Anda di halaman 1dari 10

Yakjuj dan Makjuj

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
Bagian dari seri

Eskatologi

Antaragama[tampilkan]

Eskatologi Hindu[tampilkan]

Eskatologi Islam[tampilkan]

Eskatologi Kristen[tampilkan]

Eskatologi Yahudi[tampilkan]

Eskatologi Zoroastrian[tampilkan]

 l
 b
 s

Eskatologi Islam
[tampilkan]Tokoh

[tampilkan]Makhluk gaib
[tampilkan]Lokasi

[tampilkan]Peristiwa

 l
 b
Portal Islam
 s

Ya’juj dan Ma’juj (Arab: ‫ يأجوج ومأجوج‬Yaʾjūj wa-Maʾjūj; Ibrani: ‫ ;גוג ומגוג‬Ibrani: Gog dan
Magog) adalah dua suku yang akan muncul pada akhir zaman. Mereka dikisahkan memiliki
kekuatan sebagai perusak dan penghancur kehidupan di muka bumi, dan mereka akan berperang
melawan Nabi Isa beserta pasukannya di bukit Thursina. Kemunculan suku ini merupakan salah
satu tanda besar kiamat menurut keyakinan umat Muslim.

Kisah tentang kaum ini terdapat dalam ajaran agama Yahudi, dan Kitab Kejadian umat Kristen.
Ya’juj dan Ma’juj juga muncul dalam banyak mitologi dan cerita rakyat di banyak negara, di
antaranya adalah legenda rakyat Britania Raya dan Irlandia.

Daftar isi
 1 Etimologi
 2 Genealogi
o 2.1 Populasi
 3 Wujud
 4 Lokasi
o 4.1 Asia Barat
o 4.2 Asia Tengah
 5 Kemunculan
 6 Pranala luar
 7 Referensi
 8 Catatan

Etimologi
Ya'juj dan Ma'juj berasal dari bahasa Arab. Ya'juj yang berakar kata "ujaaj" (‫ )أ ُ َجاج‬yang berarti
mengering kemudian mengeras, dan satu lagi dari kata "al ajj" (‫)اْلَج‬
‫ أ‬yang artinya ketika musuh
datang dengan cepat sekali, sedangkan Ma`juj berasal dari kata "maaja" (‫ ) َما َج‬yang berarti
goncang. Sedangkan menurut Abu Hatim, ma'juj berasal dari maaja, yaitu kekacauan. ma'juj
berasal dari mu'juj, yaitu malaja. Namun, menurut pendapat yang sahih, Ya'juj dan Ma'juj bukan
isim musytaq, melainkan isim 'Ajam dan Laqab (julukan). Setiap dari akar kata ini memiliki
kesesuaian dengan sifat kaum Ya`juj dan Ma`juj tersebut.[1]
Menurut para ulama, jadi Ya'juj dan Ma'juj memiliki arti mengering dan mengeras secara natural
dan ketika mereka datang dengan cepat serta tergesa-gesa, membuat keadaan goncang kemudian
tidak ada orang yang sanggup menghadapi mereka, maka harus lari dari mereka.[2]

Sifat mereka dikatakan sangat keras, kasar, biadab, sombong, gigih, senang berperang,
merampok, membunuh, merusak, memperkosa korbannya dan mereka tidak menyukai umat
(bangsa) selain mereka sendiri. Kesombongan mereka digambarkan dalam sebuah hadits Nabi
Muhammad, ketika mereka telah berhasil membunuh seluruh penduduk bumi, maka mereka
melemparkan anak panah dan tombak keatas awan, kemudian mereka beranggapan bahwa
mereka telah berhasil membunuh penduduk langit (para malaikat), karena anak panah dan
tombak mereka kembali dengan berlumuran darah.[3]

Genealogi
Ibnu Katsir menerangkan bahwa mereka adalah dari keturunan Adam[4] dari keturunan Nuh, dari
anak keturunan Yafits yakni nenek moyang bangsa Turki yang diisolir oleh tembok/benteng
tinggi yang dibangun oleh Dzul Qarnain.

Magogh bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih bin Idris bin Yarid bin Mahlail
bin Qianan bin Anusy bin Syits bin Adam.

