Anda di halaman 1dari 39

ASUHAN

KEPERAWATAN
GAWATDARURAT
PERDARAHAN
ANTEPARTUM
KELOMPO
K4
JUANDA PRISILYA PESIK
ADITYO EKAPUTRA
SUDJIATMORO
KESYE OROH
TIA AFIKA GONIBALA
TRIVENA DEBORA
VENIDORA AGAPA
PENGERTIAN
Perdarahan antepartum adalah perdarahan
pervaginam semasa kehamilan di mana
umur kehamilan telah melebihi 28 minggu
atau berat janin lebih dari 1000 gram
(Manuaba, 2010). Sedangkan menurut
Wiknjosastro (2007), perdarahan antepartum
adalah perdarahan pervaginam yang timbul
pada masa kehamilan kedua pada kira-kira
3% dari semua kehamilan. Jadi dapat
disimpulkan perdarahan antepartum adalah
perdarahan yang terjadi pada akhir usia
kehamilan
JENIS-JENIS PERDARAHAN
ANTEPARTUM

01 02
PLASENTA SOLUSIO
PREVIA PLASENTA
1. PLASENTA
PREVIA

Plasenta previa adalah plasenta atau


biasa disebut dengan ari-ari yang
letaknya tidak normal, yaitu pada
bagian bawah rahim sehingga dapat
menutupi sebagian atau seluruh
pembukaan jalan rahim. Pada keadaan
normal ari-ari terletak dibagian atas
rahim
 Klasifikasi
Jenis-jenis plasenta previa di dasarkan atas teraba jaringan plasenta atau ari-ari melalui
pembukaan jalan lahir pada waktu tertentu.

1. Plasenta previa totalis, yaitu apabila 3. Plasenta Previa marginalis, yaitu apabila
seluruh pembukaan tertutup oleh pinggir plasenta atau ari-ari berada tepat pada
jaringan plasenta atau ari-ari. pinggir pembukaan jalan ari.

2. Plasenta previa parsialis, yaitu 4. Plasenta letak rendah, yaitu apabila letak tidak
apabila sebagian pembukaan tertutup normal pada segmen bawah rahim akan tetapi
oleh jaringan plasenta. belum sampai menutupi pembukaan jalan
lahir (Wiknjosastro, 2005).
ETIOLOGI

01 02 03 04 05
Tumor-tumor,
Hipoplasa Endometrium cacat
Umur Korpus luteum
seperti mioma pada bekas
endometrium, bereaksi lambat,
uteri, polip dan persalinan berulang-
bila kawin dan dimana endometrium
ulang, bekas operasi,
endometrium. Paritas hamil pada kuretase dan manual
belum siap menerima
hasil konsepsi.
Kadang-kadang plasenta.
umur muda
pada mal nutrisi
PATOFISIOLOGI
Perdarahan tanpa alasan dan tanpa rasa nyeri
merupakan gejala utama dan pertama dari plasenta
previa. Walaupun perdarahannya sering dikatakan Sumber perdarahannya ialah sinus uterus
terjadi pada triwulan ketiga, akan tetapi tidak yang terobek karena terlepasnya plasenta dan
jarang pula dimulai sejak kehamilan 20 minggu dinding rahim atau karena robekan sinus
karena sejak itu segmen bawah rahim telah marginalis dari plasenta. Perdarahannya tidak
terbentuk dan mulai melebar serta menipis. dapat dihindarkan karena ketidakmampuan
Dengan bertambah tuanya kehamilan, segmen serabut otot segmen bawah rahim untuk
bawah rahim akan lebih melebar lagi, dan leher berkontraksi menghentikan perdarahan itu,
rahim mulai membuka. Apabila plasenta atau ari- tidak sebagaimana serabut otot uterus
ari tumbuh pada segmen bawah rahim, pelebaran menghentikan perdarahan pada kala III dengan
segmen bawah rahim dan pembukaan leher rahim plasenta yang letaknya normal, makin rendah
tidak dapat diikuti oleh plasenta yang melekat letak plasenta, makin dini perdarahan terjadi
disitu tanpa terlepasnya sebagian plasenta dari (Winkjosastro, 2005)
dinding rahim. Pada saat itulah mulai terjadi
perdarahan
TANDA DAN GEJALA

Gejala utama dari plasenta previa


adalah timbulnya perdarahan
secara tiba-tiba dan tanpa diikuti
rasa nyeri.
●Untuk menentukan penanganan yang tepat, guna mengatasi perdarahan
antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa. Perlu dilakukan beberapa langkah
pemeriksaan.
PEMERIKSAAN

1. Pemeriksaan luar : Pemeriksaan ini bertujuan untuk memastikan letak janin

2. Pemeriksaan inspekulo : Pemeriksaan ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui sumber


terjadinya perdarahan

3. Penentuan letak plasenta tidak langsung : Pemeriksaan ini bertujuan untuk megetahui
secara pasti letak plasenta atau ari-ari. Pemeriksaan ini dapat dilakukan dangan radiografi,
radioisotopi dan ultrasonografi.

4. Penentuan letak plasenta secara langsung.: Pemeriksaan ini bertujuan untuk menegakkan
diagnosis yang tepat tentang adanya dan jenis plasenta previa dan pemeriksaan ini bisa
dilakuka
Pengaruh Plasenta Pengaruh
Previa Terhadap Plasenta
KOMPLIKASI
Kehamilan Previa
Terhadap
Persalinan

Kesalahan letak janin, • Prolaps tali pusat (tali pusat menumbung)


persalinan prematur
• Prolaps plasenta
plasenta atau ari-ari Letak janin yang tidak normal,
yang lepas, kadar menyebabkan persalinan akan menjadi • Plasenta melekat, sehingga harus dikeluarkan manual
progesteron turun dan kalau perlu dibersihkan dengan kerokan
tidak normal, Bila ada plasenta previa
lateralis, ketuban pecah atau dipecahkan • Robekan-robekan jalan lahir karena Tindakan

dapat menyebabkan terjadinya prolaps • Perdarahan setelah kehamilan


funiculi. Sering dijumpai inersia primer, • Infeksi karena perdarahan yang banyak
Perdarahan
• Bayi lahir prematur atau berat badan lahir rendah
(Mochtar, 2011)
Ada 2 cara penanganan yang bisa dilakukan :

01 02
Terapi ekspektatif atau sikap
menunggu Terapi Aktif atau Tindakan Segera
Tujuannya adalah supaya janin tidak
terlahir sebelum waktunya dan Wanita hamil diatas 22 minggu dengan
tindakan yang dilakukan untuk perdarahan pervaginam yang aktif dan banyak
meringankan gejala-gejala yang harus segera dilaksanakan secara aktif tanpa
diderita. Penderita dirawat tanpa memandang kematangan janin
melakukan pemeriksaan dalam melalui
kanalis servikalis.
2. SOLUSIO PLASENTA

Solusio Plasenta adalah terlepasnya


plasenta atau ari-ari dari tempat
perlekatannya yang normal pada rahim
sebelum janin dilahirkan
KLASIFIKASI
Menurut derajat lepasnya plasenta solusio

parsialis totalis prolapus

Bila hanya
Bila seluruh Bila plasenta
sebagian saja plasenta
plasenta sudah turun ke bawah dan
terlepasnya dari
terlepasnya dari tempat teraba pada
tempat perletakannya.
perlekatannya
pemeriksaan dalam.
I
1) Trauma langsung terhadap Ibu hamil
3) Dapat terjadi pada kehamilan dengan tali pusat
a) Terjatuh trauma tertelungkup
yang pendek faktor predisposisi terjadinya solusio

b) Tendangan anak yang sedang digendong plasenta adalah:

c) Atau trauma langsung lainnya a) Hamil tua

2) Trauma Kebidanan, artinya solusio plasenta b) Mempunyai tekanan darah tinggi atau eklampsia

terjadi karena tindakan kebidanan yang dilakukan :


c) Bersamaan dengan pre-eklampsia atau eklampsia
a) Setelah versi luar
d) Tekanan vena kava inferior yang tinggi

