sehingga dapat menutupi
sebagian atau seluruh permukaan jalan
lahir (Ostium Uteri Internum).
ETIOLOGI
Penyebab plasenta previa secara pasti sulit
ditentukan, tetapi ada beberapa faktor yang
meningkatkan risiko terjadinya plasenta
previa misalnya bekas operasi rahim (bekas
sesar atau operasi mioma), sering
mengalami infesi rahim (radang panggul),
kehamilan ganda, pernah plasenta previa,
atau kelainan bawaan rahim. Plasenta previa
meningkatkan kejadiannya pada keadaan-
keadaan yang endometrium kurang baik,
misalnya karena atrofi endometrium atau
kurang bianya vaskularisasi desidua.
PATOFISIOLOGI
Perdarahan antepartum akibat plasenta previa
terjadi sejak kehamilan 20 minggu saat segmen
bawah uterus membentuk darimulai melebar serta
menipis, umumnya terjadi pada trimester ketiga
karena segmen bawah uterus lebih banyak
mengalami perubahan. Pelebaran segmen bawah
uterus dan pembukaan servik menyebabkan sinus
uterus robek karena lepasnya plasenta dari
dinding uterus atau karena robekan sinus
Plasenta previa diawali dengan implantasi marginalis dari plasenta. Pendarahan tidak dapat
embrio pada bagian bawah uterus. Dengan di hindarkan karena ketidakmampuan serabut otot
melekatnya dan bertumbuhannya plasenta, segmen bawah uterus untuk berkontraksi seperti
plasenta yang telah berkembang bisa menutupi pada plasenta letak normal (Nugroho, 2010).
ostium uteri. Hal ini diduga terjadi karena
vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi atau
perubahan atropik (Ashari, 2009).
MANIFESTASI KLINIS
Kay (2003) menyebutkan bahwa gejala plasenta previa
mencakup satu atau kedua hal berikut:

Tiba-tiba, tanpa rasa sakit pendarahan vagina yang


berkisar dari ringan sampai berat. Darah sering berwarna
merah terang. Pendarahan dapat terjadi pada awal
minggu ke-20 kehamilan tetapi yang paling umum
selama trimester ketiga.

Gejala persalinan prematur. Satu dari 5 wanita dengan


tanda-tanda plasenta previa juga memiliki kontraksi
rahim.

Beberapa wanita dengan plasenta previa tidak memiliki


gejala apapun. Dalam kasus ini, plasenta previa hanya
dapat didiagnosis oleh USG dilakukan untuk alasan lain
(Kay, 2003).
KLASIFIKASI

Plasenta previa Plasenta previa Plasenta previa Plasenta previa


totalis parsial marginal letak rendah
seluruh sebagian pinggir plasenta abnormal pada segmen
pembukaan pembukaan berada tepat bawah uterus, akan tetapi
tertutup oleh tertutup oleh pada pinggir belum sampai menutupi
jaringan plasenta jaringan plasenta. pembukaan. pembukaan jalan lahir
KOMPLIKASI
Maryunani (2016) menjelaskan ada 2 komplikasi plasenta previa, yaitu:

Komplikasi

Bagi ibu maupun pada janin yang


Menghambat perkembangan janin
dikandungannya

1. Perdarahan yang hebat dan syok


sebelum atau selama persalinan
Meskipun beberapa penelitian sering
2. Persalinan prematur atau preterm
menemukan masalah pertumbuhan
(sebelum usia kehamilan 37
janin pada plasenta previa. Beberapa
minggu)
penelitian lainnya tidak menemukan
3. Defect persalinan
perbedan antara bayi-bayi pada
4. Infeksi.
kelainan ini dengan bayi-bayi dari
5. Leserasi serviks.
kehamilan normal
6. Plasenta akreta.
7. Prolapse plasenta
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan darah
hemoglobin, hematocrit
Pemeriksaan ultrasonografi
dapat ditemukan plasenta atau jarak
tepi plasenta terhadap ostium. Pemeriksaan penunjang
Plasenta menurut Ayu T.D (2016)
Pemeriksaan luar bagian previa sebagai berikut
terbaah janin
biasanya belum masuk pintu atas
panggul. Ada kelainan letak janin.
Pemeriksaan inspekkulo
dapat menentukan sumber perdarahan dari
karnalis servisis atau sumber lain (servisitis,
polip, keganasan, laserasi/troma)
PENATALAKSANAAN
Terapi ekspektatif (pasif) Terapi aktif

Wanita hamil diatas 22 minggu dengan


Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak
perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak,
terlahir prematur, penderita dirawat tanpa
harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa
melakukan pemeriksaan dalam melalui kanalis
memandang maturitas janin. Cara menyelesaikan
servivis. Upaya diagnosis dilakukan secara non
persalinan dengan plasenta previa
invasif. Pemantauan klinis dilakukan secara ketat
1) Section caesarea
dan baik. Syarat-syarat terapi ekspektatif :
2) Melahirkan pervaginam
1) Kehamilan preterm dengan perdarahan
Perdarahan akan berhenti jika ada
sedikit yang kemudian berhenti.
penekanan pada plasenta. Penekanan tersebut
2) Belum ada tanda-tanda in partu.
dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai
3) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar
berikut
hemoglobin dalam batas normal.
- Amniotomi pervaginam
4) Janin masih hidup.
- Versi Braxton Hicks
- Traksi dengan Cunam Willet
P
A
T
H
W
A
Y
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Usia
01 Ibu saat hamil dengan usia 35 tahun atau lebih, makin besar kemungkinan kehamilan
plasenta previa, dibandingkan dengan usia dibawah 25 tahun

Keluhan utama
02 Perdarahan berwarna segar tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri saat tidak beraktifitas.

Riwayat penyakit keluarga


03 Kehamilan ganda, penyakit HT, DM.

Riwayat obstetric
Pada riwayat obstetrii yang lalu perlu dikaji pada kasus plasenta previa yaitu riwayat
04 operasi Rahim atau memiliki kelainan rahim, riwayat kehamilan kembar dan riwayat
plasenta previa sebelumnya.
Riwayat Haid/Mestruasi
Pada riwayat menstruasi yang perlu ditanyakan atau diketahui yaitu menarche
(untuk mengetahui usia pertama haid. Usia menarche dipengaruhi oleh keturunan,
keadaan gizi, bangsa, lingkungan, iklim dan keadaan umum), siklus (untuk
05 mengetahui klien mempunyai siklus normal atau tidak), lamanya (jika lama haid ≥15
hari berarti abnormal dan kemungkinan adanya gangguan yang mempengaruhinya),
banyaknya (untuk mengetahui ada gejala kelainan banyaknya darah haid), nyeri
haid (untuk mrngetahui apakah klien menderita nyeri setiap haid).

Riwayat kehamilan dan Persalinan Sekarang


Kemungkinan klien merasa mual, muntah serta perdarahan, kapan pergerakan
janin pertama kali dirasakan. Apakah ibu telah melakukan kunjungan antenatal
dengan tenaga kesehatan, ibu mendapatkan imunisasi TT dan belum ada tanda –
06 tanda persalinan.
Pada klien dengan plasenta previa terjadi perdarahan bewarna merah segar
pada TM III. Perdarahan biasanya tidak disertai rasa sakit walaupun kram rahim
pada beberapa wannita. Sebagaian wanita tidak mengalami perdarahan sama
sekali.
Riwayat kehamilan yang lalu
07 Adanya kemungkinan klien pernah mengalami seksio saisaria curettage ysng berulang –
ulang.

ADL (Activity Daily Living)


Nutrisi
SMRS : makan teratur 3x/hari, namun terkadang makan 2x/hari karena malaise
MRS : makan dari RS habis, terkadang makan makanan ringan (pudding,roti)
Hyigiene Personal
SMRS : saat dirumah mandi, keramas, ganti baju dapat dilakukan secara mandiri.
MRS : sebagian dibantu oleh perawat, missal saat keramas
08 Eliminasi
SMRS : saat dirumah BAB dan BAK dilakukan sendiri dan teratur
MRS : BAB dan BAK terkadang dibantu oleh keluarga dan perawat
Aktivitas Istirahat
SMRS : saat dirumah tidur malam 5-6jam karena, perdarahan yang tiba – tiba
terutama saat tidur malam.
MRS : tidur siang, tidur malam juga hanya 6 jam.
PEMERIKSAAN FISIK
09
1. Inspeksi :
a. Mata : konjingtiva terlihat pucat dan anemishal ini disebabkan oleh perdarahan yang banyak.
b. Genetalia : perdarahan pervaginam yang keluar banyak, sedikit, darah beku dan sebagainya.
(sofian, 2012)
c. Buah dada / payudara
- Peningkatan pigmentasi areola putting susu
- Bertambahnya ukuran dan noduler
d. Jantung dan paru
- Volume darah meningkat
- Peningkatan frekuensi nadi
- Penurunan resistensi pembuluh darah sistemik dan pembulu darah pulmonal.
- Terjadi hiperventilasi selama kehamilan.
- Peningkatan volume tidal, penurunan resistensi jalan nafas
- Diafragma meningga.
- Perubahan pernapasan abdomen menjadi pernapasan dada.
e. Abdomen
Menentukan letak janin
Menentukan tinggi fundus uteri
f. Vagina
Peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan (tanda Chandwick)
Hipertropi epithelium
g. System musculoskeletal
Persendian tulang pinggul yang mengendur
Gaya berjalan yang canggung
Terjadi pemisahan otot rectum abdominalis dinamakan dengan diastasis rectal
2. Palpasi :
Pada klien dengan plasenta previa, hasil pemeriksaan palpasi abdomen yang didapat
yaitu:
a. Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
b. Sering dijumpai kesalahan letak janin.
c. Bila cukup pengalaman (ahli), dapat dirasakan suatu bantalan pada segmen bawah
rahim, terutama pada ibu yang kurus.
d. Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala masih
goyang atau terapung (floating) atau di atas pintu atas panggul (sofian, 2012).

