Anda di halaman 1dari 26

DERMATITIS KONTAK ALERGI

Di Susun Oleh :
Nurul Istiqomah Zulma
20110310040

Pembimbing:
dr. Yuli Sulistiyowati M.Sc, Sp.KK
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. S
Umur : 62 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Alamat : Ketangi RT 03 RW 03
Purwodadi
Tanggal Pemeriksaan : 6 Maret 2017
Anamnesa
Keluhan Utama : Gatal pada kedua pergelangan kaki
Riwayat Penyakit Sekarang :
Gatal pada kedua pergelangan kaki
dirasakan sejak 1 tahun yang lalu.
Gatal hilang timbul, tidak dipengaruhi
makanan ataupun cuaca. Awalnya
gatal disertai muncul warna
kemerahan pada pergelangan kaki
yang sering terkena bagian bawah
celana panjang, kemudian karena
sering digaruk, lama-kelamaan kulit
dirasa menebal, terasa kasar dan
kering. Pasien belum pernah berobat
dengan keluhan tersebut.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluhan serupa (-), alergi (-), asma (-), DM (-), HT (-),
pemakaian obat-obatan lama (-)

Riwayat Penyakit Keluarga:


Asma (-), alergi (-), keluhan serupa (-)

Riwayat Personal Sosial:


Pasien sehari-hari tidak bekerja. Pasien biasa mandi
dengan sabun batang. Pakaian pasien sehari hari dicuci
dengan menggunakan pewangi pakaian molto.
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Baik, Compos mentis

Vital Sign
HR : 86 x/menit
RR : 20 x/menit
T : afebris
Status Dermatologis

Pada kedua pergelangan kaki tampak plak


hiperpigmentasi dengan skuama putih kasar di atasnya
Diagnosis Banding

Dermatitis kontak alergi


Dermatitis kontak iritan
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Penunjang
tidak dilakukan

Saran :
Dilakukan pemeriksaan penunjang berupa uji
tempel
Diagnosa Kerja
Dermatitis Kontak Alergi
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa :
Pencegahan terulangnya kontak kembali dengan
alergen penyebab.

Medikamentosa :
Clobetasol propionate 0.05% ointment 2 dd ue
Tinjauan Pustaka

Dermatitis Kontak Alergi


Definisi

Dermatitis kontak alergi merupakan dermatitis


yang terjadi akibat pajanan ulang dengan
bahan dari luar yang bersifat haptenik atau
antigenik yang sama atau mempunyai struktur
kimia yang serupa, pada kulit seseorang yang
sebelumnya telah tersensitasi. Reaksi alergik
yang terjadi adalah reaksi hipersensitivitas
tipe IV
Etiologi

Penyebab munculnya adalah bahan kimia


sederhana dengan berat molekul yang
umumnya rendah, merupakan alergen yang
belum diproses disebut hapten, bersifat lipofilik,
dan dapat menembus stratum korneum
sehingga mencapai sel epidermis di bawahnya .
Patogenesis
Mekanisme terjadinya kelainan kulit pada DKA
adalah mengikuti respon imun yang diperantarai
oleh sel atau reaksi imunologi tipe IV
(hipersensitivitas tipe lambat).

Reaksi ini terjadi melalui dua fase yaitu fase


sensitisasi dan fase elisitasi. Hanya individu
yang telah mengalami sensitisasi dapat
mengalami DKA.
1. Fase sensitisasi
Terjadi saat kontak pertama alergen dengan
kulit sampai limfosit mengenal dan memberi
respons, yang memerlukan 2-3 minggu.

Antigen ini Memicu reaksi


Hapten (protein tidak limfosit T yang
lengkap masuk ke dalam ditangkap dan
diproses lebih belum
kulit dan berikatan dengan tersensitisasi di
protein karier membentuk dahulu oleh
makrofag dan sel kulit sehingga
antigen yang lengkap sensitisasi terjadi
langerhans.
pada limfosit T
Melalui saluran limfe,
limfosit tersebut
Membentuk sel T
bermigrasi ke darah
efektor yang
parakortikal kelenjar
tersensitisasi secara
getah bening regional
spesifik dan sel memori
untuk berdifferensiasi
dan berproliferasi

Sel-sel tersebut masuk ke dalam


sirkulasi, sebagian kembali ke
kulit dan sistem limfoid, tersebar
di seluruh tubuh, menyebabkan
keadaan sensitisasi yang sama di
seluruh kulit.
2. Fase Elisitasi
Terjadi saat pajanan ulang dengan alergen yang
sama sampai timbul gejala klinis.

mengeluarkan
limfokin yang
Terjadi kontak ulang Sel efektor yang telah mampu menarik
dengan hapten yang tersensitisasi berbagai sel
sama radang sehingga
terjadi gejala klinis
Manifestasi klinik
Riwayat terpajan dengan alergen
Terjadi reaksi beruba dermatitis, setelah pajanan
ulang dengan alergen tersangka yang sama
Bila pajanan dihentikan, lesi membaik, sedangkan
bila pajanan berulang maka lesi memberat.
Gejala subyektif berupa gatal
Terdapat tanda dermatitis (akut,kronis)
Type
akut bercak eritema berbatas jelas, kemudian
diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula.
Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi
dan eksudasi (basah).

kronik terlihat kulit kering, berskuama, papul,


likenifikasi dan mungkin juga fisur, batasnya tidak
jelas.
Diagnosis Banding
Dermatitis kontak iritan
No. Pembeda Dermatitis Kontak Iritan Dermatitis Kontak Alergi

1 Penyebab Bahan iritan Alergen


2 Kapan terjadi Kontak pertama Kontak berulang
3 Penderita Bisa semua orang Tidak semua orang

4 Kelainan kulit Hebat Lebih ringan


5 Keluhan umum Gatal, panas, nyeri Gatal dominan
6 Uji tempel Bila uji tempel Merah, batas tidak tegas,
diangkatreaksi bila uji tempel diangkat
berkurang reaksi menetap atau
bertambah
Pemeriksaan penunjang
Uji Tempel (Patch Test) untuk mencari penyebab
Penatalaksanaan
Non-medikamentosa
Edukasi pencegahan terulangnya kontak kembali
dengan alergen penyebab.
Medikamentosa

Kortikosteroid dapat diberikan dalam jangka pendek


untuk mengatasi peradangan pada DKA akut :Prednison
30 mg/hari.

Kelainan kulitnya cukup dikompres dengan larutan


garam faal atau larutan air salisil 1:1000.

Untuk DKA ringan atau DKA akut yang telah mereda


dapat diberikan kortikosteroid atau makrolaktam
(pimecrolimus atau tacrolimus) secara topikal.
Prognosis
Prognosis DKA umumnya baik, sejauh bahan
kontaknya dapat disingkirkan.

Prognosis kurang baik dan menjadi kronis bila


terjadi bersamaan dengan dermatitis oleh faktor,
endogen (dermatitis atopik, dermatitis numularis), atau
terpajan oleh alergen yang tidak mungkin dihindar
misalnya berhubungan dengan pekerjaan terentu atau
terdapat pada lingkungan penderita.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai