Anda di halaman 1dari 17

MEMBUMIKAN NAHDLATUL ULAMA (NU) KULTURAL

Oleh;
Puput Mulyono1)
1) Staf Pengajar STIKES An Nur Purwodadi, email: puputmulyono1@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang; Akhir-akhir ini ada sebagian golongan muslim yang berperilaku beragama
gampang mengkafirkan, bid‟ah, sesat, syirik kepada muslim yang lain atau golongan takfiri.
Golongan takfiri tersebut seolah menutup mata dengan keberhasilan dakwah Walisongo yang
melakukan pendekatan langsung ke budaya (kultural) dan adat istiadat lokal. Pendekatan
langsung ke budaya (kultural) tersebut diteruskan oleh warga NU.
Metode; Dalam penelitian ini akan diuraikan tentang hal yang menjadi rumusan masalah
yaitu bagaimana kontribusi NU kultural dalam menghadapi golongan takfiri di Indonesia.
Adapun maksud dan tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui kontribusi NU
kultural dalam menghadapi golongan takfiri di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian
kepustakaan (library research) yang menitikberatkan pembahasan yang bersifat literer.
Metode pengumpulan data menggunakan sumber primer dan sekunder. Adapun analisis
datanya menggunakan analisis isi (content analysis).
Hasil; Dalam tulisan ini diungkapkan bahwa prinsip gerakan NU kultural metodologinya
sama yang dilakukan ketika zaman Walisongo yaitu Al-muhafazhah ‘ala al-qadim ash-shalih
wa al-akhdz bi al-jadid al-ashlah (menjaga tradisi lama yang baik, sambil menerima tradisi
baru yang baik).
Kesimpulan; NU itu ada dua: NU Struktural dimana Kyai-kyai yang menduduki posisi di
Tanfidhiyah dan Syuriah, sedangkan NU Kultural yaitu Kyai-kyai yang menghidupkan tradisi
NU.

Kata kunci; Nahdlatul Ulama, NU, Kultural

9
PENDAHULUAN menggunakan sumber primer dan
Banyak peserta pengajian, bapak- sekunder. Adapun analisis datanya
bapak atau ibu-ibu yang mengeluhkan menggunakan analisis isi (content
kegiatan keagamaan mereka yang analysis).
dianggap kafir, bid‟ah, sesat dan syirik
oleh golongan takfiri. Golongan takfiri HASIL DAN PEMBAHASAN
tersebut seolah menutup mata dengan A. Walisongo dan NU
keberhasilan dakwah Walisongo yang Sejarah awal Islam di Nusantara
melakukan pendekatan langsung ke ditandai dengan adanya kerajaan Samudra
budaya dan kearifan lokal (kultural). Pasai, kerajaan Islam Pertama yang berdiri
Pendekatan langsung ke budaya tersebut di Nusantara pada akhir abad ke-13.
diteruskan oleh warga NU. Menurut Gus Dengan adanya bukti yang tertera pada
Dur NU itu ada dua: NU Struktural dan nisan Malik al-Saleh, raja Muslim pertama
NU kultural. Struktural yaitu Kyai-kyai Samudra Pasai yang berangka tahun 1297
yang menduduki posisi di Tanfidhiyah dan Masehi (jajat, 2012). Kemudian di pesisir
Syuriah. Sedangkan kultural yaitu Kyai- utara Jawa di bawah pengaruh orang-orang
kyai yang menghidupkan tradisi NU. kuat yang sekarang dikenang sebagai para
Tradisi NU itu diantaranya: ziarah kubur, Wali. Walisongo secara harfiah, berarti
tawasul, tahlil, istigasah, zikir bersama, “sembilan wali”. Penggunaan kata wali,
peringatan maulid, manakib, ngalab berkah untuk menyebut para penyebar agama
dan lain-lain. Dan NU berkembang karena Islam di Nusantara khususnya di tanah
NU kultural. pesisir pantai utara Jawa, mengindikasikan
Tujuan dari penelitian ini adalah keterkaitan yang erat dengan dunia
untuk mengetahui untuk mengetahui tasawuf. Sebab kata wali, yang sering
kontribusi NU kultural dalam menghadapi diartikan sebagai “kekasih Allah”,
golongan takfiri di Indonesia dan secara merupakan istilah dalam khazanah
umum terhadap kehidupan beragama di spiritualitas atau sufisme (Hasanu, 2008).
Indonesia. Wali atau waliy berasal dari akar kata
waliya-yawla, yang berarti “dekat dengan
METODOLOGI sesuatu”. Al-waliyyu mengandung arti
Penelitian ini merupakan penelitian “orang yang memiliki kedekatan dengan
kepustakaan (library research) yang Allah”. Dalam bahasa Arab, terkadang ada
menitikberatkan pembahasan yang bersifat satu kata yang memiliki makna fa’il
literer. Metode pengumpulan data (subjek) dan maf’ul (objek) sekaligus.
10
Demikian pula dengan kata waliy, yang menciptakan teater bayangan boneka
sekaligus memiliki dua pengertian (wayang). Sunan Drajat dianggap
tersebut. Ia bisa berarti “orang yang mengubah sebuah melodi untuk orkestra
mencintai Allah”, atau “orang yang perkusi tradisional (gamelan), dan Sunan
dicintai oleh Allah”, atau bahkan “orang Bonang dinyatakan menciptakan bentuk
yang mencintai dan dicintai Allah pengajaran puitis yang dikenal sebagai
sekaligus” (Agus, 2012). suluk, sebuah istilah yang berasal dari kata
Dan kata songo bermakna bahasa Arab yang berarti “perjalanan”
