Anda di halaman 1dari 13

PENEMUAN TEMBOK YA`JUJ DAN MA`JUJ

Tulisan saya kali ini sengaja mengajak Anda sekalian untuk kembali mengulik sejarah masa lalu. Dan yang menjadi bahasan kali ini adalah mengenai kaum barbar yang diberi nama Yajuj dan Majuj. Kaum ini adalah kaum yang kasar dan biadab. Jika mereka melewati sebuah perkampungan, mereka pun membabat semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenanya, ketika Dzulkarnain datang, penduduk minta dibuatkan benteng agar mereka (Ya`juj dan Ma`juj) tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan uraian lengkapnya: 1. Asal usul Kata Yajuj dan Majuj berasal dari kata ajja atau ajij dalam wazan Yaful; kata ajij artinya nyala api. Tetapi kata ajja berarti pula asraa, maknanya berjalan cepat. Itulah makna yang tertera dalam kamus Lisanul Arab. Yajuj dan Majuj dapat pula diibaratkan sebagai api menyala dan air bergelombang, karena hebatnya gerakan. Yajuj dan Majuj diuraikan dua kali dalam Al-Qur`an. Yang pertama diuraikan dalam surat Al-Kahfi, sehubungan dengan uraian tentang gambaran Dajjal. Menjelang berakhirya surat Al-Kahfi, diuraikan tentang perjalanan Raja Dzulkarnain ke berbagai jurusan untuk memperkuat tapal-batas kerajaannya. Di antara tanda kiamat Kubra adalah keluarnya Yajuj dan Majuj dari kurungannya. Keluarnya mereka sebagai tanda kiamat Kubra akan terjadi dan wajib kita imani karena dalil-dalil telah jelas menetapkannya. Adapun tanda kiamat Kubra, di antaranya disebutkan dalam hadits Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari RA: Rasulullah melihat kami ketika kami tengah berbincang-bincang. Beliau berkata: Apa yang kalian perbincangkan? Kami menjawab: Kami sedang berbincang-bincang tentang hari kiamat. Beliau berkata: Tidak akan terjadi hari kiamat hingga kalian lihat sebelumnya sepuluh tanda. Beliau menyebutkan: Dukhan (asap), Dajjal, Daabbah, terbitnya matahari dari barat, turunnya Isa as, Yajuj dan Majuj, dan tiga khusuf (dibenamkan ke dalam bumi) di timur, di barat, dan di jazirah Arab, yang terakhir adalah api yang keluar dari Yaman mengusir (menggiring) mereka ke tempat berkumpulnya mereka. (HR. Muslim no. 2901) Selain itu, Ya`juj dan Ma`juj dalam hadits dari Zainab Binti Jahsh (isteri Nabi SAW), di jelaskan; Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) telah dibukanya penutup Ya`juj dan Ma`juj seperti ini! beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ? Beliau menjawab; Ya, Jika banyak kejelekan. (HR. Ahmad, AlBukhari dan Muslim) Sedangkan Allah SWT berfirman tentang Ya`juj dan Ma`juj ini: Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya`juj dan Ma`juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba

terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zalim (QS. Al-Anbiyaa` [21] : 96) Mengenai garis asal usul tentang siapa sebenarnya kaum ini para ulama telah berbeda pendapat, namun mereka sepakat bahwa Ya`juj dan Ma`juj termasuk spesies manusia. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya`juj dan Ma`juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya`juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma`juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat. 2. Ciri-ciri kaum Ya`juj dan Ma`juj Walaupun mereka dari jenis manusia keturunan Nabi Adam, namun mereka memiliki sifat khas yang berbeda dari manusia biasa. Ciri utama mereka adalah perusak dan jumlah mereka yang sangat besar sehingga ketika mereka turun dari gunung seakan-akan air bah yang mengalir, tidak pandai berbicara dan tidak fasih, bermata kecil (sipit), berhidung kecil, lebar mukanya, merah warna kulitnya seakan-akan wajahnya seperti perisai dan sifat-sifat lain.

Mengenai ciri-ciri mereka terdapat sebuah hadits di Musnad Imam Ahmad (5/271), Al-Haetsami di Majmauz Zawaid (8/9) berkata tentangnya: Rawirawinya adalah rawi-rawi Ash-Shahih. Hadits tersebut menjelaskan bahwa mereka berwajah lebar seperti tameng yang menonjol dengan rambut merah kecoklatan, mata sipit, datang dengan cepat dari tempat yang tinggi.

Selain itu Rasulullah SAW berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking. Beliau bersabda: Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Yajuj dan Majuj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai (HR. Ahmad) 3. Sifat dan kelakuan kaum Ya`juj dan Ma`juj Dalam surat Al-Kahfi, Allah menjelaskan bahwa Yajuj Majuj dikurung oleh Dzulkarnain dengan baja karena mereka berlaku biadab dan berbuat kerusakan di muka bumi, sehingga mereka tidak bisa keluar darinya sampai tiba saatnya janji Allah. Firman Allah SWT: Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata: Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Yajuj wa-Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka.

