Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BUDI PEKERTI


“RAHMAT ISLAM BAGI ALAM SEMESTA DAN NUSANTARA”

D
I
S
U
S
U
N

Oleh
Elsa Anggriani Saputri
XII IPA 2

SMA negeri 2 Kaimana


2024
Lembaran pengesahan

Makalah berjudul “Rahmat Islam bagi alam semesta dan Nusantara


disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran pendidikan agama Islam
dan budi pekerti untuk mendapatkan nilai semester 6. Maka ini telah
dibaca dan disahkan pada tahun 2024,
Oleh:

Guru pembimbing. Penulis

Rahmad suhardiantoS.Ag. Elsa.A.saputri


NIP.9136750651200003. NISN:0063184146
Kata-kata motivasi

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan
mudahkan baginya jalan menuju surga.”
Kata pengantar

Fungsi dan syukur saya ucapkan kepada Allah subhanahu wa ta'ala


yang telah meninggalkan rahmat serta hidayahnya, sehingga
penyusunan makalah dengan judul “RAHMAT ISLAM BAGI ALAM
SEMESTA DAN NUSANTARA”
Ini dapat diselesaikan dengan baik tanpa kendala. Adapun
penyusunan maka ini berdasarkan data-data yang diperoleh melalui
buku pedoman serta data-data dan keterangan dari internet. Dalam
penyusunan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini saya ucapkan ucapan terima kasih.

Dan saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangannya karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan,
untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini. Demikian kata pengantar
ini saya buat, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi saya sendiri
dan pembaca
DAFTAR ISI

Lembaran pengesahan

Kata motivasi

Kata pengantar

DAFTAR ISI
Bab 1
PENDAHULUAN
● Latar belakang
● Rumusan masalah
● Tujuan

BAB 2
MASUKNYA ISLAM DI NUSANTARA
A. Teori sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
1. Teori gujarat
2. Teori Mekah
3. Teori Iran
4. Teori Cina
B. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia menurut catatan
1. Demografi
2. Arsitektur
3. Politik
BAB 3
MASUKNYA ISLAM DI DUNIA

BAB 4
● KESIMPULAN
● SARAN
BAB 5
PENUTUP
Bab 1

Pendahuluan

● Latar belakang

Sejarah masuknya Islam ke wilayah nusantara sudah berlangsung


demikian lama, sebagian berpendapat bahwa Islam masuk pada abad
ke-7 M. Yang datang langsung dari Arab. Pendapat lain mengatakan
bahwa Islam masuk pada abad ke-13, dan ada juga yang berpendapat
bahwa Islam masuk pada sekitar abad ke-9 M. Perbedaan pendapat
tersebut dari pendekatan historis semuanya benar, hal tersebut didasari
bukti-bukti sejarah serta penelitian para sejarawan yang menggunakan
pendekatan dan metodenya masing-masing.

Jelaskan beberapa buku dan keterangan sumber referensi sejarah,


bahwa Islam mulai berkembang di Nusantara sekitar abad ke-13 M. Hal
tersebut terlepas dari peran tokoh serta ulama yang hidup pada saat itu,
dan di antara tokoh yang sangat berjasa dalam proses islamisasi di
nusantara terutama di tanah Jawa adalah “Walisongo “peran wali songo
dalam proses islamisasi di tanah Jawa sangat besar. Tokoh Walisongo
yang begitu dekat di kalangan masyarakat muslim kultural Jawa sangat
mereka hormati. Hal ini karena ajaran-ajaran dan dakwahnya yang unik
serta sosoknya yang menjadi teladan serta ramah terhadap masyarakat
Jawa sehingga dengan mudah Islam menyebar ke seluruh wilayah
nusantara.

● Rumusan masalah

1. Sejarah perkembangan Islam di nusantara?


2. Apa saja kerajaan-kerajaan Islam di nusantara?
3. Bagaimana proses penyebaran Islam di nusantara?
4. Proses penyebaran Islam di wilayah apa saja?

● Tujuan penulisan

1. Untuk mengetahui perkembangan sejarah Islam di nusantara


2. Mengetahui dan mengenal kerajaan-kerajaan Islam di nusantara
3. Untuk mengetahui proses penyebaran Islam di nusantara
4. Mengetahui proses penyebaran Islam di nusantara

Bab 2
Masuknya Islam di Nusantara

A.Teori Sejarah Masuknya Islam Ke Indonesia

Ada banyak teori yang menerangkan bagaimana sejarah masuknya


agama Islam masuk ke Indonesia, dari semua teori tersebut kebanyakan
menggambarkan Islam masuk pada masa awal-awal Hijriah atau sekitar
tahun 700 Masehi. Pada masa kekhilafan Islam di tanah Arab,
kekhilafahan tersebut mengutus utusannya untuk datang ke nusantara
dan menyebarkan agama Islam di nusantara.

Hal ini dibuktikan dengan adanya Kampung Arab atau pemukiman Arab
di pesisir barat pantai Sumatera yang banyak dijumpai oleh para
pedagang pada masa itu. Dengan adanya pemukiman Arab inilah yang
diyakini menjadi salah satu teori awal mula masuknya Islam di
Indonesia.

Namun ada juga beberapa teori lain misalnya teori dari India, teori Arab,
teori Persia dan teori Cina. Masuknya agama Islam di Indonesia memiliki
banyak teori,
karena tidak ada yang tahu pasti, kapan agama Islam mulai masuk ke
nusantara. Untuk itu berikut kami berikan beberapa penjelasan teori
masuknya agama Islam ke nusantara.

1. Teori India (Gujarat)


Teori ini dicetuskan oleh GWJ. Drewes dan di kembangkan oleh
Snouck Hurgronje dan kawan-kawan, selain itu teori india atau
teori Gujarat ini juga di yakini oleh sejarawan Indonesia Sucipto
Wirjosuprato yang meyakini awal mula sejarah masuknya islam di
Indonesia adalah melalu india (Gujarat).

Teori india atau teori Gujarat adalah teori yang menyebutkan


bahwa agama islam masuk ke Indonesia melalui para pedagang
dari india muslim (Gujarat) yang berdagang di nusantara pada
abad ke-13. Para saudagar dari Gujarat yang datang dari Malaka
kemudian menjalin relasi dengan orang-orang di wilayah barat di
Indonesia kemudian setelah itu terbentuklah sebuah kerajaan
Islam yang bernama kerajaan Samudra Pasai.

Banyak bukti yang menguatkan teori Gujarat ini, salah satunya


adalah makam Malik As-Saleh yang merupakan salah satu pendiri
kerajaan Samudra Pasai. Corak dari batu nisan Malik As-Saleh
sangat mirip dengan batu nisan yang ada di Gujarat. Bahkan
makam salah satu walisongo yakni makam Maulana Malik Ibrahim
juga memiliki batu nisan khas Gujarat seperti makam Malik
As-Saleh.

2. Teori Arab (Mekah)


Kemudian selanjutnya ada teori Arab (Mekah) yang merupakan
teori Islam yang menyebutkan bahwa Islam masuk ke Indonesia
langsung dari Arab (Mekah) pada masa kekhalifahan. Teori ini
didukung oleh J.C. van Leur hingga Buya Hamka atau Abdul Malik
Karim Amrullah.

Pada bukunya yang berjudul sejarah umat islam yang terbit pada tahun
1997, Buya Hamka menjelaskan bukti-bukti masuknya agama Islam di
Indonesia. bukti yang dimaksud Buya Hamka ini adalah berupa sumber
dari naskah kuno Cina yang menyebutkan bahwa sekelompok Bangsa
Arab yang bermukim di pesisir barat Pulau Sumatera pada tahun 625
Masehi. Selain itu, di kawasan tersebut yang pada saat itu merupakan
kekuasaan Kerajaan Sriwijaya juga ditemukan batu nisan yang
bertuliskan nama Syekh Rukunuddin yang wafat pada tahun 672
Masehi.

Teori ini juga didukung oleh TW. Arnold yang menyatakan bahwa pada
masa itu Bangsa Arab merupakan bangsa yang dominan dalam
perdagangan di nusantara. Kemudian mereka menikah dengan warga
pribumi dan berdakwah di nusantara.

3. Teori Persia (iran)


Teori yang menyatakan bahwa asal mula sejarah masuknya
agama islam ke Indonesia dari Negara Persia (yang sekarang
bernama Negara Iran) adalah teori yang didukung oleh Husen
Djadjadiningrat dan Umar Amir Husen. Djajadiningrat berpendapat
jika teori Persia ini selaras dengan asal mula masuknya Islam ke
Indonesia. hal ini dikarenakan menurut Djajadiningrat kebudayaan
Islam di nusantara memiliki banyak kesamaan dengan
kebudayaan Islam di Persia.

Salah satu contoh kebudayaan Islam di nusantara yang mirip


dengan kebudayaan Islam di Persia adalah kaligrafi-kaligrafi yang
ada di makam batu nisan di nusantara. Ada pula beberapa ritual
keagamaan seperti tabot di daerah Bengkulu dan Tabuik di daerah
Sumatera Barat yang hampir sama persis dengan ritual
keagamaan di Persia yang diadakan setiap tanggal 10 bulan
Muharam.

Akan tetapi seperti yang kita ketahui, aliran Islam di Persia


merupakan aliran Islam Syiah sedangkan aliran Islam yang
berkembang di Indonesia adalah aliran Sunni. Sehingga teori
Persia ini di anggap kurang relevan dengan fakta yang ada.

4. Teori Cina
Teori cina merupakan teori yang menyebutkan bahwa asal mula
sejarah masuknya agama islam ke Indonesia berasal dari Cina,
agama Islam sendiri berkembang di Cina pada masa Dinasti Tang
(618-905 Masehi). Islam masuk ke Cina sendiri dibawa oleh
panglima Muslim yang bernama Saad bin Waqash yang berasal
dari Madinah pada masa kekhalifahan Utsman bin Affan. Bahkan
salah satu kota di Cina pada masa itu yakni kota Kanton pernah
menjadi pusat dakwah muslim di Cina.

Dalam buku Islam in Cina yang ditulis oleh Jean A. Berlie (2004)
menyebutkan bahwa relasi antara orang-orang Islam dari Arab dengan
orang-orang di Cina terjadi pada tahun 713 Masehi. Masuknya Islam ke
nusantara juga diyakini bersamaan dengan banyaknya migrasi
orang-orang Cina muslim ke Asia Tenggara terutama wilayah nusantara
yang kebanyakan memasuki wilayah Sumatera bagian selatan pada
tahun 879 Masehi atau abad ke-9 Masehi.

Bukti lain dari teori cina ini adalah banyaknya pendakwah yang berasal
dari keturunan Cina yang mempunyai pengaruh besar pada masa
kerajaan Demak. Seperti kita ketahui, kerajaan Demak merupakan
kerajaan Islam pertama di pulau Jawa.

Adapun buku sejarah yang ditulis oleh Nana Supriatna yang


menyebutkan bahwa kesultanan Demak didirikan oleh Raden Patah
yang merupakan putra dari Majapahit Islam ini.

Banyak yang meyakini bahwa Islam masuk ke Indonesia pada tahun


700 Masehi atau pada abad ke-7, hal ini dikarenakan dari catatan Cina
kuno menerangkan bahwa pada masa itu terdapat perkampungan Arab
atau pemukiman Arab di daerah pesisir barat pulau Sumatera hingga ke
sekitar selat Malaka.

Selain dengan berdagang, ada juga penyebar agama Islam yang murni
memang berniat menyebarkan agama Islam dengan cara berdakwah.
Salah satu contoh penyebar agama Islam di nusantara yang sangat
terkenal adalah para walisongo.

Para walisongo tidak hanya menyebarkan agama Islam dengan cara


mendakwah namun juga mengajarkan agama Islam dengan cara
mendekati masyarakat pribumi dan berbaur serta mengikuti adat istiadat
dan kehidupan sosial budaya di nusantara.

Di Kalimantan islam masuk pada abad ke-18, hal ini terbukti dengan
ditemukannya makam Islam kuno dengan batu nisannya. Sedangkan di
wilayah timur Indonesia, Islam masuk melalui Sulawesi yang pada masa
itu merupakan salah satu daerah yang memiliki kerajan Islam dan
tempatnya pun strategis untuk jalur perdagangan di wilayah timur
Indonesia.

Begitu banyaknya sejarah mengenai Agama Islam, membuat umat di


dalamnya memiliki perbedaan masing-masing yang membuat adanya
dinamika dan hal ini dibahas dalam buku Dinamika Sejarah Umat Islam
Indonesia oeh Kuntowijoyo.

Banyak catatan-catatan yang menyebutkan bagaimana awal mula Islam


masuk ke Indonesia, kemudian siapa yang membawanya, bagaimana
pengaruhnya terhadap masyarakat di nusantara dan lainnya. bahkan
catatan Islam masuk ke Indonesia terdiri dari berbagai teori yang
masing-masing teori juga
B.menyimpulkan bukti serta pendapatnya.

Misalnya saja catatan dari Cina yang menyebutkan Islam masuk ke


Indonesia pada masa abad ke-7 atau tahun 700 Masehi. Dimana pada
masa itu merupakan masa perdagangan antar negri dan jalur nusantara
ini juga merupakan jalur yang strategis untuk pelayaran perdagangan
pada masa itu.

Pulau Sumatera juga menjadi wilayah di nusantara yang menerima


penyebaran agama Islam terlebih dahulu dibandingkan dengan pulau
lainnya atau daerah lainnya. Pulau Sumatera menjadi daerah yang
pertama mendapat penyebaran agama Islam dikarenakan posisi pulau
Sumatera yang dekat dengan selat Malaka yang pada masa itu
merupakan pusat bisnis atau pusat perdagangan.

Di selat Malaka ini banyak terdapat pedagang dari seluruh penjuru


negri dan salah satunya adalah pedagang yang berasal dari Timur
Tengah seperti Arab dan Persia. Pedagang dari Timur Tengah
tidak hanya berdagang namun juga sambil menyebarkan agama
Islam di nusantara.
Berdasarkan buku Islam dalam Arus Sejarah Indonesia dijelaskan
mengenai asal sejarah bagaimana berkembangnya Islam
diIndonesia, serta peran penting dari penyimpul bangsa yang ada.
Selain itu, terdapat juga pembahasan mengenai proses awal
islamisasi yang berkaitan dengan perdagangan dan juga
pembentukan kerajaan.

1. Demografi
Demografi persebaran umat Islam di Indonesia banyak berada di
wilayah Indonesia agian barat, terutama di wilayah Jawa dan
Sumatera. Sementara untuk wilayah timur persebaran umat Islam
berada di daerah Sulawesi, Nusa Tenggara hingga Maluku. Untuk
wilayah Papua bisa dibilang jarang karena wilayah Papua pada
saat itu bukanlah prioritas untuk penyebaran agama Islam karena
penduduknya yang masih jarang.

Program transmigrasi dari Jawa yang diadakan secara


besar-besaran oleh presiden Suharto ke wilayah timur Indonesia
juga menjadi salah satu cara penyebaran agama Islam di wilayah
timur Indonesia karena meningkatnya jumlah penduduk muslim di
sana.

Penyebaran agama Islam di Indonesia terjadi secara bertahap dan


tidak secara langsung, mulai dari daerah barat Indonesia seperti
daerah Sumatera yang menjadi tempat persebaran agama Islam
pertama di nusantara kemudian daerah Jawa hingga ke daerah
timur Indonesia.

2. Arsitektur
Pengaruh arsitektur Islam sangat banyak di Indonesia, bahkan
hampir sebagian besar bangunan yang ada di Indonesia
mendapat pengaruh arsitektur dari Islam. Misalnya saja arsitektur
rumah adat Betawi yang mana memiliki ciri khas teras lebar dan
memiliki balai yang luas. Balai yang luas dan teras yang lebar
biasanya difungsikan untuk tempat berkumpul seperti untuk
mengaji, berdakwah, berceramah dan lainnya yang berhubungan
dengan ajaran umat Islam.

Balai yang luas serta teras yang luas juga menjadi ciri khas
peninggalan peradaban Islam di Indonesia pada masa itu. Salah
satu arsitektur peninggalan Islam yang merupakan asli dari
peninggalan Islam itu sendiri adalah masjid. Masjid merupakan
tempat yang digunakan untuk beribadah oleh umat muslim,
arsitektur masjid di manapun sangat kental dengan suasana Islami
dan budaya timur tengah.

Namun ada beberapa masjid yang mencampurkan arsitektur dari


kedua kebudayaan, akulturasi kebudayaan inilah yang
menyebabkan bentuk masjid menjadi unik. Misalnya saja Masjid
Cheng Ho yang menjadi masjid dengan arsitektur Cina bahkan
berbentuk seperti Klenteng atau Pagoda. Ada juga masjid-masjid
di daerah jawa yang memiliki arsitektur mirip dengan pura agama
Hindu.

masjid di Indonesia sekarang ini memiliki bentuk yang beragam,


mulai dari arsitektur bergaya tradisional, modern, minimalis hingga
masjid dengan arsitektur mewah. Sebagai negara dengan
penganut Islam terbesar, Indonesia memiliki jumlah masjid yang
sangat banyak bahkan hingga ratusan ribu.

Pengelolaan masjid di negara Indonesia sedikit berbeda dengan


negara lainnya, terutama di timur tengah. Jika di Negara Timur
Tengah masjid banyak dikelola oleh pemerintahan, di Indonesia
masjid biasanya berdiri sendiri atas swadaya masyarakat dan
menjadi tanggung jawab masyarakat sepenuhnya.

3. Politik
Sebagai negara dengan mayoritas penduduk umat Muslim, maka
keadaan politik di Indonesia tak lepas dari pengaruh Islam.
Solidaritas antar negara Islam di dunia pun sangat tinggi, bahkan
saling bahu membahu dan saling membantu serta membuat
kerjasama di berbagai bidang untuk mencapai kesejahteraan
bersama.

Namun meskipun bisa di bilang negara Indonesia adalah negara


Islam dan mayoritas penduduknya Muslim, Indonesia tidak
menerapkan sistem pemerintahan syariat Islam layaknya Arab
Saudi. Indonesia menerapkan sistem demokrasi dengan Bhineka
tunggal ika-nya, meskipun begitu ada salah satu provinsi di
Indonesia yang menerapkan syariat Islam dalam peraturan
daerahnya yakni Provinsi Aceh.

Usai reformasi 1998, kebebasan berpendapat dan kebebasan


warga negara untuk mengutarakan pilihan politiknya semakin
mudah dan berkembang. pada masa inilah yang di namakan
dengan masa demokrasi. Pada masa demokrasi ini banyak
bermunculan partai yang berbasis Islam, karena tidak ada
larangan oleh pemerintah untuk mendirikan partai yang penting
sesuai dengan syarat-syarat yang diajukan oleh negara.

Partai-partai berbasis Islam bahkan masih eksis hingga saat ini


dan berkembang cukup besar, selain partai berbasis Islam juga
terdapat banyak organisasi masyarakat yang berbasis Islam
bermunculan. Organisasi masyarakat berbasis Islam ini juga
memiliki pengikut yang cukup besar dan biasanya melakukan
pertemuan-pertemuan dan kegiatan Islami lainnya ketika
memperingati hari-hari besar Islam.
BAB 3

Masuknya Islam bagi alam semesta

agama Islam pertama kali muncul di Jazirah Arab pada abad ke-7
Masehi. Nabi Muhammad adalah sosok yang mula-mula
memperkenalkan agama Islam kepada Mekah. Hanya dalam kurun
waktu dua dekade dari awal dakwahnya, Muhammad telah berhasil
menjadikan umat Islam menyebar begitu pesat sehingga sampai ke luar
Jazirah Arab. Benson Bobrik (2013) dalam Kejayaan Harun ar-Rasyid
mencatat, pasukan Muslim telah mulai mengembangkan jangkauan
kuasanya hingga kawasan di sepanjang perbatasan Kekaisaran
Byzantium.Lulusan Phd dari Columbia University itu meneruskan,
setelah manusia pilihan itu wafat, tercatat kemenangan demi
kemenangan terus ditorehkan di atas pundak sejarah penyebaran Islam.
Hanya dua tahun setelah itu, pasukan umat Islam telah mencapai
Kaldea (Irak Selatan) dan memberinya Kota Hira. Perang Yarmuk pada
634 membuka jalan penguasaan bagi Syria. Damaskus takluk pada 635.
Antiokia dan Yerusalem pada 636, Seleucia-Ctesiphon, yaitu Ibu Kota
Kaldea, pada 637, dan Kaesarea pada 638.
Lanjut Mesopotamia dianeksasi, Kota Basra dan Kufah didirikan.
Langkah menentukan semakin terlihat, sebagian Persia dicaplok pada
638-40, dan Perang Nahawand pada 642 berhasil mengakhiri
kekuasaan Sassaniyah di Persia dan meletakkan seluruh Persia di
bawah kendali kaum Muslim. Kekaisaran Persia saat itu mudah
ditundukkan karena ia kelelahan sehabis berperang dengan Kekaisaran
Byzantium selama tiga puluh tahun. Kemenangan ini juga berarti
sekaligus menempatkan Kekaisaran Byzantium jadi negara “pinggiran”
dan mencabik-cabik wilayah Kekaisaran Romawi. Setahun sebelum
penundukan Persia itu, 641, Mesir juga telah menjadi bagian dari
kekuasaan Islam.
Hingga, praktis hanya butuh tiga puluh tahun setelah berpulangnya
penyandang gelar Al-Amin ini, lanjut Bobrik, pasukan kaum Muslim
bahkan telah berhasil menyapu kawasan seluas bekas Kekaisaran
Romawi.Perluasan teritorial ini terus berlanjut. Seiring menyingsingnya
abad ke-8, kekuatan umat Muslim ini telah mencapai perbatasan
Tiongkok, di Kasghar, sehingga perjanjian dengan bangsa Tiongkok pun
dicapai. Dan tak berselang lama setelah itu, Dinasti Tang di kawasan
timur pun behasil diporak-porandakan. Awal abad ke-8 pulalah Islam
mulai masuk ke wilayah Barat yaitu Spanyolkini. Sebelumnya, umat
Islam telah menguasai beberapa wilayah di Afrika Utara seperti Maroko.
Selanjutnya dari sanalah, peta perluasan kekuasaan Islam bergerak ke
wilayah Spanyol, di mana saat Islam berkuasa daerah ini sohor dengan
nama Andalusia.
Jika dilihat pada peta modern penyebaran Islam di seluruh dunia, maka
kawasan Asia dan Afrika adalah wilayah yang paling dominan. Islam
tumbuh berkembang tidak hanya menjadi sistem kepercayaan yang
dianut masyarakat dunia, tetapi juga menjadi sebuah peradaban dengan
banyak imperium.
Ya, sejarah mencatat keberadaan Kerajaan Umayyah (muncul di
pertengahan abad ke-7), Abbasiyah (muncul di pertengahan abad ke-8)
atau sering disebut periode awal, hingga kerajaan Turki Usmani (muncul
abad ke-13), Safawi (muncul awal abad ke-16), dan Mughal (muncul
awal abad ke-17) pada periode akhir keemasan Islam, adalah
imperium-imperium kuat dan besar di dunia.
Menarik dicatat, di era keemasan sejarah Islam, perjalanan dan
perluasan pengaruh Islam di dunia ini bukan saja telah menorehkan
kemajuan perkembangan Ilmu pengetahuan. Islam juga berhasil
mengguratkan peradaban yang bernafaskan nilai-nilai Islam. Saat
periode keemasan itu berlangsung, bisa dikatakan peradaban Barat
justru tengah berada di titik nadir zaman kegelapan.
Tapi perluasan agama Islam tak semuanya serta-merta berjalan dengan
jalan penundukan atau kekerasaan. Adalah wilayah Asia Tenggara, yang
sering disebut-sebut oleh banyak peneliti sejarah, Islam diyakinimasuk
ke wilayah ini dengan jalan damai. Ataupun sekiranya ada aspek
penundukan atau kekerasaan, kasus ini diyakini hanyalah kasus minor
dan bukanlah sejarah arus utama. Mekanisme jalan dakwah,
perdagangan dan penyebaran Sufisme Islam, disinyalir merupakan
katalisator utama tersebarnya Islam secara meluas di Asia Tenggara,
termasuk di Indonesia, melalui jalan damai.
Islam Asia Tenggara
Asia Tenggara adalah tempat tinggal bagi penduduk Muslim terbesar di
dunia. Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia, Malaysia, dan
Brunei Darussalam. Selain itu, minoritas Muslim juga ditemukan di
Burma (Myanmar), Singapura, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Istilah Islam Asia Tenggara (Southeast Asian Islam) sendiri sering
digunakan secara bergantian dengan istilah 'Islam Melayu-Indonesia'
(Malay-Indonesian Islam).
Penyebutan secara sinonim ini wajar, mengingat jumlah populasi
pemeluk Islam di Malaysia dan Indonesia secara keseluruhan diestimasi
mencapai lebih dari 40 persen jumlah penduduk di Asia Tenggara dan
kisaran 25 persen penduduk Muslim dunia.
Helmiati (2014) dalam Sejarah Islam Asia Tenggara sengaja
membedakan tahapan atau fase konversi keagamaan di AsiaTenggara
ke dalam tiga terminologi, yaitu “kedatangan Islam”, “penetrasi
(penyebaran) Islam, dan “islamisasi”. Bicara kedatangan Islam lazimnya
dibuktikan dengan melihat peninggalan artefak-artefak sejarah, seperti
prasasti, batu bertulis, batu nisan, dan lain sebagainya. Dari bukti
pelbagai artefak inilah kemudian diperkirakan awal kedatangan Islam di
suatu tempat tertentu.
Sudah tentu kedatangan Islam sebagai suatu interaksi awal dengan
masyarakat setempat ini tidak selalu berarti bahwa masyarakat tersebut
telah serta-merta menganut Islam. Meskipun tidak terlalu jelas dari mana
asumsi tersebut ia rumuskan, seturut tulisan Helmiati lazimnya proses
konversi menjadi Islam pada kasus Asia Tenggara, seringkali berselang
waktu kurang lebih setengah abad setelah fase kedatangan Islam itu
sendiri.
Sedangkan Islamisasi merupakan suatu proses panjang yang
berlangsung selama berabad-abad bahkan sampai sekarang juga masih
terus berproses. Islamisasi, selain mengandung arti mengajak orang
untuk memeluk Islam, juga mengandung arti upaya pemurnian Islam
dari unsur-unsur kepercayaan nonIslam.
Selain itu, masih seturut Helmiati, Islamisasi juga berarti suatu upaya
agar Islam dilaksanakan dalam berbagai aspek kehidupan, yang bukan
hanya mencakup ritual keagamaan, melainkan juga implementasi
nilai-nilai Islam ke dalam domain ekonomi, sosial-budaya, politik, hukum
dan pemerintahan. Dengan demikian, menurut dia, Islamisasi
terkait-mait dengan upaya gerakan pemurnian dan pembaharuan Islam.
Ya, banyak sejarawan berpendapat Islam masuk ke Asia Tenggara
melalui suatu proses damai. Prosesnya juga nisbi berlangsung selama
berabad-abad dan berjalan secara gradual, serta tidak berlangsung
secara bersamaan di wilayah kepulauan tersebut. Penyebaran Islam di
kawasan ini hampir terjadi tanpa pergolakan politik atau bukan melalui
ekspansi pembebasan yang melibatkan kekuatan militer, atau juga tidak
melalui pemaksaan struktur kekuasaan dan norma-norma masyarakat
dari luar terhadap masyarakat setempat.
Dus, Islam masuk di Asia Tenggara melalui jalur perdagangan,
perkawinan, dakwah, dan pembauran masyarakat Muslim Arab, Persia,
dan India dengan masyarakat pribumi. Kesimpulan akan watak sejarah
masuknya Islam di kawasan ini diakui oleh banyak pengamat, di
antaranya, ialah Thomas W Arnold. Dalam buku klasiknya The
Preaching of Islam, Arnold mengatakan bahwa penyebaran dan
perkembangan historis Islam di Asia Tenggara berlangsung secara
damai.
Tak kecuali Azyumardi Azra (1999). Dalam karyanya Renaisans Islam
Asia Tenggara, Sejarah Wacana dan Kekuasaan, juga mencatat hal
yang kurang lebih sama. Azra bahkan menambahkan, berbeda dengan
ekspansi Islam di banyak wilayah Timur Tengah, Asia Selatan, dan
Afrika yang oleh sumber-sumber Islam di Timur Tengah disebut sebagai
mengemban spirit ‘fath’ (atau ‘futuh’), yakni pembebasan, yang dalam
praktiknya sering melibatkan kekuatan militer. Sebaliknya, penyebaran
Islam di Asia Tenggara hampir bisa dikata tidak pernah disebut sebagai
futuh yang disertai kehadiran kekuatan militer.
Banyak peneliti mengatakan, bahwa Islam telah datang ke Asia
Tenggara sejak abad pertama Hijrah atau abad ke-7 Masehi. Asumsi
sejarah ini diyakini oleh Arnold, misalnya. Ia mendasarkan pendapat
sejarahnya ini pada sumber-sumber Tiongkok. Berita dari Tiongkok itu
menginformasikan, menjelang akhir abad ke-7 terdapat seorang
pedagang Arab menjadi pemimpin sebuah pemukiman Arab Muslim di
pesisir pantai Sumatra. Berita Tiongkok menyebutkan, di masa Dinasti
Tang, tepatnya pada abad ke-9 dan ke-10, orang-orang Ta-Shih sudah
tercatat tinggal di daerah Kanton (Kan-fu) dan Sumatra. Ta-Shih adalah
sebutan untuk orang-orang Arab dan Persia, yang ketika itu jelas sudah
memeluk Islam.
Komunitas pedagang Arab ini dilaporkan melakukan perkawinan dengan
wanita setempat. Sehingga hasilnya terbentuklah sebuah komunitas
Muslim, yang terdiri dari orang-orang Arab pendatang dan penduduk
lokal. Lebih jauh, menurut Arnold, anggota-anggota komunitas Muslim
ini juga melakukan kegiatan-kegiatan penyebaran Islam.
Pendapat yang sama juga ditegaskan oleh JC van Leur, Indonesian
Trade and Society. Menurut Leur, koloni-koloni Arab Muslim telah
berdomisili di barat laut Sumatra, yaitu Barus, daerah penghasil kapur
barus terkenal sejak tahun 674. Pendapat Leur ini didasarkan pada
cerita perjalanan para pengembara yang sampai ke wilayah Asia
Tenggara.
Taufik Abdullah (1991) dalam sebuah buku yang dieditorinya yaitu
Sejarah Ummat Islam Indonesia, justru tiba pada kesimpulan berbeda.
Menurut Abdullah, sejauh ini belum ada bukti di tempat-tempat yang
telah disinggahi oleh para pedagang Muslim itu masyarakat lokalnya
telah menganut Islam. Seturut analisisnya, adanya koloni yang terdiri
dari para pedagang Arab itu bisa jadi karena mereka berdiam di sana
untuk menunggu musim yang baik untuk berlayar melanjutkan
perjalanan.
Bicara proses konversi Islam di kalangan pribumi Asia Tenggara
kemungkinan besar barulah terjadi setelah abad ke-12. Azyumardi Azra
(1994) dalam karya klasiknya Jaringan Ulama Timur Tengah dan
Kepulauan Nusantara Abab XVII dan XVIII, Melacak Akar-akar
Pembaharuan Islam di Indonesia, menyimpulkan:
“Mungkin benar bahwa Islam sudah diperkenalkan ke dan ada di
Nusantara pada abad-abad pertama Hijriah, sebagaimana dikemukakan
Arnold dan dipegangi banyak sarjana Indonesia-Malaysia, tetapi
hanyalah setelah abad ke-12 pengaruh Islam kelihatan lebih nyata.
Karena itu proses Islamisasi tampaknya mengalami akselerasi antara
abad ke-12 dan ke-16.”Ya, para sejarawan tampaknya masih kesulitan
untuk menjawab secara tepat dan general terhadap pertanyaan “kapan,
di mana, mengapa, dan dalam bentuk apa” Islam mulai menimbulkan
dampak secara signifikan bagi dinamika masyarakat Asia Tenggara
untuk pertama kalinya. Pasalnya, kondisi wilayah-wilayah di Asia
Tenggara pada saat itupun berada dalam situasi politik dan kondisi
sosial budaya yang berbeda-beda.
Ambil contoh, misalnya pada paruh kedua abad ke-13, para penguasa di
Sumatra Utara (Aceh, sekarang) sudah menganut Islam. Namun pada
saat yang sama, di Pulau Jawa, hegemoni politik ketika itu masih berada
di tangan raja-raja beragama Syiwa dan Budha di Kediri atau Singasari.
Ibu Kota Majapahit, yang pada abad ke-14 memiliki peranan penting di
Asia Tenggara, pada waktu itu juga belum berdiri. Begitu pula kerajaan
Islam Demak barulah tercatat berdiri bersamaan dengan melemahnya
kekuasaan Majapahit setelah memasuki kisaran pertengahan abad
ke-15-an.
Sekalipun fenomena Islam di Asia Tenggara katakanlah jauh dari
keseragaman dan generalisasi teoritis—atau sebutlah itusebagai “teori
tunggal”—terkait persoalan “kapan, di mana, mengapa, dan dalam
bentuk apa” Islam mulai menimbulkan dampak yang signifikan,
setidaknya Azra (1999) berhasil menunjukkan suatu hipotesa kuat.
Yakni, di sepanjang abad ke-16 dan abad ke-17, sejarah Asia Tenggara
menyaksikan suatu kesuburan dalam penulisan literatur Islam baik di
bidang sastra, filsafat, metafisika, maupun teologi rasional.
Ya, di sepanjang masa itu yaitu abad ke-16 dan abad ke-17, lahirnya
beragam literatur tersebut bisa dikata menandakan suatu epos
pembangunan rasionalisme dan intelektualisme di Asia Tenggara, di
mana Islam dalam warna sufisme atau tasawuf saat itu pernah
memegang peranan penting dalam mempelopori kemajuan, toleransi
dan keberagaman.
BAB 4

Kesimpulan
Perkembangan sejarah Islam di dunia dan Nusantara melalui beberapa
tahap,yaitu.

Mulai pertama kali Islam muncul di jazirah Arab pada abad ke-7 Masehi.
Dan dalam kurun waktu 2 dekade Islam telah menyebar pada saat
hingga keluar di Asia Arab. Kemudian kejayaan Islam yang dipimpin
Harun ar-rasyid menjabat penyebaran Islam telah sampai di perbatasan
kekaisaran Bizantium. Hingga hingga 2 tahun setelah itu Islam telah
sampai ke Irak Selatan dan memberi kota Hira. Pertanian pada 634
membuka jalan penguasaan bagi Syria sehingga persia di caplok pada
634-640, dan melakukan peran nahwand pada 642 sehingga berhasil
mengakhiri kekuasaan sassaniyah di Persia dibawa kendali umat
muslim. Seiring berjalannya waktu wilayah kekuasaan Islam semakin
menyebar ke penjuru dunia. Dan dilihat pada peta modern penyebaran
Islam dominan ke kawasan Asia dan Afrika. Penyebaran Islam tidak
semuanya berjalan dengan jalan pendudukan atau kekerasan.
Berdasarkan pengertian di wilayah Asia Islam diyakini masuk lewat jalan
damai, jika pun ada hanyalah kasus mirror.

Kemudian para ilmuwan meneliti teori masuknya islam wilayah Asia


khususnya di wilayah nusantara (Indonesia). Ini menimbulkan beberapa
pendapat di kalangan para ilmuwan yaitu teori Gujarat, teori Arab, teori
Iran, dan teori Cina. Dan pendapat ini diperkuat dengan bukti-bukti yang
dimiliki. Kemudian masuknya Islam di nusantara dipengaruhi oleh
beberapa aspek antara lain demografi,arsitektur,dan politik

SARAN

Kita sebagai anak muda terkhususnya yang sudah membaca makalah


ini,SDH seharusnya lebih taat agama dan memperbaiki iman kita karena
perjuangan Baginda Muhammad Saw dan para sahabat tidaklah mudah
untuk menyebarkan Islam sampai ke seluruh penjuru dunia
BAB 5

penutup

terima kasih kepada bapak guru agama Islam yang telah memberikan
tugas makalah ini, sehingga para pembaca dan terkhususnya untuk
saya bisa lebih tau tentang sejarah perkembangan Islam,dan
terimakasih juga kepada para pembaca yang telah memberikan saran
dan komentar untuk makalah ini.
Daftar pustaka

-https://www.bola.com/ragam/read/4356372/30
-https://indonesia.go.id/kategori/komoditas/1505/islam
-https://www.gramedia.com/literasi/

Anda mungkin juga menyukai