Anda di halaman 1dari 7

KISAH DALAM AL-QUR’AN YA’JU DAN MA;JUJ

A. Pengertian Ya’juj dan Ma’juj


Ya’juj dan Ma’juj adalah dua suku yang akan muncul pada akhir zaman. Mereka dikisahkan
memiliki kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi, dan mereka akan
berperang melawan Nabi Isa beserta pasukannya di bukit Thursina. Kemunculan suku ini
merupakan salah satu tanda besar kiamat menurut keyakinan umat Muslim.
Kisah tentang kaum ini terdapat dalam ajaran agama Yahudi, dan Kitab Kejadian umat
Kristen. Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitologi dan cerita rakyat di banyak negara,
di antaranya adalah legenda rakyat Britania Raya dan Irlandia.
ٌ ‫ )ُأ َج‬yang
Ya'juj dan Ma'juj berasal dari bahasa Arab. Ya'juj yang berakar kata "ujaaj" (‫اج‬
berarti mengering kemudian mengeras, dan satu lagi dari kata "al ajj" (‫ )اَأْل ُّج‬yang artinya ketika
musuh datang dengan cepat sekali, sedangkan Ma`juj berasal dari kata "maaja" (‫اج‬
َ ‫ ) َم‬yang berarti
guncang. Sedangkan menurut Abu Hatim, Ma'juj berasal dari maaja, yaitu kekacauan. Ma'juj
berasal dari mu'juj, yaitu malaja. Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya'juj dan Ma'juj bukan
isim musytaq, melainkan isim 'Ajam dan Laqab (julukan). Setiap dari akar kata ini memiliki
kesesuaian dengan sifat kaum Ya`juj dan Ma`juj tersebut.
Menurut para ulama, jadi Ya'juj dan Ma'juj memiliki arti mengering dan mengeras secara
natural dan ketika mereka datang dengan cepat serta tergesa-gesa, membuat keadaan guncang
kemudian tidak ada orang yang sanggup menghadapi mereka, maka harus lari dari mereka.
Sifat mereka dikatakan sangat keras, kasar, biadab, sombong, gigih, senang berperang,
merampok, membunuh, merusak, memperkosa korbannya dan mereka tidak menyukai umat
(bangsa) selain mereka sendiri. Kesombongan mereka digambarkan dalam sebuah hadis Nabi
Muhammad, ketika mereka telah berhasil membunuh seluruh penduduk bumi, maka mereka
melemparkan anak panah dan tombak ke atas awan, kemudian mereka beranggapan bahwa mereka
telah berhasil membunuh penduduk langit (para malaikat), karena anak panah dan tombak mereka
kembali dengan berlumuran darah

