Namun sejatinya, yang disebut Jawa adalah seluruh Etnik Nusantara yang dulunya
penghuni Benua Atlantis sebelum dikirim banjir besar oleh Allah SWT, setelah banjir
besar benua ini pecah menjadi 17.000 pulau yang sekarang disebut Indonesia.
Hanya beberapa etnik yang masih tersisa, selebihnya menjadi cikal bakal bangsabangsa dunia antara lain bangsa India, Cina (termasuk Jepang dan Korea), Eropa,
Israel, Arab, dan Indian Amerika.
Dalam bahasa Jawi Kuno, arti Jawa adalah moral atau akhlaq, maka dalam
percakapan sehari-hari apabila dikatakan seseorang dikatakan : ora jowo berarti
tidak punya akhlaq atau tidak punya sopan santun.
Sebutan jawa ini sejak dulunya dipakai untuk menyebut keseluruhan wilayah
Nusantara, penyebutan etnik-etnik sebagaimana berlaku saat ini adalah hasil taktik
politik de vide et impera para penjajah. Sejak zaman Benua Atlantis, Jawa memang
menjadi pusat peradaban karena dari bukti-bukti fosil manusia purba di seluruh
dunia, sebanyak 6 jenis fosil tertua di dunia, 4 diantaranya ditemukan di Jawa.
Mitologi Jawa
Menurut mitologi jawa yang telah menjadi cerita turun-temurun, bahwa asal usul
bangsa Jawa adalah keturunan Brahma dan Dewi Saraswati dimana salah satu
keturunannya yang sangat terkenal dikalangan Guru Hindustan (India) dan Guru
Budha (Cina) adalah Bethara Guru Janabadra yang mengajarkan Ilmu Kejawen.
Sejatinya Ilmu Kejawen adalah Ilmu Akhlaq yang diajarkan Nabi Ibrahim AS
yang disebut dalam Al-Quran Millatu Ibrahim dan disempurnakan oleh Nabi
Muhammad SAW dalam wujud Al-Quran dengan bahasa asli (Arab), dengan
pernyataannya tidaklah aku diutus, kecuali menyempurnakan akhlaq.
Borobudur temple
Dalam buku kisah perjalanan Guru Hindustan di India maupun Guru Budha di Cina,
mereka menyatakan sama-sama belajar Ilmu Kejawen kepada Guru Janabadra.
Kemudian mengembangkan Ilmu Kejawen ini dengan nama sesuai dengan asal
mereka masing-masing, di India mereka namakan Ajaran Hindu, di Cina mereka
namakan Ajaran Budha. Dalam sebuah riset terhadap kitab suci Hindu, Budha dan
Al-Quran, ternyata tokoh Brahma sebenarnya adalah Nabi Ibrahim A.S.
Sedang Dewi Saraswati adalah Dewi Sarah, istri Ibrahim A.S. yang menurunkan
bangsa-bangsa selain Arab. Bukti lain bahwa ajaran Budha berasal dari Jawa adalah
adanya prasasti yang ditemukan pada candi-candi Budha di Thailand maupun
Kamboja.
Prasasti itu menyatakan bahwa candi-candi tersebut dibangun dengan
mendatangkan arsitek dan tukang-tukang dari Jawa, karena memang waktu itu
orang Jawa dikenal sebagai bangsa tukang yang telah berhasil membangun Candi
Borobudur sebagai salah satu keajaiban dunia.
Teori KH. Fahmi Basya
Ternyata berdasarkan hasil riset Lembaga Studi Islam dan Kepurbakalaan yang
dipimpin oleh KH. Fahmi Basya, dosen Matematika Islam UIN Syarif Hidayatullah,
bahwa sebenarnya Candi Borobudur adalah bangunan yang dibangun oleh Tentara
Nabi Sulaiman A.S., termasuk didalamnya dari kalangan bangsa Jin yang disebut
dalam Al-Quran sebagai Arsy Rau Saba.
Sejatinya Princess of Saba atau Ratu Balqis adalah Ratu Boko yang sangat
terkenal dikalangan masyarakat Jawa, sementara patung-patung di Candi
Borobudur yang selama ini dikenal sebagai patung Budha, sejatinya adalah patung
model bidadara dalam surga yang menjadikan Nabi Sulaiman sebagai model dan
berambut keriting.
Disamping itu ada fakta lain tentang situs Nabi Daud dan Sulaiman di Yerusalem
sebagaimana dimuat majalah Times edisi 1 Februrari 2010, yang memuat pernyataan
Ravael Grinberg, seorang dosen di Universitas Tel Aviv mengatakan:
Secara teori, seharusnya Anda sudah mendapatkan sesuatu hanya setelah
melakukan penggalian selama enam minggu. Tapi nyatanya setelah dilakukan
penggalian tanpa henti selama dua tahun, tidak ada hasil apapun yang memuaskan.
Times menyebutkan, dalam empat tahun terakhir, berbagai organisasi Yahudi
ekstrim sudah mengepung kota Jerussalem untuk melakukan penggalian bawah
tanah di sekitar dan di bawah Masjid Al Aqsha.
Termasuk Organisasi Eilad, yang juga fokus bekerja untuk mendirikan pemukiman
imigran Yahudi di Jerusalem. Selain itu, lembaga Eir David juga fokus melakukan
penggalian di Silwan.
Menurut Profesor Finskltain asal Israel, yang juga ilmuwan sejarah di Universitas
Tel Aviv, ditulis padaTimes:
Mereka yang melakukan penggalian bawah tanah di Jerussalem mencampur
adukkan antara agama dengan ilmu pengetahuan. Eilad meyakini dogma agama
bahwa ada peninggalan sejarah Daud disana, tapi sampai sekarang tak pernah
ditemukan.
Selain itu, Profesor Yone Mazarahe, juga pakar arkeologi Israel mengatakan:
Eilad tidak menempukan apapun dari penggalian. Bahkan sekedar plang
tulisanSelamat Datang di Istana Daud, juga tidak ditemukan. Mereka hanya
mendasarkan keyakinan pada teks-teks yang dianggap suci oleh mereka sebagai
panduan penggalian.
Dari fakta-fakta ini, bisa ditarik kesimpulan bahwa Bani Jawi (suku-suku di
Nusantara) ini adalah Bani Israel yang tetap beriman kepada Nabi Musa dan
mendiami tanah yang dijanjikan (The promised land) yaitu Benua Atlantis yang
sekarang disebut Indonesia.
Sedangkan Bani Israel yang berdiaspora ke seluruh dunia adalah mereka yang
dikutuk oleh Allah karena mendustakan Nabi Musa AS. Adapun Bani Israel yang
sekarang menjajah Palestina sebenarnya Yahudi jadi-jadian.
Maksudnya KH. Fahmi Basya adalah Bani Israel dari suku ke 13 yaitu Suku
Kazar yang wilayahnya pada masa lalu berada di utara Turki bernama Khazaria,
dari hasil kawin campur Bani Israel yang berdiaspora dengan penduduk lokal dan
Romawi yang saat ini posisinya mayoritas.
Hadists Israiliyat?
Klaim atas Yerusalem sebenarnya sebuah kekeliruan yang disengaja, padahal
Yerusalem,Temple of Solomon dan Taabut yang mereka cari selama ribuan tahun
berada di Tanah Jawa yaitu Candi Borobudur dan Negeri Sleman di Yogyakarta.
Dalam Al-Quran taabut artinya kode rahasia kerajaan yang disimpan oleh Nabi
Daud, saat ini taabut tersebut sedang dibuka rahasianya melalui candi-candi yang
dibangun sejak zaman Nabi Sulaiman khususnya Candi Borobudur, perlu diingat
sebenarnya kata Candi berasal dari kata Sandi artinya kode rahasia.
Dengan demikian rahasia jejak para nabi akan segera terkuak setelah ayat Allah
berupa tulisan bergambar yang ada pada candi-candi Negeri Sleman di puzzlekan
dengan ayat2 Allah dalam Al-Quran.