b) Setelah memecahkan air ketuban


e) Kekurangan asam folik

c) Persalinan anak kedua hamil kembar


PATOFISIOLOGI
Perdarahan dapat terjadi dari pembuluh darah plasenta
Sebagian darah akan menyelundup di bawah selaput
atau uterus yang membentuk hematoma pada desidua, sehingga
ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk
plasenta terdesak dan akhirnya terlepas. Apabila perdarahan
ke dalam kantong ketuban atau mengadakan ekstravasasi diantara
sedikit, hematoma yang kecil itu hanya akan mendesak jaringan
serabut otot rahim.
plasenta, peredaran darah antara rahim dan plasenta belum
terganggu dan tanda serta gejalanya pun tidak jelas. Nasib janin tergantung dari luasnya plasenta yang terlepas
Kejadiannya baru diketahui setelah plasenta lahir, yang pada dari dinding rahim. Apabila sebagian besar atau seluruhnya
pemeriksaan didapatkan cekungan pada permukaan maternalnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian janin. Apabila
dengan bekuan darah lama yang berwarna kehitam-hitaman sebagian kecil yang terlepas, mungkin tidak berpengaruh sama
Biasanya perdarahan akan berlangsung terus menerus sekali, atau mengakibatkan gawat janin. Waktu sangat menentukan
karena otot uterus yang telah meregang oleh kehamilan itu tidak hebatnya gangguan pembekuan darah, kelainan ginjal, dan nasib
mampu untuk lebih berkontraksi menghentikan perdarahannya. janin. Makin lama sejak terjadinya solusio plasenta, makin hebat
Akibatnya, hematoma retroplasenter akan bertambah besar, terjadinya komplikasi (Manuaba,
sehingga sebagian dan akhirnya seluruh plasenta terlepas dari
dinding rahim.
TANDA DAN GEJALA
Solusio Plasenta yang ringan pada umunya tidak
menunjukkan gejala yang jelas, perdarahan yang dikeluarkan
hanya sedikit. Tapi biasanya terdapat perasaan sakit yang
tiba-tiba diperut, kepala terasa pusing, pergerakan janin
awalnya kuat kemudian lambat dan akhirnya berhenti.
Fundus uteri naik, rahim teraba tegang.

PEMERIKSAAN PENANGANAN
Untuk menentukan penanganan yang • Terapi Konservatif : Prinsipnya kita menunggu perdarahan
tepat untuk mengatasi solusio plasenta,
berhenti dan kemudian persalinan berlangsung spontan
pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan fisik secara umum • Terapi aktif :Prinsipnya kita mencoba melakukan tindakan
dengan maksud agar anak segera dilahirkan dan pedarahan
2) Pemeriksaan khusus berupa palpasi
abdomen, auskultasi, pemeriksaan dalam serta berhenti.
ditunjang dengan pemeriksaan ultrasonogravi.
ASUHAN
KEPERAWATAN  PADA Ny.U
DENGAN PERDARAHAN
ANTEPARTUM, PLASENTA
PREVIA TOTALIS
● IDENTITAS PASIEN
● Nama  : Ny U
● Tempat/tgl lahir/umur : Bumiayu/ 24 Januari 1968/ 41 tahun
● Agama : Islam
● Status perkawinan : Menikah
● Pendidikan terakhir  : SMA
● Pekerjaan  : Ibu rumah tangga
● Alamat  : Pruwatan RT 7/ RW 3 Bumiayu
● Suku Bangsa  : Jawa
● Diagnosa Medis  : Perdarahan antepartum, plasenta previa totalis.
● Nomor RM/CM  : 772552
● Tanggal Masuk RS  : 1 Maret 2015
● Tanggal/jam pengkajian  : 2 Maret 2015/ 10.00 WIB
RIWAYAT KESEHATAN

● Keluhan utama : Perdarahan saat kehamilan

● Riwayat kesehatan sekarang:

Klien datang/kiriman dari Rumah Bersalin (RB) Alam Medica pada tanggal 1 Maret 2015,
G3P2A0 dengan plasena previa totalis. rembesan air tidak ada, perdarahan pervaginam
bergumpal sejak tanggal 1 Maret 2015 jam 01.30

● Riwayat kesehatan dahulu

Klien tidak memiliki riwayat penyakit yang menyertai kehamilan, seperti penyakit jantung,
paru, hipertensi, DM.
PEMERIKSAAN
. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum: tingkat kesadaran CM status gizi tidak ada masalah, gizi tercukupi.