Populasi

Ya’juj dan Ma’juj adalah dua bangsa yang sangat besar jumlahnya, perbandingannya adalah 1:
999, antara manusia umumnya dengan Ya'juj dan Ma'juj. Mereka disebutkan sebagai mayoritas
penghuni neraka,[4] dan kedua suku ini disebutkan telah ada dekat pada masa Nabi Musa
berdakwah.

Abdullah bin ‘Amr berkata bahwa salah seorang dari mereka tidak akan mati kecuali ia telah
memiliki keturunan sejumlah seribu atau lebih.[5]

Wujud
Walaupun mereka dari jenis manusia, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari
manusia pada umumnya. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat
besar, sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan seperti air bah yang mengalir,
tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya,
merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.[6][7]

Lokasi
Sebuah lukisan Iran kuno dari abad ke-16, menggambarkan pembangunan sebuah tembok.

Lukisan oleh Qasim dari abad ke-16, diilustrasikan dari Qur'an, manusia membangun tembok
untuk menghalangi serangan Ya'juj dan Ma'juj

Dalam Surah Al-Kahf bahwa Raja Dzul Qarnain, dalam sebuah perjalanannya sampai disuatu
tempat di antara dua gunung. Dia menemukan suatu kaum yang tidak dikenali bahasanya. Kaum
itu mengadukan kepadanya bahwa ada bahaya mengancam mereka yaitu dari Ya'juj dan Ma'juj
dan mereka meminta untuk membangun tembok yang dapat melindungi mereka dari kejahatan
Ya'juj dan Ma'juj. Kemudian Dzul Qarnain memenuhi permintaan mereka.

Menurut Al-Qur'an Ya'juj dan Ma'juj diisolasi di antara dua gunung oleh pasukan Dzul Qarnain
beserta kaum yang terpencil yang meminta bantuan kepadanya.[8] Mereka meminta Dzul Qarnain
untuk membuat dinding pembatas, agar kedua suku tersebut tidak keluar dan membuat
kekacauan kembali, namun pada akhirnya mereka akan berhasil keluar dari dinding pembatas itu.

Asia Barat
Menurut Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di, Ya'juj Ma'juj berada di belakang pegunungan
Qoqaz (Kaukasus).[9] Memang ada yang berpendapat bahwa pegunungan inilah yang merupakan
“benteng” dimaksud. Deretan pegunungan ini memanjang tanpa celah dari laut Hitam hingga
laut Kaspia sepanjang lebih dari 1.200 km. Kecuali pada bagian kecil dan sempit yang disebut
celah Darial (terletak di negara Georgia) sepanjang kurang lebih 100 meter. Pada bagian celah
itulah diduga penghalang dari Ya`juj dan Ma`juj itu dibangun.

Ada juga yang menyatakan, keberadaan tembok tersebut telah tenggelam dan sampai saat ini
berada di Azerbaijan dan Armenia, tepatnya di pegunungan yang sangat dan tinggi serta keras. Ia
berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum
pada peta-peta Islam ataupun Rusia, terletak di Republik Georgia.

Asia Tengah

Menurut Al-Lajnah Ad-Da`imah, mereka tinggal di benua Asia bagian utara Cina.[10] Sedangkan
menurut Syaikh bin Baz berkata mengenai lokasi, dia menjawab mereka ada di arah timur dan
mereka adalah Bangsa At-Turk (Mongol) adalah termasuk kedalam bangsa itu juga.[11]

Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir "The Holy Qur’an" menuliskan bahwa di distrik Hissar,
Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung
batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan kordinat 38oN dan 67oE. Tempat
itu kini bernama "Buzghol-Khana" dalam bahasa Turki, orang Arabnya menyebutnya dengan
nama "Bab al Hadid", sedangkan Persia menyebutnya "Dar-i-Ahani", dan Cina menamakannya
"Tie-Men-Kuan" yang semuanya memiliki arti "Pintu Gerbang Besi".

Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam
perjalanannya ke India pada abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada sebuah danau yang dinamakan
Iskandarkul. Sallam salah seorang staff peneliti dari kekhalifahan Abassiah yang dipimpin oleh
al-Watsiq Billah dan Ibnu Bathuthah menyatakan hal yang sama bahwa lokasi ini diberada di
Asia Tengah.

