M A S A N I FA S
DISUSUN OLEH :
ANISA EKA AY U Z U L FA
CICI DELIMA DESRI HASAN
E LYA T I A N A R F I T R A A N J A N I
INKA FUJI LILIS SUMINAR
NABILA HUSNA N A D YA S U R YA
N I K I F E B R I YA N T I N O V I TA A N A N D A
NURSYIAH M REINA MUTIA
R I K A L I S T I YAWAT I S A L S A B E L L I N D A
S H E T YA M E I TA TIARA MUSTIKA
VIA ARIVIA YULI AMELIA
S I T I A I N U N H A R D I YA N T Y H E R AWAT I L I S A U TA M I
PENGERTIAN
Nifas (puerineum) adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk
pulihnya kembali alat kandungan, lamanya 6 minggu. Pada masa ini terjadi
banyak perubahan fisiologis ibu dimulai saat hamil dan memasuki masa nifas.
Perubahan alat-alat genital baik interna maupun eksterna kembali seperti semula
seperti sebelum hamil disebut involusi. Bidan mempunyai peran memfasilitasi
ibu untuk mengatasi dan memahami perubahanperubahan seperti perubahan
vulva, vagina dan perineum, perubahan pada serviks, involusi uteri, involusi
tempat plasenta, perubahan endometrium, ligamen, payudara, dan adanya lokhea.
TUJUAN ASUHAN MASA NIFAS
Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan .
1. Menjaga Kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi.
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, medetksi masalah, mengobati atau
merujuk bila terjakomplikasi pada ibu maupun bayinya.
3. Memberikan Pendidikan Kesehatan tentang perawatan Kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan
perawatan bayi sehat.
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana
PERUBAHAN ANATOMI FISIOLOGI PADA MASA NIFAS DAN
PROSES
LAKTASI
1. Perubahan pada Vulva, Vagina, dan Perineum
Selama proses persalinan vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan,
setelah beberapa hari persalinan kedua organ ini kembali dalam keadaan kendor. Rugae timbul
kembali pada minggu ke tiga. Himen tampak sebagai tonjolan kecil dan dalam proses
pembentukan berubah menjadi karankulae mitiformis yang khas bagi wanita multipara.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan
pertama. Perubahan pada perineum pasca melahirkan terjadi pada saat perineum mengalami
robekan. Robekan jalan lahir dapat terjadi secara spontan ataupun dilakukan episiotomi
dengan indikasi tertentu. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan
tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat
dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian.
2. Perubahan pada Serviks
Segera setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi posisi fundus
uteri berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan simfisis, atau sedikit
lebih tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama dan kemudian mengerut,
sehingga dalam dua minggu telah turun masuk ke dalam rongga pelvis dan tidak
dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus melibatkan pengreorganisasian dan
pengguguran desidua serta penglupasan situs plasenta, sebagaimana diperlihatkan
dalam pengurangan dalam ukuran dan berat serta warna dan banyaknya lokia.
Banyaknya lokia dan kecepatan involusi tidak akan terpengaruh oleh pemberian
sejumlah preparat metergin dan lainnya dalam proses persalinan. Involusi tersebut
dapat dipercepat prosesnya bila ibu menyusui bayinya.
Lanjutan….
Akibat involusi uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta
akan menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
Percampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lokia. Lokia adalah
ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang
membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada
vagina normal. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir) meskipun tidak terlalu
menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Lokia mengalami
perubahan karena proses involusi. Pengeluaran lokia dapat dibagi menjadi lokia
rubra, sanguilenta, serosa dan alba.
5. Involusi Tempat Plasenta
Uterus pada bekas implantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan
menonjol ke dalam kavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, dengan cepat luka
mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2
cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas, bekas
plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus.
Luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena diikuti
pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka.
Regenerasi endometrium di tempat implantasi plasenta selama
sekitar 6 minggu. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam
decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini mengikis pembuluh darah yang membeku
pada tempat implantasi plasenta hingga terkelupas dan tidak dipakai lagi pada
pembuangan lokia.
6.Perubahan pada Endometrium