A. Sifat-sifat Ya’juj dan Ma’juj


Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Adam, namun mereka memiliki sifat khas
yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang
sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak
pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah
warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan lain-lain. Disebutkan dalam riwayat Al-
Imam Ahmad rahimahullahu, dari Ibnu Harmalah, dari bibinya, dia berkata: Rasulullah
sallallahu’alaihi wassallam berkhotbah dalam keadaan jarinya tersengat kalajengking. Beliau
bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus
memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj wa Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan
ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan
wajah-wajah mereka seperti perisai.” (HR. Ahmad)
B. Lokasi Ya’juj dan Ma’juj
Dalam Surah Al-Kahf bahwa Raja Zdulqornain, dalam sebuah perjalanannya sampai di
suatu tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali bahasanya.
Kaum itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka yaitu dari Ya'juj dan
Ma'juj dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka dari
kejahatan Ya'juj dan Ma'juj. Kemudian Zdulqornain memenuhi permintaan mereka.
Menurut Alquran Ya'juj dan Ma'juj diisolasi di antara dua gunung oleh pasukan
Zdulqornain beserta kaum yang terpencil yang meminta bantuan kepadanya. Mereka meminta
Zdulqornain untuk membuat dinding pembatas, agar kedua suku tersebut tidak keluar dan membuat
kekacauan kembali, namun pada akhirnya mereka akan berhasil keluar dari dinding pembatas itu.
1. Asia Barat
Menurut Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Ya'juj Ma'juj berada di belakang
pegunungan Qoqaz (Kaukasus). Memang ada yang berpendapat bahwa pegunungan inilah yang
merupakan “benteng” dimaksud. Deretan pegunungan ini memanjang tanpa celah dari laut
Hitam hingga laut Kaspia sepanjang lebih dari 1.200 km. Kecuali pada bagian kecil dan sempit
yang disebut celah Darial (terletak di negara Georgia) sepanjang kurang lebih 100 meter. Pada
bagian celah itulah diduga penghalang dari Ya`juj dan Ma`juj itu dibangun.
Ada juga yang menyatakan, keberadaan tembok tersebut telah tenggelam dan sampai
saat ini berada di Azerbaijan dan Armenia, tepatnya di pegunungan yang sangat dan tinggi serta
keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu
tercantum pada peta-peta Islam ataupun Rusia, terletak di Republik Georgia.
2. Asia Tengah
Menurut Al-Lajnah Ad-Da`imah, mereka tinggal di benua Asia bagian utara Cina. Sedangkan
menurut Syaikh bin Baz berkata mengenai lokasi, dia menjawab mereka ada di arah timur dan
mereka adalah Bangsa At-Turk (Mongol) adalah termasuk ke dalam bangsa itu juga.
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Qur’an" menuliskan bahwa di distrik Hissar,
Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung
batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan kordinat 38 oN dan 67oE.
Tempat itu kini bernama "Buzghol-Khana" dalam bahasa Turki, orang Arabnya menyebutnya
dengan nama "Bab al Hadid", sedangkan Persia menyebutnya "Dar-i-Ahani", dan Cina
menamakannya "Tie-Men-Kuan" yang semuanya memiliki arti "Pintu Gerbang Besi".
Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam
perjalanannya ke India pada abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada sebuah danau yang dinamakan
Iskandarkul. Sallam salah seorang staf peneliti dari kekhalifahan Abassiah yang dipimpin oleh
al-Watsiq Billah dan Ibnu Bathuthah menyatakan hal yang sama bahwa lokasi ini di berada di
Asia Tengah.
Pada tahun 842 Kekhalifahan Abbasiyah, al-Watsiq Billah, bermimpi bahwa dinding
pembatas yang mengurung kedua suku itu hancur, karena mimpi itulah ia mengutus sebuah tim
ekspedisi yang dipimpin oleh Sallam salah seorang staf peneliti ke gerbang besi tadi, untuk
mengetahui keadaan dinding itu dan lokasinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam
untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut
memakan biaya besar. Disebutkan dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-
Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.
Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom
besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat
bergantung daun pintu raksasa. Kisah lain menyebutkan Sallam melihat pegunungan yang
terpisah oleh lembah. Luas lembah sekitar 150 meter dan lembah ini ditutup tembok berpintu
besi sekitar 50 meter. Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di
sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka
menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata,
mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-
betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj dan Ma’juj itu.
Ya'juj dan Ma'juj sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka
pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku
Ya’juj dan Ma’juj kepada Zdulqornain. Zdulqornain kemudian menggiring (mengusir) mereka
ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang kiamat
nanti, pintu gerbang itu akan berhasil dijebol oleh mereka, kemudian mereka keluar dan
membuat onar dunia, sampai mereka bertemu dengan Nabi Isa al-Masih dan umatnya.
Dalam bukunya al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada
penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka
mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup
melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam
pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran),
dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan
detail hasil penelitiannya kepada Khalifah. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill,
pemimpin Inggris, melihat gerbang besi itu.
Ibnu Bathuthah menuturkan dalam Kitab Rahlat Ibnu Bathuthah pegunungan Ya’juj dan
Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-
Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut China adalah daerah-daerah Rusia.
Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad
ke-15 M di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai Bab al-Hadid (Pintu
Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan Jerman
Slade Verger. Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah diutus oleh Raja Qisythalah
di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. Bab al Hadid adalah jalan penghubung antara
Samarkand dan India.

َ‫ا َدة‬66َ‫ةَ عَنْ قَت‬6 َ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ بَشَّا ٍر َو َغ ْي ُر َوا ِح ٍد ا ْل َم ْعنَى َوا ِح ٌد َواللَّ ْفظُ اِل ْب ِن بَشَّا ٍر قَالُوا َح َّدثَنَا ِهشَا ُم بْنُ َع ْب ِد ا ْل َملِ ِك َح َّدثَنَا َأبُو ع ََوان‬
‫س ِّد قَا َل يَ ْحفِ ُرونَهُ ُك َّل يَ ْو ٍم َحتَّى ِإ َذا َكادُوا يَ ْخ ِرقُونَهُ قَا َل‬
َّ ‫سلَّ َم فِي ال‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ث َأبِي ُه َر ْي َرةَ عَنْ النَّبِ ِّي‬ ِ ‫عَنْ َأبِي َرافِ ٍع ِمنْ َح ِدي‬
ِ ‫ َغ مُ َّدتَ ُه ْم َوَأ َرا َد هَّللا ُ َأنْ يَ ْب َعثَ ُه ْم َعلَى النَّا‬6َ‫انَ َحتَّى ِإ َذا بَل‬66‫ا َك‬66‫ ِّد َم‬6‫ش‬
‫ا َل الَّ ِذي‬66َ‫س ق‬ َ ‫ست َْخ ِرقُونَهُ َغدًا فَيُ ِعي ُدهُ هَّللا ُ َكَأ‬
َ َ‫ار ِج ُعوا ف‬
ْ ‫الَّ ِذي َعلَ ْي ِه ْم‬
‫هُ َفيَ ْخ ُرجُ ونَ َعلَى‬6َ‫ ِه ِحينَ ت ََركُوهُ فَيَ ْخ ِرقُون‬6ِ‫هُ َك َهيَْئت‬6َ‫ستَ ْثنَى قَا َل فَيَ ْر ِجعُونَ فَيَ ِجدُون‬ ْ ‫ست َْخ ِرقُونَهُ َغدًا ِإنْ شَا َء هَّللا ُ َوا‬ َ َ‫ار ِج ُعوا ف‬ ْ ‫َعلَ ْي ِه ْم‬
‫ا َمنْ فِي‬66َ‫ ِّد َما ِء فَيَقُولُونَ قَ َه ْرن‬6‫بَةً بِال‬6‫ض‬ َّ ‫ ُع ُم َخ‬6‫ َما ِء فَت َْر ِج‬6‫الس‬
َّ ‫ َها ِم ِه ْم فِي‬6‫س‬ ِ ِ‫اس ِم ْن ُه ْم فَيَ ْرمُونَ ب‬ ُ َّ‫ر الن‬6 ْ َ‫س فَي‬
ُّ 6ِ‫اهَ َويَف‬66َ‫تَقُونَ ا ْل ِمي‬6‫س‬ ِ ‫النَّا‬
‫اب‬ ُ ‫اِئ ِه ْم فَيَ ْهلِكُونَ فَ َوالَّ ِذي نَ ْف‬6َ‫ا فِي َأ ْقف‬6ً‫ث هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْم نَ َغف‬
َّ ‫ ِد ِه ِإنَّ د ََو‬6َ‫س ُم َح َّم ٍد بِي‬ ُ ‫ َوةً َوعُلُوًّا فَيَ ْب َع‬6‫س‬
ْ َ‫ َما ِء ق‬6‫الس‬
َّ ‫ض َو َعلَ ْونَا َمنْ فِي‬ ِ ‫اَأْل ْر‬
‫يب ِإنَّ َما نَ ْع ِرفُهُ ِمنْ َه َذا ا ْل َو ْج ِه ِم ْث َل َه َذا‬
ٌ ‫سنٌ َغ ِر‬
َ ‫يث َح‬ َ ‫ش َك ًرا ِمنْ لُ ُحو ِم ِه ْم قَا َل َأبُو ِعي‬
ٌ ‫سى َه َذا َح ِد‬ ْ َ‫س َمنُ َوتَ ْبطَ ُر َوت‬
َ ‫ش َك ُر‬ ِ ‫اَأْل ْر‬
ْ َ‫ض ت‬
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar dan lainnya,
maknanya sama sedangkan teksnya milik Ibnu Basyar, mereka berkata: Telah menceritakan
kepada kami Hisyam bin Abdul Malik telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari
Qatadah dari Abu Rafi' dari hadis Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam tentang
dinding (yang dibangun Dzulqarnain) beliau bersabda: "Setiap hari mereka (Ya`juj dan Ma`juj)
menggalinya, sehingga ketika dinding itu hampir mereka menembusnya, pemimpinnya
mengatakan: Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian pasti bisa menembusnya! tetapi
Allah mengembalikannya seperti semula. dan keesokan harinya, ketika Allah hendak mengutus
mereka kepada manusia, pemimpin mereka berkata: Sekarang pulanglah kalian, karena esok
hari kalian akan merobohkannya jika Allah menghendaki" ia mengucapkan insya Allah." Beliau
bersabda: "Pulanglah mereka dan mendapatinya seperti keadaannya semula saat mereka
tinggalkan lalu mereka merobohkannya dan menyerang orang-orang, lalu mereka meminum air
dan berlarilah orang-orang menghindari mereka, mereka pun melepaskan anak panah ke langit
dan seketika itu juga panah tersebut berlumuran darah. Lantas mereka berkata: "Kita telah
menaklukkan penduduk bumi dan menguasai yang berada di langit secara paksa." Lalu Allah
mengirim ulat pada tengkuk mereka, demi Zat yang jiwaku ada dalam tangannya, sesungguhnya
hewan-hewan bumi menjadi gemuk, gesit dan sangat berterima kasih karena daging-daging
mereka." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib, kami hanya mengetahuinya dari sanad ini
seperti ini.

C. Kemunculan Ya’juj dan Ma’juj


Ketika pada masanya, Suku Ya'juj dan Ma'juj akan berhasil menghancurkan dinding besi
pembatas yang telah dibangun oleh Zdulqornain, mereka akan turun dari pegunungan dengan cepat
dan tergesa-gesa, mereka sudah tidak sabar untuk membuat kerusakan di muka bumi. Disebutkan
pula bahwa (mereka) orang-orang yang cepat dalam berjalan guna membuat kerusakan.
Ketika mereka berhasil mencapai Danau Tabriyah, Palestina, mereka akan meminum
sampai habis air danau tersebut, karena banyaknya populasi mereka, sehingga orang terakhir yang
berhasil mencapai danau itu akan berkata, "Sungguh dahulu di sini masih ada airnya."
Dalam hadis An-Nawwas bin Sam’an disebutkan bahwa Allah memberitahukan kepada Isa akan
keluarnya Ya'juj dan Ma'juj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka, dan Allah
memerintahkan Isa untuk menjauhkan kaum mukminin dari jalan yang ditempuh Ya'juj dan Ma'juj
seraya berfirman: “Kumpulkan hamba-hamba-Ku ke gunung Ath-Thur.” Pada akhirnya mereka
tewas setelah Isa memohon pertolongan kepada Allah melalui ulat-ulat yang menyerang semua
leher kedua suku tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ۤ ‫ْأ‬ ‫ْأ‬
‫ض فَهَلْ نَجْ َع ُل لَكَ َخرْ جًا ع َٰلى اَ ْن تَجْ َع َل بَ ْينَـنَا َوبَ ْينَهُ ْم َس ًّدا‬
ِ ْ‫قَا لُوْ ا ٰي َذا ْالقَرْ نَي ِْن اِ َّن يَ جُوْ َج َو َم جُوْ َج ُم ْف ِس ُدوْ نَ فِى ااْل َ ر‬

qooluu yaa zal-qornaini inna ya-juuja wa ma-juuja mufsiduuna fil-ardhi fa hal naj'alu laka khorjan
'alaaa ang taj'ala bainanaa wa bainahum saddaa
"Mereka berkata, "Wahai Zulkarnain! Sungguh, Ya'juj dan Ma'juj itu (sekelompok manusia)
berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan
dinding penghalang antara kami dan mereka?""

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 94)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

ْ ‫فَ َما ا ْسطَا ُع ۤوْ ا اَ ْن ي‬


‫َّظهَرُوْ هُ َو َما ا ْستَطَا ُعوْ ا لَهٗ نَـ ْقبًا‬

fa masthoo'uuu ay yazh-haruuhu wa mastathoo'uu lahuu naqbaa

"Maka mereka (Ya'juj dan Ma'juj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula) melubanginya.""

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 97)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

‫ْض َّونُفِخَ فِى الصُّوْ ِر فَ َج َم ْع ٰنهُ ْم َج ْمعًا‬ َ ‫  َوتَ َر ْكنَا بَ ْع‬


ٍ ‫ضهُ ْم يَوْ َمِئ ٍذ يَّ ُموْ ُج فِ ْي بَع‬

wa taroknaa ba'dhohum yauma-iziy yamuuju fii ba'dhiw wa nufikho fish-shuuri fa jama'naahum


jam'aa

"Dan pada hari itu Kami biarkan mereka (Ya'juj dan Ma'juj) berbaur antara satu dengan yang lain,
dan (apabila) sangkakala ditiup (lagi), akan Kami kumpulkan mereka semuanya,"

(QS. Al-Kahf 18: Ayat 99)

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:


ۤ
ْ ‫َح ٰتّى اِ َذا فُتِ َح‬
ٍ ‫ت يَْأجُوْ ُج َو َمْأجُوْ ُج َوهُ ْم ِّم ْن ُكلِّ َح َد‬
َ‫ب يَّ ْن ِسلُوْ ن‬

hattaaa izaa futihat ya-juuju wa ma-juuju wa hum ming kulli hadabiy yangsiluun

"Hingga apabila (tembok) Ya'juj dan Ma'juj dibukakan dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi."

(QS. Al-Anbiya 21: Ayat 96)

Anda mungkin juga menyukai