Pada tahun 842 Kekhalifahan Abbasiyah, al-Watsiq Billah, bermimpi bahwa dinding pembatas
yang mengurung kedua suku itu hancur, karena mimpi itulah ia mengutus sebuah tim ekspedisi
yang dipimpin oleh Sallam salah seorang staff peneliti ke gerbang besi tadi, untuk mengetahui
keadaan dinding itu dan lokasinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari
tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya
besar. Disebutkan dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq
mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.

Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 meter dengan kolom besar di kiri
kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun
pintu raksasa. Kisah lain menyebutkan Sallam melihat pegunungan yang terpisah oleh lembah.
Luas lembah sekitar 150 meter dan lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.[12]
Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan
biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan
telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar
gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk
jenis manusia yang konon Ya’juj dan Ma’juj itu.

Ya'juj dan Ma'juj sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat
onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj
dan Ma’juj kepada Dzul Qarnain. Dzul Qarnain kemudian menggiring (mengusir) mereka ke
sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang kiamat nanti,
pintu gerbang itu akan berhasil dijebol oleh mereka, kemudian mereka keluar dan membuat onar
dunia, sampai mereka bertemu dengan Nabi Isa al-Masih dan umatnya.

Dalam bukunya al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada
penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj dan Ma’juj. Mereka
mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup
melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam
pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan
kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail
hasil penelitiannya kepada Khalifah. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin
Inggris, melihat gerbang besi itu.

Ibnu Bathuthah menuturkan dalam Kitab Rahlat Ibnu Bathuthah pegunungan Ya’juj dan Ma’juj
berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-
Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut China adalah daerah-daerah Rusia.

