Anda di halaman 1dari 12

LATIHAN SOAL ISLAMISASI

1. Teori masuknya agama Islam ke Nusantara


Teori Gujarat Teori Persia
Teori ini beranggapan bahwa agama dan Umar Amir Husen dan Hoesein
kebudayaan Islam dibawa oleh para Djadjadiningrat berpendapat bahwa Islam
pedagang dari daerah Gujarat, India yang masuk ke Nusantara melalui
berlayar melewati selat Malaka. Teori ini para pedagang yang berasal dari Persia,
menjelaskan bahwa kedatangan Islam ke bukan dari Gujarat. Persia adalah sebuah
Nusantara sekitar abad ke 13, melalui kerajaan yang saat ini kemungkinan besar
kontak para pedagang dan kerajaan berada di Iran.
Samudera Pasai yang menguasai selat Teori ini tercetus karena pada awal
Malaka pada saat itu. masuknya Islam ke Nusantara di abad ke
Teori ini juga diperkuat dengan penemuan 13, ajaran yang marak saat itu adalah
makam Sultan Samudera Pasai, Malik As- ajaran Syiah yang berasal dari Persia.
Saleh pada tahun 1297 yang bercorak Selain itu, adanya beberapa kesamaan
Gujarat. Teori ini dikemukakan oleh S. tradisi Indonesia dengan Persia dianggap
Hurgronje dan J. Pijnapel. sebagai salah satu penguat.
Contohnya adalah peringatan 10
Muharam Islam-Persia yang serupa
dengan upacara peringatan
bernama Tabuik/Tabut di beberapa
wilayah Sumatera (Khususnya Sumatera
Barat dan Jambi).
Teori Cina Teori Mekkah
Lain halnya dengan Slamet Mulyana dan Dalam teori ini dijelaskan bahwa Islam di
Sumanto Al Nusantara dibawa langsung oleh para
Qurtuby, mereka berpendapat bahwa musafir dari Arab yang memiliki
sebenarnya kebudayaan Islam masuk ke semangat untuk menyebarkan Islam ke
Nusantara melalui perantara masyarakat seluruh dunia pada abad ke 7. Hal ini
muslim China. diperkuat dengan adanya sebuah
Teori ini berpendapat, bahwa migrasi perkampungan Arab di Barus, Sumatera
masyarakat muslim China dari Kanton ke Utara yang dikenal dengan nama Bandar
Nusantara, khususnya Palembang pada Khalifah.
abad ke 9 menjadi awal mula masuknya Selain itu, di Samudera Pasai mazhab yang
budaya Islam ke Nusantara. Hal ini terkenal adalah mazhab Syafi’i. Mazhab ini
dikuatkan dengan adanya bukti juga terkenal di Arab dan Mesir pada saat
bahwa Raden Patah (Raja Demak) itu. Kemudian yang terakhir adalah
adalah keturunan China, penulisan gelar digunakannya gelar Al-Malik pada raja-raja
raja-raja Demak dengan istilah China, dan Samudera Pasai seperti budaya Islam di
catatan yang menyebutkan bahwa pedagang Mesir. Teori inilah yang paling benyak
China lah yang pertama menduduki mendapat dukungan para tokoh
pelabuhan-pelabuhan di Nusantara. seperti, Van Leur, Anthony H. Johns,
T.W Arnold, dan Buya Hamka

2. Yang dimaksud dengan Walisongo


Kata walisongo merupakan sebuah perkataan majemuk yang berasal dari kata
wali dan songo. Kata wali berasal dari bahasa Arab, suatu bentuk singkatan dari
Waliyullah, yang berarti “orang yang mencintai dan dicintai Allah”. Sedangkan kata
songo berasal dari bahasa Jawa yang berarti Sembilan. Jadi, dengan demikian walisongo
berarti Sembilan orang yang dicintai dan mencintai Allah. Mereka dipandang sebagai
ketua kelompok dari sejumlah besar muballig Islam yang bertugas mengadakan dakwah
islam di daerah-daerah yang belum memeluk agama Islam di Jawa.
Walisongo berarti sembilan orang wali. Sembilan Wali ini yang menyebarkan
agama Islam ke Nusantara. Sembilan orang wali yang dimaksud adalah Maulana Malik
Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajad, Sunan Kalijaga, Sunan
Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka semua tinggal di pantai utara
Pulau Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16 yaitu di tiga wilayah penting
(Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah serta
Cirebon di Jawa Barat).
Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya
Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran
Islam di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Sejarah walisongo berkaitan dengan
penyebaran Dakwah Islamiyah di Tanah Jawa.
Sebenarnya Walisongo adalah nama suatu dewan dakwah atau dewan mubaligh.
Apabila ada salah seorang wali tersebut pergi atau wafat maka akan segera diganti oleh
wali lainnya.

3. Proses Islamisasi masyarakat Nusantara secara umum dan yang dilakukan


Walisongo
a) Secara Umum
1) Jalur Perdagangan, pada mulanya proses Islamisasi terjadi melalui kontak antara
pedagang dengan pribumi di Indonesia. Pemukiman muslim yang mereka dirikan
di pesisir pantai cepat berkembang karena tingkat ekonomi mereka rata-rata
bertambah baik dengan ikut sertanya goglongan bangsawan dalam perdagangan.
2) Jalur Perkawinan, ketika jumlah umat Islam semakin bertambah, sementara
penghasilan mereka relatif tinggi, banyak diantara putri pribumi dari keluarga
bangsawan maupun masyarakat tertarik dan ingin menikahi dengan mereka (para
pedagang bangsawan muslim dari arab, eropa, cina, india, dan persia). Namun
sebelum menikah, para wanita pribumi di Islamkan.
3) Jalur tasawuf, para penyebar Islam, yaitu sufi dalam sistem pengajarannya
melakukan adaptasi dengan kepercayaaan-kepercayaan lokal, sehingga Islam
mudah dimengerti dan difahami.
4) Jalur pendidikan, dengan berdirinya lembaga-lembaga pendidikan Islam ini
mempercepat proses Islamisasi. Di lembaga inilah diadakan pengkaderan calon-
calon ulama. Setelah mereka menyelesaikan pendidikan, mereka kembali ke
desannya untuk mendidirkan pesantren, madrasah, merantau, menyebarkan Islam
atau menjadi juru dakwah.
5) Jalur kesenian, melalui wacana ini, misalnya wayang dalam kesenian jawa para
wali seperti sunan kalijaga selalu mementaskan kesenian ini dengan menyelipkan
pesan-pesan Islam lewat certia Mahabrata dan Ramayana.
6) Jalur politik, dalam jalur politik ini dapat dijumpai di Maluku dan Sulawesi
Selatan. Para penyiar agama Islam setelah berhasil menyebarkan Islam memelalui
kalangan penguasa, raja-raja, kerajaan-kerajaan Islam yang baru berdiri
memperluas wilayah kekuasaannya dengan menaklukkan daerah-daerah lainnya
lalu mengislamkannya
b) Walisongo
Kehadiran Walisongo yang secara bijak menyebarkan Islam Nusantara di
antaranya membangun teologi Islam dengan wayang tanpa menyinggung masyarakat
pribumi yang notabenenya beragama Hindu-Buddha pada masa itu. Wayang
merupakan bentuk kebudayaan Hindu-Buddha yang diadopsi Walisongo di Jawa.
Melalui wayang inilah Walisongo memanfaatkannya sebagai sarana untuk
mengenalkan ajaran Islam. Lebih jauh, kesenian rakyat tersebut dikonstruk
Walisongo dengan teologi Islam sebagai pengganti dari teologi Hindu. Hingga saat
ini pakem cerita asli pewayangan masih merupakan kisah-kisah dari kitab
Mahabarata dan Ramayana yang merupakan bagian dari Hindu. Walisongo
mengadopsi kisah-kisah tersebut dengan memasukkan unsur nilai-nilai Islam dalam
plot cerita pewayangan. Namun, prinsipnya yang diadopsi Walisogo hanya
instrumen budaya Hindu yang berupa wayang, dan kemudian memasukkan nilai-nilai
Islami untuk menggantikan filsafat dan teologi Hindu-Budha yang terdapat di
dalamnya. Sebagai contoh, Walisongo memodifikasi makna konsep “Jimat Kalimah
Shada” yang asalnya berarti “jimat kali maha usada” yang bernuansa­ teologi Hindu
menjadi bermakna “azimah kalimat syahadah”.
Frase yang terakhir merupakan pernyataan seseorang tentang keyakinan bahwa
tiada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Keyakinan
tersebut merupakan spirit hidup dan penyelamat kehidupan bagi setiap orang. Dalam
cerita pewayangan, Walisongo tetap menggunakan term tersebut untuk
mempersonifikasikan senjata terampuh bagi manusia. Hanya saja, jika perspektif
Hindu, jimat tersebut diwujudkan dalam bentuk benda simbolik yang dianggap
sebagai pemberian Dewa, maka Walisongo medesakralisasi formula tersebut sehingga
sekadar sebagai pernyataan tentang keyakinan terhadap Allah dan rasul-Nya.
Dalam perspektif Islam, Pola inilah yang dipahami oleh Abdurahman Wahid
(Gus Dur) sebagai pribumisasi Islam. Jejaknya masih terlihat sampai saat ini dalam
bentuk penyesuaian ajaran Islam yang menggunakan bahasa Arab menjadi bahasa
setempat, tempat Walisongo berdakwah kalimah syahadah tersebut sebagai “kunci
Surga” yang berarti sebagai formula yang akan mengantarkan manusia menuju
keselamatan di dunia dan akhirat. Maksudnya, “syahadat” tersebut dalam perspektif
muslim mempunyai kekuatan spiritual bagi yang mengucapkannya-. Hal ini
merupakan per- nyataan seorang muslim untuk hidup dengan teguh memegangi
prinsip-prinsip ajaran Islam sehingga meraih kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
Pemaknaan baru tersebut tidak akan mengubah pakem cerita, tetapi telah mampu
membangun nilai-nilai Islam dalam cerita pewayangan. Walisongo juga
menggunakan kesenian wayang untuk membangun konstruksi sosial, yakni
membangun masyarakat yang beradab dan berbudaya.
Melalui pewayangan ini, Walisongo juga menambahkan dalam cerita tema yang
berisi visi sosial kemasyarakat Islam, baik dari sistem pemerintahan, hubungan
bertetangga, hingga pola kehidupan keluarga dan kehidupan pribadi. Pada agenda ini,
Walisongo bahkan memunculkan figur-figur baru yang sebenarnya tidak ada dalam
kisah asli Mahabarata maupun Ramayana. Figur-figur yang paling dikenal luas adalah
punakawan yang berarti mentor yang bijak bagi para Pandawa. Walisongo banyak
memperkenalkan ajaran-ajaran Islam (aqidah, syariah, dan akhlak) melalui plot cerita
yang dibangun berdasarkan perilaku punakawan tersebut.
NO. NAMA WALISONGO METODE DAKWAH
1. Maulana Malik Ibrahim Aktifitas pertama yang dilakukannya
(Sunan Gresik) ketika itu adalah berdagang dengan cara
membuka warung, yang menyediakan
kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain
itu, secara khusus Malik Ibrahim juga bekerja
sebagai tabib yang membantu mengobati
masyarakat secara gratis
Selain berdagang dan menjadi tabib,
Maulana Malik Ibrahim juga mengajarkan
cara-cara baru bercocok tanam kepada
masyarakat kelas bawah yang selama ini
disisihkan oleh ajaran Hindu. Hal ini
membuatnya telah berhasil mendapatkan
simpati dari masyarakat yang ketika itu tengah
dilanda krisis ekonomi dan perang saudara.
2. Sunan Ampel Sunan Ampel membangun pondok
pesantren di Ampel Denta yang merupakan
daerah yang dihadiahkan oleh Raja Majapahit.
Pada pertengahan abad ke-15, pesantren
tersebut berhasil menjadi pusat pendidikan
agama Islam yang sangat berpengaruh di
wilayah Nusantara hingga mancanegara.
Beliau memberikan pengajaran
sederhana yang menekankan pada penanaman
akidah dan ibadah melalui istilah "Mo Limo"
(moh main, moh ngombe, moh maling, moh
madat, moh madon). Istilah ini digunakan
sebagai bentuk seruan untuk tidak berjudi,
tidak minum minuman keras, tidak mencuri,
tidak menggunakan narkotik, dan tidak
berzina.
3. Sunan Giri Mendirikan Pesantren Giri yang
kemudian menjadi terkenal sebagai salah satu
pusat penyebaran agama Islam di Jawa.
Bahkan pesantern ini terkenal sampai ke
Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan
Maluku. Pengaruh Giri terus berkembang
sampai menjadi kerajaan kecil yang disebut
Giri Kedaton.
Ada beberapa karya seni tradisional
Jawa yang sering dianggap berhubungan
dengan Sunan Giri, diantaranya adalah
permainan-permainan anak seperti Jelungan,
Lir-ilir dan Cublak Suweng; serta beberapa
gending (lagu instrumental Jawa) seperti
Asmaradana dan Pucung.
4. Sunan Bonang Sunan Bonang memutuskan
berdakwah mulai dari Kediri hingga ke
berbagai pelosok Pulau Jawa. Mendirikan
Masjid Sangkal Daha dan Pesantren Watu
Layar. Ajaran yang diperkenalkan oleh Sunan
Bonang adalah perpaduan antara aliran
ahlussunnah bergaya tasawuf dengan salafi.
Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat
cinta ('isyq). Menurut beliau, cinta sama
dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat)
dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al
yaqqin.
Sunan Bonang juga menggubah
gamelan Jawa yang saat itu kental dengan
estetika Hindu menjadi gamelan khas Jawa
yang menggunakan instrumen bonang. Beliau
juga menggubah liriknya dengan lirik-lirik
yang mencirikan kecintaan pada kehidupan
transedental (alam malakut).
Dalam pentas pewayangan, Sunan
Bonang adalah dalang yang piawai membius
penontonnya. Kegemarannya adalah
menggubah lakon dan memasukkan tafsir-
tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-
Kurawa ditafsirkan Sunan Bonang sebagai
peperangan antara nafi (peniadaan) dan 'isbah
(peneguhan).
5. Sunan Drajat Pemikiran kesufian Sunan Drajat yang
menonjol adalah upaya menyadarkan manusia
dari ambisi jabatan dan kedudukan, yang akan
mendorong manusia untuk menikmati dunia
dengan pola hidup berfoya-foya dan
memuaskan nafsu perut.
Selain dikenal sebagai seorang wali,
beliau juga dikenal sebagai tokoh yang berjiwa
sosial dan sangat memperhatikan nasib kaum
fakir miskin. Beliau terlebih dahulu
mengusahakan kesejahteraan sosial baru
memberikan pemahaman tentang ajaran Islam.
7 ajaran Sunan Drajat dalam bentuk
tingkatan-tingkatan, yaitu:
a) Memangun resep teyasing sasomo artinya
kita selalu membuat senang hati orang
lain.
b) Jroning suko kudu eling lan waspodo
artinya di dalam suasana riang kita harus
tetap ingat dan waspada.
c) Laksitaning subroto tan nyipto marang
pringgo bayaning lampah artinya dalam
perjalanan untuk mencapai cita-cita luhur
kita tidak peduli dengan segala bentuk
rintangan.
d) Meper Hardaning Pancadriya artinya kita
harus selalu menekan hawa nafsu.
e) Heneng-Hening-Henung artinya dalam
keadaan diam kita akan memperoleh
keheningan dan dalam keadaan hening
itulah kita akan mencapai cita -cita luhur.
f) Mulyo guno panca waktu artinya suatu
kebahagiaan lahir batin hanya bisa kita
capai dengan salat lima waktu.
g) Menehono teken marang wong kang wuto,
menehono mangan marang wong kang
luwe, menehono busono marang wong
kang wudo, menehono ngiyup marang
wongkang kodanan artinya berilah ilmu
agar orang menjadi pandai,
sejahterakanlah kehidupan masyarakat
yang miskin, ajarilah kesusilaan pada
orang yang tidak punya malu, serta beri
perlindungan orang yang menderita.
6. Sunan Kalijaga Paham keagamaannya cenderung
"sufistik berbasis salaf" --bukan sufi panteistik
(pemujaan semata). Pemikiran kesufian yang
ditampilkan Sunan Kalijaga adalah tentang
konsep zuhud. Pemikiran zuhud ini berawal
dari upaya membangun kesadaran masyarakat
pada arti bekerja dan beramal.
Selain pemikirannya yang luar biasa
dalam bidang tasawuf, beliau juga memilih
kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk
berdakwah. Beliau menggunakan seni ukir,
wayang, gamelan, serta seni suara suluk
sebagai sarana dakwahnya. Beliau juga
merupakan tokoh pencipta baju takwa,
perayaan sekatenan, grebeg maulud, layang
kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja.
Beliau adalah tokoh di balik terciptanya
wayang purwa dan wayang kulit Islami yang
sekarang kita kenal. Membuat corak batik
bermotif burung kakula, yang jika ditulis
dalam Bahasa Arab terdiri dari dua bagian
yaitu du dan qila yang berarti peliharalah
ucapanmu baik-baik. Selain itu, Lanskap pusat
kota berupa keraton, alun-alun dengan dua
beringin serta masjid diyakini sebagai karya
Sunan Kalijaga.
Metode dakwah yang digunakan
secara menarik itu pun berhasil membuat
sebagian besar adipati di Jawa untuk memeluk
Islam melalui Sunan Kalijaga.
7. Sunan Kudus Beliau merupakan murid Sunan
Kalijaga, cara berdakwahnya pun meniru
pendekatan Sunan Kalijaga yang sangat
toleran pada budaya setempat. Cara
penyampaiannya bahkan lebih halus. Sunan
Kudus berdakwah dengan memanfaatkan
simbol-simbol Hindu dan Buddha. Hal itu
terlihat dari arsitektur Masjid Kudus dengan
bentuk menara, gerbang dan pancuran atau
padasan wudhu yang melambangkan delapan
jalan Buddha.
8. Sunan Muria Gaya berdakwahnya banyak
mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga.
Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah
sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk
menyebarkan agama Islam. Beliau juga
bergaul dengan rakyat jelata, sambil
mengajarkan keterampilan-keterampilan
bercocok tanam, berdagang dan melaut. Salah
satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu
Sinom dan Kinanti.
9. Sunan Gunung Jati Sunan Gunung Jati atau Syarif
Hidayatullah mendirikan Kasultanan Cirebon.
Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya
anggota Walisongo yang memimpin
pemerintahan. Beliau memanfaatkan
pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran
untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon
ke pedalaman Pasundan atau Priangan. Dalam
berdakwah, beliau menganut kecenderungan
Timur Tengah yang lugas. Namun beliau juga
mendekati rakyat dengan membangun
infrastruktur berupa jalan-jalan yang
menghubungkan antar wilayah.
4. Mazhab-mazhab dalam Agama Islam

Mazhab adalah istilah dari bahasa Arab, yang berarti jalan yang dilalui dan
dilewati, sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak. Sesuatu
dikatakan mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi ciri khasnya.
Menurut para ulama dan ahli agama Islam, yang dinamakan mazhab adalah metode
(manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian, kemudian orang yang
menjalaninya menjadikannya sebagai pedoman yang jelas batasan-batasannya, bagian-
bagiannya, dibangun di atas prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah.
Mazhab Sunni (Ahlus-sunnah wal Jamaah)
Mazhab yang digunakan oleh golongan sunni pada saat ini, yang terkenal ada 4 mazhab.
Mazhab yang emat tersebut adalah Mazhab Hanafi, Mazhab Maliki, Mazhab Syafi’i, dan
Mazhab Hambali. Keterangan tentang mazhab yang empat tersebut adalah sebagai
berikut:
a) Mazhab Hanafi
Mazhab Hanafi merupakan buah ijtihad dari Imam Abu Hanifah. Beliau
dikenal sebagai seorang ahli fiqih pada masanya. Beliau merupakan salah satu ulama
yang tinggal di Irak. Dalam kehidupannya, beliau pernah merasakan dua
pemerintahan, yaitu pemerintahan Umaiyah dan Abbasiyah.
Beliau merupakan ulama yang sering mengikuti perkembangan ilmu
pengetahuan, baik itu ilmu politik maupun ilmu agama. Beliau sering pula mengikuti
berbagai diskusi ilmu. Meskipun terkenal sebagai ulama yang berilmu, namun beliau
merupakan ulama yang rendah hati. Salah satu ucapan beliau yang cukup terkenal,
sekaligus sebagai tanda kerendahan hati beliau adalah: “Bahawasanya pendapat kami
adalah salah satu dari pendapat dan jika didapati pendapat yang lebih baik dan tepat
maka pendapat itu lebih benar dan utama”.
Banyak juga Megara yang menggunakan Mazhab Hanafi. Negara-negara
tersebut diantaranya adalah Pakistan, India, Banglades, Sri Lanka, Maladewa, Mesir
bagian utara, sebagian Irak, Syria, Libanon, Palestina, dan Kaukasia (Chechnya dan
Dagestan).
b) Mazhab Maliki
Mazhab Maliki bersumber pada ijtihad yang dilakukan oleh Imam Malik.
Beliau adalah seorang ulama dan guru ilmu fiqih yang cukup dikenal pada masanya.
Cukup banyak kitab hadist yang dihafal oleh beliau. Selain itu, beliau merupakan
salah seorang hafiz Al-Qur’an.
Imam Malik adalah seorang yang aktif dalam menuntut ilmu. Beliau banyak
berhubungan dengan ahli-ahli hadits dan ulama. Imam Malik dianggap sebagai ketua
atau imam bagi ilmu hadits. Sanad-sanad (sandararan-sandaran) yang dibawa oleh
beliau termasuk salah satu sanad-sanad yang terbaik dan benar. Beliau seorang yang
dipercayai, adil dan kuat ingatannya, cermat dan halus memilih rawi-rawi hadits.
Hukum-hukum fiqh yang diberikan oleh Imam Malik adalah berdasarkan Al-
Quran dan hadits. Beliau menjadikan hadits sebagai pembantu dalam memahami Al-
Quran, Imam Malik sangat cermat dalam memberi penerangan dan hukum-hukum.
Beliau berfikir panjang sebelum memberi suatu hukum atau fatwa. Beliau pernah
berkata : “Kadangkala aku berjaga satu malam suntuk untuk mencari jawaban atas
sebuah persoalan yang disampaikan kepadaku”. Apabila beliau ditanya satu-satu
hukum, beliau terus berkata kepada penanya “Pulanglah dahulu supaya aku dapat
berfikir”.
Mazhab Maliki dominan di negara-negara Afrika Barat dan Utara. Mazhab
ini memiliki keunikan dengan menyodorkan tatacara hidup penduduk Madinah
sebagai sumber hukum karena Nabi Muhammad saw hijrah, hidup, dan meninggal di
sana.
c) Mazhab Syafi’i
Mazhab Safi’i merupakan mazhab yang paling banyak digunakan oleh umat
muslim di Indonesia. Mazhab ini merupakan hasil ijtihad Imam Syafi’i. Beliau
banyak mengembara dalam menceduk dan menimba ilmu. Imam Syafie dianggap
seorang yang dapat memadukan antara hadith dan fikiran dan membentuk undang-
undang fiqh. Beliau merupakan mujtadid pada abad ke-2 Hijriyah. Imam Ahmad Bin
Hambal pernah berkata: “diceritakan kepada nabi Muhamad saw bahwa Allah
menghantar kepada umat ini seorang Mujtadid, Umar Bin Abdul Aziz dihantar untuk
abad yang pertama dan aku harap Imam Syafie merupakan mujadid abad yang
kedua.”
Nama asli Imam Syafi’i adalah Muhammad bin Idris. Beliau dilahirkan di
Ghizah, Palestina pada tahun 105 Hijriyah. Pada masa mudanya, beliauhidup dalam
kemiskinan. Hal ini membuat beliau menulis ilmu fiqihnya pada batu, tulang, dan
pelepah tamar yang dikumpulkannya. Beliau belajar pada beberapa ulama fiqih
terkemuka. Diantara ulama-ulama yang pernah mengajarkan ilmu fiqih kepada beliau
adalah Imam Malik.
Banyak negara yang menggunakan Mazhab Syafi’i sebagai panduan dalam
ilmu fiqih. Negara-negara tersebut diantaranya adalah Indonesia, Turki, Irak, Syria,
Mesir, Somalia, Yaman, Thailand, Singapura, Filipina, dan Sri Lanka. Bahkan
Mazhab Syafi’I merupakan mazhab resmi untuk negara Malaysia dan Brunei
Darussalam.
d) Mazhab Hambali
Imam Hambali merupakan seorang ulama yang sarat dengan ilmu fiqih.
Karena banyaknya ilmu beliau, maka murid-murid beliau menggunakan ijtihad Imam
Hambali sebagai mazhab dalam ilmu fiqih. Saratnya ilmu agama yang dimiliki oleh
Imam Hambali, membuat banyak ulama yang berguru kepada beliau.
Mazhab Hambali banyak dianut oleh negara-negara di semenanjung Arab.
Salah satu negara yang menganut Mazhab ini adalah Saudi Arabia.
Mazhab Syiah
Selain golongan Sunni, golongan Syi’ah juga memiliki mazhab mereka sendiri. Pada
awalnya banyak mazhab yang terdapat pada golongan Syi’ah. Namun dalam
perkembangannya, saat ini hanya ada tiga mazhab yang masih bertahan. Ketiga mazhab
tersebut adalah Itsna ‘Asyariah (paling banyak diikuti), Ismailiyah dan Zaidiyah. Di
dalam keyakinan utama Syi’ah, Ali bin Abu Thalib dan anak-cucunya dianggap lebih
berhak untuk memegang tampuk kepemimpinan sebagai khalifah dan imam bagi kaum
muslimin. Di antara ketiga mazhab Syi’ah terdapat perbedaan dalam hal siapa saja yang
menjadi imam dan pengganti para imam tersebut pada saat ini.
a) Mazhab Ja’fari
Mazhab Ja’fari atau Mazhab Dua Belas Imam (Itsna ‘Asyariah) adalah
mazhab dengan penganut yang terbesar dalam Muslim Syi’ah. Dinisbatkan kepada
Imam ke-6, yaitu Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin
Abi Thalib. Keimaman kemudian berlanjut yaitu sampai Muhammad al-Mahdi bin
Hasan al-Asykari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin
Musa al-Kadzim bin Ja’far ash-Shadiq. Mazhab ini menjadi mazhab resmi dari
Negara Republik Islam Iran.
b) Mazhab Ismailiyah
Mazhab Ismaili atau Mazhab Tujuh Imam berpendapat bahwa Ismail bin
Ja’far adalah Imam pengganti ayahnya Jafar as-Sadiq, bukan saudaranya Musa al-
Kadzim. Dinisbatkan kepada Ismail bin Ja’far ash-Shadiq bin Muhammad bin Ali bin
Husain bin Ali bin Abi Thalib. Garis Imam Ismailiyah sampai ke Imam-imam Aga
Khan, yang mengklaim sebagai keturunannya.
c) Mazhab Zaidiyah
Mazhab Zaidi atau Mazhab Lima Imam berpendapat bahwa Zaid bin Ali
merupakan pengganti yang berhak atas keimaman dari ayahnya Ali Zainal Abidin,
ketimbang saudara tirinya, Muhammad al-Baqir. Dinisbatkan kepada Zaid bin Ali bin
Husain bin Ali bin Abi Thalib. Setelah kematian imam ke-4, Ali Zainal Abidin, yang
ditunjuk sebagai imam selanjutnya adalah anak sulung beliau yang bernama
Muhammad al-Baqir, yang kemudian diteruskan oleh Ja’far ash-Shadiq. Zaid bin Ali
menyatakan bahwa imam itu harus melawan penguasa yang zalim dengan pedang.
Setelah Zaid bin Ali syahid pada masa Bani Umayyah, ia digantikan anaknya Yahya
bin Zaid.

5. Pengertian Islam Nusantara menurut Kiai Haji Said Aqil Siraj


Islam Nusantara adalah ciri khas umat Islam di Nusantara yang mana nilai-nilai
keislamannya melebur dalam budaya setempat. Islam Nusantara adalah konsep yang
mampu hidup berdampingan dengan budaya manapun selagi tidak bertentangan dengan
Syariat Islam, bukan hanya berdampingan namun juga sebagai agama yang dibangun di
atas budaya. Islam hadir tidak untuk memberangus budaya setempat, tetapi untuk
memberikan corak budaya menjadi Islami dengan dimasukkannya ajaran-ajaran
keislaman. Salah satu kekuatan utama Islam Nusantara adalah dengan mensinergikan
antara semangat nasionalisme dengan ajaran Islam, sehingga mampu menjadi kekuatan
yang besar dalam menjaga keutuhan negara.
Islam Nusantara menjadi konsep yang sering dibicarakan oleh khalayak ramai
(publik) sejak Nahdlatul Ulama (NU) secara resmi menjadikan konsep ini sebagai tema
Muktamar ke-33 di Jombang, K. H. Said Aqil Siraj sebagai Ketua Umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU) adalah salah satu penggagas konsep Islam Nusantara ini
kepada pengurus NU. Kiai Said begitu gigih mensosialisasikan Islam Nusantara kepada
khalayak ramai baik skala lokal, nasional, maupun internasional. Menurutnya, Islam
Nusantara adalah sebuah konsep berislam yang bercorak Ahlu al-Sunnah Wa al-Jama’ah
dan berlandaskan empat prinsip yakni tawasuth (moderat), tawazun (seimbang), ta’awun
(kasih sayang), dan i’tidal (lurus; adil). Islam Nusantara hadir sebagai upaya membangun
dan menguatkan tiga persaudaraan yakni ukhwah Islamiyyah (persaudaraan sesama umat
Islam), ukhwah Wathanyyah (persaudaraan sesama warga negara), dan ukhwah
Insaniyyah (persaudaraan sesama manusia) menjadi baik dan damai.
Konsep Islam Nusantara disosialisasikan oleh Kiai Said karena ia melihat
langsung keadaan negara Timur Tengah yang sedang dilanda konflik dan tidak kunjung
selesai hingga sekarang. Konflik yang terjadi disebabkan oleh berbagai hal baik
kekuasaan, ekonomi, paham keagamaan dan sebagainya. Konflik yang terjadi di sana juga
menjadi akar berkembangnya paham radikal dan terorisme. Keadaan Timur Tengah yang
seperti itu membuat dunia memandang Islam adalah agama yang keras, kejam, teroris,
dan membuat orang non-muslim mengalami Islamophobia (ketakutan dan kebencian
kepada agama dan umat Islam) terhadap Islam. Timur Tengah sekarang sulit untuk bisa
menjadi sumbu peradaban Islam masa depan. Peradaban Islam bisa terwujud jika wilayah
Islam sudah damai dan tentram.
Indonesia dengan pendudukan muslim mayoritas, serta kehidupan damai yang
ada adalah jawaban untuk mewujudkan peradaban Islam masa depan. Indonesia adalah
negara yang mampu mensinergikan antara semangat nasionalisme denga Islam dan agama
yang dibangun atas kekayaan budaya yang melimpah. Dengan tiga kekuatan besar
tersebut Islam Nusantara hadir sebagai wujud peradaban Islam masa depan. Namun
sekarang ini Indonesia sedang menghadapi ideologi transnasional yang ingin
menghancurkan kekuatan Indonesia. Ideologi tersebut seperti paham radikalisme,
terorisme yang mudah mengkafirkan dan membunuh orang lain yang tidak sepaham
dengan mereka. Hadirnya para pengusung Khilafah Islamiyah di Indonesia juga menjadi
tantangan besar bangsa untuk mempertahankan dasar negara yakni Pancasila dan
semangat Nasionalisme. Islam Nusantara hadir sebagai bentuk lokomodif baru yang
bercirikan identitas lokal untuk meng-counter paham transnasional tersebut.
Kiai Said menegaskan pentingnya Islam Nusantara untuk menunjukkan wajah
Islam yang damai, toleran dan berbudaya kepada dunia. Pengenalan Islam Nusantara
kepada publik terus dilakukan oleh Kiai Said seperti mengembangkan pesantren yang
merupakan lembaga penting penjaga warisan Islam Nusantara. Islam Nusantara juga ia
jadikan sebagai tema Muktamar NU ke-33 di Jombang tahun 2015. Dengan dijadikannya
konsep ini sebagai tema Muktamar maka kajian seputar Islam Nusantara menjadi sering
dilakukan baik oleh kalangan akademisi maupun masyarakat umum. Usaha lain yang
dilakukan Kiai Said adalah publikasi dan ceramah tingkat nasional maupun internasional.
Seperti dalam acara International Summit of Moderate Muslim Leaders (ISHOMIL) tahun
2016 di Jakarta. Dalam acara tersebut Kiai Said mengenalkan Islam Nusantara kepada
ulama-ulama seluruh dunia.

Anda mungkin juga menyukai