Sebagian besar ummat Islam saat ini terkecoh oleh keyakinan bahwa Palestina
adalah negeri yang diberkahi dan Yerusalem adalah kota suci Islam ketiga setelah
Makkah dan Madinah, hal ini karena ummat Islam banyak terpengaruh haditshadist Israeliyat khususnya tentang Isra Miraj Nabi Muhammad SAW.
Perlu ekstra hati-hati dalam mengutip hadits tentang Isra Miraj karena sebagian
besar hadits palsu dan dibuat oleh kaum munafik dari kalangan Bani Israel, para ahli
hadits menyebutnya sebagai Hadist Israeliyat.
Karena hadits-hadis inilah ummat Islam di luar Palestina terseret dalam
permusuhan dengan Israel dan menjadikan Yerusalem sebagai kota suci ketiga
ummat Islam, padahal waktu kanjeng Nabi Muhammad SAW melakukan Isra Miraj
apa yang disebut Masjidil Aqsa sebenarnya adalah Gereja, waktu itu Yerusalem
masih dikuasai Roma.
Kalo waktu itu dikatakan Nabi menjadi imam shalat berjamaah dengan para Nabi,
pertanyaannya adalah: shalat apakah gerangan? Sementara dalam hadits-hadists
Israiliyat tersebut dikatakan Isra Miraj dalam rangka menjemput perintah shalat 5
waktu sebagai hasil transaksi antara Nabi dengan Allah SWT dengan Nabi Musa
sebagai konsultannya.
Pertanyaan berikutnya adalah, mengapa harus Nabi Musa yang menjadi rujukan
Nabi Muhammad? Inilah cerdasnya Bani Israel yang telah berhasil menusuk jantung
aqidah ummat Islam melalui hadits-hadist palsunya hingga ummat Islam terpecah
belah, energi terkuras habis hanya untuk memikirkan Masjidil Aqsa, sementara Bani
Israel karena ketekunannya telah berhasil menguasai dunia melalui infiltrasi
kesegenap lini kehidupan.
Bani Israel fokus ke Jawa?
Saat ini fokus mereka adalah Indonesia khususnya Tanah Jawa, mengapa Jawa?
Dalam Al-Quran dikatakan bahwa Ulama-ulama (ilmuwan) Bani Israel mengenal
Al-Quran sebagaimana mereka mengenal anak-anaknya sendiri, tentu saat ini
sebenarnya banyak ilmuwan Bani Israel yang mengetahui fakta-fakta yang
ditunjukkan oleh Al-Quran. Salah satunya adalah tentang Nabi Daud A.S. dan Nabi
Sulaiman A.S.
Cobalah kita mengambil ibrah dari kemampuan Nabi Daud AS dalam teknologi
peleburan besi dan manajemen pengelolaan gunung yang diwariskan di Tanah Jawa
(Atlantis) banyak meninggalkan bangunan-bangunan misteri semisal Candi
Borobudur, Piramida-piramida Mesir dan Piramida Aztek.
Dalam peradaban ini para pendirinya adalah 3 sosok yang luar biasa yaitu Nabi
Daud AS, Nabi Sulaiman AS dan Ratu Bilqis yang masing-masing diberi kelebihan
oleh Allah SWT.
Sampai saat ini negeri kita adalah satu-satunya negeri yang paling banyak diwarisi
gunung berapi dan deposit besi titanium tak terbatas, yang tersebar di sepanjang
pantai selatan Pulau Jawa. Besi titanium ini sejak zaman Nabi Daud sampai
sekarang digunakan sebagai bahan baku pembuatan senjata khususnya KERIS.
Besi titanium ini juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan pesawat ruang
angkasa, dan saat ini disekitar Candi Borobudur sedang dipersiapkan berdirinya
Perguruan Tinggi Nuklir yang akan mempersiapkan desain dan pembuatan Pesawat
Piring Terbang oleh Tim SSQ, hanya dengan menguasai teknologi pesawat piring
terbang, ummat Islam bakal mampu mengalahkan Zionis Israel dan para
pendukungnya yang cenderung semakin destruktif di muka Bumi.
