Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BIOLOGI

“HIV/ AIDS“

Disusun Oleh :

Nama : RAISA YAUMIL FAUZIAH


Kelas : XI MIPA 1

GURU PEMBIMBING :
INTAN MAGHVIRA, S.Pd

SMA N 1 ENAM LINGKUNG


KABUPATEN PADANG PARIAMAN
TAHUN AJARAN 2022/ 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Kista" dengan tepat waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas akhir semester genap Mata Pelajaran Biologi.
Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang Kista bagi pembaca
khususnya kaum hawa dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Intan Maghvira, S.Pd selaku guru Mata
Pelajaran Biologi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu diselesaikannya makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang Pariaman, 1 Juni 2023

Raisa Yaumil Fauziah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan..................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
A. Definisi HIV/AIDS.............................................................................................3
B. Penyebab Penularan HIV....................................................................................3
C. Gejala HIV..........................................................................................................4
D. Pencegahan HIV..................................................................................................4
E. Pengobatan HIV..................................................................................................5
F. Gambar HIV/ AIDS............................................................................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................9
A. Kesimpulan..........................................................................................................9
B. Saran....................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Virus imunodefisiensi manusia (bahasa Inggris: human immunodeficiency virus;
sering disingkat HIV) adalah virus mematikan dari dua spesies lentivirus penyebab
AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Jika virus ini terus menyerang tubuh,
sistem pertahanan tubuh kita akan semakin lemah. Tanpa pengobatan, seorang dengan
HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya.
Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan penurunan
sistem imun. Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran Semen (reproduksi),
Darah, cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang
dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah Sel T pembantu, Makrofaga, Sel
dendritik.
Pada tahun 2014, the Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS)
memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan penanggulangan HIV/AIDS.
Pasien baru meningkat 47 persen sejak 2005. Kematian akibat AIDS di Indonesia
masih tinggi, karena hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang
mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV). Indonesia adalah negara ketiga di
dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu sebanyak 640.000 orang, setelah
China dan India, karena ketiga negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak.
Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0,43 persen atau masih di bawah tingkat
epidemi sebesar satu persen.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit HIV/AIDS?
2. Bagaimana cara penularan dari HIV/AIDS?
3. Bagaimana tanda dan gejala yang dialami penderita HIV/AIDS?
4. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS?

C. Tujuan

1
Tujuan penulis menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas akhir semester mata
pelajaran biologi. Adapun tujuan lain dari pembuatan makalah ini ialah :
1. Untuk mengetahui tentang penyakit HIV.
2. Untuk mengetahui penyebab dari HIV.
3. Untuk mengetahui tentang leukemia dari HIV
4. Cara pencegahan dari HIV
5. Cara pengobatan HIV secara medis maupun alternatif

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi HIV/AIDS
HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem
kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Jika makin banyak
sel CD4 yang hancur, daya tahan tubuh akan makin melemah sehingga rentan diserang
berbagai penyakit.
HIV yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kondisi serius yang
disebut AIDS (acquired immunodeficiency syndrome). AIDS adalah stadium akhir
dari infeksi HIV. Pada tahap ini, kemampuan tubuh untuk melawan infeksi sudah
hilang sepenuhnya.
Penularan HIV terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh penderita, seperti
darah, sperma, cairan vagina, cairan anus, serta ASI. Perlu diketahui, HIV tidak
menular melalui udara, air, keringat, air mata, air liur, gigitan nyamuk, atau sentuhan
fisik.
HIV adalah penyakit seumur hidup. Dengan kata lain, virus HIV akan menetap di
dalam tubuh penderita seumur hidupnya. Meski belum ada metode pengobatan untuk
mengatasi HIV, tetapi ada obat yang bisa memperlambat perkembangan penyakit ini
dan dapat meningkatkan harapan hidup penderita.

B. Penyebab Penularan HIV


Penyakit HIV disebabkan oleh human immunodeficiency virus atau HIV, sesuai
dengan nama penyakitnya. Bila tidak diobati, HIV dapat makin memburuk dan
berkembang menjadi AIDS.
Penularan HIV dapat terjadi melalui hubungan seks vaginal atau anal, penggunaan
jarum suntik, dan transfusi darah. Meskipun jarang, HIV juga dapat menular dari ibu
ke anak selama masa kehamilan, melahirkan, dan menyusui.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penularan adalah sebagai
berikut:
1. Berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan dan tanpa menggunakan
pengaman
2. Menggunakan jarum suntik bersama-sama
3. Melakukan pekerjaan yang melibatkan kontak dengan cairan tubuh manusia tanpa
menggunakan alat pengaman diri yang cukup

3
C. Gejala HIV
Gejala HIV dan AIDS tergantung pada tahap mana orang tersebut terinfeksi,
infeksi HIV muncul dalam tiga tahap:
1. Tahap Pertama
a. Tidak menimbulkan gejala apapun selama beberapa tahun.
b. Pengidap akan mengalami nyeri mirip, seperti flu, beberapa minggu setelah
terinfeksi, selama satu hingga dua bulan.
c. Timbul demam, nyeri tenggorokan, ruam, pembengkakan kelenjar getah
bening, diare, kelelahan, nyeri otot, dan sendi.
2. Tahap Kedua
a. Umumnya, tidak menimbulkan gejala lebih lanjut selama bertahun-tahun.
b. Virus terus menyebar dan merusak sistem kekebalan tubuh.
c. Penularan infeksi sudah bisa dilakukan pengidap kepada orang lain.
d. Berlangsung hingga 10 tahun atau lebih.
3. Tahap Ketiga
a. Daya tahan pengidap rentan, sehingga mudah sakit, dan akan berlanjut
menjadi AIDS.
b. Demam terus-menerus lebih dari sepuluh hari.
c. Merasa lelah setiap saat.
d. Sulit bernapas.
e. Diare yang berat dan dalam jangka waktu yang lama.
f. Terjadi infeksi jamur pada tenggorokan, mulut, dan vagina.
g. Timbul bintik ungu pada kulit yang tidak akan hilang.
h. Hilang nafsu makan, sehingga berat badan turun drastis.

D. Pencegahan HIV
Ada berbagai upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan HIV dan
AIDS, antara lain:
1. Gunakan kondom yang baru setiap berhubungan intim.
2. Hindari berhubungan intim dengan lebih dari satu pasangan.
3. Bersikap jujur kepada pasangan jika mengidap positif HIV, agar pasangan juga
menjalani tes HIV.

4
4. Diskusikan dengan dokter jika didiagnosis positif HIV saat hamil, mengenai
penanganan selanjutnya, dan perencanaan persalinan, untuk mencegah penularan
dari ibu ke janin.
5. Bersunat untuk mengurangi risiko infeksi HIV.
6. Jika menduga baru terinfeksi atau tertular virus HIV, seperti setelah melakukan
hubungan intim dengan pengidap HIV, maka harus segera ke dokter. Tujuannya
agar mendapatkan obat post-exposure prophylaxis (PEP) yang dikonsumsi selama
28 hari dan terdiri dari 3 obat antiretroviral.

E. Pengobatan HIV
1. Pengobatan Secara Medis
Tidak ada obat untuk AIDS, tetapi kepatuhan yang ketat untuk mengonsumsi
rejimen anti-retroviral (ARV) dapat secara dramatis memperlambat bertambah
parahnya penyakit serta mencegah infeksi sekunder dan komplikasi.
ARV bekerja dengan menghilangkan unsur yang dibutuhkan oleh virus HIV
untuk menggandakan diri dan mencegah virus HIV menghancurkan sel CD4.
Beberapa jenis obat ARV adalah:
a. Dolutegravir
b. Efavirenz
c. Etravirine
d. Nevirapine
e. Lamivudin
f. Zidovudin
g. Emtricitabine-tenofovir
Selain antiretroviral, pengobatan infeksi HIV juga akan melibatkan antivirus
lainnya, seperti lopinavir-ritonavir. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
efektivitas obat.
Selama mengonsumsi obat antivirus HIV, dokter akan memonitor viral load
dan sel CD4 untuk menilai respons pasien terhadap pengobatan. Hitung sel CD4
akan dilakukan tiap 3–6 bulan, sedangkan pemeriksaan viral load dilakukan sejak
awal pengobatan dan dilanjutkan tiap 3–4 bulan selama masa pengobatan.
2. Pengobatan Secara Alternatif
Berikut beberapa obat herbal untuk HIV dan AIDS:
a. Lidah buaya

5
Sebuah penelitian tahun 2012 di Nigeria terbitan Journal of
Complementary and Integrative Medicine mengatakan bahwa lidah buaya
berpotensi sebagai obat alami dalam perawatan HIV dan AIDS.
Penelitian ini mengamati 10 perempuan muda yang positif HIV/AIDS
tetapi tidak memungkinkan diobati dengan antiretroviral (ARV) karena risiko
efek samping dari obat HIV tersebut.
Selama 1 tahun, semua perempuan diminta untuk minum 30-40 mililiter
(ml) jus lidah buaya setiap hari. Hasil ini akan diamati untuk dibandingkan
dengan pasien HIV yang diobati menggunakan terapi ARV.
Setahun setelah pengamatan, kelompok perempuan yang rutin minum jus
lidah buaya mengalami peningkatan berat badan rata-rata sebanyak 4,7
kilogram (kg). Kenaikan berat badan tersebut hampir setara dengan kelompok
yang menggunakan obat ARV (naik 4,8 kg).
Kelompok peminum jus lidah buaya juga tampak mengalami
peningkatan jumlah sel CD4 yang sehat dengan rata-rata 153,7 sel / μL.
Sementara jumlah sel CD4 pasien terapi ARV meningkat sebanyak 238,85 sel
/ μL.
Secara umum, penelitian di atas tidak menyebutkan adanya efek samping
berarti dari konsumsi lidah buaya. Namun, kebenaran manfaat lidah buaya
sebagai obat herbal untuk HIV masih harus dipastikan dengan dilakukan
penelitian lebih lanjut dalam skala yang lebih besar.
b. Gandarusa (Justicia gendarussa)
Tahun 2017 silam, sebuah penelitian dari Journal of Natural Product
menemukan potensi dari ekstrak tanaman gandarusa (daun rusa atau kisi-kisi)
sebagai obat herbal HIV dan AIDS.
Tanaman semak yang bernama latin Justicia gendarussa diketahui
mengandung senyawa pantetiflorin A (anti-HIV arylnaphthalene lignan
glycoside).
Senyawa tersebut diyakini mampu membantu mencegah perkembangan
virus HIV dalam tubuh. Para peneliti meneliti efek senyawa ini terhadap virus
HIV-1 M-tropis dan T-tropis.
M-tropism mengacu pada kemampuan virus untuk menyerang makrofag,
sedangkan T-tropisme mengacu pada kemampuan virus untuk menyerang sel
T. Makrofag dan sel-T merupakan jaringan sel darah putih yang penting
untuk sistem kekebalan tubuh (imun).

6
Hasilnya menunjukkan bahwa senyawa pantetiflorin A dapat
menghambat proses infeksi virus HIV ke sel imun tubuh.
Bahkan, patentiflorin A dalam tanaman herbal justicia dianggap memiliki
efek penghambat yang lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
obat azido-deoxythymidine (AZT).
Azido-deoxythymidine (AZT) adalah obat yang pertama dikenal untuk
mengatasi HIV. Peneliti mengatakan bahwa patentiflorin A mampu
menghambat aksi enzim reverse transcriptase.
Sejauh ini peneliti belum yakin benar bahwa tanaman herbal justicia
aman untuk dikonsumsi langsung untuk obat herbal HIV.
Namun, penelitian yakin bahwa dengan adanya penelitian lebih lanjut
tanaman justicia sebagai obat herbal HIV berpotensi membantu pengobatan
ARV untuk mengurangi jumlah virus.
c. Daun salvia
Daun salvia adalah salah satu tanaman yang masuk termasuk dalam
anggota keluarga daun mint. Sebelum digunakan sebagai obat HIV, daun ini
sering digunakan sebagai obat herbal untuk mengobati infeksi virus.
Nyatanya, manfaat itu tidak hanya mitos semata. Menurut penelitian dalam
jurnal Retrovirology, ekstrak daun salvia dinilai memiliki potensi besar
sebagai obat HIV alami.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa daun saliva mampu melawan
human immunodeficiency virus tipe 1 (HIV-1), yang dapat menyebabkan
AIDS. Penelitian tersebut juga melihat adanya kemampuan daun salvia untuk
mencegah virus memasuki dan menghancurkan sel CD4 di dalam tubuh.
Namun sayang, belum ada penelitian yang mengulik efek daun saliva
sebagai obat herbal HIV pada manusia. Penelitian yang ada hanya terbatas
sebagai uji kultur terkendali dalam laboratorium dengan sampel jaringan.
d. Milk thistle
Sebelumnya milk thistle umum digunakan untuk meningkatkan fungsi
hati, mengeluarkan racun dan limbah seperti alkohol maupun kelebihan
cairan empedu, serta meningkatkan kerja pencernaan.
Nah, salah satu hasil penelitian dari HIV Medicine Association
memperlihatkan bahwa milk thistle adalah ramuan yang bisa digunakan
sebagai obat herbal HIV dan AIDS. Namun, penggunaan obat ini diketahui
dapat memengaruhi kerja obat antiretroviral sehingga perlu dipertimbangkan
dan diperhatikan.

7
Pengidap HIV tidak boleh sembarang minum obat herbal
Ada cukup banyak penelitian yang berfokus pada kegunaan obat herbal
bagi perkembangan penyakit HIV dan AIDS. Agar aman, sebaiknya selalu
konsultasi ke dokter lebih dulu sebelum memutuskan menjalani pengobatan
alami apa pun jika Anda mengidap HIV dan AIDS.
Anda juga bisa meminta rekomendasi dokter mengenai obat herbal yang
bagus untuk penderita HIV AIDS, atau suplemen untuk meningkatkan daya
tahan tubuh. Meski begitu, Anda tidak seharusnya menjadikan pengobatan
alami sebagai terapi utama dan satu-satunya. Anda tetap harus mengonsumsi
obat ARV secara teratur sesuai aturan. Pasalnya, obat herbal pada dasarnya
bukanlah obat paten yang dibuat atau ditujukan untuk menyembuhkan HIV
dan AIDS.
Hingga saat ini belum ada cukup bukti yang mendukung penggunaan
obat alami untuk mengatasi infeksi dan gejala HIV sesuai stadiumnya,
misalnya ruam kulit HIV. Penggunaan obat HIV alami sejauh ini hanya
sebatas rekomendasi untuk meningkatkan kesehatan tubuh secara
menyeluruh.
Jika dokter sudah membolehkan Anda untuk minum obat herbal, obat
tersebut tetap harus diminum dengan hati-hati. Jangan lupa untuk selalu
memeriksa informasi obat tersebut, mulai dari keamanan, cara pakai,
penyimpanan, dan dosis minum yang tepat.

F. Gambar HIV/ AIDS

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. HIV (Human Immuno–Devesiensi) adalah virus yang hanya hidup dalam tubuh
manusia, yang dapat merusak daya kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acguired
Immuno–Deviensi Syndromer) adalah kumpulan gejala menurunnya gejala
kekebalan tubuh terhadap serangan penyakit dari luar.
2. Tanda dan Gejala Penyakit AIDS seseorang yang terkena virus HIV pada awal
permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita
hanya mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh
saat mendapat kontak virus HIV tersebut.
3. Hingga saat ini penyakit AIDS tidak ada obatnya termasuk serum maupun vaksin
yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS
yang ada hanyalah pencegahannya saja.

B. Saran
Saran yang ingin saya sampaikan adalah diperlukannya himbauan atau suatu
kegiatan yang menjelaskan tentang bahayanya penyakit HIV, seperti di sekolah
diperlukan sebuah acara shalat dhuha berjamaah dan perlu adanya ceramah keagamaan
menyangkut pergaulan bebas, sehingga banyaknya pelajar yang menjauhi pergaulan
bebas tersebut. Dan jika ada dari beberapa orang maupun kenalan yang mengalami
gejala dari HIV, lebih baik segera memeriksanya ke dokter yang bersangkutan,
sehingga dilakukan langkah pencegahan sedini mungkin.

9
DAFTAR PUSTAKA

Djuanda, adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: Balai Penerbit
Muhajir. 2007. Pendidkan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Bandung: Erlangga
Prawirohardjo,sarwono (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta:P.T.Bina Pustaka Sarwono
Staf Pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 1993. Mikrobiolog Kedokteran.
Jakarta Barat: Binarupa Aksara
Widoyono. 2005. Penyakit Tropis: Epidomologi, penularan pencegahan dan
pemberantasannya.. Jakarta: Erlangga Medical Series

Anda mungkin juga menyukai