Anda di halaman 1dari 26

PENDARAHAN PADA KEHAMILAN LANJUT

KELOMPOK 2 MATAKULIAH

Engla Butet Kegawatdaruratan


Eva Khasanah Maternal Neonatal
Ponia Safitri
PLASENTA PREVIA
PENGERTIAN
Plasenta previa adalah kondisi dimana letak ari-ari atau
plasenta berada di bagian bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh jalan lahir. Selain menutupi jalan lahir,
plasenta previa juga dapat menyebabkan perdarahan hebat, baik
sebelum maupun saat persalinan.

ETIOLOGI
Etiologi plasenta previa atau placenta previa diduga
berhubungan dengan adanya kerusakan endometrium dan
jaringan parut pada uterus. Keadaan-keadaan tersebut
menyebabkan plasenta lebih bertumbuh pada jaringan yang
sehat di uterus bagian bawah.
LANJUTAN…..

Plasenta Previa pada umumnya tidak


Manifestasi
menimbulkan gejala. Namun beberapa kasus Klinis
menunjukkan gejala sebagai berikut (Ramadhan,
2022) :
a. Perdarahan yang biasanya terjadi pada usia
kehamilan direntang 20/22 minggu.
b. Darah yang keluar merupakan darah segar.
c. Tidak merasanyakan nyeri atau kram didaerah
perut.
d. Kadang perdarahan timbul pasca berhubungan
intim yang disertai kontraksi atau kram perut.
KLASSIFIKASI PLASENTA PREVIA
DIAGNOSIS PATOFISIOLOGIS

Ibu hamil mendapat diagnosis plasenta previa Patofisiologi plasenta previa atau placenta
apabila ibu hamil mengalami perdarhan segar previa adalah gangguan implantasi karena
yang terjadi pada kehamilan trimester dua dan vaskularisasi endometrium yang abnormal
trimester tiga. yang dapat diakibatkan adanya atrofi atau
scaring (Anggraini, 2022)

USG Transvaginal

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
UNTUK USG Abdomen
MENEGAKKAN
DIAGNOSIS
MRI (Magnetic
Resonance Imaging)
PROGNOSIS

Secara umum, prognosis plasenta previa kurang


baik, sebab sering terjadi persalinan preterm.
Namun, 90% kasus plasenta letak rendah dapat
mengalami migrasi plasenta sehingga terjadi
resolusi pada trimester 3.
PENANGGANAN

Dokter akan memutuskan jenis pengobatan yang Dokter akan memutuskan jenis pengobatan yang
akan dilakukan, tergantung pada kondisi kesehatan akan dilakukan, tergantung pada kondisi kesehatan
ibu dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari, serta ibu dan janin, usia kandungan, posisi ari-ari, serta
tingkat keparahan perdarahan tingkat keparahan perdarahan

Tidak melakukan
hubungan seksual
selama masa kehamilan
Penanganan mandiri Disarankan untuk tidak
yang dapat dilakukan menggunakan tampon
atau pembersih vagina.
ibu hamil dirumah
Banyak berbaring.

Menghindari olahraga.
SOLUSIO PLASENTA
Solusio Plasenta adalah terlepasnya
Solusio Plasenta adalah
sebagian atau seluruh plasenta pada
terlepasnya plasenta dari tempat
lokalisasi yang normal, sejumlah janin
implantasinya yang normal dari
lahir pada umur kehamilan 22 minggu atau
uterus, sebelum janin dilahirkan.
lebih.

Solusio Plasenta adalah lepasnya Solusio Plasenta adalah terlepasnya


plasenta dari insersi sebelum plasenta yang letaknya normal pada
waktunya. fundus uteri/korpus uteri sebelum janin
lahir
Solusio Plasenta adalah lepasnya
plasenta dari tempat
implantasinya pada korpus uteri
sebelum bayi lahir.

Solusio Plasenta dan abrupsio


plasenta adalah pelepasan
sebagian atau seluruh plasenta
dari uterus selama kehamilan
dan persalinan.
ETIOLOGI MENIFESTASI KLINIS

Solusio plasenta eksternal, artinya terdapat


Invasi trofoblas yang rusak pada arteri spiralis perdarahan per- vaginam yang tampak, dan berasal
mengganggu vaskularisasi awal plasenta dan dari perdarahan retroplasenter.
dianggap sebagai penyebab utama mekanisme
yang terkait dengan solusio plasenta. Hal ini
menyebabkan insufisiensi plasenta, hipoksia
intrauterin, underperfusi uteroplasenta. Solusio plasenta internal :
1) Artinya perdarahan pervaginam tidak tampak
sching- ga gejala klinik yang mengganggu
sirkulasi retropla senter lebih menonjol.
2) Ketegangan dinding uterus makin nyata
sehingga sukar melakukan palpasi.
3) Gawat janin lebih cepat terjadi tergantung
dari be- sarnya perdarahan retroplasenter.
Kelas 0

Kelas 1
Klasifikasi menurut tingkat
gejala klinik yaitu
Kelas 2
KLASIFIKASI
Kelas 3
Klasifikasi menurut umum
solosio plasenta

Solusio plasenta parsialis

Solusio plasenta totalis


(komplek)

Prolapsus plasenta
Klasifikasi berdasarkan Klasifikasi berdasarkan ada Klasifikasi Berdasarkan
ada tidaknya darah tidaknya darah (Tampak luasnya bagian plasenta
(Banyaknya darah) tidaknya darah) yang terlepas dari uterus

Solusio plasenta Solusio plasenta Solusio plasenta


ringan yang nyata/tampak ringan
(revealed)
Solusio plasenta
Solusio plasenta Solusio plasenta
ringan
sedang yang tersembunyi
(concealed)

Solusio plasenta
berat Solusio plasenta tipe
campuran (mixed)
PROGNOSIS DIAGNOSIS

Terhadap Ibu Kematian anak tinggi,


menurut kepustakaan 70-80% dari seluruh Solosio plasenta adalah terlepasnya
jumlah kasus Solusio plasenta. plasenta dengan implantasi normal sebelum
waktunya sehingga menimbulkan berbagai
manifestasi klinis yang tergantung dari luas
lepasnya plasenta dan besarnya hematoma
Terhadap Anak Kematian anak tinggi,
menurut kepustakaan 70-80% dari seluruh
jumlah kasus solusio plasenta.

Terhadap Kehamilan Berikutnya. Biasanya


bila telah menderita penyakit vaskuler
dengan solusio plasenta yang lebih hebat
dengan persalinan prematur
Solusio plasenta ringan, apabila denyut jantung janin
normal, usia kehamilan kurang dari 34 minggu (terlalu
dini untuk melahirkan), penanganan yang tepat adalah
PENANGANAN rawat inap yang bertujuan untuk melakukan
pemantauan secara ketat terhadap kondisi ibu dan
janin.

Terapi Konservatif
Solusio plasenta yang terjadi pasa usia kehamilan
diatas 34 minggu dan termasuk kondisi ringan dapat di
lakukan pertolongan persalinan normal dengan
pengawasan ketat

Terapi Aktif
Namun, apabila solusio plasenta termasuk kondisi
parah dan membahayakan keselamatan ibu dan janin
maka perlu dilakukan operasi caesar dengan segera.
Antisipasi transfusi darah perlu dipersiapkan untuk
mengatasi perdarahan yang berlebihan
RUPTUR UTERI

Menurut Sarwono Prawirohardjo pengertian ruptura Penyebab ruptur uteri adalah disproporsi janin
uteri adalah robekan atau diskontinuitas dinding dan panggul, partus macet atau traumatik.
rahim akiat dilampauinya daya regang miometrium

Risiko infeksi sangat tinggi dan angka kematian


bayi sangat tinggi pada kasus ini
Ruptur uteri inkomplit yang menyebabkan
hematoma pada parametrium, kadang- kadang
sangat sulit untuk segera dikenali sehingga Syok yang terjadi seringkali tidak sesuai dengan
menimbulkan komplikasi serius atau bahkan jumlah darah keluar karena perdarhan heat dapat
kematian. terjadi ke dalam kavum abdomen.
ETIOLOGI MENIFESTASI KLINIS

Gejala klinis yang paling penting ruptur uteri


Penyebab ruptur uteri dapat berasal dari berbagai antepartum adalah nyeri perut.
faktor, bisa karena panggul yang terlalu sempit,
tumor pada jalan lahir, letak janin yang melintang
hingga bekas operasi caesar di rahim.
Dapat terjadi perdarahan intra abdominal dan
pervaginam.

Penyebab rahim robek ini terjadi karena selama


persalinan normal, pergerakan bayi melalui jalan Perdarahan pada peritonium (haemoperitonium) dari
lahir memberi tekanan kuat pada rahim sehingga robekan rahim dapat menyebabkan iritasi pada
bisa menyebabkan rahim ibu robek. diagfragma dan nyeri yang menjalar ke dada atau
bahu.

Hal ini juga bisa terjadi sebelum waktu persalinan.


Dapat terjadi perdarahan intra abdominal dan
Robekan tersebut seringkali timbul di sepanjang
pervaginam.
bekas luka caesar sebelumnya..
RUPTUR UTERI KOMPLIT

KLAFIKA
SI
Ruptur uteri komplit terdapat separasi
pada seluruh lapisan dinding uterus

RUPTUR UTERI
INKOMPLIT

Ruptur uteri inkomplit terdapat separasi


hanya pada otot uterus dengan peritoneum
viseral yang masih utuh.
Rumus mekanisme terjadinya
ruptur uteri : R=H+O
Keterangan, yakni: R = Ruptur,
H = His Kuat (tenaga), O=
Obstruksi (halangan)

Gejala yang bisa didapatkan


PATOFISIOLOGI pada pasien dengan ruptur uteri
adalah

a. Penderita pucat dan perdarahan


vaginal.
b. Pada saat terjadi ruptur penderita
kesakitan sekali dan merasa ada
robekan di perutnya.
c. Gejala kolaps dan kemudian
syok.
DIAGNOSIS
Anamnesis Nyeri perut mendadak
Perdarahan pervaginam (tidak selalu
terjadi jika terjadi perdarahan
intraabdominal).

Pemeriksaan Hilangnya kontraksi uterus


Fisik Adanya gawat janin

Jika janin sudah engage akan ditemukan


hilangnya presenting part atau station
pada janin melalui pemeriksaan vaginal
toucher
Jika janin sudah engage akan ditemukan
hilangnya presenting part atau station
pada janin melalui pemeriksaan vaginal
toucher
….Lanjutan….

Pemeriksaan Dari hasil pemeriksaan ini dapat


Melalui USG ditemukan uterine dehiscence,
Penunjang hematom di sekitar parut histerotomi
sebelumnya, cairan bebas peritoneum,
uterus yang kosong (janin di luar
uterus).

Kasus dengan riwayat Gejala ruptur uterus tidak secara spesifik


SC sebelumnya didapatkan sebelum terjadinya syok
hipovolemik
Tanda terpenting sebagai tanda awal ruptur
uteri adalah adanya perubahan denyut jantung
janin mulai dari deselerasi variabel, deselerasi
lambat hingga bradikardi

Nyeri dada kadang dirasakan akibat


hemoperitoneum yang mengiritasi diafragma
menyebabkan kesalahan mendiagnosis pasien
dengan amniotic fluid embolism
Kondisi yang menyebabkan
perdarahan antepartum lainnya
seperti plasenta previa dan ruptur
uteri.
DIAGNOSIS
BANDING

Amniotic Fluid Embolism


PROGNOSIS

Ruptut uteri dapat Komplikasi ruptur uteri paling fatal


menyebabkan komplikasi adalah kematian maternal dan fetal.

Komplikasi lain yang dapat terjadi


pada maternal adalah anemia, ruptur
buli, cedera buli, kebutuhan untuk
transfusi masif, endometritis, syok,
dan kebutuhan perawatan di ICU.

Komplikasi pada fetal yaitu fetal


hypoxia, anoxia, dan acidosis.
Memerlukan tindakan spesialistis dan hanya mungkin
dilakukan di rumah sakit dengan fasilitas transfusi
darah.

PENANGANAN Bidan harus melakukan observasi keadaan ibu.

Bidan harus dapat berko;aborasi atau bekerjasama


dengan dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Pemasangan infus untuk mengganti cairan
dan perdarahan untuk mengatasi keadaan
syok.
Mengahdapi ruptur uteri yang dapat
mencapai polindes/puskesmas segera
harus dilakukan
Memberikan profilaksis antibiotika atau
antipiretik sehingga infeksi dapat dikurangi

Segera merujuk penderita dengan


didampingi petugas agar dapat memberikan
pertolongan

Jangan melakukan manipulasi dengan


pemeriksaan dalam untuk menghindari
terjadinya perdarahan baru
Berikan seera cairan isotonik (ringer loktat atau garam fisiologis) 500 ml
Penanganan dalam 15-20 menit dan siapkan laparotomi.
ruptura uteri
menurut Sarwono Lakukan laparatomi untuk melahirkan anak dan plasenta, fasilitas
Prawirohardjo pelayanan kesehatan dasar harus merujuk pasien ke rumah sakit rujukan.

Bila konservasi uterus masih diperlukan dan kondisi jaringan


memungkinkan, lakukan reparasi uterus d. Bila luka menalami nekrosis
yang luas dan kondisi pasien mengkhawatirkan lakukan histerektom.

Berikan antibiotik dan serum anti tetanus bila terdapat tanda-tanda


infeksi segera berikan antibiotika spektrum luas.

Bila hasil anamnesis tidak dapat memastikan perlindungan terhadap


tetanus, berikan serum anti tetanus 1500 IU/IM dan TT 0, 5 ml IM.
TERIMAKASIH
SILAHKAN BERTANYA TEMAN 

Anda mungkin juga menyukai