Yahudi memang hanya bisa dikalahkan oleh Yahudi beriman karena memang
kecerdasan dan ilmunya juga sepadan. Tapi aneh bin ajaib, sekarang ini banyak
perusahaan-perusahaan skala dunia yang secara tersembunyi berafiliasi dengan
Israel berlomba-lomba mengajukan ijin untuk mendirikan pabrik peleburan besi
titanium di pantai selatan Jawa.
Sementara perusahaan-perusahaan besar lainnya yang sebagian besar juga milik
orang Yahudi, baik Yahudi Eropa maupun Amerika sudah malang melintang
menguasai hajat hidup bangsa Indonesia, sepertinya mereka akan mengembalikan
penjajahan ala VOC tempo dulu (VOC adalah perusahaan milik Yahudi Belanda yang
berhasil menjajah Indonesia pada masa kolonial Belanda).
Relief Candi Cetho dan Candi Penataran adalah informasi tentang
Kekhalifahan Nusantara?
Fakta baru tentang relief Candi Cheto di Karang Anyar dan Candi Panataran di
Jawa Timur terdapat relief-relief yang menggambarkan seorang raja
(Jawa/Nusantara) yang dihormati oleh suku / relief / patung mirip Suku Maya,
Sumeria, Aztec, bahkan figur Yahudi dan lainnya.
Pertanyaannya adalah fenomena apakah ini? Selama ini sejarah negeri kita
dibuatkan oleh para Ilmuwan Barat (Ulama Bani Israel) dan sebagian besar bangsa
kita mengamini tanpa reserve, karya-karya mereka menjadi buku wajib bagi sekolahsekolah kita.
Secara tidak sadar generasi kita mengalami cuci otak dalam waktu yang relatif lama,
tugas kita sekarang adalah merekonstruksi kembali sejarah masa lampau Nusantara
ini berdasarkan Al-Quran dengan cara mem-pazl-kannya dengan peninggalanpeninggalan nenek moyang kita khususnya candi-candi di Tanah Jawa dimana
istilah candi ini dalam Al-Quran disebut Mihrab.
Kalau anda baca kisah Syailendra di Museum Trowulan Mojokerto dimana
dikisahkan bahwa di Tanah Jawa ada raja bernama Syailendra yang mampu
menaklukkan gunung dan sanggup memutarnya saat melawan seorang raksasa.
Dalam sejarah Islam sendiri, kita mengenal Nabi Daud adalah satu-satunya nabi
yang memiliki mujizat sanggup menaklukkan gunung, bahkan Al-Quran
menyatakan gunung diputar untuk Nabi Daud A.S. dan dalam kisah lain pun Nabi
Daud A.S pernah mengalahkan seorang raksasa bernama Jalut, dialah ayah dari
Nabi Sulaiman a.s.
Daoed Joesoef (mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan) dalam bukunya
Borobudur pada halaman 43, menjelaskan:
Makna dari kata Sailendra berasal dari kata Saila Indra yang artinya Raja Gunung
atau dari beberapa sumber, makna Sailendra inipun berasal dari kata Salin Indra
yang artinya bisa menguasai/berganti-ganti alam, yaitu alam manusia, alam jin /
setan, alam binatang dan lain-lain.
Satu-satunya Nabi yang menguasai alam-alam ini, sehingga mampu berkomunikasi
bahkan menguasainya adalah Nabi Sulaiman a.s. :
Dan Sulaiman telah mewarisi Daud dan dia berkata, Hai manusia, kami telah diberi
pengertian tentang bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sesungguhnya
semua itu benar-benar suatu karunia yang nyata.
Jadi sebenarnya relief pada Candi Ceto dan Candi Penataran adalah informasi
tentang Kekhalifahan Nusantara yang menjadi Super Power Dunia dibawah
kepemimpinan Nabi Daud A.S., kemudian diwariskan kepada Nabi Sulaiman A.S.
bersama-sama Ratu Bilqis
Adapun perkiraan peta imajinatifnya dan sebaran etniknya adalah sebagai berikut:
Dalam Peta Bumi itu Al-Quran, ternyata ayat-ayat Al-Quran dapat di-pazl-kan
dengan ayat-ayat bergambar di Bumi.
Salah satu ayat bergambar adalah Candi Borobudur dimana pada relief lantai 3
candi tersebut terdapat kisah tentang Nabi Daud, Nabi Sulaiman, burung Hud Hud
dan Taabut Perjanjian, sedang Komplek Candi Prambanan dan Komplek Istana
Ratu Boko merupakan ayat bergambar yg bercerita tentang Kisah Ratu Bilqis dan
Nabi Sulaiman.
Ada hubungan antara Sleman, Sulaiman dan Syailendra?
Di Yogyakarta ada negeri bernama Sleman yang sejatinya adalah Negeri
Sulaiman dengan Temple of Solomon-nya yaitu Candi Borobudur, Negeri
Sleman ini dalam bahasa Ibraninya Yerusalem dimana dalam teks-teks Yahudi
disebut Israel Selatan yang diperuntukkan bagi Suku Yehudza dan Benyamin.
Suku ini dikenal sebagai Kaum Pertukangan, berambut keriting, dipimpin oleh
Nabi Daud A.S. dan Nabi Sulaiman A.S., sedang Israel Utara disebut juga dengan
Negeri Samaria, diperuntukkan bagi 10 Suku Bani Israel yg lain, dimana di Negeri
Samaria ini terdapat sebuah gunung bernama Gunung Moriah yg lebih dikenal
dengan sebutan Bukit Zion.
Dalam mitologi tentang Negeri Semarang disebutkan bahwa nama semarang
diambilkan dari nama Bethara Semar alias Bethara Samara, apabila dikaitkan
dengan pembagian wilayah atas Kerajaan Sulaiman di atas, maka sejatinya Negeri
Semarang adalah Negeri Samaria dan Gunung Muria sebenarnya adalah
Gunung Moriah atau Bukit Zion yg dijadikan simbol perjuangan Kaum Zionis
Israel
Wilayahnya terbentang sampai Borneo Utara (apakah sebuah kebetulan Pulau
Kalimantan juga disebut Pulau Semar?), Laut Cina Selatan ketika masih berupa
daratan hingga Indo China, Malaysia, Sumatra, Sulawesi hingga Papua.
Ketika terjadi banjir besar di Benua Nusantara dan menenggelamkan sebagian
besar wilayah Samaria, maka jadilah apa yg disebut dalam teks-teks Yahudi sebagai
10 Suku Bani Israel yang hilang, dan dalam kurun waktu ribuan tahun jadilah
Yehudza atau suku Jews, menjadi suku Jawa.
Suku Simeon menjadi Suku Batak, dan suku-suku lain yang terindikasi sebagai 10
suku Israel yang hilang antara lain Suku Jepang asli, Suku Pathan Afghanistan, Suku
Kashmir, Suku Manasye Myanmar, Suku Kochin India dan Suku Chiang China.
Dari uraian di atas, maka wajarlah apabila Rasulullah pernah bersabda : Tuntutlah
ilmu walau ke Negeri Syain, pertanyaannya adalah dimanakah Negeri Syain itu?
Selama ini ummat Islam menyebut Negeri Syain adalah Negeri Cina, padahal
sebenarnya adalah Negeri Syain adalah Negeri Syailedra yang jauh lebih maju
dibandingkan Negeri Cina yang saat itu masih dilanda peperangan antar dinasti.
Candi Borobudur dan semuanya yang terkait merujuk kepada Pertapa Siddharta dari
India, tak beda dengan patung-patung Buddha di belahan dunia lainnya.
Patung-patung itu bukanlah patung Nabi Sulaiman atau bidadara surga yang meniru
model Nabi Sulaiman sebagaimana klaim KH. Fahmi Basya dalam bukunya.
Bukti-bukti yang diajukannya diperiksa kebenarannya satu demi satu dalam buku
bantahan yang ditulis oleh Seno Panyadewa yang menyatakan bahwa buku ini
memang tidak semestinya terbit jika buku KH. Fahmi Basya tidak bertahan di pasar.
Seharusnya buku KH. Fahmi Basya Borobudur & Peninggalan Nabi Sulaiman
ditarik dari peredaran karena itu bentuk pembodohan.
Sebuah produk yang berbahaya bagi konsumen, baik terkait fisik ataupun mental,
sudah seharusnya ditarik dari peredaran karena otoritas-otoritas yang seharusnya
bisa menarik peredaran buku itu hanya tinggal diam. Dan pasti, tentu saja buku
bantahan itu telah melakukan uji materi atas teori KH. Fahmi Basya sebelumnya,
maka Seno Panyadewa menulis buku sanggahan atasnya.
Teori Fahmi Basya ini sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai teori ilmiah,
melainkan hanyalah suatu pseudo-science (ilmu pengetahuan semu).
Oleh sebab itu, tidak ada cendikiawan dan para ahli sejarah yang tertarik membuat
buku bantahan terhadap teori ini.
Berangkat dari hal inilah, maka Seno Panyadewa menyusun buku yang
berjudul Misteri Borobudurdari berbagai sumber literatur baik yang berbentuk
media cetak, maupun yang tersedia online di Internet.
Buku ini ditulis untuk membantah teori Borodubur Adalah Peninggalan Nabi
Sulaiman (disingkat sebagai BAPNS dalam buku ini) karangan KH. Fahmi Basya.
Diawali dengan kutipan isi prasasti Kayumwungan yang merupakan bukti arkeologis
tak terbantahkan bahwa Borobudur didirikan oleh Dinasti Sailendra yang beragama
Buddha dari kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah, buku ini disusun dalam 7 bab
yang mengkaji teori BAPNS dari segi arkeologi, tinjauan ilmiah, ikonografi,
arsitektur, dan bantahan umum lainnya.
Dari segi arkeologi misalnya, selain bukti prasasti, Seno Panyadewa juga menyajikan
analisis paleografis atas tulisan kuno yang terpahat pada Candi Borobudur, bukti
dari kitab-kitab kuno yang menyatakan pembangunan Candi Borobudur, dan catatan
perjalanan para bhiksu dari Cina seperti Fa-Hien dan I-Tsing, yang semuanya
dengan sangat meyakinkan membuktikan bahwa Candi Borobudur adalah
peninggalan agamaBuddha Mahayana aliran Tantrayana yang dibangun pada
sekitar abad ke-8 atau ke-9 Masehi.
Tak bisa dibuktikan Bobodubur dipindahkan dengan kecepatan 60.000
kali kecepatan cahaya
Teori Fahmi sendiri mengandalkan prasasti emas yang ditemukan di situs Candi
Ratu Boko (yang dianggap istana ratu negeri Saba) sebagai bukti arkeologis BAPNS
dengan mengatakan bahwa prasasti tersebut mengandung kalimat dari ayat AlQuran, namun sesungguhnya prasasti tersebut berisi tulisan mantra pujian untuk
Rudra (nama lain Dewa Siwa yang dipuja dalam agama Hindu).
Buku rangkuman puluhan pemerhati dari sebuah forum yang diberi judul Kelemahan teori Borobudur
adalah peninggalan Nabi Sulaiman
Candi Ratu Boko sendiri adalah miniatur vihara Abhayagiri (pusat studi agama
Buddha di Sri Lanka pada abad ke-2 SM s/d abad ke-12 M) yang didirikan pada abad
ke-8 M, yang kemudian digunakan sebagai tempat pemujaan agama Hindu ketika
jatuh ke tangan raja yang beragama Hindu Siwaistis dalam perebutan tahta pada
abad ke-9 M.