Dzulqarnain berkata: Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah Aku potongan-potongan besi. Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: Tiuplah (api itu), hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata: Berilah Aku tembaga (yang mendidih) agar aku tuangkan ke atas besi panas itu. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulqarnain berkata: Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku, dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar. (QS. Al-Kahfi: 9398). Mereka tidak akan keluar darinya sebelum janji Allah tiba, dan itu terjadi di akhir zaman sebagai tanda Kiamat yang sudah diambang pintu. Mereka keluar setelah Isa turun dan membunuh Dajjal. Keluarnya mereka dari kurungan memiliki cerita tersendiri yang disebutkan oleh Imam At-Tirmidzi dalam hadits no. 3153 dan Ibnu Majah no. 4131 dari Abu Hurairah, dan dishahihkan oleh Al-Albani di Silsilah Shahihah no. 1735. Rasulullah bersabda: Sesungguhnya Yajuj dan Majuj membongkarnya setiap hari, sampai ketika mereka hampir melihat cahaya matahari. Pemimpin mereka berkata: Kita pulang, kita teruskan besok. Lalu Allah mengembalikannya lebih kuat dari sebelumnya. Ketika masa mereka telah tiba dan Allah ingin mengeluarkan mereka kepada manusia, mereka menggali, ketika mereka hampir melihat cahaya matahari, pemimpin mereka berkata: Kita pulang, kita teruskan besok insya Allah Taala. Mereka mengucapkan insya Allah. Mereka kembali ke tempat mereka menggali, mereka mendapatkan galian seperti kemarin. Akhirnya mereka berhasil menggali dan keluar kepada manusia. Mereka meminum air sampai kering dan orang-orang berlindung di benteng mereka. Lalu mereka melemparkan panah-panah mereka ke langit dan ia kembali dengan berlumuran darah. Mereka berkata: Kita telah mengalahkan penduduk bumi dan mengungguli penghuni langit. Pembicaraan tentang Yajuj wa-Majuj ini ditutup dengan sebuah hadits An-Nawas bin Saman di Shahih Muslim (Mukhtashar Shahih Muslim no. 2048). Dari hadits ini kita mengetahui banyak hal tentangnya. Rasulullah bersabda: Ketika Isa dalam kondisi demikian, Allah mewahyukan kepada Isa bin Maryam: Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba-Ku, tak seorang pun mampu memerangi mereka, maka bawalah hamba-hamba-Ku berlindung di Ath-Thur. Lalu Allah mengeluarkan Yajuj wa-Ma juj, dan mereka mengalir dari segala penjuru. Rombongan pertama melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Rombongan terakhir menyusul sementara air danau telah mengering, mereka berkata: Sepertinya dulu di sini pernah ada air. Nabi Isa AS dan teman-temannya dikepung sehingga kepala sapi bagi mereka lebih berharga daripada 100 dinar, lalu Nabi Isa AS dan kawan-kawan berdoa kepada Allah. Lalu Allah mengirim ulat di leher mereka, maka mereka mati bergelimpangan seperti matinya jiwa yang satu. Kemudian Allah menurunkan Nabi Isa dan kawan-kawannya ke bumi, maka tidak ada sejengkal tempat pun di bumi kecuali dipenuhi oleh bau busuk mereka. Lalu Nabiyullah Isa as dan teman-temannya berdoa kepada Allah, kemudian Allah menurunkan hujan deras yang mengguyur seluruh rumah, baik yang terbuat dari tanah atau kulit binatang. Hujan itu membasuh bumi sehingga ia seperti cermin yang berkilauan. 4. Kisah mereka dan Raja Dzulkarnain Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya. Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada Al-Qur`an surat Al-Kahfi [18] ayat 94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab, sebagaimana bunyi kalimat berikut: Mereka berkata: Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj[892] itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka? Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka

tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir. Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan; Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu (QS. AlKahfi [18] : 84). Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM552 M). Kerajaannya disebut At-Tababiah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih. Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun sebuah benteng. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai Babul Hadid (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. Babul Hadid adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India. 5. Beberapa penelitian tentang tembok Ya`juj dan Ma`juj Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Quran menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi. Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu. 6. Perkiraan lokasi tembok Ya`juj dan Ma`juj berada Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di pegunungan yang sangat tinggi dan sangat keras (pegunungan Kaukasus). Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam maupun Rusia, terletak di republik Georgia.

Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tentang tembok penghalang yang dibangun oleh Iskandar Dzulkarnain untuk memenjarakan Yajuj dan Majuj terbuka. Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. AlWatsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu Sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini. Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Yajuj dan Majuj. 27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Yajuj dan Majuj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Yajuj dan Majuj berada. Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Yajuj dan Majuj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter. Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938). Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Yajuj dan Majuj itu. Yajuj dan Majuj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Yajuj dan Majuj kepada Iskandar Dzulkarnain, Raja Macedonia. Dzulkarnain kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi. Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih. Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Yajuj dan Majuj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang

melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Raa, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah. Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Yajuj dan Majuj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia. 7. Kisah kaum Ya`juj dan Ma`juj di akhir zaman Dikisahkan, bahwa nanti menjelang kiamat maka fitnah dan kejahatan mereka (Yajuj dan Majuj) sangat besar dan menyeluruh, tiada seorang manusiapun yang dapat mengatasinya. Jumlah mereka (golongannya) pun sangat banyak, sehingga kaum Muslimin akan menyalakan api selama tujuh tahun untuk berlindung dari penyerangan mereka, para pemanah dan perisai mereka. Seperti yang diterangkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Majah dari Nawwas berikut ini: Maka saat mereka telah keluar (dari dinding tembaga yang mengurung mereka sejak zaman raja Zulkarnain), maka Allah SWT berfirman kepada Isa ibn Maryam: Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba (Yajuj dan Majuj) yang tidak mampu diperangi oleh siapapun, maka hendaklah kamu mengasingkan hamba-hamba-Ku ke Thur (Thursina) Dan di Thur terkepunglah Nabiyullah Isa AS beserta para sahabat-nya, sehingga harga sebuah kepala sapi lebih mahal dari 100 dinar kamu hari ini. Kemudian Nabiyullah Isa dan para sahabatnya menginginkan itu, maka mereka tidak menemukan sejengkalpun dari tanah di bumi kecuali ia dipenuhi oleh bau anyir dan busuk mereka. Kemudian Isa AS dan sahabatnya meminta kelapangan kepada Allah SWT maka Allah mengutus seekor burung yang akan membawa mereka kemudian menurunkan mereka sesuai dengan kehendak Allah. Kemudian Allah menurunkan air hujan yang tidak meninggalkan satu rumahpun di kota atau di kampung, maka Ia membasahi bumi sehingga menjadi seperti sumur yang penuh (HR. Ahmad, Muslim dan At-Tirmidzi dari An-Nawwas bin Samam) Dahsyatnya fitnah dan kejahatan kaum Yajuj dan Majuj ini juga digambarkan dalam sebuah hadits Rasulullah SAW sebagaimana berikut: Rasulullah bersabda : Dinding pembatas Yajuj dan Majjuj akan terbuka, maka mereka akan menyerang semua manusia, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Taala: Dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat-tempat yang tinggi (QS . Al Anbiyaa : 96). Maka mereka akan menyerang manusia, sedangkan kaum Muslim akan berlarian dari mereka ke kota-kota dan benteng-benteng mereka, sambil membawa binatang-binatang ternak bersama mereka. Sedangkan mereka (Yajuj dan Majjuj) meminum semua air di bumi, sehingga apabila sebagian dari mereka melewati sebuah sungai maka merekapun meminum air sungai tersebut sampai kering dan ketika sebagian yang lain dari mereka melewati sungai yang sudah kering tersebut, maka mereka berkata: Dulu di sini pernah ada air. Dan apabila tidak ada lagi manusia yang tersisa kecuali seorang saja di sebuah kota atau benteng, maka berkatalah salah seorang dari mereka (Yajuj dan Majuj): Penduduk bumi sudah kita habisi, maka berikutnya yang tertinggal adalah penduduk langit, kemudian salah seorang dari mereka melemparkan tombaknya ke langit, dan tombak tersebut kembali dengan berlumur darah yang menunjukkan suatu bencana dan fitnah. Maka tatkala rnereka sedang asyik berbuat demikian, Allah Subhanahu wa Taala mengutus ulat ke pundak mereka seperti ulat belalang yang keluar dari kuduknya, maka pada pagi harinya mereka pun mati dan tidak terdengar satu nafaspun. Setelah itu kaum Muslim berkata: Apakah ada seorang laki-laki yang berani mati untuk melihat, apa yang sedang dilakukan oleh musuh kita ini? maka majulah salah seorang dari mereka dengan perasaan tak takut mati, kemudian dia menemukan bahwa mereka semua (Yajuj dan Majjuj) telah mati dalam keadaan sebagian mereka di atas sebagian yang lain (bertumpukan), maka lakilaki tersebut berseru: Wahai semua kaum Muslim bergembiralah kalian, sesungguhnya Allah Subhanahu wa Taala sendiri sudah membinasakan musuhmu, maka mereka pun keluar dari kota-kota dan bentengbenteng dan melepaskan ternak-ternak mereka ke padang-padang rumput kemudian padang rumput tersebut dipenuhi oleh daging-daging binatang ternak, maka semua susu ternak tersebut gemuk (penuh)