Dalam versi lain, disebutkan para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15
M di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai Bab al-Hadid (Pintu Besi) di
dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan Jerman Slade
Verger. Arkeolog Spanyol, Klapigeo, pada 1403 M, pernah diutus oleh Raja Qisythalah di
Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. Bab al Hadid adalah jalan penghubung antara
Samarkand dan India. ‫ار قَالُوا َحدَّثَنَا ِهشَا ُم أبنُ َع أب ِد أال َم ِل ِك‬ ٍ ‫ش‬ َّ َ‫ظ ِِلب ِأن ب‬ ُ ‫احد َواللَّ أف‬ ِ ‫اح ٍد أال َم أعنَى َو‬ ِ ‫ار َو َغي ُأر َو‬ ٍ ‫ش‬ َّ َ‫َحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ أبنُ ب‬
‫س ِدِّ قَا َل َيحأ ِف ُرونَهُ ُك َّل َي أو ٍم‬
َّ ‫ال‬ ‫ي‬ ‫ف‬ ‫م‬ َّ ‫ل‬ ‫س‬‫و‬
ِ َ َ َ ِ َ ُ ‫ه‬ ‫ي‬
‫أ‬ َ ‫ل‬ ‫ع‬ َّ
‫َّللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬ ‫ص‬ ‫ي‬
َ ِِّ ِ ‫ب‬َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ع‬ َ ‫ة‬
َ َ َ ‫أر‬ ‫ي‬ ‫ُر‬‫ه‬ ‫ي‬ ‫ب‬ َ ‫أ‬ ‫ث‬ ‫ِي‬ ‫د‬ ‫ح‬
ِ ِ َ ِ ٍ ِ َ ِ َ َ ‫أ‬
‫ن‬ ‫م‬ ‫ع‬ ‫ف‬ ‫ا‬ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ب‬َ ‫أ‬ ‫ن‬ ‫أ‬ ‫ع‬ َ ‫ة‬‫د‬ ‫َا‬ ‫ت‬َ ‫ق‬ ‫أ‬
‫ن‬ َ َ‫َحدَّثَنَا أَبُو َع َوان‬
‫ع‬ َ ‫ة‬
َ‫َّللاُ أ أن‬ َ
َّ َ‫ش ِدِّ َما َكانَ َحتَّى إِذَا بَلَ َغ ُمدَّتَ ُه أم َوأ َراد‬ َ َّ ُ‫ست أَخ ِرقونَهُ َغدًا فَيُ ِعيدُه‬
َ ‫َّللاُ َكأ‬ ُ َ َ‫ار ِجعُوا ف‬ َّ ُ
‫َحتَّى إِذَا كَاد ُوا يَ أخ ِرقونَهُ قَا َل الذِي َعلَ أي ِه أم أ‬
‫َّللاُ َوا أستَثأنَى قَا َل فَ َي أر ِجعُونَ فَ َي ِجد ُونَهُ َك َه أيئَتِ ِه ِحينَ ت ََر ُكو ُه‬ َّ ‫ست أَخ ِرقُونَهُ َغدًا ِإ أن شَا َء‬ َ َ‫ار ِجعُوا ف‬ ‫اس قَا َل الَّذِي َعلَ أي ِه أم أ‬ ِ َّ‫َي أب َعثَ ُه أم َعلَى الن‬
ً
ِ ‫ضبَة بِال ِدِّ َم‬
‫اء‬ َّ ‫اء فَت أَر ِج ُع ُم َخ‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫ام ِه أم فِي ال‬ ِ ‫اس ِم أن ُه أم فَ َي أر ُمونَ بِ ِس َه‬ ‫أ‬
ُ َّ‫اس فَيَ أستَقونَ ال ِميَاهَ َويَ ِفر الن‬ ُ ِ َّ‫فَيَ أخ ِرقُونَهُ فَيَ أخ ُرجُونَ َعلى الن‬
َ
‫س‬ ُ ‫َّللاُ َعلَ أي ِه أم نَ َغفًا فِي أَ أقفَائِ ِه أم فَ َي أه ِل ُكونَ فَ َوالَّذِي نَ أف‬
َّ ‫ث‬ ُ ‫علُ ًّوا فَ َي أب َع‬ ُ ‫اء قَس َأوة ً َو‬ ِ ‫س َم‬ َّ ‫ض َو َعلَ أونَا َم أن فِي ال‬ ِ ‫فَ َيقُولُونَ قَ َه أرنَا َم أن فِي أاْل َ أر‬
ُ َّ
‫سن غ َِريب إِن َما نَ أع ِرفهُ ِم أن‬ َ ‫سى َهذا َحدِيث َح‬ َ َ
َ ‫وم ِه أم قا َل أبُو ِعي‬ َ ُ
ِ ‫شك ًَرا ِم أن ل ُح‬ ‫أ‬ َ
َ ‫ض ت َ أس َمنُ َوت َ أبط ُر َوتَشك َُر‬ ِ ‫ُم َح َّم ٍد بِيَ ِد ِه إِ َّن دَ َوابَّ أاْل َ أر‬
‫ َهذَا أال َوجأ ِه ِمثأ َل َهذَا‬Artinya:Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar dan lainnya,
maknanya sama sedangkan teksnya milik Ibnu Basyar, mereka berkata: Telah menceritakan
kepada kami Hisyam bin Abdul Malik telah menceritakan kepada kami Abu Awanah dari
Qatadah dari Abu Rafi' dari hadits Abu Hurairah dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Salam tentang
dinding (yang dibangun Dzulqarnain) beliau bersabda: "Setiap hari mereka (Ya`juj dan Ma`juj)
menggalinya, sehingga ketika dinding itu hampir mereka menembusnya, pemimpinnya
mengatakan: Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari kalian pasti bisa menembusnya! tetapi
Allah mengembalikannya seperti semula. dan keesokan harinya, ketika Allah hendak mengutus
mereka kepada manusia, pemimpin mereka berkata: Sekarang pulanglah kalian, karena esok hari
kalian akan merobohkannya jika Allah menghendaki" ia mengucapkan insya Allah." Beliau
bersabda: "Pulanglah mereka dan mendapatinya seperti keadaanya semula saat mereka
tinggalkan lalu mereka merobohkannya dan menyerang orang-orang, lalu mereka meminum air
dan berlarilah orang-orang menghindari mereka, mereka pun melepaskan anak panah ke langit
dan seketika itu juga panah tersebut berlumuran darah. Lantas mereka berkata: "Kita telah
menaklukan penduduk bumi dan menguasai yang berada di langit secara paksa." Lalu Allah
mengirim ulat pada tengkuk mereka, demi Dzat yang jiwaku ada dalam tangannya,
sesungguhnya hewan-hewan bumi menjadi gemuk, gesit dan sangat berterima kasih karena
daging-daging mereka." Abu Isa berkata: Hadits ini hasan gharib, kami hanya mengetahuinya
dari sanad ini seperti ini.

Kemunculan
Ketika pada masanya, Suku Ya'juj dan Ma'juj akan berhasil menghancurkan dinding besi
pembatas yang telah dibangun oleh Dzul Qarnain, mereka akan turun dari pegunungan dengan
cepat dan tergesa-gesa, mereka sudah tidak sabar untuk membuat kerusakan dimuka bumi.[13]
Disebutkan pula bahwa (mereka) orang-orang yang cepat dalam berjalan guna membuat
kerusakan.

Ketika mereka berhasil mencapai Danau Tabriyah, Palestina, mereka akan meminum sampai
habis air danau tersebut, karena banyaknya populasi mereka, sehingga orang terakhir yang
berhasil mencapai danau itu akan berkata, "Sungguh dahulu di sini masih ada airnya."[14]

Dalam hadits An-Nawwas bin Sam’an disebutkan bahwa Allah memberitahukan kepada Isa akan
keluarnya Ya'juj dan Ma'juj yang tidak ada seorang pun mampu memerangi mereka, dan Allah
memerintahkan Isa untuk menjauhkan kaum mukminin dari jalan yang ditempuh Ya'juj dan
Ma'juj seraya berfirman: “Kumpulkan hamba-hamba-Ku ke gunung Ath-Thur.”[15] Pada akhirnya
mereka tewas setelah Isa memohon pertolongan kepada Allah melalui ulat-ulat yang menyerang
semua leher kedua suku tersebut.[16]

Pranala luar
(Indonesia)

 Mengenal Ya’juj dan Ma’juj di Asysyariyah.com


 Mengenal Ya'juj dan Ma'juj di LampuIslam.org
 Tausyiah Ustad Zulkifli M Ali Lc MA di Mesjid Azzikra, tentang Yajuj dan Majuj oleh
Ust. Zulkilfi di Youtube.com
 Ya'juj dan Ma'juj[pranala nonaktif]
 Ya’juj dan Ma’juj, Bangsa Perusak dan Kebinasaannya di DarusSalaf.or.id

(Inggris)

 Yajuj wa Ma'juj (Gog and Magog) according to Islam


 End of Days in Islam
 Gog and Magog in the City of London's Lord Mayor's Show
 The History of Gog and Magog, the Champions of London, etext of 1819 original,
anonymous, attributed to "Robin Goodfellow"
 Christian website purporting to explain Gog and Magog
 Millennialist Judaic perspective on the war of Gog u'Magog
 Ya'juj And Ma'juj (Gog And Magog)ᴴᴰ di Youtube.com

Referensi
 Az-Zuhaily, Tafsir Al-Munir.
 Dr. Thaha Ad-Dasuqy, 'Aqidatuna Wa Shilatuha Bil Kaun Wal Insan Wal Hayat, Darul
Huda, Kairo, 1995.
 Syekh Sya'ban 'Abdulhadi Abu Rabah, Islamiyat, Haqaiq Fi Dzilli Tauhid Al-Ara Al-
Islamiyah, Muassasah Al-'Arabiyah Al-Haditsiyah, Kairo, 1991.
 Jon Ruthven. "The Prophecy that Is Shaping History: New Research on Ezekiel's Vision
of the End." Fairfax, VA: Xulon, 2003.[1] Substantial academic monograph on nations of
Ezekiel's Gog prophecy (chapters 38-39).

Catatan
1. ^ Asyrathus Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 365-366.
2. ^ The Story of Gog and Magog (Ya'juj And Ma'juj): Asal Kata Ya'juj dan Ma'juj di
Youtube.com
3. ^ Ya`juj dan Ma`juj ketika keluar tidaklah melewati sesuatu kecuali dirusaknya. Tidaklah
melewati danau kecuali meminumnya hingga habis. Tidaklah mendapati manusia kecuali
dibunuhnya sampai ketika mereka merasa menang membantai seluruh penduduk bumi,
dia menantang penduduk langit. Inilah kesombongan yang luar biasa dari Ya`juj dan
Ma`juj. “Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu
gunung di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah membantai penduduk
bumi, mari kita membantai penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah
dan tombak-tombak mereka ke langit. Maka Allah subhanahuwata’ala mengembalikan
panah-panah dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (Hadits
riwayat Muslim dalam kitab Al-Fitan wa Asyrathus Sa’ah).
4. ^ a b Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam
menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu
dengan senang hati dan kebaikan semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah Subhanahu
wa Ta’ala berfirman: “Keluarkan utusan (penghuni) neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa
itu utusan (penghuni) neraka?” Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Mereka dari
setiap seribu orang, sembilan ratus sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu
anak kecil menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan
kamu lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena
adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sangat keras. Kemudian para shahabat bertanya:
“Siapa satu yang selamat dari kita itu, wahai rasulullah?” Rasulullah menjawab:
“Bergembiralah, sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj dan
Ma’juj seribu….” Hadits riwayat Al-Bukhari dengan Fathul Bari, juz 6 hal. 382.
5. ^ Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma bahwa rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj dari keturunan
Adam. Sekiranya mereka dilepas niscaya mereka akan merusak kehidupan manusia, dan
tidak mati salah seorang dari mereka melainkan ia meninggalkan dari keturunannya
seribu atau lebih.” (Hadits riwayat Ath-Thabarani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath).
6. ^ Rasulullah berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat
kalajengking. Dia bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal
sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj,
lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka
mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti
perisai.” Musnad Imam Ahmad (5/271).
7. ^ Selain itu rasulullah berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat
kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal
sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj,
lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka
mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti
perisai” (Hadits riwayat Ahmad).
8. ^ Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan
keduanya, suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: ‘Hai
Dzul Qarnain, sesungguhnya Ya`juj dan Ma`juj itu orang-orang yang membuat kerusakan
di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya
kamu membuat dinding antara kami dan mereka?’ Dzul Qarnain berkata: ‘Apa yang telah
dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka bantulah aku
dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kalian dan
mereka, berilah aku potongan-potongan besi.’ Hingga apabila besi itu telah sama rata
dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzul Qarnain: ‘Tiuplah (api itu).’ Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: ‘Berilah aku tembaga
(yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu.’ Maka mereka tidak bisa
mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melubanginya. Dzul Qarnain berkata: ‘Ini
(dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabbku Dia akan
menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabbku itu adalah benar’.” (Al-Kahfi: 93-98).
9. ^ Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin ditanya: “Telah menyebar makalah dari Asy-Syaikh
Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu bahwa beliau berpendapat tentang telah
munculnya Ya`juj dan Ma`juj dan bahwa mereka itu adalah penduduk Cina, dan setelah
merujuk ke tafsir beliau maka jelas bahwa Ya`juj dan Ma`juj akan keluar pada akhir
zaman dan mereka melakukan perusakan di muka bumi, dan bahwa keluarnya mereka
termasuk di antara tanda-tanda hari kiamat yang besar. Apakah Asy-Syaikh telah rujuk
dari pendapatnya yang pertama ataukah beliau memiliki dua pendapat? Anda sendiri, apa
yang Anda kuatkan dalam masalah ini? Jazakumullah khairan. Beliau menjawab: “Asy-
Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullahu adalah syaikh kami, dan apa yang
dinisbahkan kepada beliau –bahwa Ya`juj dan Ma`juj adalah penduduk Cina dan yang
berada di belakang pegunungan Qoqaz (Kaukasus)– telah membuat kisruh. Sebenarnya
beliau rahimahullahu tidak mengucapkan sesuatu kecuali berdasarkan dalil yang
dibangun di atas Al-Kitab dan As-Sunnah, serta mengikuti ucapan orang sebelumnya
(salaf, red.). Namun para pengikut hawa nafsu mencari-cari alasan yang lemah seperti
lemahnya sarang laba-laba untuk mengotori kehormatan orang yang telah Allah
Subhanahu wa Ta’ala beri keutamaan. Sehingga mereka hasad dan dengki kepada beliau.
Syaikh kami tersebut rahimahullahu tidak pernah menyatakan bahwa Ya`juj dan Ma`juj
yang keluar pada akhir zaman adalah yang telah muncul sekarang, dan tidak mungkin hal
itu diucapkan oleh seorang yang berakal, terlebih lagi seorang alim yang termasuk paling
alim di zaman itu –semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmati beliau. Beliau hanya
mengatakan bahwa Ya`juj dan Ma`juj itu ada, dan Al-Qur`an menjelaskan hal tersebut.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Dzul Qarnain (lalu beliau menyebut ayat-
ayat dalam surat Al-Kahfi yang tersebut di atas, lalu berkata): “Jadi, mereka ada atau
tidak ada? Tentu mereka ada, mereka merusak di muka bumi….” (dari kaset Silsilah
Liqa` Babil Maftuh, kaset no. 60, sisi yang kedua).
10. ^ Ya`juj dan Ma`juj adalah keturunan Adam dari anak Yafits bin Nuh ‘alaihissalam.
Mereka tinggal di benua Asia bagian utara Cina, dan mereka ada di muka bumi seperti
anak cucu Adam lainnya. Mereka adalah orang-orang yang memiliki kekuatan, merusak
di muka bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menjelaskan sifat perjalanan Dzul
Qarnain menuju ujung timur dan apa yang beliau lakukan berupa perbaikan dalam
perjalanan tersebut.” Lalu Al-Lajnah menyebut ayat 89-99 dari surat Al-Kahfi. (Lihat
Fatawa Al-Lajnah Ad-Da`imah, 3/149-150).
11. ^ Syaikh Ibnu Baz juga ditanya tentang Ya`juj dan Ma`juj. Beliau menjawab: “Mereka
berasal dari keturunan Adam, akan keluar pada akhir zaman. Mereka tinggal di arah
timur. Bangsa At-Turk (Mongol) termasuk dari mereka, lalu mereka dibiarkan di luar
dinding (benteng yang dibuat Dzul Qarnain), dan tinggallah Ya`juj dan Ma`juj di balik
dinding tersebut. Sedangkan bangsa Mongol di luar dinding. Ya`juj dan Ma`juj termasuk
dari bangsa timur, ujung timur, dan mereka akan keluar pada akhir zaman dari Cina dan
sekitarnya, setelah keluarnya Dajjal dan turunnya Isa bin Maryam ‘alaihissalam. Sebab,
mereka dibiarkan tinggal di sana tatkala Dzul Qarnain membangun benteng, sehingga
mereka berada di baliknya, sedangkan bangsa Mongol dan Tartar di luar benteng, dan
jika Allah Subhanahu wa Ta’ala menghendaki keluarnya mereka kepada manusia, maka
mereka keluar dari tempat mereka dan menyebar di muka bumi, lalu berbuat kerusakan.
Lantas Allah Subhanahu wa Ta’ala kirimkan ulat-ulat kepada mereka di leher-leher
mereka, sehingga merekapun mati seperti matinya satu jiwa seketika itu juga,
sebagaimana yang telah shahih dari hadits-hadits rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
dan Isa bin Maryam ‘alaihissalam bersama kaum muslimin membentengi diri dari
mereka, sebab mereka keluar pada zaman Isa ‘alaihissalam setelah keluarnya Dajjal.”
(Fatawa Asy-Syaikh Ibn Baz, 5: As`ilah Mutafarriqah wa Ajwibatuha, pertanyaan
ketiga).
12. ^ "Kitab Nuzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq" hal. 934 -938, karya Al-Syarif al-Idrisi.
13. ^ Ibnu Katsir rahimahullahu saat memberi penjelasan pada ayat: “Hingga apabila
dibukakan (dinding) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi.” (Al-Anbiya’: 96).
14. ^ Al-Imam Muslim rahimahullahu dalam Shahih-nya meriwayatkan dengan memberi
tambahan pada hadits An-Nawwas bin Sam’an, Shahih Muslim, tambahan hadits no.
2937.
15. ^ Asyrathu As-Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 369.
16. ^ Hadits riwayat Ibnu Majah no. 4079. Dishahihkan Al-Albani rahimahullahu).

Anda mungkin juga menyukai