2. TTV: suhu 37,1 0C, nadi 84 x/mnt, tekanan darah 100/70 mmHg, respirasi 20 x/mnt.

3. Pemeriksaan head to to:

a. Kepala: kesan wajah (chloasma gravidarum) ada dibagian pipi, kondisi rambut: rambut klien
pendek berwarna hitam, kebersihan rambut agak kotor karena selama masuk RS klien belum pernah
keramas.

b. Mata: kebersihan bersih, discharge tidak ada, refleks terhadap cahayanormal, konjuctiva normal
yaitu tidak pucat, sclera normal yaitu warna sklera putih tidak ada kemerahan.

c. Hidung: simetris, bersih, discharge tidak ada.


● d. Telinga: bentuk normal, kebersihan bersih dan discharge tidak ada, fungsi
pendengaran normal.
● e. Mulut dan tenggorokan: kemampuan bicara tidak terdapat masalah, klien dapat
bicara secara normal, kebersihan bersih, tidak ada sianosis, adakah deviasi tidak
ada.
● f. Leher: peningkatan JVP tidak ada, tiroid: pembesaran kelenjar tiroid tidak ada.
● g. Tengkuk: kaku kuduk tidak ada.
● h. Dada: inspeksi bentuk dada simetris, retraksi dinding dada tidak ada,gerakan
nafas tidak ada usaha napas tambahan, palpasi suara napasvesikuler, suara ronkhi
dan wezing tidak ada, nyeri tekan tidak ada, perkusi bunyi paru dan batas jantung
dan paru perkusi paru sonor, batas antara jantung dan paru jelas, auskultasi suara
paru vesikuler, bunyi jantung (I, II, III) S1 > S2, irama jantung reguler, murmur
tidak ada, gallop tidak ada.
● i. Payudara: bentuk simetris, ukurannya mulai membesar, kebersihan bersih, aerola
terjadi peningkatan pigmentasi, ASI belum keluar, kolostrumbelum keluar,
konsistnsi/massa tidak ada, putting: menonjol.
● j. Abdomen: dinding perut supel, tidak ada pembesaran hati dan limpa, peristaltik usus
normal yaitu 12 x/mnt.
● k. Punggung: vertebrae, ginjal dalam batas normal.
● l. Panggul: normal
● m. Genetalia wanita: edema vulva ada, varises ada, keputihan tidak ada, kebersihan
bersih, condiloma tidak ada, pembesaran kelenjar Bartolinitidak ada.
● n. Anus dan rectum: pembesaran vena tidak ada, haemoroid tidak ada, massa tidak ada.
● o. Ekstremitas atas dan bawah: kelengkapan anggota gerak lengkap edemabagian kedua
kaki, tonus otot normal, varises ada, refleks: refleks patologis positif dan refleks
patologis negatif, turgor kulit baik (<>
● 4. Pemeriksaan khusus obstetrik:
● Dilakukan pemeriksaan USG abdomen dengan hasil:
● a. Tampak janin tunggal hidup intrauteri
● b. Tampak plasenta previa menutupi orifisium uteri interna dengan disertai gambaran
hipoekoik diantaranya.
1. DS : klien mengangatakan sering terjadi Plasenta Previa Resiko cedera pada janin
pendarahan pada saat masa kehamilannnya  
sekarang ini  
DO : - Lasersi plasenta
   
 

Kelainana letak plasenta dan janin


 
 

Pendarhan terus menrus


 
 

Berisiko melahirkan
 
 
Terminasi kehamilan
 
 
Kelahiran premature
 
Resiko cedera pada janin
2. DS : klien mengatakan takut akan Plasenta previa Ansietas
penyakitnya tersebut  
DO : - klien tampak gelisah  
 