seperti tunas pohon yang paling bagus yang tidak pernah dipotong (Hadits riwayat Ahmad, Ibn Majah, Ibn Hiban dan Hakim dari Abu Said RA) 8. Penutup Demikianlah uraian singkat mengenai kaum Ya`juj dan Ma`juj ini. Semoga dengannya bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian. Terbesit harapan agar kita semua semakin menyadari bahwa sejarah masa lalu itu janganlah pernah di lupakan. Tujuannya adalah untuk kembali mengingatkan kita tentang nilai-nilai kebaikan yang pernah dilakukan oleh orang-orang terdahulu. Atau tentang peringatanperingatan yang pernah Allah dan Rasulullah berikan bagi kehidupan kita. Selain itu juga untuk mengingatkan diri kita tentang apa yang perlu dilakukan sejak kini hingga masa depan nanti. Sehingga waktu-waktu yang kita lalui nanti tetap berjalan pada arah yang lurus dan benar. Iskandar Zulkarnain, Yakjuj dan Makjuj!

YAKJUJ DAN MAKJUJ DARI BERBAGAI SUMBER Dari susut perkataan Yakjuj dan Makjuj, Imam Al-Alusi, Ibnu Manzur dan Al-Hafiz Ibnu Hajar berpendapat bahawa perkataan Yakjuj dan Makjuj berasal dari bahasa asing (bukan bahasa Arab). Sesetengah ulama lain mengatakan ia berasal dari bahasa Arab. Abul Kalam Azad pula menyatakan bahawa perkataan Yakjuj dan Makjuj berasal daripada bahasa Ibrani, dan pada asalnya ia adalah bahasa asing. Masyarakat Yunan menyebutnya sebagai Gog dan Magog. Berbagai pendapat telah dikemukakan mengenai asal-usul kaum Yakjuj dan Makjuj. Menurut Imam AlAlusi, Wahab bin Munabbih, dan ramai ulama termasuk pada masa kini, Yakjuj dan Makjuj berasal dari kalangan anak-anak Yafith bin Nuh a.s. Al-Kisai menyatakan dalam kitab Al-Ara'is bahawa Yafith ada lima anak iaitu Jumar, Banras, Asyar, Askuwail dan Mayasheikh, dan Yakjuj dan Makjuj berasal dari keturunan Asyar. Hadis dari Ibnu Abi Hatim dan Hakim melalui Abu Hurairah menyatakan bahawa Yakjuj dan Makjuj adalah dari keturunan Yafith bin Nuh a.s. Sesetengah ulama berpendapat bahawa Yakjuj dan Makjuj adalah dari keturunan Yafith iaitu bapa kepada bangsa Turki, dan mereka menamakannya sebagai bangsa Turki kerana Yakjuj dan Makjuj itu "terpisah atau tinggal" pada satu arah di belakang tembok. Ada juga yang berpendapat bahawa Yakjuj berasal dari Turki sementara Makjuj pula berasal dari Al-Gel dan AdDailam. Dari segi sifat Yakjuj dan Makjuj pula, banyak pendapat yang berbeza-beza telah dikemukakan oleh para ulama. Sebahagiannya dianggap terlalu aneh, pelik dan menyimpang dari realiti dan telah dianggap sebagai dongeng Isra'iliyat. Para pengkaji percaya bahawa Yakjuj dan Makjuj digambarkan oleh

sebahagian ulama sedemikian rupa semata-mata untuk menarik minat pembaca. Sepatutnya Yakjuj dan Makjuj tidak digambarkan sewenangnya hingga boleh mendatangkan kekeliruan kepada umat Islam. Ibnu Jarir ada meriwayatkan daripada Wahab bin Munabbih secara terperinci mengenai kisah Zulkarnain dan pembinaan tembok, tetapi tidak menyentuh mengenai sifat-sifat Yakjuj dan Makjuj. Para pengkaji berpendapat bahawa hadis-hadis ganjil berkaitan sifat Yakjuj dan Makjuj ini tidak sah dari segi sanadnya. Secara umumnya kini para pengkaji berpegang pada prinsip bahawa Yakjuj dan Makjuj adalah manusia, anak-anak Adam, dari keturunan Yafith bin Nuh a.s. Sheikh Abdul Karim Khatib menyatakan bahawa tidaklah diketahui sama ada Yakjuj dan Makjuj punya perbezaan ketara dari sudut tubuh, mungkin ada kelainan dari segi warna kulit, akhlak dan adat, tapi mungkin dari sudut kekuatan dan membentuk kerajaan. Menurut hadis diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Mardhawiyyah melalui Ibnu Amru bin Aus daripada datuknya, bahawa Yakjuj dan Makjuj ini berjima' secara bebas dengan perempuan dari kalangan mereka (maksudnya mereka menjima' sesuka hati) dan ikatan perkahwinan mereka dibentuk mengikut kehendak mereka sendiri. Ibnu Hajar berkata bahawa di kalangan Yakjuj Makjuj ada yang mahir dalam sektor perkilangan, pemerintahan dan sebagainya, dan anggota kerajaan serta rakyat amat patuh kepada ketua. Ibnu Hajar juga berpendapat bahawa mereka mempunyai pokok-pokok dan tanaman-tanaman dan juga peralatan-peralatan. Berapa ramaikah bilangan Yakjuj dan Makjuj? Ada yang berpendapat bahawa jika dirujuk pada Surah AlAnbiya' Ayat 96, ternyata bahawa Yakjuj dan Makjuj turun dalam keadaan laju dari tempat yang tinggi dan keadaan mereka (kelajuannya) adalah seperti serigala berjalan. Dan jelas bahawa ayat itu menunjukkan jumlah mereka adalah ramai. Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan Ibnu Mardhawiyyah melalui Abdullah bin Amru, juga diriwayatkan oleh Abdu bin Hamid melalui sanad sahih daripada Abdullah bin Salam: "Sesungguhnya (Yakjuj dan Makjuj) daripada zuriat Adam dan di belakang mereka ada tiga umat, tidak mati di kalangan mereka melainkan meninggalkan lebih daripada seribu zuriat. Dari Tabrani dan Ibnu Mardhawiyyah dan Al-Baihaqi dan Abdu bin Hamid daripada Ibnu Umar: "Dinamakan (Yakjuj dan Makjuj) kepada tiga umat: Tawil, Taris dan Mansik". Imam Al-Alusi berpendapat bahawa Yakjuj dan Makjuj mempunyai umur yang paling panjang. Ibnu Kathir telah berkata bahawa bilangan mereka tidak dapat ditetapkan, tetapi pasti jumlah mereka sangat ramai. Apakah jenis kerosakan yang dilakukan oleh Yakjuj dan Makjuj? Sesetengah ulama berpendapat bahawa mereka ini melakukan kerosakan dan keganasan dengan menerkam ke atas mangsanya seperti binatang yang merangkak, liar dan ganas. Mereka juga memakan ular, kala dan semua yang bernyawa. Al-Kalbi berpendapat: "Mereka ini keluar ke bumi pada musim bunga dan memakan semua yang dijumpainya sama ada yang hijau atau yang kering. Mereka juga membawanya masuk ke dalam bumi. Dan sesiapa yang berjumpa dengan mereka nescaya akan disiksa dan dibunuh." Sesetengah ulama lain berpendapat bahawa mereka memakan manusia dan merosakkan apa yang ada di bumi setelah mereka keluar. Sebahagian ulama' berpendapat bahawa Yakjuj dan Makjuj adalah orang Mongol. Syed Qutub seorang pengkaji Islam yang masyhur berpendapat bahawa ada kemungkinan Yakjuj dan Makjuj adalah orang Mongol, kerana itulah orang Mongol dan Tartar mengganas serta membuat kebinasaan di Timur. Doktor Abdul Halim berpendapat bahawa Tartar adalah nama bagi bangsa yang berlainan petunjuk dengan sebab berlainan masa, tapi Thomson berpendapat bahawa Tartar merupakan nama yang digelarkan ke atas bangsa Mongol atau satu puak daripada mereka, dan bukan ke atas bangsa Turki. Thomson juga berkata bahawa orang-orang Turki telah keluar dari Mongolia sebagai jalan penyelesaian, dan tempat mereka diganti oleh orang-orang Mongol. Setengah dari kaum Tartar telah berpakat dengan puak Turki ketika keluar dari Mongolia dan berpindah bersama dari Asia Tengah menuju ke arah barat. Ibnu Al-Athir menggelarkan "At-Taiman" terhadap nenek-moyang Genghis Khan, dan mereka ini dianggap nenekmoyang bangsa Tartar. Ternyata bahawa bangsa yang asalnya berketurunan Mongol dan bertutur bahasa Mongolia adalah Tartar. Nama Mongol dan Mongolia mula digunakan secara rasmi oleh Genghis Khan. Imam Al-Qasimi juga berpendapat bahawa mereka adalah orang Mongol dan Tartar. Persoalan mengenai siapakah Yakjuj dan Makjuj juga telah mendapat perhatian dan telahpun dikaji dengan terperinci oleh sarjana-sarjana Islam. Secara ringkasnya, ada yang berpendapat bahawa kaum ini adalah bangsa Mongol dan Tartar yang memang terkenal ganas dan telah menyerang dan menakluki

sebahagian besar muka bumi, dan kaum Mongol jugalah yang telah mengalahkan kerajaan Abasiyyah dan menghancurkan Baghdad sekitar kurun ke 12. Bangsa Mongol ini dikatakan membunuh manusia dengan kejam dan merosakkan apa yang mereka temui dalam siri penaklukan mereka. Bangsa ini jugalah yang menyebabkan Shih Huang Ti membina Tembok Besar China, dan kerja hebat itu disambung oleh raja-raja yang kemudian. Ada mungkin telah tahu nama-nama Genghis Khan, Kublai Khan dan Hulagu. Mereka ini adalah antara raja-raja Mongol yang terkenal dalam sejarah. Doktor Al-Butiy berkata "Apa yang dikatakan oleh sesetengah mereka hanyalah merupakan satu pendapat atau ijtihad semata-mata bahawa (Yakjuj dan Makjuj) adalah orang-orang Tartar dan Mongol.." Ada pendapat yang menyatakan bahawa kaum Yakjuj dan Makjuj ini adalah dari bangsa Yahudi atau beragama Yahudi. Kaum Yahudi dikatakan pernah menduduki kawasan timur dan kemudiannya berpindah ke Eropah melalui Dariel Pass yang berada di banjaran gunung Caucasus. Dalam sebuah artikel oleh Colonel R.G. Pearse berjudul The National Message, banyak bukti telah dikemukakan bahawa kabilah Yahudi telah melalui kawasan Pergunungan Caucasia masuk ke Eropah pada kurun-kurun awal sebelum kelahiran Nabi Isa a.s. Colonel Pearse dikatakan telah tinggal di kawasan ini beberapa tahun. Ada dua jalan melalui gunung-ganang Caucasia ini. Satu darinya bernama Jalan Georgia, dan satu lagi adalah denai keldai, pada masa silam jalan ini dikenali sebagai "Lorong (Bani) Israel". Diceritakan bahawa bila 10 kabilah (Bani) Israel berpindah dari Guta di Media ke Arsareth, mereka (dalam bilangan yang ramai) perlu melalui banjaran Caucasia ini. Banjaran ini panjangnya beratus batu.. Mereka kemudiannya sampai ke (kaki) Gunung Kazbek, kemudian masuk ke siri gaung yang berbatu-batu, yang dinamakan Gaung Dariel, atau Gaung Darius... Kemudian melepasi kaki bukit, hingga muncul di dataran Eropah di Gerbang Caucasus. Saya berpendapat bahawa walaupun kabilah Yahudi ini dikatakan telah berpindah melalui Lorong Dariel, belumlah dapat dipastikan sama ada mereka ini telah berpindah kesemuanya sebelum Tembok Zulkarnain dibina. Dan satu perkara lagi, hingga masa kini pun, sebenarnya Lorong Dariel boleh dilalui oleh sesiapa yang mengikut jalan di atas bumi. Maksud saya ialah, setakat yang saya faham, Tembok Zulkarnain itu dibina untuk mengepung kaum Yakjuj dan Makjuj dari keluar ke atas muka bumi, bukan mengepung dari satu kawasan atas bumi ke satu kawasan yang lain. Kemungkinan bahawa sebahagian dari kaum Yahudi inilah yang dinamakan kaum Yakjuj dan Makjuj dan mereka telah melakukan kerosakan yang besar di muka bumi mengatasi bangsa Mongol tapi kebanyakan dari peristiwa itu telah "dipadamkan" dari sejarah oleh bangsa Yahudi yang berada di atas bumi. Saya berpendapat demikian kerana antara banyak bangsabangsa di dunia ini, bangsa Yahudi adalah bangsa yang dianggap paling bongkak, kejam dan tidak berperi-kemanusiaan. Mereka ini menganggap bangsa-bangsa lain seperti binatang ternak yang "halal" disembelih. Lihatlah apa yang telah mereka lakukan ke atas rakyat Palestin pada masa sekarang. Dalam kitab Al-Badu Wa At-Tarikh: "Semua ulama berpendapat bahawa Yakjuj dan Makjuj tinggal di sebelah timur muka bumi." Imam Al-Masudi berkata: "Mereka tinggal di bandar terpencil di sebelah timur jauh diantara sempadan negara China dan di hujung Mongolia. Di situ Iskandar Zulkarnain telah membina sebuah tembok yang besar bagi menyekat Yakjuj dan Makjuj daripada keluar ke muka bumi untuk membuat kerosakan." Tantawi Jauhari berkata: "Di dalam risalah-risalah terdahulu yang dikarang sekitar kurun ke 3 dan ke 4 telah menjelaskan bahawa Yakjuj dan Makjuj adalah penduduk yang berada di sudut yang maju di utara China. Dihadkan negara mereka sekitar 27 darjah ke utara hingga 50 darjah. Negara ini sekarang merupakan bahagian yang besar di China dan ianya (lokasinya) sekarang merupakan ibu negaranya iaitu Beijing." DI MANAKAH TEMBOK ZULKARNAIN?

Persoalan ini pun telah mendapat perhatian dari para sarjana Islam. Ramai yang telah mengkajinya dengan terperinci. Malah ada ekspedisi-ekspedisi silam yang telah dilakukan untuk mencari di mana letaknya tembok tersebut. Untuk mengelakkan dari menulis terlalu panjang, saya ringkaskan di sini bahawa setakat ini seolah-olah terdapat satu persetujuan bahawa lokasi Tembok Zulkarnain sudah ditemui. Saya telah melakukan carian demi carian untuk mendapatkan foto Tembok Zulkarnain tetapi masih gagal. Namun begitu, dalam artikel ini saya paparkan kawasan lokasi Tembok Zulkarnain untuk kita sama-sama renungkan. Kawasan yang dipercayai terletaknya tembok Zulkarnain berada di Utara Georgia, selatan Rusia, iaitu di banjaran Gunung Caucasus (bahagian tengah Greater Caucasus Mountains), iaitu di kaki Gunung Kazbek. Kawasan ini dikenali sebagai Lorong Dariel atau Daryal (Dariel Pass, ketinggiannya ialah 3,950 kaki atau 1,204 meter dari aras laut). Kedudukannya berhampiran dengan Sungai Terek. Terdapat satu jalan tentera Georgia yang merentasi lorong ini (ini baru saja dibina oleh Rusia tahun 1850'an) dan sejak zaman silam ianya terkenal sebagai lorong yang dilalui untuk tujuan menjajah. Pada zaman silam, Lorong Dariel ini juga dikenali sebagai Gerbang Alan, atau Gerbang Caucasia, atau Gerbang Iberia. Al-Marhum Abul Kalam Azad pun menyatakan begitu. Beliau mengakui bahawa di Georgia terdapat satu timbunan besar tembok yang dibuat daripada besi bercampur tembaga di Bukit Qawqaz (Caucasian Mountain) di suatu kawasan yang sempit iaitu antara dua bukit Darial (Dariel). Keadaan bukit itu curam memanjang dari Laut Hitam hingga Laut Qazwain. Ianya menghubungkan antara dua laut ini. Panjangnya 1,200 kilometer. Bukit Darial ini secara umumnya masih tidak terusik, masih teguh, mempunyai bentuk berlapis-lapis. Di sana ada suatu timbunan yang tinggi daripada besi tulen bercampur tembaga tulen di Tembok Darial. Ia adalah merupakan suatu hasil kerja menyumbat satu lubang yang ada di situ. Penduduk-penduduk tempatan takut untuk mengusik atau mengubahnya. Hanya perubahan semulajadi saja yang berlaku di situ. Terdapat proses penerokaan tanah berlaku di sebelah-menyebelah tembok itu, tapi tidak menjejaskan tembok itu sendiri. Ini menyebabkan wujudnya ruang-ruang kosong antara batubatu bukit dan Tembok Zulkarnain, yang masih kukuh hingga sekarang. Nampaknya manusia di atas muka bumi pun tidak mampu untuk melubanginya mahupun mendakinya. Banjaran Gunung Caucasia merupakan satu rekahan (fracture, sebagaimana "geological fault-line"), dan ia adalah pembahagi bukan saja dari sudut geografi dan budaya etnik, malah juga dari sudut geopolitik. Terdapatnya kaum yang ganas dan membuat kerosakan (bangsa Monggol) di sebelah utara menyebabkan Tembok Besar China telah dibina, begitu juga Tembok Hadrian (Roman Limes). Ada yang berpendapat bahawa Gerbang Caucasia dibina untuk melindungi Timur Tengah (dari kaum nomad bangsa Eurasia).

Gerbang Caucasia juga sering disebut sebagai "Pillars, Stronghold" atau "Iron Gate of Alexander The Great" oleh penulis-penulis klasik. Barat juga menganggap bahawa Tembok Zulkarnain (Gerbang Caucasia) ini dibina untuk mengepung Gog dan Magog dari melakukan keganasan dan kerosakan yang lebih banyak. Pada hari ini, lambang Georgia (matahari, bulan dan lima bintang) kononnya adalah sempena lambang Iskandar (Zulkarnain). Kawasan pergunungan Caucasus ini agak unik. Di sini terdapat 62 bahasa yang dituturkan oleh 5 keluarga besar, budayanya juga berbagai. Kawasan ini juga terkenal sebagai kawasan yang selalu berlaku peperangan antara kaum, pertumpahan darah dan peperangan kolonial sejak zaman berzaman. Lorong Dariel (tempat Tembok Zulkarnain) berada di kaki Gunung Kazbek (5033m/16,800') dan Elbrus (5642m/18,800'). Kedua-dua gunung ini adalah gunung berapi yang aktif tapi sudah tidak meletup sejak 500 tahun lampau, menyebabkan penduduk tempatan menganggap ianya gunung berapi yang sudah mati. Saya telah membuat beberapa siri carian di Internet, dan telah terjumpa antara bukti-bukti bahawa penduduk silam di kawasan ini mempunyai teknologi yang tinggi. Di kawasan Caucasia ini banyak ditemui batu-batu besar yang disusun (megaliths) yang dipercayai merupakan kepuk kubur (dolmens). Batu-batu ini telah dipotong rapi (high-precision) dan di batu tengahnya telah ditebuk satu lubang bulat. Kehalusan ukiran pada batu adalah amat tinggi, dianggap sehalus kemahiran pengukir permata (jeweller). - Sumber: Megasutra -----------------------------------Tidak cukup dengan artikel ini, saya menemui satu lagi artikel menarik yang dikeluarkan oleh Weekly World News. WASHINGTON -- Weekly World News has uncovered the shocking discovery of a race of underground Mole People living 20 miles beneath the Earth, using secret tunnels to enter the United States! This discovery was made not by archaeologists, but by NASA scientists tunneling deep inside the Earth -and they're trying to keep the existence of this race covered up! A NASA insider has leaked exclusive photos and information about these "cave people" under the condition of anonymity. "This story has to be told," says the source. "It's just too big to keep under wraps." The source excitedly spilled some big secrets about the Mole People. "They seem to be a friendly race," he says, "But they're very primitive. We're trying to communicate with them, but it's a complicated task since they don't speak English. "The Mole People, as we've nicknamed them, have easy access to the surface world," states the source. "That said, President Bush is handling the situation with an abundance of caution. "One wrong move could result in the creatures declaring war on the surface. We're not even sure how many of them there are. We've only seen one city so far, with an estimated 2,000 Mole People in residence. "But it's been suggested that there likely are several million of them living in sprawling and cavernous underground cities, scattered beneath the Earth's surface." The creatures have some strong similarities to humans -- but also a few significant differences. "Like us, they walk on two legs, but they're much taller than the average human -- standing 8 to 10 feet tall. Their fingers are claw-like. And their hands are webbed and designed for digging, not unlike the claws

of a mole. "Their skin is super-tough. It has to withstand the intense heat and rugged conditions found below the Earth's surface." There seems to have been some contact and interplay between humans and the subterraneans at some point in history -- they speak a language similar to an old Navajo dialect. The source says the Mole People have ultradense musculature, making them capable of extreme violence. "When one member of the expedition lit a cigarette lighter, the Mole People interpreted it as a threat and attacked him. "They pounced on him like jungle cats, nearly snuffing him out along with his cigarette. He was lucky to escape with his life." The Mole People are reportedly very curious about the surface world -- our clothes, our gadgets and especially our foods. They particularly enjoy our fresh fruit. "I brought them some grapes, and they acted like it was a feast," the source says. "Obviously they can't grow fruit of their own, living 20 miles beneath the Earth's surface." NASA is reportedly eager to study the Mole People. "We want to find out everything about them -- what they eat, how they live, and, most importantly, what is their relationship to the human race. "We're curious if they are related to us in some way. Are they the genetic ancestors of modern man?" Experts say speculation has been widely varied on the Mole People. "They could be anything from Yetis to space aliens to descendants of the survivors of the lost city of Atlantis. Experts say this discovery has raised a number of serious and troubling questions, including: Are the towering inhabitants of the civilization hostile and warlike or friendly and cooperative? Will they make territorial claims on the surface of Earth? And what about crucial oil and mineral reserves below the surface? Who owns them: the Mole People -- or us? How is it that NASA -- whose official mission is to explore outer space -- discovered the underground culture? Tight-lippped NASA spokesmen would neither confirm nor deny the report. Pressured by reporters, a White House spokesman promised information "as I am authorized to provide it." But he warned: "That won't be anytime soon." According to the source, NASA "stumbled on" the underground civilization in August while running a classified project code-named Operation Mole Hole -- an initiative that reporters now believe may have involved spying on China, using new "underground technologies." "So far NASA has found secret cavern entrances to the underground world in areas around Washington State's Mount Shasta, Mammoth Cave in Kentucky and also scattered throughout the southwestern U.S.," said the source. For centuries, man has speculated about the existence of creatures beneath the Earth's surface. Now, for the first time, it seems those suspicions have been proven correct.

- sumber: BurlingtonNews Sebelumnya: PERISTIWA AKHIR ZAMAN (40 hadis) Selanjutnya : Rahsia Bulan Lahir (kajian Dr Fadzilah Khamsah)

Anda mungkin juga menyukai