Anda di halaman 1dari 26

PERDARAHAN

ANTEPARTUM
Disusun Oleh :
Kelompok 1
Anisa Eka Ayu zulfa
Elya Tiana Cici Widiya
Herlin Julia Nabila Husna
Rina Aini Salsa Bellinda A
Siti Ainun Yuli Amelia

Dosen Pengampau :
Nova Rati
Lova.,S.Tr.Keb.,M.Keb
PENGERTIAN
PERDARAHAN Komplikasi yang terjadi
ANTEPARTUM pada kehamilan trimester 3
dalam hal ini perdarahan
antepartum, masih
Perdarahan antepartum adalah perdarahan pada triwulan merupakan penyebab
terakhir dari kehamilan. Batas teoritis antara kehamilan kematian ibu yang utama.
muda dan kehamilan tua adalah kehamilan 28 minggu tanpa Oleh karena itu, sangat
penting bagi bidan
melihat berat janin, mengingat kemungkinan hidup janin
mengenali tanda dan
diluar uterus. Perdarahan setelah kehamilan 28 minggu komplikasi yang terjadi pada
biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya daripada sebelum penderita agar dapat
kehamilan 28 minggu, oleh karena itu memerlukan memberikan asuhan
penanganan yang berbeda. kebidanan secara baik dan
benar, sehingga angka
Pada setiap perdarahan antepartum pertama-tama harus kematian ibu yang
selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan
disebabkan perdarahan
plasenta, karena perdarahan antepartum yang berbahaya
dapat menurun.
umumnya bersumber pada kelainan plasenta, sedangkan
kelainan serviks tidak seberapa berbahaya.
SOLUSIO PLASENTA

Solusio plasenta adalah


terlepasnya sebagian atau normalnya sebelum janin lahir, dan definisi ini hanya berlaku apabila
keseluruhan plasenta dari terjadi pada kehamilan di atas 22 minggu atau berat janin di atas 500 gram 
implantasi normalnya (korpu
s Normal
uteri) setelah kehamilan darah
20 plasenta
minggu dan sebelum ja solusio plasenta
nin uterus
lahir.  kondisi Ketika Sebagian atau
plasenta seluruh plasenta terpisah dari
Cunningham dalam bukuny dinding Rahim bagian dalam
a
mendefinisikan solusio plasen sebelum waktu melahirkan
ta
sebagai separasi prematur
plasenta dengan implanta
si
normalnya korpus uteri
sebelum janin lahir. Solu
sio
plasenta adalah terlepasn
ya
plasenta dari tempat implanta
si
KLASIFIKASI
Trijatmo Rachimhadhi membagi Pritchard JA membagi solusio
solusio plasenta menurut derajat plasenta menurut bentuk
pelepasan plasenta perdarahan

 Solusio plasenta dengan


 Solusio plasenta totalis, plasenta
perdarahan keluar
terlepas seluruhnya.
 Solusio plasenta dengan
 Solusio plasenta partialis,
perdarahan tersembunyi,
plasenta terlepas sebagian.
yang
 Ruptura sinus
membentuk hematoma
marginalis, sebagian kecil
retroplacenter
pinggir plasenta yang terlepas.
 Solusio plasenta yang
perdarahannya masuk ke
dalam kantong amnion .
Cunningham dan Gasong masing-masing Berat : Uterus tegang dan berkontraksi
dalam bukunya mengklasifikasikan solusio tetanik, terdapat tanda renjatan, janin
plasenta menurut tingkat gejala klinisnya, mati, pelepasan plasenta dapat terjadi
yaitu:  lebih 2/3 bagian atau keseluruhan.

 Ringan : perdarahan <100-200 cc,uterus


ETIOLOGI
tidak tegang, belum ada tanda renjatan, Penyebab primer belum diketahui
janin hidup,pelepasan plasenta <1/6 pasti, namun ada beberapa faktor yang
menjadi predisposisi
bagian permukaan,kadar fibrinogen
plasma >150 mg% 1. Faktor kardio-reno-vaskuler
 Sedang : Perdarahan lebih 200 cc, uterus 2. Faktor trauma
3. Faktor paritas ibu
tegang, terdapat tanda pre renjatan, gawat 4. Faktor usia ibu
janin atau janin telah mati, pelepasan 5. Faktor pengunaan kokain
plasenta 1/4-2/3 bagian permukaan, kadar
6. Faktor kebiasaan merokok
7. Riwayat solusio plasenta
fibrinogen plasma 120-150 mg%. sebelumnya
Gambaran Klinis
2. Solusio plasenta sedang
1. Solusio plasenta ringan
Dalam hal ini plasenta terlepas lebih
Solusio plasenta ringan ini disebut
dari 1/4  bagian, tetapi belum 2/3 luas
juga ruptura sinus marginalis, dimana terdapat
permukaan Tanda dan gejala dapat timbul
pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak
perlahan-lahan seperti solusio plasenta
berdarah banyak. Apabila terjadi perdarahan
ringan, tetapi dapat juga secara mendadak
pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman
dengan gejala sakit perut terus menerus, yang
dan sedikit sakit. Perut terasa agak sakit, atau
tidak lama kemudian disusul dengan
terasa agak tegang yang sifatnya terus
perdarahan pervaginam. Walaupun
menerus. Walaupun demikian, bagian-bagian
perdarahan pervaginam dapat sedikit, tetapi
janin masih mudah diraba. Uterus yang agak
perdarahan sebenarnya mungkin telah
tegang ini harus selalu diawasi, karena dapat
mencapai 1000 ml. Ibu mungkin telah jatuh
saja menjadi semakin tegang karena
ke dalam syok, demikian pula janinnya yang
perdarahan yang berlangsung. 
jika masih hidup mungkin telah berada dalam
keadaan gawat.
3. Solusio plasenta berat
Dinding uterus teraba tegang terus-
Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3
menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-
permukaannnya. Terjadi sangat tiba-tiba.
bagian janin sukar untuk diraba. Jika janin
Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan
masih hidup, bunyi jantung sukar didengar.
syok dan janinnya telah meninggal. Uterus
Kelainan pembekuan darah dan kelainan
sangat tegang seperti papan dan sangat
ginjal mungkin telah terjadi,walaupun hal
nyeri. Perdarahan pervaginam tampak
tersebut lebih sering terjadi pada solusio
tidak sesuai dengan keadaan syok ibu,
plasenta berat
terkadang perdarahan pervaginam mungkin
saja belum sempat terjadi. Pada keadaan-
keadaan di atas besar kemungkinan telah
terjadi kelainan pada pembekuan darah dan
kelainan/gangguan fungsi ginjal
KOMPLIKASI

Terapi
1. Syok perdarahan 1) Solusio plasenta ringan
2. Gagal ginjal Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan
3. Kelainan pembek (perdarahan berhenti, perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin
hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat, kemudian tunggu
uan darah
persalinan spontan.
4. Apoplexi uteropl
acenta (Uterus Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus, gejala solusio
plasenta makin jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio
couvelaire)
plasenta bertambah luas), maka kehamilan harus
5. Komplikasi yang
segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin
dapat terjadi mati lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat
pada janin persalinan
2. Solusio plasenta sedang dan berat
Apabila tanda dan gejala klinis solusio plasenta jelas ditemukan,
penanganan di rumah sakit meliputi transfusi darah, amniotomi, infus
oksitosin dan jika perlu seksio sesaria Apoplexi ut
eroplacenta
indikasi his tidak merup
Apabila diagnosis solusio plasenta dapat ditegakkan berarti perdarahan terektomi. T akan
tidak dapat e ta pi jika perd
telah terjadi sekurang-kurangnya 1000 ml. Maka transfusi darah harus dikendalika arahan
seksio sesar n setelah dil
ia maka his a ku
segera diberikan. Amniotomi akan merangsang persalinan dan dilakukan. terektomi pe kan
rlu
mengurangi tekanan intrauterin. 
Dengan melakukan persalinan secepatnya dan transfusi darah dapat
mencegah kelainan pembekuan darah. Persalinan diharapkan terjadi
dalam 6 jam sejak berlangsungnya solusio plasenta. Tetapi jika tidak
memungkinkan, walaupun sudah dilakukan amniotomi dan infus
oksitosin, maka satu-satunya cara melakukan persalinan adalah seksio
sesaria
PLASEN
TA
PREVIA

Plasenta previa adalah plasenta yang ada didepan jalan lahir,


(prae: didepan; vias: jalan). Jadi yang dimaksud adalah plasenta
yang implantasinya tidak normal ialah rendah sekali hingga
menutupi seluruh atau sebagian osium internum. Implantasi
plasenta yang normal ialah pada dinding depan atau dinding
belakang rahim didaerah fundus uteri. (Obsterti Patologi, Edisi
1984).
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen
bawah rahim dan menutupi sebagian atau seluruh osteum uteri
internum.
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya subnormal, yaitu
pada segmen bawah uterus sehingga dapat menutupi seluruh
atau sebagian jalan lahir.
KLASIFIKASI

 Plasenta previa dibagi


 Plaseta previa m
kedalam tiga bagian yaitu: arginalis:
hanya pada pingir o
 Plasenta previa totalis: seluruh stium
terdapat jaringan pla
internum tertutup oleh
senta.
(Obsterti Patologi,
Edisi
plasenta. 1984).
 Plasenta previa lateralis: hanya
sebagian dari ostium tetutup
oleh plasenta.
ETIOLOGI KOMPLIKASI
Faktor-faktor etiologi plasenta previa menurut
beberapa sumber, adalah sebagai berikut Pada ibu dapat terjadi perdarahan
hingga syok akibat perdarahan,
1. Umur dan paritas anemia karena perdarahan
plasentitis, dan endometritis pasca
2. Endometrium cacat dan bekas persalinan berulang- persalinan.
ulang, bekas operasi, bekas kuretase, dan manual
plasenta. Pada janin biasanya terjadi
3. Korpus leteum bereaksi lambat, dimana endometrium persalinan premature dan
belum siap menerima hasil konsepsi komplikasi seperti Asfiksi berat.
4. Tumor, seperti tumor mioma uteri, polip dan ( Mansjoer, 2002)
endometrium
GAMBAR KLINIS
Sumber perdarahan ialah sinus uterus
yang terobek karena terlepasnya
plasenta dari dinding uterus perdarahan
Pendarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri merupakan gejala utama tidak dapat dihindari karena ketidak
dan pertama dari plasenta previa. Perdarahan dapat terjadi selagi penderita mampuan serabut otot segmen bawah
tidur atau bekerja biasa, perdarahan pertama biasanya tidak banyak, uterus untuk berkontraksi menghentikan
sehingga tidak akan berakibat fatal. Perdarahan berikutnya hampir selalu perdarahan, tidak sebagai serabut otot
uterus untuk menghentikan perdarahan
banyak dari pada sebelumnya, apalagi kalau sebelumnya telah dilakukan
pemeriksaan dalam. Sejak kehamilan 20 minggu segmen bawah uterus, kala III dengan plasenta yang
pelebaran segmen bawah uterus dan pembukaan serviks tidak dapat diikuti letaknya normal makin rendah
oleh plasenta yang melekat dari dinding uterus. Pada saat ini dimulai letak plasenta makin dini
perdarahan terjadi, oleh karena itu
terjadi perdarahan darah berwarna merah segar.
perdarahan pada plasenta
previa totalis akan terjadi lebih dini
dari pada plasenta letak rendah,
  yang mungkin baru berdarah
setelah persalinan mulai.
( Wiknjosostro, 1999 : 368 )
Terapi ek
o pektif
DIAGNOSA 1)      Tu
juan te
supaya rapi ek
janin tid opektif
a k terlah ialah
penderita ir prema
dirawat ture,
pemerik t a npa m
Diagnosis Plasenta Previa Secara saan da elakukan
servikali la m melalui
Defenitif.. Dilakukan dengan PDMO s. Upay
a diagno ka na l i s
secara n sis dilak
yaitu melakukan perabaan secara on-infan
sif pem ukan
dipantau a nt a ua n k
langsung melalui pembukaan serviks secara ke linis
tat dan b
pada perdarahan yang sangat banyak   aik.
dan pada ibu dengan anemia berat,
Syarat-s
tidak dianjurkan melakukan PDMO ya rat terap
iekopekti
sebagai upaya menetukan diagnosis. Kehamil f:
a n pr e t
(Saifudin, 2001) sedikit y erm da
a ng ke m n perda
udi a n be rahan
Belum a rhenti.
da tanda
- t an d a i n
Keadaan partu.
umum ib
u cukp b
Janin ma aik.
sih hidup
.
INSERTIO
VELAMENTOSA

Insertio velamentosa adalah insersi tali pusat pada


selaput janin. Insersi velamentosa sering terjadi pada
kehamilan ganda. Pada insersi velamentosa, tali pusat
dihubungkan dengan plasenta oleh selaput janin.
Kelainan ini merupakan kelainan insersi funiculus
umbilikalis dan bukan merupakan kelainan
perkembangan plasenta. Karena pembuluh darahnya
berinsersi pada membran, maka pembuluh darahnya
berjalan antara funiculus umbilikalis dan plasenta
melewati membran. Bila pembuluh darah tersebut
berjalan didaerah ostium uteri internum, maka
disebut vasa previa. Vasa previa ini sangat berbahaya
karena pada waktu ketuban pecah, vasa previa dapat
terkoyak dan menimbulkan perdarahan yang
ETIOLOGI

Vasa previa terjadi bila pembuluh darah janin


melintasi selaput ketuban yang berada di depan
ostium uteri internum. Pembuluh darah tersebut
dapat berasal dari insersio velamentosa dari
talipusat atau bagian dari lobus suksenteriata
lobus aksesorius. Bila pembuluh darah tersebut
pecah maka akan terjadi robekan pembuluh darah
sehingga terjadi eksanguisasi dan kematian janin.
I
PATOFISOLOG n va sa p re v ia yakni
n ye b a b d ar i pendaraha n tasi selaput
Pe ja n in m e li
luh darah
adaya pembu e p a n o s ti u m uteri
e tu b an ya n g berada di d a htersebut
k m b u lu h d a r
ana pe atofisologi
internum. Dim la m e nt o sa . P
sersio ve
berasal dari in ev ia d is in ih a m pir sama
as a p r
pendarahan v re n a h a m p ir semua
ginya ka
dengan etiolo
.
berhubungan
MANINFESTASI KLINIK
- Dapat timbul perdarahan pada kehamilan 20
minggu
- Darah berwarna merah segar
- Tidak disertai atau dapat disertai nyeri perut
(kontraksi uterus)
- Perdarahan segera setelah ketuban pecah dan
karena perdarahan ini berasal dari anak maka
dengan cepat bunyi jantung anak menjadi
buruk
IAGNO SA
D
Diagnosa
• jarang terdiagnosa sebelum persalinan namun dapat diduga bila usg antenatal
dengan Coolor doppler memperlihatkan adanya pembuluh darah pada selaput
ketuban didepan ostium uteri internum.
• Test Apt : uji pelarutan basa hemoglobin. Diteteskan 2-3 tetes larutan basa
kedalam 1ml darah.
• Iritrosit janin tahan terhadap pecah sehingga campuran akan tetap berwarna
merah. Jika darah tersebut berasal dari ibu, eritrosit akan segera pecah
dancampuran berubah warna menjadi coklat. diagnosa dipastikan pasca salin
dengan pemeriksaan selaput ketuban dan plasenta seringkali janin sudah
meninggal saat diagnosa ditegakkan mengingat bahwa sedikit perdarahan yang
terjadi sudah berdampak gatal bagi janin
RUPTURA SINUS MARGINALIS

Sinus marginalis adalah lakuna vena yang tidak berlanjut, relatif


bebas dari villi, dekat tepi plasenta, terbentuk karena penggabungan
bagian pinggir ruang inter villi dengan lakuna subchorial. Sinus
marginalis ini dapat mengalami ruptur, hal ini biasanya disebut
dengan  Ruptur Sinus Marginalis. Ruptur sinus marginalis adalah
terlepasnya sebagian kecil plasenta dari tempat implantasinya di
dalam uterus sebelum bayi dilahirkan. Berdasarkan tanda dan
gejalanya Ruptur Sinus Marginalis ini merupakan salah  satu
 klasifikasi dari solusio plasenta yaitu solusio plasenta ringan. Solusio
plasenta ringan atau rupture sinus marginalis adalah terlepasnya
plasenta kurang dari ¼ luasnya, tidak memberikan gejala klinik dan
ditemukan setelah persalinan, keadaan umum ibu dan janin tidak
mengalami gangguan, persalinan berjalan dengan lancar pervaginam.
PREDISPOSISI
Penyebab primer rupture sinus marginalis belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa
faktor yang menjadi predisposisi:

1. Faktor trauma
2. Faktor usia ibu
3. Faktor penggunaan kokain
4. Faktor kebiasaan merokok
5. Riwayat solusio plasenta sebelumnya
6. Pengaruh lain: seperti anemia, malnutrisi/defisiensi gizi, tekanan uterus pada vena cava

inferior dikarenakan pembesaran ukuran uterus oleh adanya kehamilan dan lain-lain.
Meskipun penyebabnya sampai kini belum diketahui dengan pasti, tetapi lebih kepada peletakan
plasenta dan usia kehamilan yang semakin tua terjadi pada pertengahan segmen bawah rahim, dia
akan sobek pembuluh darah pinggirnya juga akan ikut pecah sehingga terjadi ruptur, plasenta
yang letaknya normal sekalipun akan meluaskan permukaannya. Sehingga mendekati atau
menutup sama sekali pembukaan jalan lahir. (Sarwono Prawirohardjo, 2005).
Bagian-bagian janin masih mudah teraba.
MANIFESTASI Salah satu tanda yang menimbulkan
KLINIK kecurigaan adanaya solusio plasenta ringan
ini adalah perdarahan pervaginam dan
berwarna kehitam-hitaman, yang berbeda
dengan perdarahan pada plasenta previa
yang berwarna merah segar. Apabila
dicurigai keadaan demikian, dilakukan
pemeriksaan USG.

Ruptura sinus marginalis sama sekali tidak


mempengaruhi keadaan ibu maupun janinnya.
Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya
akan kehitam- hitaman dan jumlahnya sedikit
sekali. Perut mungkin akan terasa agak sakit atau
terus- menerus agak tegang. Uterus yang agak
tegang ini harus diawasi terus menerus apakah
akan menjadi lebih tegang karena perdarahan
terus menerus.
KOMPLIKASI

Komplikasi pada ibu dan janin tergantung dari luasnya plasenta yang
terlepas, usia kehamilan dan lamanya solusio plasenta ringan (ruptur
sinus marginal) ini berlangsung. Komplikasi yang dapat terjadi pada
ibu :

1. Syock perdarahan
2. . Gagal Ginjal
3. Kelainan pembekuan darah
Dari hasil anamnesa terdapat perdarahan
pervaginam, warnanya kehitam-hitaman dan sedikit
O S sakit. Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang
N
G
DI A yang sifatnya terus menerus.  Walaupun demikian,
A bagian-bagian janin masih mudah diraba pada
pemeriksaan dalam  terdapat pembukaan dan ketuban
tegang dan menonjol. Pada waktu persalinan, perdarahan
terjadi tanpa sakit dan menjelang pembukaan lengkap
perlu dipikirkan kemungkinan perdarahan karna sinus
marginalis yang pecah. Karena pembukaan mendekati
lengkap, maka bahaya untuk ibu maupun janinnya tidak
terlalu besar. Pemeriksaan penunjang,dengan
ultrasonografi, dijumpai perdarahan antara plasenta dan
dinding rahim.
PENANGANAN
RUPTURA SINUS
MARGINALIS

Bila usia kehamilan kurang dari 36 minggu dan bila ada perbaikan (perdarahan berhenti,
perut tidak sakit, uterus tidak tegang, janin hidup) dengan tirah baring dan observasi ketat,
kemudian tunggu persalinan spontan.
Bila ada perburukan (perdarahan berlangsung terus gejala solusio plasenta makin
jelas, pada pemantauan dengan USG daerah solusio plasenta bertambah luas), maka
kehamilan harus segera diakhiri. Bila janin hidup, lakukan seksio sesaria, bila janin mati
lakukan amniotomi disusul infus oksitosin untuk mempercepat persalinan (Sarwono, 2005)
Perut tegang sedikit, berarti perdarahannya tidak terlalu banyak, keadaan janin masih baik
dan dapat dilakukan penanganan secara konservatif dengan observasi ketat, perdarahan
berlangsung terus menerus ketegangan makin meningkat, dengan janin yang masih baik
harus segera dilakukan seksio sesaria, perdarahan yang berhenti dan keadaan baik pada
kehamilan prematur dilakukan rawat inap.
Referensi

https://www.academia.edu/31892370/Makalah_lengkap_perdarahan_ant
epartum_solusio_plasenta_plasenta_previa_insersio_velamentosa_vasa_p
revia
438010091-8-Modul-Perdarahan-Antepartum.docx

Anda mungkin juga menyukai