Adanya perdarahan yang cukup
pasiv secara berkala
 
 

Munculnya ketauan / kecemasn


akibat perdarahn
 
 

Ansietas
 
 

Diagnose Keperawatan :
-klien mengangatakan sering terjadi pendarahan pada saat masa kehamilannnya sekarang ini
[-klien mengatakan takut akan penyakitnya tersebut b.d klien tampak gelisah
 
INTERVENSI
No DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA INTERVENSI
KEPERAWATAN HASIL
1. (D.0138) (L.14136) Tingkat Cedera (I.14537) Pencegahan Cedera
Resiko Cedera Menurun Observasi :
-Identifikasi area lingkungan yang
Pada Janin Kriteria hasil:
berpotensi menyebabkan cedera
Resiko cedera pada 1.Ketegangan otot menurun -Identifikasi obat yang berpotensi
janin berhubungan 2.Perdarahan menurun menyebabkan cedera
dengan 3.Tekanan darah membaik -Identifikasi kesesuaian alas kaki atau
dihubungkan 4. Frekuensi nadi membaik stoking elastis pada ekstermitas bawah
dengan 5.Pola tidur membaik Teraupetik :
-Sediakan pencahayaan yang memadai
-Gunakan lampu tidur selama jam tidur
-Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan
lingkungan ruang rawat (mis.penggunaan
telepon
tampat tidur, penerangan ruangan dan
lokasi kamar mandi)
- Gunakan alas lantai jika berisiko
mengalami cedera serius
- Sediakan alas kaki antislip
- Sediakan pispot atau urinal
untuk eliminasi di tempat tidur, jika
perlu
- Pastikan bel panggilan atau
telepon mudah di jangkau
- Pastikan barang-barang pribadi
mudah di jangkau
- Pertahankan posisi tempat tidur
di posisi terendah saat digunakan
- Pastikan roda tempat tidur atau
kursi roda dalam kondisi terkunci
- Gunakan pengaman tempat tidur
sesuai dengan kebijakan fasilitas
pelayanan kesehatan
- Pertimbangkan penggunaan
alam
elektronik pribadi atau dalam sensor
pada tempat tidur atau kursi
- Diskusikan mengenai latihan dan
terapi fisik yang diperlukan
- Diskusikan mengenai alat bantu
mobilitas yang sesuai (mis. Tongkat
atau alat bantu jalan)
- Diskusikan bersama anggota
keluarga yang dapat mendampingi
pasien
- Tingkatkan frekuensi observasi
dan pengawasan pasien, sesuai
kebutuhan
Edukasi :
- Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jauh ke pasien dan
keluarga
- Anjurkan berganti posisi secara
perlahan dan duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri
2. (D.0056) (L.09093)Tingkat Ansietas (I.09326)Terapi Relaksaksi
Ansietas Menurun Observasi :
Kriteria hasil :  Identifikasi penurunan tingkat energi,
1. Verbalisasi kebingungan ketidakmampuan berkonsentrasi atau
Menurun gejala lain yang menggangu kemampuan
2. Perilaku gelisah kognitif
Menurun  Identifikasi teknik relaksaksi yang
3. Keluhan pusing pernah efektif digunakan
Menurun  Identifikasi kesediaan, kemampuan,
4. Pola tidur Membaik dan penggunaan teknik sebelumnya
5. Frekuensi Pernapasan  Periksa ketegangan otot, frekuensi
Membaik nadi, tekanan darah, dan suhu sebelum
dan sesudah latihan
 Monitor respons terhadap terapi
relaksasi
Terapeutik :
 Ciptakan lingkungan tenang dan
tanpa gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik relaksaksi
 Gunakan pakaian longgar
 Gunakan nada suara lembut dengan
irama lambat dan berirama
 Gunakan relaksaksi sebagai strategi
penunjang dengan analgetik atau tindakan
medis lain, jika sesuai
Edukasi :
 Jelaskan tujuan , manfaat batasan, dan
jenis relaksaksi yang tersedia(mis. Musik,
meditasi, napas dalam, relaksaksi otot
progresif)
 Jelaskan secara rinci intervensi
relaksaksi yang dipilih
 Anjurkan mengambil posisi nyaman
 Anjurkan rileks dan merasakan sensasi
relaksaksi
 Anjurkan sering mengulangi atau
melatih teknik yang dipilih
 Demostrasikan dan latih teknik
relaksaksi (mis. Napas dalam, pergangan,
atau imajinasi terbimbing)
Implementasi