“sembilan”, dalam tradisi Jawa kuno seseorang dalam mencari Ilahiyah. Selain
sering digunakan untuk menggambarkan itu terdapat cerita Jawa mengenai Maulana
sesuatu yang banyak. Sebagaimana ketika Maghribi juga diklaim sebagai seorang
orang Jawa menyebut sebuah kompleks Wali pendiri. Seluruh Walisongo adalah
dengan pulan candi di pegunungan keturunan Nabi (Sayyid). Bahwa mereka
Ungaran Jawa Tengah dengan nama Candi berasal dari keluarga „Alawi, yang
Gedong Songo. kakeknya hijrah ke Hadramaut. Namun,
“Sembilan Wali” (Walisongo) bangsa Tiongkok tetap tidak terlepas dari
mereka meliputi Malik Ibrahim dan sejarah Islam di Nusantara, seperti yang
“Tuan” (Sunan) Bonang, Ampel, Drajat terlihat dalam kisah Sunan Gunungjati
dan Kalijaga. Yang disebut pertama, juga yang menikahi seorang Tionghoa (Putri
dikenal sebagai Mawlana Maghribi, Ong Tien) yang peninggalannya sampai
merupakan orang Arab yang tiba sekitar sekarang dapat dilihat direlief kompleks
1404 M dari Champa (Vietnam Masa Kini) makam Sunan Gunungjati.
dan meninggal di Gresik pada tahaun 1419 Bahwa Walisongo sebagai pendiri
M. Islam Nusantara memiliki kompleks
Wali yang terkenal adalah Sunan pemakaman sebagai tanda kemasyhuran
Kalijaga, yang dianggap sebagai mereka. Walisongo memiliki kelenturan
perwujudan arketipe muslim Nusantara kultural, perhatian mereka lebih diarahkan
yang lentur, tentatif, sinkretis dan yang untuk menanamkan norma-norma perilaku
paling penting multisuara. Kerap disebut (Michael, 2015).
sebagai contoh kelenturan Nusantara, Oleh Walisongo Islam di Nusantara
sebagian dari Walisongo disebut telah berkembang pesat dengan berdirinya
menciptakan berbagai bentuk kesenian Negara Demak Bintara hingga sampai
untuk menjelaskan Islam dalam idiom Mataram Islam dengan rajanya
lokal. Sunan Kalijaga disebut telah Panembahan Senopati hingga raja yang
11
paling terkenal Sultan Agung yang Kyai Hasyim juga kakek dari KH.
mempertahankan kesatuan Nusantara dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
rong-rongan kaum penjajah, yang datang Nahdlatul Ulama, yang lahir 31
pada abad XVI-an (Zamroji, 2009). Januari 1926 (16 Rajab 1344 H),
Hingga akhirnya menjelang menyimpan sejarah kelahiran yang
kemerdekaan RI sebelum tahun 1930-an, berliku-liku. Selain menghadang arus
polarisasi pemikiran antar umat Islam di modernisasi pemikiran yang bersebrangan
Nusantara, sebagai cermin umat Islam dengan kaum tradisionalis, juga menjadi
dunia, semakin tajam. Kaum tradisionalis wadah para ulama dalam memimpin umat
yang menamakan diri Ahlusunah menuju terciptanya izzul Islam wal
Waljamaah dan berpegang pada ajaran muslimin (kejayaan Islam dan kaum
ulama salaf, yang diwakili oleh NU, Perti, muslimin) (Ali Hasan). Bermula dari
Mathlaul Anwar, Nahdlatul Wathan dan Kongres Umat Islam keempat di
Jamiat Kheir. Dan kaum modernis, dalam Yogyakarta (21-27 Agustus 1925). Rapat
istilah lain disebut kaum puritan atau kaum akbar umat Islam Indonesia ini untuk
Wahabi, karena ajarannya sering memilih utusan menghadiri Kongres Islam
dinisbatkan kepada Muhammad bin Abdul sedunia di Makkah. KH. Wahab Hasbullah
Wahab, yang terwadahi dalam dari kalangan tradisionalis yang
Muhammadiyah, Persis dan Al-Irsyad. “disingkirkan” dalam perhelatan itu,
Kaum muslimin Indonesia rata-rata mencoba mengajukan usul atas aspirasi
mengenal KH. Hasyim Asy‟ari ulama Islam tradisionalis agar Raja Ibnu Saud
besar pendiri ormas keagamaan Nahdlatul menghormati tradisi keagamaan seperti
Ulama (NU). Kyai Hasyim dilahirkan membangun kuburan, mengamalkan doa
dilahirkan di Pondok Nggedang, Jombang seperti Dalailul Khayrat, ajaran madzab
Jawa Timur, 10 April 1975. Dari garis ibu, namun usul-usul tersebut dikesampingkan
Kyai Hasyim adalah keturunan ke delapan oleh kalangan modernis.
Jaka Tingkir (Sultan Pajang). Jaka Tingkir Akhirnya Kyai Wahab beserta tiga
adalah anak Lembu Peteng yang tiada lain orang pengikutnya meninggalkan kongres
adalah Brawijaya VI, Raja Majapahit. dan mengambil inisiatif sendiri dengan
Kyai Hasyim adalah contoh ulama salaf mengadakan rapat-rapat di kalangan ulama
yang kharismatis dan nasionalis sehingga senior. Pertemuan bersejarah itu memang
murid-muridnya memberikan gelar dihadiri beberapa ulama senior yang
Hadlratusy Syaikh (Tuan Guru Besar). berpengaruh seperti KH. Hasyim Asy‟ari
dan KH. Bisri Syamsuri (Jombang), KH.
12
Raden Asnawi (Kudus), KH.Ma‟sum Ulama dalam bahasa Arab melintang dari
(Lasem), KH. Nawawi (Pasuruhan), KH. sebelah kanan bola dunia. Semua jenis
Nahrowi, KH. Alwi Abdul Aziz (Malang), lambang tersebut dilatarbelakangi warna
KH. Ridlwan Abdullah, KH. Abdullah putih di atas warna hijau. Warna putih
Ubaid (Surabaya), KH. Abdul Halim melambangkan kesucian, sementara warna
(Cirebon), KH. Muntaha (Madura), KH. hijau melambangkan kesuburan.
Dahlan Abdul Qohar (Kertosono), KH. Semenjak terlembagakan dalam
Abdullah Faqih (Gresik), dan lain-lain. organisasi Islam sebelum tahun 1930-an,
Lambang NU diciptakan oleh KH. polarisasi pemikiran antar umat Islam di
Ridlwan Abdullah, gambar bola dunia atau Indonesia, sebagai cermin umat Islam
bumi mengingatkan bahwa manusia dunia, semakin tajam. Kaum tradisionalis
berasal dari tanah dan kembali ke tanah yang menamakan diri Ahlusunah
dan akhirnya dikeluarkan lagi dari tanah Waljamaah dan berpegang pada ajaran
pada yaumil ba’ats, hari kiamat (QS At- ulama salaf, yang diwakili oleh NU, Perti,
Taubah: 5). Dilingkari tali tersimpul Mathlaul Anwar, Nahdlatul Wathan dan
melambangkan ukhuwwah atau persatuan Jamiat Kheir. Dan kaum modernis, dalam
kaum muslim seluruh dunia, diikat oleh istilah lain disebut kaum puritan atau kaum
agama Allah (QS Ali Imran: 103), dan Wahabi, karena ajarannya sering
ikatannya melambangkan hablum minallah dinisbatkan kepada Muhammad bin Abdul
wa hablum minannas (QS Ali Imran: 112). Wahab, yang terwadahi dalam
Dikelilingi sembilan bintang, lima bintang Muhammadiyah, Persis dan Al-Irsyad,
terletak di atas garis khatulistiwa, yang seakan berlomba mengajukan dalil
terbesar terletak di tengah atas, sedangkan pembenar atas pendapat mereka.
empat bintang melingkar di bawah garis Kata kunci yang selalu terlontar
khatulistiwa. dalam perdebatan antarmereka adalah
Bintang besar melambangkan Nabi “sunah dan bidah”, dengan berbagai
Muhammad, empat bintang di atas variannya. Yang berasal dari Nabi disebut
melambangkan empat sahabat, dan empat sunah, dan yang tambahan bernama bidah.
bintang di bawah melambangkan empat Beragam pendapat kemudian mengalir dan
madzhab. Di samping itu, juga bercabang, sehingga menjadi khilafah,
melambangkan Walisanga. Jadi, Nabi, perdebatan pendapat yang nyaris tak
sahabat, imam madzhab, serta Walisanga berujung. Dan semua perdebatan itu
yang akan memberikan sinar dan petunjuk bermuara pada kalimat “Mana dalilnya?”.
ke jalan yang benar. Tulisan Nahdlatul
13
Pokok masalah yang perlu baru pada masa Rasulullah belum
didudukkan terlebih dahulu adalah, apa diajarakan.
yang disebut sunah dan bidah. Sunah Contoh cara berpakaian, berbagai
dalam makna yang sederhana, adalah jenis perabotan rumah tangga, sarana
segala sesuatu yang disandarkan kepada transportasi, pengeras suara, permadani
Nabi, baik berupa ucapan (sunnah yang terhampar di masjid-masjid, lantai
qauliyyah atau hadits), perbuatan (sunnah masjid yang terbuat dari batu marmer,
fi‟liyyah), persetujuan atau ketetapan penggunaan sendok dan garpu, serta
(sunnah taqririyyah), dan keinginan atau berbagai macam kemajuan teknologi
cita-cita Nabi (sunnah hammiyah). Dari lainnya, semuanya merupakan hal baru,
segi kuantitas periwayat sunnah atau yang tidak pernah ada di zaman Rasulullah
hadits, dibagi menjadi mutawatir, dan para sahabatnya. Apakah kita akan
diriwayatkan oleh orang banyak, pada masuk neraka karena itu? Kemajuan
setiap tingkatannya yang tidak teknologi tidaklah termasuk bid‟ah, sebab
memungkinkan semuanya bersepakat itu adalah bid‟ah duniawi. Tetapi yang
untuk berdusta. Dan ahad diriwayatkan dimaksud bid‟ah disini adalah bid’ah
oleh sejumlah orang yang tidak mencapai diniyyah antara lain tradisi upacara
derajat mutawatir. Sunnah atau hadits ahad perayaan (haflah) Khatmil Qur‟an, ziarah
ini terbagi menjadi tiga sahih, hasan dan ke makam Wali, menghadiahkan pahala
daif. Masih banyak lagi pembagian sunnah amal, tahlil, tawasul (berdoa dengan
atau hadits yang didasarkan pada berbagai perantara), tabaruk (mencari berkah),
kriteria, yang kesemuanya bertujuan untuk perayaan Maulid Nabi SAW, dan lain-lain.
menjaga keautentikan sebuah hadist atau Bahwa yang baru dan yang lama,
sebuah sunnah. tradisi dan modern, perubahan dan
Ada juga yang disebut dengan hadist perkembangan kesemuanya hanya
maudhu palsu, sesuatu yang sebenarnya menyetuh yang tidak berkaitan dengan
bukan dari Nabi Muhammad tetapi ilmu Allah, karena itu tidak ada perubahan
disandarkan kepada beliau. Sedangkan atau perkembangan yang menyangkut
Bid‟ah berarti sesuatu yang diadakan tanpa syariah. Yang berubah adalah manusia dan
adanya contoh terlebih dahulu, semata-mata karena anugerah-Nya maka
penciptanya disebut mubtadi atau mubdi. Dia mengutus Nabi atau Rasul kepada
Bid‟ah yang telah menyeruak dengan setiap masyarakat dengan tuntunan-
berbagai tafsir sehingga menimbulkan tuntunan yang sesuai dengan kondisi dan
perbedaan paham, adalah sesuatu yang perkembangan mereka (Khuraiz, 2005).
14
Al-muhafazhah ‘ala al-qadim ash- memperoleh satu khasanah (kebaikan) dan
shalih wa al-akhdz bi al-jadid al-ashlah setiap kebaikan pahalanya dilipatgandakan
(menjaga tradisi lama yang baik, sambil sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan
menerima tradisi baru yang baik). Dengan bahwa alif lam mim adalah satu huruf,
kata lain, semua kelompok masyarakat akan tetapi alif merupakan satu huruf lam
bertanggung jawab terhadap apa yang satu huruf mim satu huruf (HR Tirmidzi).
sudah diwariskan Walisongo dalam arti Bahkan mendengarkan saja mendapatkan
mengokohkan kembali akar budaya kita, pahala. Allah SWT berfirman, QS Al-
dengan tetap berusaha menciptakan A‟raf (7:204), “Dan apabila dibacakan Al-
masyarakat yang taat beragama. Qur‟an, dengarkanlah (baik-baik) dan
perhatikanlah dengan tenang agar kalian
B. NU Kultural mendapatkan rahmat.”
Menurut Gus Dur NU itu ada dua: Dalil membaca dan mengkhatamkan
NU Struktural dan NU Kultural. Struktural Al-Qur‟an secara berkelompok didasarkan
yaitu Kyai-kyai yang menduduki posisi di pada, “ketika berkumpul sekelompok
Tanfidhiyah dan Syuriah. Sedangkan orang untuk berdzikir kepada Allah, para
Kultural yaitu Kyai-kyai yang malaikat mengerumuni mereka, rahmat
menghidupkan tradisi NU. Tradisi NU itu meliputi mereka, ketenangan menghampiri
diantaranya: khataman Al-Qur‟an, ziarah mereka, dan Allah menyebut-nyebut
kubur, tawasul, tahlil, istigasah, zikir mereka di hadapan para malaikat yang
bersama, peringatan maulid, manakib, berada disisi-Nya.” (HR Tirmidzi). Sedang
ngalab berkah dan lain-lain. Dan NU dalil doa Khataman Al-Qur‟an, “Barang
berkembang karena NU Kultural. siapa selesai menunaikan sebuah shalat
Khataman Al-Qur‟an, banyak umat wajib dia memiliki doa yang dikabulkan,
Islam yang belum mengetahui keutamaan dan barang siapa selesai mengkhatamkan
majelis khataman Al-Qur‟an dan Al-Qur‟an dia memiliki doa yang
kedudukannya didalam Islam. Sehingga dikabulkan” (HR Thabrani). Dari berbagai
mereka kurang memperhatikan bahkan dalil inilah para ulama salaf berjihad untuk
mengabaikannya. Meskipun kegiatan menyelenggarakan Khataman Al-Qur‟an
semacam ini belum lazim di zaman secara bersama-sama atau berjamaah yang
Rasulullah SAW, ini termasuk bid‟ah kemudian biasanya diikuti dengan
hasanah. Rasulullah SAW bersabda, pengajian atau tausiah contohnya kegiatan
“Barang siapa membaca satu huruuf yang Sema‟an Al-Qur‟an dan Dzikrul Ghofilin
terdapat dalam Kitabullah (Al-Qur‟an) dia
15
yang dirintis oleh Gus Miek Ploso Mojo sendiri: bisa jaiz (boleh), makruh atau
Kediri. haram. Kaum wanita diizinkan berziarah
Ziarah kubur, menurut Imam Syafi‟i, selama tidak melakukan hal-hal yang
bid‟ah ada dua: bid‟ah mahmudah (terpuji) dilarang agama. Bahkan mereka juga
dan bid‟ah mazmumah (tercela). Adapun dianjurkan menziarahi kubur para Nabi
bid‟ah yang sesuai dengan sunnah ialah dan Ulama untuk mendapatkan
yang terpuji, sementara yang bertentangan keberkahan. Imam Baihaqi meriwayatkan,
dengan sunnah adalah yang tercela. Salah Abdullah bin Mulaikhah mencatat
satu bid‟ah mahmudah ialah ziarah kubur, pengakuan Aisyah yang pernah menziarahi
yang merupakan ibadah penuh makna kubur Abdurrahman bin Abu Bakar.
(Novel, 2015). Umat Islam menjadikannya Artinya ziarah itu jaiz (boleh) bagi kaum
sebagai wisata rohani guna mencerahkan wanita.
hati yang beku, tidak peka. Ziarah kubur Menurut Imam Bukhari dan Muslim,
juga mengingatkan orang yang masih dengan mengutip cerita Anas bin Malik,
hidup tentang kematian. Dengan ketika melewati seorang wanita yang
mengingat akhir hayat, diharapkan orang sedang menangis didepan sebuah makam,
akan bertambah beriman dan bertaqwa. Rasulullah SAW menasihati, “Bertakwalah
Tak jarang para peziarah rela menyebrangi kepada Allah dan bersabarlah.” Kisah ini
lautan dan merambah perjalanan darat juga merupakan bukti bahwa kaum wanita
yang jauh demi berziarah. boleh berziarah tetapi makruh jika ia
Rasulullah SAW, dalam sebuah menangis. Seharusnya ia bertaqwa kepada
riwayat Ibnu Majah menyatakan ziarah Allah SWT. Ziarah kubur khususnya ke
kubur dapat menjadikan seseorang zuhud makam para Nabi, Wali dan Ulama
terhadap dunia dan ingat kepada akhirat. mengandung banyak keutamaan dan
Imam Ahmad dalam riwayatnya menyitir membawa pengaruh baik bagi rohani kita.
sabda Nabi, bahwa ziarah kubur dapat Dengan merenung dan berdzikir
melunakkan hati dan membuat air mata dikompleks pemakaman, mengingat
berlinang karena itu berziarahlah tetapi keluhuran akhlak sosok yang kita ziarahi
jangan mengucapkan kata-kata buruk. insya Allah kita bisa meneladani dan
Sementara Abu Dawud meriwayatkan mengingat pada akhirnya kita juga akan
sabda Nabi, bahwa dalam ziarah kubur mati. Dengan demikian hati kita menjadi
terdapat peringatan. lebih lembut, lebih bertakwa kepada Allah
Bagi kaum wanita, ziarah kubur SWT sebagaimana pesan Rasullullah
dikembalikan kepada si peziarah itu SAW.
16
Tawasul, (mengambil perantara) banyak dibaca dalam susunan tahlil
dengan perantaraan arwah para Wali, tanpa tersebut.
berniat dan berupaya menyekutukan Allah Di samping ada banyak bacaan lain
SWT dengan arwah yang bersangkutan. yang juga dibaca di dalamnya, seperti
Menurut Rasulullah SAW doa adalah ayat-ayat Al-Qur‟an, takbir, tahmid,
mukhul ‘ibadah. Mereka hanya mohon sholawat dan doa diakhirnya. Meskipun
kepada arwah para Wali yang dimakamkan susunan tahlil yang dibaca di berbagai
agar menggabungkan doa mereka dengan tempat tidak persis sama, kandungannya
doa orang-orang yang bertawasul demi secara umum serupa. Artinya semua yang
terpenuhinya permohonan mereka kepada disebutkan diatas selalu ada di dalamnya.
Allah SWT. Dalam hal menziarahi makam Hanya saja ada tambahan-tambahan yang
para Wali, sejauh mana keterlibatan roh disuatu tempat biasa dibaca sedangkan
para Wali dalam kaitannya dengan tawasul ditempat-tempat lainnya tidak. Karenanya,
para peziarah? Dalam sebuah hadist perbedaan-perbedaan itu tidaklah
Rasulullah SAW menganjurkan jika kaum mendasar dan kita dapat saja membaca
muslimin melewati kuburan sesama susunan yang mana saja.
muslim hendaknya menyampaikan salam, Istigasah, semenjak krisis menerpa
karena almarhum akan menjawabnya. negeri ini salah satu kegiatan yang cukup
Menurut beberapa Ulama hal itu menjamur diberbagai tempat adalah
menunjukkan antara orang mati dan orang istigasah. Belakangan juga muncul
masih hidup masih ada hubungan. pertanyaan, Apakah istigasah juga ada
Tahlilan, tidak dapat disangkal lagi, dalilnya?. Istigasah yang bermakna
diantara bacaan-bacaan yang banyak pertolongan kepada Allah, dalam berbagai
diamalkan kaum muslimin di Indonesia, literatur sejarah, telah dimulai sejak masa
yang paling dikenal luas dan paling sering Rasulullah SAW, tepatnya menjelang
dibaca dalam berbagai kesempatan adalah Perang Badar. Ketika 300 orang lebih
tahlil. Tahlil secara umum, berarti ucapan kaum muslimin sudah berhadap-hadapan
Lailahaillallah. Namun di Indonesia, dengan 1000 orang kafir Quraisy,
selain pengertian tersebut, ada pengertian Rasulullah SAW duduk bersimpuh
lain yang beredar di kalangan masyarakat memanjatkan doa.
umum, yakni serangkaian bacaan yang Beliau mencucurkan air mata,
sering kali diiringkan dengan doa arwah. memohon pertolongan dan kemenangan
Dinamakan demikian karena kalimat kepada Allah. Munajat beliau antara lain,
Lailahaillallah yang memang paling “Ya Allah, inilah Quraisy yang dengan
17
segala kecongkakannya menentang-Mu. diceritakan, pada suatu hari jum‟at ketika
Ya Allah, berikan pertolongan-Mu seperti Rasulullah SAW berdiri menyampaikan
yang Engkau janjikan. Jika hari ini khotbah.
pasukan muslim binasa, tidak ada lagi Datanglah seorang laki-laki melalui
yang menyembah-Mu di muka bumi ini.” pintu masjid yang mengahap langsung ke
Demikian kerasnya isak tangis mimbar. Ia berdiri tepat menghadap
Rasulullah SAW sampai bahunya Rasulullah SAW dan kemudian berkata,
terguncang dan serbannya terjatuh tanpa “Duhai Rasulullah hewan-hewan ternak
beliau sadari. Serban tersebut lalu diambil telah binasa dan jalan-jalan terputus.
oleh Abu Bakar RA dan dikembalikan ke Berdoalah kepada Allah agar Dia
bahu Rasulullah SAW, seraya berkata menurunkan hujan kepada kita semua.”
haru, “Ya Rasulullah cukuplah doa Rasulullah SAW mengangkat kedua
permohonan Tuan, Allah pasti akan tangan dan berdoa,”Ya Allah berilah kami
memberikan pertolongan dan kemenangan hujan, Ya Allah berilah kami hujan, Ya
yang dijanjikan-Nya.” Lalu turunlah Allah berilah kami hujan.”
firman Allah, “Ingatlah ketika kamu Doa Rasulullah pun terkabul, hujan
memohon pertolongan kepada Tuhan-Mu turun selama seminggu hingga laki-laki itu
lalu diperkenankan-Nya bagimu, datang kembali dan meminta Rasulullah
sesungguhnya Aku akan mendatangkan SAW untuk berdoa agar hujan berhenti.
bala bantuan kepadamu dengan seribu Kadang ada juga beristigasah kepada
malaikat yang datang berduyun-duyun.” orang yang telah meninggal dunia.
(QS Al-Anfal ayat 9). Mungkin sering didengar seseorang yang
Dari peristiwa inilah tradisi istigasah berziarah ke makam wali, berdoa
secara turun-temurun dilakukan oleh umat begini:”Wahai Syekh Fulan, doakan agar
Islam diseluruh belahan bumi setiap kali kami dapat menjadi muslim yang baik,
menghadapi bahaya, dengan berbagai dapat mendidik anak-anak kami dengan
macam bentuk dan variasinya. Sementara benar...”. Hal ini diyakini karena Allah
dalam konteks ini, istigasah juga diartikan SWT telah berfirman, QS Ali Imran
sebagai permintaan tolong seseorang (3:169), “Dan janganlah kamu mengira
kepada Nabi, Rasul atau orang saleh yang orang-orang yang gugur di jalan Allah itu
masih hidup maupun telah meninggal mati, mereka hidup disisi Tuhannya
dunia, untuk mendoakan agar ia dapat dengan mendapat rezeki”.
memperoleh manfaat atau terhindar dari Jadi para syuhada itu meski sudah
keburukan. Dalam shahih Bukhori meninggal dunia, sesungguhnya masih
18
hidup di alam kubur. Mereka mendengar tersebut, model terakhir itulah yang paling
dan kalau berkenan akan menolong tua dan paling banyak diikuti kaum
mendoakan kita. Ibnu Katsir mengutip muslimin di Indonesia.
sebuah hadist, “Sesungguhnya semua amal Peringatan Maulid Nabi adalah
kalian akan dipertontonkan kepada kerabat kegiatan yang diselenggarakan untuk
dan keluarga kalian di kubur mereka. Jika mengenang dan memuliakan kelahiran
melihat amal yang buruk mereka berdoa, Nabi Muhammad SAW. Pada dasarnya,
“Ya Allah berilah mereka ilham (ide) Maulid dapat dilaksanakan oleh siapa pun,
untuk melakukan amal yang taat kepada- kapan pun dan dimana pun. Namun
Mu”. biasanya pada bulan dan hari kelahiran
Peringatan maulid, setiap kali Baginda Nabi, sehingga kegiatan Maulid
memasuki bulan Rabi‟ul Awal, ada kilauan menjadi lebih semarak. Tidak diketahui
nuansa religius yang cemerlang menyeruak dengan pasti sejak kapan tradisi
di berbagai sudut negeri muslim. Pada pembacaan Maulid Nabi dimulai di
“bulan Rasulullah” tersebut, umat Islam Indonesia. Yang pasti, saat ini hampir
bersuka cita merayakan hari kelahiran semua pesantren beraliran salafiyyah
junjungan tercinta Rasulullah SAW. menyelenggarakan pembacaan berbagai
Peringatan itu sering kali disebut Maulid, macam Maulid secara rutin.
Maulidan atau Mauludan. Sesuai dengan Biasanya pembacaan itu dilakukan
tradisi dan budaya yang berkembang seminggu sekali, setiap malam Jum‟at atau
disetiap kawasan, perayaan Maulid malam Selasa, ketika pengajian Al-Qur‟an
dilakukan dengan berbagai macam cara. atau kitab kuning libur. Namun, setelah
Ada yang menyelenggarakan berjalan ratusan tahun, tradisi ini
pengajian akbar dengan mengundang belakangan digugat sementara oleh
mubaligh kondang untuk memberikan kelompok Islam modernis. Banyak
tausiyah. Ada yang menggelar pesta argumen yang diajukan oleh mereka yang
rakyat, lengkap dengan pasar malam dan menamakan diri sebagai pembaharu Islam
pertunjukan kesenian seperti perayaan tersebut. Ada yang mengatakan peringatan
Sekaten di Solo dan Yogyakarta. Ada juga maulid identik dengan pengkultusan Nabi,
merayakannya dengan pembacaan sejarah yang menjurus kepada kemusyrikan, ada
kehidupan Baginda Rasulullah SAW, juga yang menyamakan Maulid seperti
melantunkan sholawat dan mendengarkan halnya penuhanan Nabi Isa hanya saja
qashidah, syair pujian bagi Rasulullah tidak dilakukan secara terang-terangan.
SAW. Namun dari berbagai macam maulid
19
Argumentasi lain yang sering disebutkan para sahabat yang paling setia
dikemukakan oleh mereka yang tidak mengikuti jejak Rasulullah SAW ternyata
menyetujui Maulid ialah, peringatan hari tidak pernah mencontohkan atau
lahir Rasulullah SAW itu adalah bid‟ah. memerintahkan untuk membubuhkan
Mereka beranggapan, Rasulullah SAW tanda baca dalam mushaf.
tidak pernah mengajarkan untuk Abdullah bin Mas‟ud seorang
memperingati hari kelahirannya. Yang pro sahabat ahli qiraah, bahkan menyatakan
maulid berargumentasi tidak semua hal “Jangan beri titik maupun harakat pada al-
yang tidak diajarkan oleh Rasulullah SAW Qur‟an.” Tanda baca dan titik itu
haram dilakukan. Apalagi jika tidak ada dibubuhkan pada huruf hijaiyah yang
nash, ayat al-Qur‟an yang tegas digunakan dalam penulisan mushaf Al-
melarangnya. Qur‟an pada akhir abad pertama Hijri.
Para pengamal maulid pun Orang pertama yang melakukan hal itu
mengajukan argumentasi historis, dalil- ialah Yahya bin Ya‟mar (wafat sebelum 90
dalil nash dan pembenaran ulama salaf, H/670 M). Sedangkan pemberian tanda
untuk mendukung keabshahan peringatan baca fathah, kasrah, dhammah dan
Maulid dengan segala pernak-perniknya. sejenisnya (syakal), baru dibubuhkan
Meski tak pernah muncul sebagai konflik setelah masa tersebut.
terbuka perdebatan seru seputar keabsahan Ketika menjelaskan menjelaskan
hukum maulid terus menerus berlangsung. permasalahan ini, Imam Ghazali
Dan semua selalu bermuara pada menyatakan, “Meskipun upaya memberi
pertanyaan: Mana dalilnya? titik dalam huruf mushaf itu perbuatan
Ketika mengkaji hukum peringatan baru (bid‟ah), hal itu tidak terlarang. Sebab
Maulid Nabi Muhammad SAW ada cukup banyak perbuatan baru yang baik,
banyak hal yang terlebih dahulu harus seperti misalnya shalat tarawih berjamaah
dikemukakan sebagai bahan renungan. di masjid selama bulan Ramadhan, yang
Selain itu banyak sisi yang perlu diungkap. merupakan salah satu bid‟ah dari Khalifah
Agar tidak menghasilkan keputusan yang Umar bin Khattab. Itu merupakan bid‟ah
tergesa-gesa dan sempit. Para pengamal yang baik (bid‟ah hasanah), yang tidak
Maulid mengqiyaskan peringatan tersebut bertentangan dengan sunnah. Adapun
dengan beberapa hal, antara lain usaha kebalikan dari bid‟ah hasanah ialah bid‟ah
penulisan mushaf Al-Qur‟an yang sayyiah (bid‟ah buruk, tercela) atau bid‟ah
kemudian berkembang dalam bentuk dlalalah (bid‟ah yang sesat), yaitu
seperti sekarang. Dalam berbagai literatur
20
perbuatan baru yang bertentangan dengan „Abbas bin Abdul Muthalib, paman Nabi
atau mengubah sunnah”. SAW, menemui beliau dan berkata, “Aku
Para ulama masa kini berpendapat, di ingin mengucapkan syair pujian untukmu.”
zaman sekarang pemberian titik dan tanda Namun Nabi, yang memang enggan dipuji
baca dalam mushaf Al-Qur‟an tersebut berkata “Semoga Allah menjaga gigimu
hukumnya wajib. Jika hal itu dikaitkan dari kerontokan.”
dengan Maulid, anggapan bahwa Maulid Tanpa menghiraukan jawaban Nabi,
adalah bid‟ah tidak sepenuhnya benar. Sayidina „Abbas melantunkan syair yang
Sebab jika ditelusuri lebih jauh, akan menceritakan perjalanan hidup Nabi sejak
ditemukan, Rasulullah SAW sendirilah sebelum lahir hingga saat-saat
yang pertama kali mencontohkan kelahirannya. Oleh karena itu sungguh
peringatan Maulid. Dalam sebuah hadist aneh jika ada orang yang menyatakan
shahih riwayat Muslim, Abu Dawud dan bahwa para sahabat tidak pernah
Ahmad disebutkan, ketika ditanya tentang menyelenggarakan peringatan Maulid
alasan puasa beliau di hari Senin, Nabi, padahal Sayidina „Abbas pernah
Rasulullah SAW bersabda, “Di hari itu aku menyampaikan bait-bait pujian dihadapan
dilahirkan dan dihari itu pula aku Rasulullah SAW dan sejumlah sahabat.
memperoleh wahyu.” Inilah salah satu bentuk peringatan Maulid
Dari hadist tersebut para ulama yang diselenggarakan yang pertama kali
pengamal Maulid berhujjah, jika Nabi oleh para sahabat.
Muhammad SAW tidak ingin umatnya Kelahiran Nabi Muhammad SAW
mengenang dan memuliakan hari kelahiran juga merupakan anugerah kegembiraan
beliau, ketika ditanya tentang puasa hari tersendiri, bahkan bagi seorang Abu Lahab
Senin beliau hanya akan menjawab dengan sekalipun. Dalam sebuah hadist shahih,
hadist berikut, “Amal perbuatan itu „Urwah bin Zubair bercerita, “Tsuwaibah
dilaporkan pada hari Senin dan Kamis, adalah budak Abu Lahab. Setelah itu Abu
maka aku ingin amal perbuatanku Lahab memerdekakannya. Tsuwaibah
dilaporkan saat aku dalam keadaan kemudian menyusui Nabi. Ketika Abu
berpuasa.” (HR Tirmidzi). Lahab mati, salah seorang anggota
Peringatan Maulid ternyata sudah keluarganya bermimpi melihat dia dalam
diselenggarakan ketika Rasulullah SAW keadaan yang sangat buruk dan bertanya
masih hidup. Ketika itu kebetulan kepadanya, “Apa yang kau peroleh?”
Rasulullah dan sejumlah sahabat pulang Jawab Abu Lahab, “Tidak kutemukan
dari Perang Tabuk. Ketika itulah Sayidina sedikit pun kenyamanan. Hanya saja aku
21
diberi minum dari sini (sambil menunjuk Isa bin Maryam. Sesungguhnya aku adalah
sesuatu diantara jari telunjuk dan ibu hamba-Nya, maka ucapkanlah, “Hamba
jarinya), karena aku gembira mendengar Allah dan Rasul-Nya.” (HR Bukhori dan
kelahiran Muhammad dan kumerdekakan Ahmad).
Tsuwaibah.” (HR Bukhari). Mengenai hadist tersebut, dalam
Setiap hari Senin, hari kelahiran beberapa kitab para ulama menjelaskan,
Rasulullah SAW, Abu Lahab mendapat sesungguhnya Rasulullah SAW tidak
keringanan di neraka karena gembira pernah melarang umatnya memuji beliau.
mendengar kelahiran Rasulullah Yang beliau larang ialah pujian yang
Muhammad SAW menyenandungkan berlebihan seperti yang dilakukan oleh
pujian kepada beliau. Mengapa? Di zaman umat Nasrani kepada Nabi Isa, yaitu
sekarang, masyarakat kita bahkan menempatkan Nabi Isa sebagai anak
termasuk kaum muslimin sendiri, banyak Tuhan. Inilah jenis pujian yang dilarang
yang memuja artis, bintang film, pemain oleh Rasulullah SAW dan inilah yang
bola dan tokoh-tokoh lain yang mereka dimaksud dengan pujian-pujian yang
idolakan. Tapi tak seorangpun yang berlebih-lebihan. Sejak hadist tersebut
menuding hal itu sebagai syirik? Ada diucapkan hingga saat ini, tak seorangpun
seorang suami memuja istrinya dengan yang memuja Rasulullah SAW melebihi
kalimat melambung. Tetapi hal itu tidak batasannya sebagai manusia. Tak
bisa digolongkan sebagai musyrik dan seorangpun yang menuhankan beliau.
berdosa. Sebab ungkapan seperti itu Ngalab berkah, tradisi ngalab
semata-mata ungkapan rasa cinta. berkah di Indonesia sudah dilakukan sejak
Begitu pula halnya dengan pujian zaman Hindu-Buddha. Dalam tradisi
yang melambung bagi Rasulullah SAW, Hindu-Buddha sebelum Islam masuk ke
yang memang sudah selayaknya, Nusantara, orang Jawa melakukan ngalab
mengingat akhlak beliau yang mulia, sosok berkah di candi. Sebab candi hakikatnya
kepribadian beliau yang luar biasa sebagai kuburan tokoh terhormat, sekaligus
contoh teladan yang baik (uswatun penghormatan bagi yang sudah meninggal.
hasanah). Memang Rasulullah SAW Ketika Islam sudah dikenal luas di Jawa
pernah melarang umatnya menyanjung dan pada abad ke-13 masih ada sisa
memuja beliau. Tapi, larangan itu dalam kepercayaan Hindu-Buddha yang masih
sebuah hadist shahih, beliau bersabda melekat dalam tradisi masyarakat Jawa.
“Janganlah kalian memujiku secara Tak terkecuali kebiasaan ngalab
berlebihan seperti kaum Nasrani memuji berkah di makam-makam keramat. Islam
22
memang menganjurkan ziarah kubur, dimakamkan disebelah timur laut Masjid
tetapi dengan batasan ketat. Semula ziarah Demak. Hal itu merupakan tradisi Islam
kubur dilarang karena Rasulullah SAW sejak zaman Rasulullah SAW. Nabi
khawatir umatnya masih terpengaruh Muhammad SAW, Abu Bakar dan Umar
kebiasaan lama yaitu memuja atau dimakamkan dalam satu kompleks
meminta sesuatu kepada si mati bukan pemakaman di Masjid Nabawi Madinah.
kepada Allah SWT. Ketika aqidah umat Sampai sekarang masih ada
Islam sudah kuat, Rasulullah SAW kecenderungan memakamkan tokoh Islam
mengijinkan berziarah kubur tetapi hanya dekat masjid. Hal itu berlanjut dengan
untuk merawat dan berdoa serta mengingat tradisi berziarah, banyak yang berasal dari
bahwa kita kelak juga akan menjadi jauh sengaja datang ke Masjid Demak
penghuni kubur. yang memang dikeramatkan karena
Umat juga diingatkan dalam kubur dianggap sebagai masjid Wali. Serentak
ada siksa dan pahala. Maka mumpung dengan itu mereka juga melakukan ngalab
masih ada kesempatan umat dianjurkan berkah kepada arwah para Wali yang
berikhtiar agar terhindar dari siksa kubur dimakamkan di samping masjid. Tabaruk
dan siksa neraka di hari kiamat kelak. atau ngalab berkah menurut sebagian
Dimasa Rasulullah SAW dan di masa para Ulama boleh.
sahabat masih hidup tidak ada tradisi Tetapi tidak semua makam bisa
ngalab berkah. Tradisi itu mulai muncul digunakan untuk ngalab berkah. Hanya
setelah ada ajaran tarekat atau tasawuf, makam-makam yang dikeramatkan yang
ketika umat mulai mengaggungkan para lazim dijadikan tempat untuk keperluan
sufi yang dianggap suci dan dapat tersebut. Yang dimaksud dengan keramat
memberi berkah kepada mereka. atau karomah ialah pencapaian rohaniah
Kuburnya dianggap keramat, yang tinggi di kalangan para Wali. Suatu
karena bisa menyebarkan karamah. Di tempat atau makam Wali oleh orang Jawa
Jawa tokoh-tokoh suci itu disebut Wali, disebut kramat, yaitu makam atau tempat
Sunan atau Kyai. Semasa hidup mereka tertentu yang dianggap suci tempat
dianggap sakti dan kesaktiannya dipercaya seseorang berdoa. Adapun karamah dalam
masih muncul ketika mereka sudah istilah kaum Sufi ialah “kemuliaan” yang
meninggal. Di awal kesultanan Islam di dianugerahkan oleh Allah SWT kepada
Jawa banyak kuburan para Sultan, sang Sufi. Yang lazimnya berupa
Sunan,Wali dan Kyai berada dekat masjid. keajaiban-keajaiban yang dilakukan atau
Seperti Raden Patah, Sultan Demak I
23
terjadi pada para Wali untuk kemaslahatan sekalipun tidak pernah dipraktekkan oleh
atau sebagai bukti kewaliannya. Nabi. Sementara hal-hal yang bertentangan
Karamah para Wali kebanyakan dengan ajaran Islam misalnya sesaji untuk
berasal dari kemampuan mereka dalam makhluk halus bisa diselaraskan dengan
memohonkan pengampuan kepada Allah ajaran Islam secara pelan-pelan penuh
SWT bagi mereka yang tingkat pencapaian kearifan (PWNU, 2007).
spiritualnya rendah. Karamah juga bisa Sikap tersebut adalah yang
dilihat sebagai “kesaktian”. Dalam budaya diteladankan Walisongo dalam
dan kepercayaan masyarakat Jawa, menyebarkan Islam di Nusantara. Sebagai
karamah dibedakan dengan kesaktian atau pewaris Nabi, Walisongo tentu melakukan
kasekten. Karamah selalu untuk kebaikan, dakwah dengan pedoman jelas. Dalam
sementara kasekten bisa saja dikaitkan menyikapi tradisi setempat diilhami oleh
dengan perilaku jahat. Karamah hanya bisa Nabi Muhammad SAW sebagai
diperoleh melalui amalan-amalan tertentu panutannya. Misalnya, haji adalah ibadah
dalam rangka pembersihan jiwa untuk yang sudah ada sebelum kelahiran Nabi
mendekatkan diri kepada Allah SWT, Muhammad SAW.
seperti zuhud, qona‟ah, ridho, tawakal dan Oleh Nabi Muhammad SAW, haji
lain-lain. tidak dihilangkan tetapi diisi dengan ruh
Slametan yang merupakan tradisi tauhid dan dibersihkan dari kotoran syirik.
orang Jawa yang ada sejak sebelum Islam Sikap inilah yang kemudian diteruskan
datang. Jika kelompok lain memandang oleh para sahabat dan para pengikutnya,
slametan sebagi bid‟ah yang harus termasuk Walisongo kemudian diikuti para
dihilangkan, para Kyai NU Kultural Kyai NU Kultural. Bahwa prinsip gerakan
memandang secara proposional. Yaitu NU kultural metodologinya sama yang
bahwa didalam slametan ada unsur-unsur dilakukan ketika zaman Walisongo yaitu
kebaikan sekalipun juga mengandung hal- Al-muhafazhah ‘ala al-qadim ash-shalih
hal yang dilarang agama. Unsur kebaikan wa al-akhdz bi al-jadid al-ashlah (menjaga
dalam slametan antara lain: merekatkan tradisi lama yang baik, sambil menerima
persatuan dalam masyarakat, menjadi tradisi baru yang baik)
sarana bersedekah dan bersyukur kepada
Allah serta mendoakan yang sudah KESIMPULAN
meninggal. Semua tidak ada yang Menurut Gus Dur NU itu ada dua:
bertentangan dengan ajaran Islam sehingga NU Struktural dan NU Kultural. Struktural
tidak ada alasan melenyapkannya yaitu Kyai-kyai yang menduduki posisi di
24
Tanfidhiyah dan Syuriah. Sedangkan
Kultural yaitu Kyai-kyai yang Aidar Bagir, Buku Saku Filsafat Islam,
Jakarta, Mizan, 2006.
menghidupkan tradisi NU. Tradisi NU itu
diantaranya: khataman Al-Qur‟an, ziarah Hasanu Simon, Misteri Syekh Siti Jenar:
kubur, tawasul, tahlil, istigasah, zikir Peran Walisongo Dalam
Mengislamkan Tanah Jawa,
bersama, peringatan maulid, manakib,
Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008.
ngalab berkah dan lain-lain. Dan NU
berkembang karena NU Kultural. Bahwa Jajat Burhanudin, Ulama dan Kekuasaan:
Pergumulan Elite Muslim dalam
prinsip gerakan NU kultural
Sejarah Indonesia, Mizan, Jakarta,
metodologinya sama yang dilakukan 2012.
ketika zaman Walisongo yaitu Al-
muhafazhah ‘ala al-qadim ash-shalih wa M. Quraish Shihab, Logika Agama,
Penerbit Lentera Hati, Jakarta, 2005.
al-akhdz bi al-jadid al-ashlah (menjaga
tradisi lama yang baik, sambil menerima M. Zamroji, Ekspedisi Syekh Subakir
tradisi baru yang baik). KePulau Jawa, Terbit Terang, Surabaya,
2009.

DAFTAR PUSTAKA Michael Laffan, Sejarah Islam di


Agus Sunyoto, Wali Songo, Rekonstruksi Nusantara, terj. Indi Aunullah, PT
Sejarah yang Disingkirkan, Trans Bentang Pustaka, Yogyakarta, 2015.
Pustaka 2012.
Muhammad Sholikin, Dibalik 7 Hari
Akhmad Sahal, Islam Nusantara Dari Besar Islam, Garudhawaca, Jogjakarta,
Ushul Fiqh Hingga Paham 2012.
Kebangsaan, PT Mizan Pustaka,
Bandung, 2015. Novel Alaydrus, Inilah Dalilnya, Taman
Ilmu, Surakarta, 2015.
Ali Hasan, Dialektika Tradisi NU ditengah
Arus Modernisasi, IQ Media, Tim PWNU Jawa Timur, Aswaja An-
Surabaya, 2014. Nahdliyah, Khalista, Surabaya, 2007.

25

Anda mungkin juga menyukai