1. Herawati
2. Neng Tia Widasari
3. Vira siva A
4. Rizka Mutiara Wijaya
Pelaksanaan pertemuan
Rutin GSI dalam Promosi
Suami,Bidan & Desa Siaga
pendahuluan
Dalam upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu (AKI)
maka semua hal yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan ibu harus
mendapatkan penanganan dan perhatian yang baik khususnya dari
pemerintah.
Pada tahun 1996 telah dibentuk suatu gerakan masyarakat yang merupakan
bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan melaui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas sebagai investasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang
lebih sehat dan berkualitas yang disebut dengan GIS (Gerakan Sayang Ibu)
atau dikenal dengan Safe Motherhood.
Tinjauan pustaka
GERAKAN SAYANG IBU
Aten
PUS
( calon Media Sektor
( Pasangan
pengantin ) Usia Subur )
masa Terkait
Institusi
Ibu Ibu meneteki Kesehatan
hamil,bersali masa perawatan
n dan nifas bayi
Kaum
Institusi bapa/pria
Masyarakat
Tokoh
Suami & seluruh
masyarakat
anggota keluarga
dan tokoh
agam
Strategi GSI
Melalui pendekatan kemasyarakatan,
dikembangkan dalam bentuk
a. Desentralisasi c. Keluarga
b. Kemandirian d. kemitraan
Pelaksanaan Pertemuan Rutin GSI Dalam Promosi Suami,
Bidan Dan Desa Siaga
1. Perencanaan Dan Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu
a. Identifikasi masalah
b. Penentuan masalah
c. Penentuan tujuan
d. Pengembangan alternatif pemecahan masalah
e. Penentuan rencana operasional
1.Langkah kegiatan ( jadwal kegiatan)
2.Tenaga pelaksana
3.Dukungan dana dan saran Monitoring
4.dan Pelaporan Evaluasi kegiatan
lanjutan
1. Tingkat kelurahan
• Membentuk satuan tugas GSI
• Menyusun rencana kerja GSI dalam menggalakan tabulin,
• Mengumpulkan data ibu hamil ibu bersalin, ibu nifas, kematian ibu/bayi, dan
melaporkan hasilnya kepada satgas GSI kecamatan
• Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan keluarga sasaran Melaporkan hasil
kegiatan GSI kelurahan kepada satgas GSI kecamatan setiap bulan selmbat-
lambatnnya pada tanggal 20.
• Meningkatkan pendapatan keluarga, khususnnya keluarga yang memiliki ibu
hamil, melalui berbagai program usaha peningkatan pendapatan keluarga
(UPPK/UPPK Sejahtera)
• Petugas puskesmas pembina kelurahan dan PLKB memberdayakan keluarga
dan ibu hamil melalui peningkatan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak
agar setiap ibu hamil memiliki tabulin
2. Tingkat kecamatan
• Membentuk satuan tugas GSI
• Menyusun rencana kerja kecamatan sayang ibu dan menggalakan tabulin serta
menyampaikan rencana kerja ke kelompok kerja (pokja) GSI kota/ kabupaten
• Menyelenggarakan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
kegiatan dalam instansi terkait GSI kecamatan
• Memberi bimbingan dalam pemecahan masalah kepada satuan tugas GSI
kelurahan
• Menghimpun hasil kegiatan satuan tugas kelurahan dan melaporkan hasilnya
kepada keompok kerja GSI kota/ Kabupaten setiap bulan selambat- lambatnya pada
tanggal 25 Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan keluarga sasaran
Peran kader/ PKK
dalam GSI
1. Peran kader/PKK dalam GSI sangat berpengaruh karena kader/PKK
melakukan kegiatan ibu-ibu dengan pengaderan 5T
2. Pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan
3. Indikator keberhasilan sebelum &
sesudah GSI
b. Secara Kultural
Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan
hanyalah persoalan wanita.
Asuhan Sayang Ibu
CIMS mengatakan bahwa landasan
filosofis dari asuhan sayanag ibu
adalah sebagai berikut:
• Kelahiran adalah suatu proses alamiah
• Pemberdayaan
• Jangan menimbulkan penderitaan
• Tanggung jawab
Kesimpulan
Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui
percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis.
Pelaksanaan Pertemuan Rutin Gsi Dalam Promosi “Suami, Bidan Dan Desa Siaga” meliputi :