Diagnose Tanggal/ Implementasi Evaluasi


No keperawatan Jam
1. klien Observasi : S : klien
mengangatakan -Identifikasi area lingkungan mengangatakan
sering terjadi yang -berpotensi sering terjadi
pendarahan pada menyebabkan cedera pendarahan pada
saat masa -Identifikasi obat yang saat masa
kehamilannnya berpotensi menyebabkan kehamilannnya
sekarang ini cedera sekarang ini
Teraupetik : O : nyeri sering hilang
-Sediakan pencahayaan dan timbul
yang memadai A : masalah belum
-Gunakan lampu tidur teratasi
selama jam tidur P : lanjutkan interfensi
-Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan lingkungan
ruang rawat
-Sediakan alas kaki antislip
Sediakan pispot atau urinal
untuk eliminasi di tempat
tidur, jika perlu

Edukasi :
-Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jauh ke pasien
dan keluarga
-Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri
2. klien mengatakan takut   S : klien mengatakan masih
Observasi :
akan penyakitnya tersebut sulit beraktivitas
berhubudan dengan klien  Identifikasi penurunan tingkat energi, O : melakukan relakasi napsa
tampak gelisah ketidakmampuan berkonsentrasi atau dalam
  A : masalah belem teratasi
gejala lain yang menggangu P : lanjutkan interfensi
kemampuan kognitif
 Identifikasi teknik relaksaksi yang
pernah efektif digunakan
 Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya
Terapeutik :
 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksaksi
Edukasi :
-Jelaskan tujuan , manfaat
batasan, dan jenis
relaksaksi yang tersedia
-Jelaskan secara rinci
intervensi relaksaksi yang
dipilih
-Anjurkan mengambil posisi
nyaman
-Anjurkan rileks dan
merasakan sensasi
relaksaksi
-Anjurkan sering mengulangi
atau melatih teknik yang
dipilih
-Demostrasikan dan latih
teknik relaksaksi
Diagnose Tanggal/ Implementasi Evaluasi
No keperawatan Jam
1. klien Observasi : S:-
mengangatakan -Identifikasi area lingkungan O : nyeri masih terasa
sering terjadi yang -berpotensi A : masalah belum
pendarahan pada menyebabkan cedera teratasi
saat masa -Identifikasi obat yang P : lanjutkan interfensi
kehamilannnya berpotensi menyebabkan
sekarang ini cedera
Teraupetik :
-Sediakan pencahayaan
yang memadai
-Gunakan lampu tidur
selama jam tidur
-Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan lingkungan
ruang rawat
-Sediakan alas kaki antislip
Sediakan pispot atau urinal
untuk eliminasi di tempat
tidur, jika perlu

Edukasi :
-Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jauh ke pasien
dan keluarga
-Anjurkan berganti posisi
secara perlahan dan duduk
selama beberapa menit
sebelum berdiri
2. klien mengatakan takut   S :-
Observasi :
akan penyakitnya tersebut O : melakukan aktivitas secara
berhubudan dengan klien  Identifikasi penurunan tingkat energi, bertahap
tampak gelisah ketidakmampuan berkonsentrasi atau A : masalah belem teratasi
  P : lanjutkan interfensi
gejala lain yang menggangu
kemampuan kognitif
 Identifikasi teknik relaksaksi yang
pernah efektif digunakan
 Identifikasi kesediaan, kemampuan,
dan penggunaan teknik sebelumnya
Terapeutik :
 Ciptakan lingkungan tenang dan tanpa
gangguan dengan pencahayaan dan
suhu ruang nyaman, jika
memungkinkan
 Berikan informasi tertulis tentang
persiapan dan prosedur teknik
relaksaksi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai