Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN KLIEN
DERMATITIS

Dosen Pembimbing :
Hepta Nur Anugrahini, S.Kep.,Ns.,M.Kep
 
Disusun Oleh :
Lovita Salsabila Balkis (P27820119022)
https://medicastore.com/penyakit/74/dermatitis-kontak
Pengkajian Next

Identitas meliputi : nama, umur, alamat, tempat 3. Riwayat Penyakit Dahulu : : Biasanya
tanggal lahir, pendidikan, suku, agama , pasien dnegan dermatitis juga bisa
diagnosa, medis, jenis kelamin, pendidikan, disebabkan oleh adanya riwayat alergi
identitas keluarga yang bertanggung jawab terhadap bahan-bahan tertentu, kemudian
juga dilihat dari sensitive kulit seseorang itu
sendiri
1. Keluhan Utama : Pada penderita dermatitis bisanya akan
ditemukan keluhan gatal pada kult , suhu tubuh
4. Riwayat Penyakit Keluarga : Pada
meningkat/demam, kemerahan, kering, edama disertai
penderita dermatitis ditanyakan apakah ada
nyeri, dan rasa terbakar pada kulit. Keluhan tersebut bisa
penyakit keluarga yang sama dengan yang
muncul tergantung bagaimana respon kulit dari masing-
dialami penderita, selain itu pada anak-anak
masing.
sering ditemukan alergi terhadap bahan
tertentu yang mungkin diketahui oleh
2. Riwayat Penyakit Sekarang : Biasanya penderita dengan
keluarganya
dermatitis akan mengalami rasa gatal-gatal pada kulit
yang dapat menimbulkan lesi akibat adanya infeksi
sehingga suhu tubuh bisa meningkat / demam , kemrahan,
edema disertai rasa nyeri, rasa terbakar/panas
Pola Fungsi Kesehatan Next

1. Pola Persepsi dan Tata Laksana Hidup Sehat : Biasanya


pada penderita dermatitis tidak begitu paham dengan kondisi
kesehatan terutama terhadap alergi bahan-bahan kimia yang
dapat menimbulkan dermatitis. Jika penderita merasakan 4. Pola Aktivitas dan Latihan : Biasanya pada peenderita
keluhan biasanya pasien minum obat dan apabila dermatitis tidak mengganggu aktivitas sehari-hari tetapi
penyakitnya tidak sembuh pasien pergi ke pelayanan tergantung dan tingkah keparahan penyakit dan rasa nyeri
kesehatan . atau lokasi sakit yang dirasakan.

2. Pola Nutrisi dan Metabolik : Biasnaya pada penderita 5. Pola Tidur dan Istirahat : Biasanya pada pola istirahat
dermatitis bisa ditemukan nafsu makan terganggu karena penderita dermatitis terjadi gangguan pola tidur dikarenakan
penyakit yang rasakan seperti panas, demam dan nyeri rasa nyeri dan rasa gatal ataupun rasa terbakar yang dialami
bagian kulit yang biasanya membuat nafsu makan turun
tetapi tergantung dari masing-masing individu yang 6. Pola Hubungan dan Peran : Biasanya hubungan dengan
mengalami. kelurga, teman dan tetangga terganggu karena penyakitnya
yang dirasakan..
3. Pola Eliminasi : Pada penderita dermatitis biasanya tidak
ditemukan gangguan pola pada pola eliminasi, kecuali
dermatitis timbul bagian genital sehingga membuat
penderita takut untuk BAK.
7. Pola Sensori dan Kongnitif : Biasanya pada penderita
dermatis tidak ditemukan gangguan tetapi tergantung dari 10. Pola Penanggulangan Stress : Biasanya penderita
masing-masing individu yang mengalami penyakit tersebut. dermatitis mengatasi rasa nyeri dengan mengkonsumsi
obat nyeri yang diraskan biasanya akan meningkat emosi
dan rasa khawatir klien tentang penyakitnya
8. Pola Persepsi dan Konsep Diri : Biasanya pada penderita
dermatitis status mental sadar, bicara normal, masih 11. Pola Tata Nilai dan Kepercayaan : Biasanya pada
mnampu berinteraksi sosial penderita dermatitis menyebabkan malaise, demam, rasa
panas pada kulit sehingga bisa membuat rutinitas ibadah
9. Pola Reproduksi dan Seksual : Biasanya penderita penderita terganggu.
dermatatis merasa terganggu dengan pola seksual jika
penyakit tersebut menyerang bagian genetalia.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Penderita begantung pada luas, lokasi d. Mata : Konjungtiva pucat/tidak dan sklera
timbulnya lesi atau kemerahan pada kulit, dan kekuatan ikterus/tidak, ada kelianan atau tidak, serta adanya
daya tahantubuh. bengkak kemrahan/tidak

TTV : Biasanya penderita mangalami peningkatan suhu e. Mulut dan gigi : Bersih/tidak warna bibir, ada
tubuh dan akibat nyeri yang dirasakan bisa juga stoam/tidak, gifi tidak berlubang, gusi tidak darah .
mengakibatkan peningkatan denyut jantung, peningkatan Biasanya pada herpes terdapat lebih pada bagian bibir
pernapasan,, serta peningkatan tekanan darah. akibat infeksi

Pemeriksaan head to toe dengan cara Inspeksi (Melihat), f. Leher : Ada kelaianan atau tidak, adanya nyeri
Auskultasi (Mendengar), Palpasi (Meraba), Perkusi tekan/tidak, adanya kemerahan atau tidak karena
(Mengetuk) : dermatis bias menyerang bagian kulit manapun
a. Kepala : Biasanya bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
luka atau lesi g. Thorak : Irama cepat/tidak, suara jantung
normal/tidak, ada tidak bunyi tambahan napas. Tidak
b. Rambut : Biasanya berwarna hitam tergantung tingkat ada masa/benjolan, ada nyeri tekan atau tidak.
usia
h. Abdomen : Ada atau tidak luka bekas operasi,
c. Wajah : Kebersihan, ada lesi/tidak ada edema/tidak, distensi abdomen atu tidak, kembung atau tidak, warna,
dan tidak pucat, sianosis adanya kemrahan/tidak. kebersihan
i. Gentetalia : Apakah ada varises, bersih, adanya nyeri tekan atau tidak,
edema/tidak. Biasanya pada dermatitis yang menyerang genital mengalami
kelainan seperti warna kemerhan serta adanya rasa nyeri

j. Rektum : bersih/tidak, tidak ada edema, adanya tanda-tanda infeksi/tidak

k. Ekstermitas : Edema / tidak, adanya varies / tidak, sianosis, CTR kembali


normal / tidak

l. Integumen : biasanya pada dermatitis akan ditemukan radang akut terutama


priritus (sebagai pengganti dolor), kemerahan (rubor), gangguan fungsi kulit
(function lasia), terdapat vesikel-vesikel fungtifomis yaang berkelompok yang
kemudian membesar, terdapat bula atau pustule, hiperpigmentasi atau
hiipopimentasi. Adanya nyeri tekan , edema atau pembengkakan serta kulit
bersisik
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksananaan
1. Pemeriksaan penunjang 1. Pencegahan
a. Percobaan asetikolin (suntikan dalam intracutan, 2. Pengobatan
solucio asetilkolin 1/5000) a. Pengobatan topical
b. Percobaan hostat disuntikkan pada lesi b. Pengobatan sistemik
3. Diet
2. Laboratorium
a. Darah : Hb, leukosit, hitung jenis, trombosit, elektrolit,
protein total, albumin, globulin
b. Urin : pemeriksaan histopatologi
Sabun, detergen, zat kimia
allergen: s.sensitizen
Iritan primer
sel langerhans & makrofag
Gangguan Sel T
Mengiritasi kulit
integritas kulit
Sensitasi sel T oleh Terpajang ulang
saluran limfe
Peradangan kulit(lesi)

sel efektor mengeluarkan


Reaksi hipersensitivitas IV limfokin
Gangguan
Risiko
nyeri citra
infeksi Gejala klinis: gatal, panas
tubuh
kemerahan pada kulit