Teori BAPNS menyatakan bahwa Bobodubur dipindahkan dengan kecepatan 60.000
kali kecepatan cahaya, hal yang tidak mungkin secara ilmiah menurut teori
relativitas Einstein yang belum dibuktikan.
Untuk mencapai 1x kecepatan cahaya saja, dibutuhkan sejumlah energi yang tak
terbatas agar mempercepat objek dengan massa tertentu hingga dapat mencapai
kecepatan cahaya 300.000 km/detik. Apalagi jika 60.000 kali kecepatan cahaya.
Selain itu, dalam teori relativitas khusus dikatakan jika benda bergerak lebih cepat
daripada cahaya, ia akan berpindah ke masa lampau yang akan menyalahi prinsip
kausalitas di mana akibat terjadi sebelum sebab.
Dalam fiksi ilmiah, objek yang bergerak melebihi kecepatan cahaya dapat digunakan
untuk menciptakan teleportasi dan mesin waktu, namun sampai saat ini para
ilmuwan belum berhasil menemukan objek yang demikian. Inilah salah satu
bantahan dari segi ilmiah yang dikemukakan dalam buku ini.
Antara Nabi Sulaiman dan pembangunan Borobudur terpaut sangat jauh
Bantahan yang paling masuk akal menurut Seno adalah dari segi ikonografi dan
arsitektur Borobudur itu sendiri. Pada candi ini ditemukan sejumlah besar patung
Buddha yang merupakan simbol khas agama Buddha dalam berbagai bentuk mudra
(posisi tangan yang menyimbolkan makna spiritual tertentu dalam agama Hindu dan
Buddha).
Agama Islam justru melarang membuat patung dari makhluk-makhluk hidup karena
dianggap sebagai berhala sehingga bagaimana mungkin Nabi Sulaiman mendirikan
patung-patung tersebut?
Bahkan relief-relief Candi Borobudur menceritakan kisah-kisah dari kitab
BuddhisMahayana seperti Karmavibhanga, Jatakamala, Lalitavistara, Avadana,
danGandavyuha.
Dari segi arsitektur, Borobudur dibangun berdasarkan bentuk stupa (monumen
Buddhis yang berfungsi menyimpan relik atau objek peninggalan orang suci lainnya)
yang merupakan suatu visualisasi dari mandala (diagram geometris yang
menggambarkan kosmologi tempat kediaman makhluk suci Mahayana sebagai alat
visualisasi praktisi meditasi).
Mandala yang terkandung dalam Borobudur sendiri adalah gabungan
dari Garbhadhatu Mandala dan Vajradhatu Mandala yang terdapat dalam
kitab Maha Vairocana Sutra.
Sebagai penutup di buku itu tentang arsitektur, Seno juga menyajikan teori angka
yang mendukung Borobudur sebagai bangunan peninggalan agama Buddha sebagai
respon teori angka dari Fahmi Basya untuk menunjukkan bahwa teori angka mana
pun dapat dicocokkan dengan makna simbolis Borobudur dan oleh karenanya bukan
bukti yang menguatkan.
Bantahan umum lainnya disajikan dalam bab terakhir sebelum penutup buku ini, di
antaranya tentang kapan Nabi Sulaiman hidup, kemungkinan beliau pernah
menguasai Nusantara, dan letak negeri Saba sebenarnya.
Diperkirakan Nabi Sulaiman hidup kira-kira antara tahun 1200-800 SM yang jika
dikaitkan dengan pembangunan Candi Borobudur, terpaut minimal 16 abad! Jika
dikatakan hal ini bisa saja terjadi dengan kekuasaan Allah seperti yang diklaim para
pendukung teori BAPNS, maka ini tidak bisa dikatakan sebagai teori ilmiah sama
sekali, melainkan pseudo-science karena hal-hal demikian bukan ranah sains lagi.