3. Auskultasi :
Secara auskultasi, kemungkinan dapat terdengar bunyi jantung janin, frekuensinya teratur
atau tidak. Pada klien dengan plasenta previa, denyut jantung janin dapat bervariasi dari
normal sampai asfiksia dan kematian dalam rahim (norma, dkk. 2013).
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko cedera pada janin d.d usia Ibu <20 tahun atau >35
01 tahun (D.0138)

Resiko perdarahan d.d komplikasi kehamilan


02 (Plasenta Previa) (D.0012)

Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan d.d


03 nadi perifer menurun atau tidak teraba, akral teraba dingin,
warna kulit pucat, turgor kulit menurun (D.0009)

Ansietas b.d ancaman terhadap kematian d.d merasa khawatir


04 dengan akibat dari kondisi yang dihadapi, tampak gelisah,
tampak tegang, sulit tidur (D.0080)
INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Risiko cedera pada janin d.d usia ibu <20 tahun atau >35 tahun (D.0138)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ….x24 jam diharapkan tingkat cedera menurun dengan
kriteria hasil
a. Kejadian cedera menurun
b. Ketegangan otot menurun
c. Gangguan mobilitas menurun
d. Denyut jantung apical membaik
Intervensi :
a. Identifikasi status obstetric
b. Identifikasi pemeriksaan kehamilan sebelumnya
c. Monitor denyut jantung bayi
d. Lakukan maneuver leopoid untuk menentukan posisi janin
e. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. Resiko perdarahan d.d komplikasi kehamilan (Plasenta Previa) (D.0012)
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x24 jam diharapkan tingkat perdarahan menurun
dengan kriteria hasil:
a. Kelembapan membrane mukosa meningkat
b. Kelembapan kulit meningkat
c. Hematuria menurun
d. Hematocrit membaik
Intervensi :
a. Monitor tanda dan gejala perdarahan
b. Monitor nilai hematocrit dan hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
c. Pertahankan bedrest selama perdarahan
d. Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
e. Kolaborasi pemberian produk darah
3. Perfusi perifer tidak efektif b.d kekurangan volume cairan d.d nadi perifer menurun atau tidak
teraba, akral teraba dingin, warna kulit pucat, turgor kulit menurun. (D.0009)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x24 jam diharapkan perfusi perifer
meningkat dengan
Kriteria hasil:
a. Denyut nadi perifer meningkat
b. Akral membaik

c. Turgor kulit membaik

Intervensi :
d. Periksa sirkulasi perifer
e. Lakukan pencegahan infeksi
f. Anjurkan melakukan perawatan kulit yang tepat
g. Informasi tanda dan gejala darurat yang harus dilaporkan
4. Ansietas b.d ancaman terhadap kematian d.d merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang
dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, sulit tidur (D.0080)
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …..x24 jam diharapkan tingkat ansietas menurun
dengan
Kriteria hasil:
a. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
b. Perilaku gelisah menurun
c. Perilaku tegang menurun
d. Pola tidur membaik
Intervensi :
e. Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
f. Pahami situasi yang membuat ansietas dengarkan dengan penuh perhatian
g. Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangu ketegangan
h. Latih teknik relaksasi
i. Kolaborasi pemberian obat antlansietas, jika perlu
Implementasi
Keperawatan
Implementasi atau tindakan keperawatan adalah
perilau atau aktivitas spesifik yang dikerjakan oleh
perawat untuk mengimplementasikan intervensi
keperawatan. (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018).
Tindakan keperawatan ini dilaksanakan sesuai
intervensi yang telah direncanakan agar
mendapatkan hasil yang maksimal.
Tindakan keperawatan ini ada 2 jenis yaitu
tindakan mandiri perawat (observasi, terapeutik,
dan edukasi) dan tindakan kolaboratif.
Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian perkembangan kondisi
pasien setelah dilakukan tindakan keperaatan yang
mengacu pada kriteria hasil. (Nusdin, 2014).
Tahap terakhir ini berupa gambaran terhadap
asuhan keperawatan yang diberikan dengan
melihat perkembangan masalah klien seberapa
jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan, dan
pelaksanaannya sudah berhasil dicapai.
Evaluasi dilakukan berdasarkan SOAP (Subjuctive,
Objective, Assesement, Plan) yang didasarkan
pada respon dan tujuan yang sudah dicapai atau
belum.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai