1.Cara kerja
Alat kelamin (penis) di keluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam
vagina sehingga tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan.
2.Efektivitas
Efektivitas cara ini umumnya dianggap kurang, karena bahwa angka kehamilan dengan cara
ini hanya sedikit lebih tiggi dari pada cara mempergunakan kontrasepsi mekanis dan kimiawi.
Kegagalan dengan cara ini dapat disebabkan oleh:
Adanya pengeluaran air mani sebelum ejakulasi (Praejaculatori fluid) yang dapat
mengandung sperma, apalagi pada koitus yang berulang (Repeated coitus)
Terlambatnya pengeluaran penis dari vagina
Pengeluaran semen dekat pada vulva dapat menyebabkan kehamilan, misalnya karena adanya
hubungan antara vulva dan kanalis servikalis uteri oleh benang lendir serviks uteri yang ada
pada masa ovulasi mempunyai spinnbarkeit yang tinggi
Keuntungannya.
3.Kontrasepsi
Efektif bila dilaksanakan dengan benar.
Tidak mengganggu produksi ASI
Dapat digunakan sebagai pendukung metode KB lainnya
Tidak ada efek samping
Dapat digunakan setiap waktu
Cara ini tidak membutuhkan biaya maupun peralatan.
Nonkontrasepsi
Meningkatkan keterlibatan suami dalam keluarga berecana.
Untuk pasangan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dalam
Kekurangan.
1. Untuk mensukseskan cara ini di butuhkan pengendalian diri yang besar dari pihak pria.
Beberapa pria karena factor jasmani dan emosional tidak dapat mempergunakan cara ini.
Selanjutnya, penggunaan cara ini dapat menimbulkan neurasteni.
2. Efektivitas sangat bergantung pada kesediaan pasangan untuk melakukan sangagama
terputus setiap melaksanakannya angka Kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per
tahun)
3. Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak ejakulasi masih melekat
pada penis.
4. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual.
metode lain.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segera.
Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode yang lain.
Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.
Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.
Metode kalender adalah metode yang digunakan berdasarkan masa subur dimana harus
menghindari hubungan seksual tanpa perlindungan kontrasepsi pada hari ke 8-19 siklus
menstruasinya.
2).Dasar :
Ovulasi umumnya terjadi pada hari ke-15 sebelum haid berikutnya tetapi dapat pula terjadi
12-16 hari sebelum haid yang akan datang.Ovulasi selalu terjadi pada hari ke-15 sebelum
haid yang akan datang.Problem terbesar dengan metode kalender adalah bahwa jarang ada
wanita yang mempunyai siklus haid teratur 28 hari.
Untuk dapat menggunakan metode ini kita harus menentukan waktu ovulasi dari data
haid yang dicatat selama 6-12 bulan terakhir.
Keuntungan Kontraseptif
1. Dapat digunakan untuk mencegah atau mendapatkan kehamilan.
2. Tanpa resiko kesehatan yang berkaitan dengan metodenya.
3. Tanpa efek samping sistemik.
4. Murah.
Keuntungan Non-Kontraseptif
1. Pengetahuan meningkat tentang sistem reproduksi.
2. Hindari persetubuhan selama fase kesuburuan dari siklus haid dimana
kemungkinan hamil sangat besar.
3. Kemungkinan hubungan yang lebih dekat diantara pasangan,
4. Keterlibatan pihak laki-laki meningkat dalam perencanaan keluarga.
4).Keterbatasan/Kekurangan Metode Kalender
Mengurangi 11 hari dari siklus haid terpanjang untuk menentukan akhir dari
masa suburnya.Asal angka 11=14-2-1→hari hidup ovum
Kalkulasi masa subur secara tradisional didasarkan pada 3 asumsi :
Ovulasi terjadi pada hari ke-14 ± 2 hari sebelum permulaan haid berikutnya
Spermatozoa bertahan hidup 2-3 hari
Ovum hidup selama 24 jam
7).Siapa Yang Bisa Menggunakan / Indikasi wanita /pasanganDari semua usia subur
Metode suhu basal tubuh mendeteksi kapan ovulasi terjadi.Keadaan ini dapat terjadi karena
progesterone,yang dihasilkan oleh korpus luteum,menyebabkan peningkatan suhu basal
tubuh.Sebelum perubahan suhu basal tubuh dipertimbangkan sebagai masa ovulasi,suhu
tubuh terjadi peningkatan sedikitnya 0,4oF (0,2-0,5 oC)di atas 6 kali perubahan suhu
sebelumnya yang diukur.
Pendeteksi peningkatan suhu tubuh ini kemudian dapat mengidentifikasi dua fase siklus
menstruasi,yakni fase luteum atau fase pasca ovulasi.
Dasar
Peningkatan suhu badan basal 0,2 – 0,5oC pada waktu ovulasi.Peningkatan suhu badan basal
mulai 1-2 hari setelah ovulasi dan disebabkan oleh peningkatan kadar hormone progesterone.
Efektifitas Metode Suhu Badan Basal
Efektifitas metode suhu basal badan cukup baik dengan angka kegagalan 0,3-6,6 kehamilan
pada 100 wanita pertahun.
2.Membantu wanita yang mengalami siklus tidak teratur dengan cara mendeteksi ovulasi
4.Apabila suhu tubuh tidak diukur pada sekitar waktu yang sama setiap hari ini akan
menyebabkan ketidakakuratan suhu tubuh basal.
5.Tidak mendeteksi permulaan masa subur sehingga mempersulit untuk mencapai kehamilan.
6.Membutuhkan masa pantang yang panjang/lama,karena ini hanya mendeteksi masa pasca
ovulasi sehingga abstinen sudah harus dilakukan pada masa pra ovulasi.
A. Dasar
Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi kerena perubahan kadar estrogen.
Lendir serviks yang diatur oleh hormon estrogen dan progesterone ikut berperan dalam
reproduksi.
Pada tiap siklus haid di produksi 2 macam lendir serviks oleh sel-sel serviks, yaitu :
1. Lendir Tipe-E (Estrogenik)
a. Di produksi pada fase akhir pra-ovulasi dan fase ovulasi.
b. Sifat-sifat:
- Banyak, tipis, seperti air (jernih) dan viskositas rendah.
- Spinnbarkeit (elastisitas) besar. Spinnbarkeit : sampai seberapa jauh lendir dapat
diregangkan sebelum putus.
- Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis (fernlike patterns, ferning, arborization).
c. Spermatozoa dapat “menembus” lendir ini.
2. Lendir Type-G (Gestagenik)
a. Diproduksi pada fase awal pra-ovulasi dan setelah ovulasi.
b. Sifat-sifat
- Kental
- Viskositas tinggi
- Keruh (opaque).
c. Dibuat karena peningkatan kadar progesterone.
d. Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini. (Depkes, 2004)
C. Ciri-ciri Lendir Serviks pada berbagai fase dari siklus haid (30 hari)
a. Fase 1 :
- Haid
- Hari 1-5
- Lendir dapat ada atau tidak, dan “tertutup” oleh darah haid.
- Perasaan wanita : basah dan licin (lubrikatif).
b. Fase 2 :
- Pasca haid
- Hari 6-10
f. Fase 6 :
- Akhir pasca-ovulasi atau segera pra-haid.
- Hari 27-30.
- Lendir jernih dan seperti air.
- Perasaan wanita : liat dan / atau lembab dan/atau basah.
D. Teknik Metode Lendir Serviks
a. Abstinens dimulai pada hari pertama diketahui adanya lendir setelah haid dan berlanjut
sampai dengan hari ke-empat setelah gejala puncak (peak symptom).
F. Efektivitas Metode Lendir Serviks
a. Angka kegagalan : 0,4-39.7 kehamilan pada 100 wanita pertahun.
b. Disamping abstinens pada saat yang diperlukan, masih ada 3 sebab lain terjadinya
kegagalan / kehamilan :
- Pengeluaran lendir mulainya terlambat.
- Gejala puncak (peak symptom) timbul terlalu awal/dini.
- Lendir tidak dirasakan oleh si wanita atau dinilai/interpretasi salah. (Hartanto, Hanafi,1994).
gejala kesuburan.
Untuk Konsepsi
• Pasangan yang ingin mencapai kehamilan, senggama dilakukan pada masa subur untuk
mencapai kehamilan.
2. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah abortus), kecuali MOB.
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur, kecuali MOB
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerjasama (berpantang) selama waktu tertentu
dalam siklus haid.
Keadaan Anjuran
Pengeluaran cairan vagina secara menetap Jelaskan kepada klien bahwa akan menjadi lebih
sulit untuk memprediksi kesuburan dengan menggunakan lendir serviks. Jika dia kehendaki,
bantu dia memilih metode lain
. pada Metode Ovulasi Billings (MOB) klien harus belajar benar-benar untuk mengenal pola
dasar ke tidak suburban.
Menyusui Jelaskan kepada klien bahwa akan menjadi lebih sulit untuk mempredikasi
kesuburan dengan menggunakan lendir serviks. Jika dia kehendaki, bantu dia memilih
metode lain. Pada Metode Ovulasi Bilings (MOB) klien harus belajar benar-benar untuk
mengenal pola dasar ke tidak suburan.
a. Tidak dilakukan pada hari yang berurutan selama periode pra-ovulasi pasca haid agar
cairan semen tidak mengaburkan perubahan mukus serviks yang diamati.
b. Pemantangan jika mukus menjadi lengket dan lembab.
c. Senggama diperbolehkan mulai hari ke 4 setelah hari terakir mukus yang lengket dan
basah. (Darney Philip dkk. 2005. Pedoman Klinis Kontasepsi: Jakarta, Indonesia).
Metode lendir serviks dilakukan dengan wanita mengamati lendir serviksnya setiap hari.
Lendir bervariasi selama siklus. Setelah menstruasi, ada sedikit lendir serviks dan ini sering
kali disebut sebagai “kering”. Kadar hormon estrogen dan progesteron rendah dan lendir
tersebut dikenal sebagai lendir tidak subur. Mungkin tidak ada lendir serviks atau mungkin
terlihat lengket dan jika direntangkan diantara dua jari, akan putus. Ketika ovum mulai
matang, jumlah estrogen yang dihasilkan meningkat, yang menyebabkan peningkatan lendir
serviks. Hal ini menandai permulaan fase subur. Kadar estrogen terus naik sebelum terjadi
ovulasi dan jumlah lendir serviks meningkat, menjadi jernih dan melar apabila dipegang
diantara dua jari, lendir dapat diregangkan dengan mudah tanpa terputus. Lendir ini
digambarkan terlihat seperti putih telur mentah dan disebut lendir subur. Hari terakhir lendir
jenis ini disebut hari puncak lendir, yang hanya dapat diidentifikasi secara retrospektif. Empat
hari setelah hari puncak lendir, lendir tersebut menjadi kental, lengket, dan keruh dan disebut
sebagai lendir tidak subur. Perubahan lendir ini terajdi karena ovum telah dilepaskan dan
kadar estrogen telah turun.
Wanita diajar mengamati dan mencatat lendir serviknya beberapa kali dalam sehari, baik
dengan mengumpulkannya pada kertas toilet ataupun dengan memasukkan jari tangannya
kedalam vaginanya untuk memeriksa konsistensi dan tampilannya. Ia juga didorong untuk
mengenali perubahan sensasi lendir serviknya. Uji coba terakhir (Indian Council of Medical
Research Task Force on Natural Family Planning, 1996) yang meneliti metode lendir serviks.
Metode ovulasi dikembangkan pada tahun 1950-an oleh dua orang dokter warga Negara
Australia yaitu Drs.Evelin dan John Billings kemudian diperkenalkan ke Amerika Serikat
pada awal tahun 1970-an.
Definisi
Metode ovulasi didasarkan pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama
siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas
maksimal dengan masa subur.
Dasar
Perubahan siklis dari lendir serviks yang terjadi karena perubahan kadar estrogen.
Pola yang diidentifikasi menunjukkan bahwa individu wanita dapat memperkirakan masa
ovulasi dengan cukup akurat tanpa harus memperhatikan perubahan suhu basal
tubuh.Perubahan pola tersebut antara lain :
Hari-hari kering :
Setelah darah haid bersih,kebanyakan ibu mempunyai 1 sampai beberapa hari tidak terlihat
adanya lendir dan daerah vagina terasa kering
Hari-hari subur :
Ketika terobservasi adanya lendir sebelum ovulasi,ibu dianggap subur ketika terlihat adanya
lendir,walaupun jenis lendir yang kental dan lengket.Lendir subur yang basah dan licin
mungkin sudah ada di servik
Hari Puncak :
Adalah hari terakhir adanya lendir licin,mulur dan ada perasaan basah.
Kenali masa subur dengan memantau lendir yang keluar dari vagina,pengamatan dilakukan
sepanjang hari dan ambil kesimpulan pada malam hari.Periksa lendir dengan jari tangan atau
tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah.Tidak dianjurkan untuk
periksa ke dalam vagina.
Macam-macam Alat Kontrasepsi Page 14
POLITEKNIK KEBIDANAN BHAKTI No :
ASIH PURWAKARTA Tanggal :
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Revisi :
DAN KELUARGA BERENCANA Halaman…. Dari
Untuk menggunakan metode lendir serviks (MOB) seorang wanita harus belajar mengenali
pola kesuburan dan pada dasar ketidak suburannya.Untuk menghindari kekeliruan dan untuk
menjamin keberhasilan pada awal masa belajar,pasangan diminta secara penuh tidak
bersenggama pada siklus haid,untuk mengenali pola kesuburan dan ketidaksuburan.
Efektifitas :
Angka kegagalan metode kontrasepsi sederhana MOB ini adalah 0,4-39,7 100 wanita per
tahun.
3) Gambar suatu tanda @& atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur
yang basah, jernih, licin dan mulur
4) Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental,
putih, keruh dan lengket
b) Periksa lendir setiap kali ke belakang dan sebelum tidur, kecuali ada perasaan sangat basah
pada waktu siang. Setipa malam sebelum tidur, tentukan tingkat yang paling subur dan beri
tanda pada catatan untuk kode yang sesuai. Lendir mungkin akan berubah pada hari yang
sama.
c) Abstinen/ pantang senggama paling sedikit satu siklus sehingga klien akan mengenali
hari-hari lendir, mengenali pola kesubiuran dan pola ketidaksuburan dengan bimbingan
terlatih
e) Pada hari kering setelah haid, aman untuk bersenggama selang satu malam( aturan selang
seling)
f) Hindari senggama segera setelah ada lendir jenis apa juga atau perasaan basah muncul.
(aturan awal)
g) Tandai hari terakhir dengan lendir jernih, licin dan mulur dengan tanda X. Ini adalah hari
puncak (hari ovulasi).
h) Setelah hari puncak ,hindari senggama untuk tiga hari berikut siang dan malam.(aturan
puncak). Mulai dari pagi hari ke empat setelah kering, ini adalah hari hari aman untuk
bersenggama sampai hari haid berikutnya.
1. Pengertian KB kalender
Metode Kalender adalah metode kontrasepsi sederhana ysng dilakukan oleh pasangan suami
istri dengan tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa subur atau ovulasi.
Knaus(ahli kebidanan Vienna) berpendapat bahwa ovulasi terjadi tepat 14 hari sebelum
menstrusi berikutnya.Sedangkan Ogino(ahli ginekologi Jepang) berpendapat bahwa ovulasi
tidak terjadi tepat 14 hari sebelum menstruasi tetapi terjadi 12 atau 16 hari sebelum
menstruasi berikutnya.
2. Efektifitas KB kalender
Bagi wanita dengan siklus haid teratur, efektifitasnya lebih tinggi dibandingkan wanita yang
siklus haidnya tidak teratur .
Pengamatan dilakukan selama enam siklus haid. Lebih efektif bila digunakan dengan
ontrasepsi lain.
Keefektifitasannya juga bergantung pada keiklasan mengikuti petunjuk, angka kegagalan 1 –
25 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan.
Hal yang dapat menyebabkan metode kalender menjadi tidak efektif adalah :
1. Penentuan masa tidak subur didasarkan pada kemampuan hidup sel
sperma dalam saluran reproduksi (sperma mampu bertahan selama 3
hari).
2. Anggapan bahwa perdarahan yang datang bersamaan dengan ovulasi,
diinterpretasikan sebagai menstruasi. Hal ini menyebabkan
perhitungan masa tidak
subur sebelum dan setelah ovulasi menjadi tidak tepat.
3. Penentuan masa tidak subur tidak didasarkan pada siklus menstruasi
Macam-macam Alat Kontrasepsi Page 17
POLITEKNIK KEBIDANAN BHAKTI No :
ASIH PURWAKARTA Tanggal :
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Revisi :
DAN KELUARGA BERENCANA Halaman…. Dari
sendiri.
4. Kurangnya pemahaman tentang hubungan masa subur/ovulasi dengan
perubahan jenis mukus/lendir serviks yang menyertainya.
3. Keuntungan KB Kalender
4. Kerugian KB kalender
Teori lain dalam buku Wikhjosastro H (2005) mengemukakan Kerugian metode kalender,
Yaitu :
1. Diperlukan banyak pelatihan untuk biasa menggunakannya dengan benar
2. Memerlukan pemberian asuhan (non – medis) yang sudah terlatih
3. Memerlukan penahanan nafsu selama fase kesuburan untuk
menghindari kehamilan
5. Indikasi KB kalender
Metode ini mudah dilaksanakan, tetapi dalam prakteknya sukar menentukan pada saat ovulasi
dengan tetap. Hanya sedikit wanita yang mempunyai daur haid teratur, lagi pula dapat terjadi
variasi, lebih-lebih setelah persalinan dan pada tahun-tahun menjelang menopaus.
Yang bisa menggunakan / Indikasi menurut Handayani (2010):
Wanita/pasangan :
1. Dari Semua usia subur
2. Dari semua paritas, termasuk wanita nullipara
Macam-macam Alat Kontrasepsi Page 18
POLITEKNIK KEBIDANAN BHAKTI No :
ASIH PURWAKARTA Tanggal :
MODUL KESEHATAN REPRODUKSI Revisi :
DAN KELUARGA BERENCANA Halaman…. Dari
6. Kontraindikasi KB kalender
Yang seharusnya tidak menggunakan/kontak indikasi
1. Perempuan yang dari segi umur, paritas ata umasalah kesehatannya
membuat kehamilan menjadi suatu kondisi resiko tinggi
2. Perempuan sebelum mendapat haid (menyusui, segera setelah
(abortus), kecuali MOB
3. Perempuan dengan siklus haid yang tidak teratur
4. Perempuan yang pasangannya tidak mau bekerja sama
(berpantang) selama waktu tertentu dalam siklus haid.
5. Perempuan yang tidak suka menyentuh daerah genitalianya