Kerajaan Saba tetap berada di Timur Tengah dan Bangsa Jawa bukan
leluhur Yahudi
Kerajaan Nabi Sulaiman yang diwarisi dari Nabi Daud terletak di daerah Timur
Tengah dan sangat tidak mungkin menaklukkan Nusantara yang letaknya sangat
jauh secara geografis, sedangkan negeri-negeri tetangga yang berdekatan tidak
pernah dikuasainya.
Secara arkeologis telah ditemukan bukti keberadaan kerajaan Saba, di negara Yaman
saat ini, yang menjadi bantahan bahwa kerajaan Saba terletak di Indonesia.
Akhirnya dapat disimpulkan bahwa teori BAPNS hanyalah cocokologi dari ayatayat Al-Quran yang dikaitkan dengan sejarah pembangunan Borobudur. Hal ini
justru berpotensi menghilangkan kesakralan Al-Quran itu sendiri sebagai panduan
hidup umat Islam dengan hanya dijadikan semacam kitab primbon untuk meramal
masa depan atau menebak-nebak masa lampau.
Buku ini disajikan secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan kaidah penulisan
buku ilmiah (kecuali ketiadaan daftar pustaka yang menjadi referensi sumber buku
ini, tetapi referensi sumber diberikan dalam catatan-catatan kaki), namun ia tetap
membumi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh semua
kalangan pembacanya.
Dengan demikian, walaupun pembaca mungkin tidak tertarik dengan segala macam
teori tentang Borobudur, isi buku ini memberikan informasi yang patut kita ketahui
tentang sejarah, arkeologi, ikonografi, dan arsitektur Candi Borobudur yang
dirangkum secara ringkas, padat, dan jelas dari berbagai sumber penelitian yang
dapat dipertanggungjawabkan.
Dengan membaca buku ini para pembaca akan terbangkitkan minatnya untuk
menggali lebih dalam sejarah leluhur bangsa Indonesia pada umumnya dan
terinspirasi pada makna filosofis yang terkandung dalam Borobudur pada
khususnya.
Lalu bagaimana dengan teori bangsa Jawa adalah nenek moyang dari bangsa Bani
Israil? Ya tentu saja demi ilmu pengetahuan ikut runtuh semuanya bersama dengan
teori cocokologi bahwa Candi Borobudur adalah peninggalan Nabi Sulaiman A.S.
Ribuan korban kena tipu teori cocokologi Fahmi Basya
Membuka tabir rahasia yang menjadi penyebab awal KH. Fahmi Basya menulis buku
Misteri Borobudur yaitu sebuah penemuan password rahasia di arupadhatu
Borobudur, yang tersusun dalam angka : 84517.
Di tahun 1979 zaman Soeharto, ketika password ini ditemukan, Fahmi Basya pernah
di penjara di LP Sukamiskin yang berdekatan dengan kamar tahanan Soekarno, ia
bermimpi bertemu Soekarno yang mengangguk-angguk. Ini satu kode gaib mengenai
misteri Borobudur.
Dengan password 84517 ini dapat membuka berangkas harta peninggalan masa
silam yang apabila salah putar atau keliru membukanya kemungkinan akan
meledak!
Jadi menurut Fahmi Basya, kita merdeka 17 Agustus 1945, itu bukan asal merdeka
tetapi juga meninggalkan password 84517 supaya kita bisa membuka warisan masa
silam negeri kita. Inilah sebab mengapa dalam mimpi Soekarno menganggukangguk.
Jadi susunan 84517 memang keramat dan magis, bukan susunan angka
sembarangan, yang terkait misteri Borobudur. Maka orang yang menyusun password
ini sudah mampu meramalkan tanggal kemerdekaan NKRI yang lebih hebat dari
Joyoboyo.
Dari 17 Agustus 1945, angka 19 berhubungan dengan jumlah huruf dalam Bismillah.
Dari susunan angka tersebut, dapat membuka kunci-kunci rahasia lain yang
terpendam dibawah Borobudur. Selain hubungan Yahudi dengan Jawa, bahkan
Fahmi Hamzah menyatakan bahwa kota Yajuj dan Majuj sebagai Yogyakarta dan
Mojokerto!