Gangguan pola tidur

Pathway
1. Nyeri akutb.d agen pencedera
kimiawi d.d mengeluh nyeri

2. Gangguan intregritas kulit b.d


perubahan sirkulasi d.d
DIAGNOSA kerusakan jaringan dan
lapisan kulit

3. Gangguan pola tidur b.d


hambatan lingkungan d.d
mengeluh suulit tidur
Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional

Nyeri akut b.d agen pencedera Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Identifikasi skala nyeri
kimiawi d.d mengeluh nyeri dalam jangka waktu 2X24 jam tinngkat Rasional : untuk mengetahui
nyeri menurun dengan skala nyeri pada klien
2. Identifikasi respon nyeri non
Kriteria Hasil : verbal
1. Keluhan nyeri (menurun) Rasional : untuk mengetahui
2. Meringis (menurun) respon nyeri non verbal pada kliien
3. Gelisah (menurun) 3. Kontrol lingkungan yang
4. Kesulitan tidur (menurun) memperbesar rasa nyeri
Rasional : untuk mengetahui
kontrol lingkungan yang
memperbesar rasa nyeri klien
4. Fasilitas istirahat dan tidur
Rasional : untuk mengetahui
fasilitas istirahat dan tidur klien
Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional

Gangguan intregritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab gangguan


b.d perubahan sirkulasi d.d keperawatan dalam jangka waktu 2x24 integritas kulit
kerusakan jaringan dan jam integritas kulit meningkat dengan Rasional : untuk mengetahui
lapisan kulit penyebab gangguan integritas kulit
Kriteria Hasil : klien
1. Elastis (meningkat) 2. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
2. Hidrasi (meningkat) baring
3. Perfusi jaringan (meningkat) Rasional : untuk mengetahui posisi
klien tiap 2 jam
3. Gunakan produk berbahan ringan /
alami hipoalergik pada kulit sensitif
Rasional : untuk mengetahui produk
berbahan ringan / alami hipoalergik
pada kulit sensitif klien
Intervensi
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional

Gangguan pola tidur b.d Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi pola aktivitas tidur
hambatan lingkungan d.d keperawatan dalam jangka waktu 2x24 Rasional : untuk mengetahui pola
mengeluh suulit tidur jampola tidur dengan aktivitas tidur klien
2. Identifikasi faktor penganggu tidur
Kriteria Hasil : Rasional :untuk mengetahui faktor
1. Keluhan sulit tidur (meningkat) penganggu tidur klien
2. Keluhan tidak puuas tidur 3. Fasilitas menghilangkan stress
(meningkat) sebelum tidur
3. Keluhan istirahat tidak cukup Rasional : untuk mengurasi gangguan
( meningkat) pola tidur
Implementasi Evaluasi
Keperawatan Keperawatan
langkah terakhir dalam proses keperawatan
Pada tahap ini pengolahan dan perwujudan dari yaitu kegiatan yang disengaja dan terus
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap menerus melibatkan klien, perawat dan
perawatan yang telah ditentukan dengan tujuan untuk anggota kesehatan lain. Tujuan evaluasi yaitu
memenuhi secara optimal untuk menilai apakah tujuan dalam rencana
tindakan keperawatan tercapai atau tidak atau
bahkan timbul masalah baru serta untuk
melaksanakan pengkajian ulang
Daftar Pustaka

Djuanda, Adhi dkk. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI.

PPNI, T. P. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

PPNI, T. P. (2018). Stadar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Persatuan Perawat Indonesia.

PPNI, T. P. (2019). Stanar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan: Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai