Anda di halaman 1dari 24

Kelompok 7

1. Herawati
2. Neng Tia Widasari
3. Vira siva A
4. Rizka Mutiara Wijaya
Pelaksanaan pertemuan
Rutin GSI dalam Promosi
Suami,Bidan & Desa Siaga
pendahuluan
Dalam upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu (AKI)
maka semua hal yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan ibu harus
mendapatkan penanganan dan perhatian yang baik khususnya dari
pemerintah.
Pada tahun 1996 telah dibentuk suatu gerakan masyarakat yang merupakan
bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup
perempuan melaui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap penurunan
Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan
nifas sebagai investasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang
lebih sehat dan berkualitas yang disebut dengan GIS (Gerakan Sayang Ibu)
atau dikenal dengan Safe Motherhood.
Tinjauan pustaka
GERAKAN SAYANG IBU

Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang


mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui
percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan
bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka
meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya
integrative dan sinergis. GSI didukung pula oleh Aliansi Pita
Putih (White Ribbon Alliance).
SEJARAH GSI
Gerakan sayang ibu dicanangkan oleh pemerintah pada tanggal 22 desember
1996, bertepatan dengan hari ibu. Dengan gerakan tersebut diharapakan Angka
Kematian Ibu (AKI) pada akhir pelita IV dapat diturunkan dari 225 per 100.000
kelahiran hidup menjadi 80 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018 atau
akhir pembangunan Jangka Panjang Kedua. Setelah berhasil menyukseskan
program Desa Siaga dan Gerakan Sayang Ibu, pemerintah melanjutkan
program lainya dengan memberdayakan perempuan melalui Kementrian
Pemberdayaan perempuan dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) yang bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat (USAID)
meluncurkan program suami siaga, bidan siaga, dan warga siaga. Mengigat
bahwa tanggung jawab ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi bukan hanya
tanggung jawab ibu saja, tetapi tanggu jawab dari semua komponen masyarakat
yang meliputi bidan, suami, keluarga, ataupun masyarakat yang berbeda di
sekitarnya
3 (Tiga) Unsur Pokok GSI
1.Gerakan sayang ibu merupakan 2. Gerakan Sayang ibu mempunyai
gerakan yang dilaksanakan oleh tujuan untuk peningkatan dan
masyarakat bersama dengan perbaikan kualitas hidup
pemerintah perempuan sebagai sumber daya
manusia

3. Gerakan Sayang ibu bertujuan untuk


mempercepat penurunan angka kematian ibu
karena hamil,melahirkan dan nifas.
Suami Siaga ( siap antar dan jaga )
Suami siaga adalah suami yang siap menjaga istrinya yang sedang
hamil, menyediakn tabungan bersalin, serta memberikan
kewenangan untuk menggunakannya apabila terjadi masalah
kehamilan. Suami siaga mempunyai jaringan dengan tetangga
potensial yang mampu mengatasi masalah kegawatdaruratan
kebidanan. Suami siaga juga memiliki pengetahuan tentang tanda
bahaya kehamilan, persalinan, nifas, dan mengutamkan
keselamatan istri.
Sasaran GSI
a. langsung b. Tidak langsung

Aten
PUS
( calon Media Sektor
( Pasangan
pengantin ) Usia Subur )
masa Terkait

Institusi
Ibu Ibu meneteki Kesehatan
hamil,bersali masa perawatan
n dan nifas bayi
Kaum
Institusi bapa/pria
Masyarakat
Tokoh
Suami & seluruh
masyarakat
anggota keluarga
dan tokoh
agam
Strategi GSI
Melalui pendekatan kemasyarakatan,
dikembangkan dalam bentuk

a. Desentralisasi c. Keluarga

b. Kemandirian d. kemitraan
Pelaksanaan Pertemuan Rutin GSI Dalam Promosi Suami,
Bidan Dan Desa Siaga
1. Perencanaan Dan Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu
a. Identifikasi masalah
b. Penentuan masalah
c. Penentuan tujuan
d. Pengembangan alternatif pemecahan masalah
e. Penentuan rencana operasional
1.Langkah kegiatan ( jadwal kegiatan)
2.Tenaga pelaksana
3.Dukungan dana dan saran Monitoring
4.dan Pelaporan Evaluasi kegiatan
lanjutan

2. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Sayang Ibu

Kegiatan GSI meliputi:


a. Kegiatan operasional.
1) Pembentukan kelompok kerja GSI dengan pembentukan satuan tugas
kecamatan sayang ibu dan satuan tugas kelurahan sayang ibu.
2). Penyusunan rencana kerja terpadu, terutama:
a) Meningkatkan cakupan ibu hamil (ANC)
b) Deteksi risiko tinggi ibu hamil
c) Mengembangkan tabungan ibu bersalin (tabulin) melalui berbagai cara
3).Pemantauan dan bimbingan terpadu pelaksanaan GSI secara berjenjang.
4). Laporan umpan balik secara berkala tentang hasil pelaksanaan GSI kepada
semua instansi terkait
sosialisasi, yang dilakukan
melalui
1.Penyuluhan melalui semua jalur komunikasi yang tersedia dan diharapkan masyarakat berperan
aktif dalam:

a.Mendata ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya


b. Mendeteksi adanya risiko ibu hamil
c.Merencanakan persalinan yang aman
d.Mendorong keluarga ibu untuk melaksanakan tabulin
e.Membantu proses pengambilan keputusan di tingkat keluarga saat ibu bersalin akan dirujuk
f. Melaksanakan pendataan kelahiran, kematian ibu bersalin, dan kematian bayi

2.Materi penyuluhan ditekankan pada:


a.Perencanaan kehamilan
b. Pentingnya pemeriksaan kehamilan •
c.Deteksi dini risiko ibu hamil
d.Rencana persalinan yang aman
e.Rujukan dini terencana
f.Pendataan dan pelaporan kehamilan, kematian ibu dan bayi
lanjutan

3. Penyuluhan dapat dilaksanakan oleh:


a.Pejabat pemerintah
b.Petugas kesehatan
c.Tokoh agama/ masyarakat
d.Organisasi masyarakat (PKK,LKMD, LSM)
Kegiatan pada tingkat administrasi

1. Tingkat kelurahan
• Membentuk satuan tugas GSI
• Menyusun rencana kerja GSI dalam menggalakan tabulin,
• Mengumpulkan data ibu hamil ibu bersalin, ibu nifas, kematian ibu/bayi, dan
melaporkan hasilnya kepada satgas GSI kecamatan
• Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan keluarga sasaran Melaporkan hasil
kegiatan GSI kelurahan kepada satgas GSI kecamatan setiap bulan selmbat-
lambatnnya pada tanggal 20.
• Meningkatkan pendapatan keluarga, khususnnya keluarga yang memiliki ibu
hamil, melalui berbagai program usaha peningkatan pendapatan keluarga
(UPPK/UPPK Sejahtera)
• Petugas puskesmas pembina kelurahan dan PLKB memberdayakan keluarga
dan ibu hamil melalui peningkatan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak
agar setiap ibu hamil memiliki tabulin
2. Tingkat kecamatan
• Membentuk satuan tugas GSI
• Menyusun rencana kerja kecamatan sayang ibu dan menggalakan tabulin serta
menyampaikan rencana kerja ke kelompok kerja (pokja) GSI kota/ kabupaten
• Menyelenggarakan koordinasi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian
kegiatan dalam instansi terkait GSI kecamatan
• Memberi bimbingan dalam pemecahan masalah kepada satuan tugas GSI
kelurahan
• Menghimpun hasil kegiatan satuan tugas kelurahan dan melaporkan hasilnya
kepada keompok kerja GSI kota/ Kabupaten setiap bulan selambat- lambatnya pada
tanggal 25 Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan keluarga sasaran
Peran kader/ PKK
dalam GSI
1. Peran kader/PKK dalam GSI sangat berpengaruh karena kader/PKK
melakukan kegiatan ibu-ibu dengan pengaderan 5T
2. Pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan
3. Indikator keberhasilan sebelum &
sesudah GSI

 Semakin dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI


 Semakin meningkat dan mantapnya pengetahuan dan pemahaman
mengenai GSI
 Setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga
 Ibu hamil semakin mengenali masalah kehamilan
Hambatan
Akan tetapi GSI juga menemui hambatan dalam pelaksanaannya, antara lain :
a. Secara Struktural Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga
orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah program wajib
yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat Keputusan).

b. Secara Kultural
Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan
hanyalah persoalan wanita.
Asuhan Sayang Ibu
CIMS mengatakan bahwa landasan
filosofis dari asuhan sayanag ibu
adalah sebagai berikut:
• Kelahiran adalah suatu proses alamiah
• Pemberdayaan
• Jangan menimbulkan penderitaan
• Tanggung jawab
Kesimpulan
Gerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui
percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis.

Pelaksanaan Pertemuan Rutin Gsi Dalam Promosi “Suami, Bidan Dan Desa Siaga” meliputi :

1.Perencanaan Dan Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu Melalui langkah-langkah :


a. Identifikasi masalah
b. Penentuan masalah
c. Penentuan tujuan
d. Pengembangan alternatif pemecahan masalah
e. Penentuan rencana operasional
2. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Sayang Ibu Kegiatan GSI meliputi:
a. Kegiatan operasional.
b. Kegiatan sosialisasi, yang dilakukan melalui:
c. Kegiatan pada tingkat administrasi.
Jurnal
Perhatian pada kesehatan ibu di Indonesia masih kurang. Hal ini dilihat dari
angka kematian ibu yang cukup tinggi. Namun di kawasan eks karesidenan
Surakarta, Kabupaten Klaten menunjukkan penurunan angka kematian ibu
pada tahun 2013 – 2015 yang menandakan adanya inovasi yang dilakukan
dalam menekan angka kematian ibu. Inovasi tersebut dilakukan dalam
pelaksanaan gerakan sayang ibu sebagai gerakan masyarakat dan
pemerintah, yang dalam hal ini di lakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Klaten, guna meningkatkan hidup perempuan yang memberikan dampak
pada penurunan angka kematian ibu.Tujuan dari penelitian ini adalah
mengetahui proses, tipologi dan faktor yang mempegaruhi dalam inovasi
gerakan sayang ibu di Kabupaten Klaten.Metode penelitian yang digunakan
adalah adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber
data diperoleh melalui wawancara langsung, observasi dan studi dokumen,
Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive. Untuk memenuhi
validitas dan reliabilitas data, digunakan triangulansi data. Teknik analisis
data yang telah dilakukan selama penelitian di lapangan
menggunakan model Analisis Interaktif (Miles-Huberman).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses inovasi gerakan sayang ibu di kabupaten
Klaten telah dilaksanakan melalui tahapan pengembangan, implementasi dan
pengecekan. Namun dalam proses inovasi belum dilakukan penyesuaian guna
menyebar luasakan inovasi dan merencanakan pengembangan inovasi selanjutnya.
Sedangkan, tipologi inovasi gerakan sayang ibu di Kabupaten Klaten merupakan inovasi
administratif untuk inovasi Antar Bumil Minta Ampo, yang dibuktikan dengan adanya
pengenalan proses pengawasan minum obat (PMO) yang menghasilkan kartu monitor
PMO guna meningkatkan produktivitas ibu hamil dalam meminum tablet tambah darah
(TTD), dan inovasi implementasi kebijakan dan program untuk inovasi Pergiwa Cantik
dan Terampil yang memberikan pelayanan dalam bentuk perawatan gigi dan mulut pada
calon pengantin.Disamping itu, dalam pelaksanaan inovasi, terdapat faktor yang
mempegaruhi inovasi yang dilihat dari tingkat lingkungan, tingkat organisasi, karakter
inovasi, dan tingkat individu dimana faktor – faktor tersebut dapat mendukung maupun
manghambat pelaksanaan gerakan sayang ibu di Kabupaten Klaten
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai