Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KESEHATAN TERHADAP PENDERITA

HIV/AIDS

Diajukan untuk memenuhi tugas makalah PJOK


Semester ganjil Tahun Ajaran 2023/2024

Disusun Oleh:
1. Abdullah Almuzaqi
2. Adinda Alaira
3. Delima Pertiwi
4. Fauzyah sekar kania
5. Rahayu Pratiwi
6. Rasyid Ghani Nurcahyo

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1
PELABUHANRATU

Jl. Bhayangkara Km. 1 Palabuhan Ratu, Citepus, Kec Pelabuhan Ratu,


Kab Sukabumi, Jawa Barat, Dengan Kode Pos 43364
TUJUAN PEMBUATAN LAPORAN

Untuk Mengatasi suatu persoalan yang telah, sedang dan akan dihadapi. Selain

itu, tujuan pembuatan laporan pengamatan Laporan merupakan salah satu alat

resmi untuk menyampaikan informasi yang isinya memberikan gambaran tentang

apa, di mana, bilamana, mengapa, dan siapa yang bertanggung jawab terhadap

kejadian – kejadian tersebut. Laporan berkaitan dengan suatu penyelidikan,

penglihatan, pengamatan, pendengaran, penelitian dari suatu keadaan

sehingga/kemudian diperoleh data/informasi yang relevan. Selanjutnya, data

informasi tersebut diolah dan ditulis menjadi suatu laporan. Oleh karena laporan

berisi informasi yang dapat dikomunikasikan, laporan dapat digunakan oleh pihak

lain untuk tujuan tertentu. Disamping itu, laporan yang dibuat harus jelas

tujuannya, seperti untuk mengatasi masalah, mengambil keputusan, untuk

mengetahui perkembangan/kemajuan, untuk mengadakan pengawasan,

pengendalian/perbaikan, serta untuk menemukan teknik-teknik baru.

Tujuan Penulisan teks laporan hasil pengamatan:

 Mengatasi suatu persoalan

 Menemukan teknik atau cara terbaru

 Melakukan pengawasan atau perbaikan

 Mengetahui perkembangan suatu permasalahan

 Mengambil keputusan yang lebih efektif

 Menyelesaikan tugas pembuatan karya tulis ilmiah PJOK


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas Kehadirat Allah SWT yang telah
begitu banyak memberikan nikmat dan rahmat-Nya sehingga sampai saat ini kita
masih dapat menjalankan rutinitas kehidupan dengan baik, dan sebagai rasa
kecintaaan kami kepada Baginda Besar Nabi Muhammad SAW sebagai teladan
untuk semua umat manusia.

Penulisan laporan ini tentang pupuk cair dari bahan nasi bekas yang
bertujuan untuk mengurangi sampah cair yang ada di lingkungan sekitar dan
memanfaatkan kembali sampah tersebut untuk kami olah menjadi pupuk cair.
dengan enam ciri utama, yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan
berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar
kritis, dan kreatif

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya


kepada para guru-guru yang telah mendukung serta membantu kami selama
proses penyelesaian hingga selesainya laporan ini

Semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu bermakna dan berguna bagi
para pembaca dan kita semua.

Palabuhanratu, Oktober 2023

Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HIV/AIDS merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi di


negara berkembang (Coovadia & Hadingham, 2005), termasuk Indonesia. HIV
dapat menyebabkan masyarakat kehilangan harapan mereka (Akol, 2000).
Penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia ini memungkinkan
munculnya berbagai jenis infeksi oportunistik. AIDS dimulai dari tubuh terinfeksi
oleh Human Immunodeficiency Virus HIV, kemudian HIV menyerang sel-sel
tertentu dari sistem kekebalan tubuh dan menghacurkan sistem kekebalan tubuh
setelah menginfeksi host manusia (Guindo et al., 2014).. Penyakit AIDS
(Acquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan salah satu penyakit yang
mengakibatkan kematian di dunia. Menurut UNAIDS (United Nations
Programme on HIV and AIDS) dan WHO (World Health Organization), AIDS
telah mengakibatkan kematian lebih dari 25 juta jiwa sejak pertama kali diakui
tahun 1981(Kent et al., 2010). Pada tahun 2005-2015, kejadian kasus HIVsemakin
meningkat, pada 10 tahun terakhir ditemukan ada 184.929 kasus HIV/AIDS yang
dilaporkan. Jumlah kasus HIV tertinggi yaitu DKI Jakarta (38.464 kasus), diikuti
Jawa Timur (24.104 kasus), Papua (20.147 kasus), Jawa Barat (17.075 kasus), dan
Jawa Tengah (12.267 kasus), sedangkan di wilayah Riau menduduki urutan ke 14
dari 34 provinsi di Indonesia (Kepmenkes, 2016). Perkembangan kasus
HIV/AIDS menjadi tantangan besar untuk daerahdaerah yang sedang
berkembang. Terlihat dengan tren peningkatan kasus HIV/AIDS di Riau. Data
terakhir yang dihimpun Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Riau
terdata 1.821 kasus yang tersebar di seluruh daerah di Riau.

B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah dalam laporan ini adalah :

1. Apa Pengaruh kesehatan terhadap penderita HIV/AIDS?

2. Bagaimana cara penderita bertahan hidup terhadap HIV/AIDS?

3. Kenapa HIV/AIDS dapat menyebabkan kematian?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan laporan sebagai
berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh kesehatan terhadap penderita

2. Untuk mengetahui cara penderita bertahan hidup terhadap HIV/AIDS

3. Untuk mengetahui HIV/AIDS yang dapat menyebabkan kematian

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk menyelesaikan tugas Makalah PJOK yang berjudul “Pengaruh
Kesehatan Terhadap Penderita HIV/AIDS”
2. Bagi Pembaca
Manfaat bagi kalangan pembaca yang diharapkan dari penulisan
laporan ini adalah
 Menambah informasi tentang HIV/AIDS
 Membiasakan diri agar menjaga diri terhadap hal-hal buruk
 Membiasakan diri untuk menjaga kesehatan

E. Metode

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan


pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pelabuhan
ratu selama 1 minggu. dan menggunakan metode purposive sampling dengan
rumus Setiadi, (2012).
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Kesehatan Terhadap Penderita HIV/AIDS

Kesehatan memainkan peran krusial bagi penderita HIV/AIDS. Seiring


berjalannya waktu, virus HIV merusak sistem kekebalan tubuh, mengakibatkan
penurunan jumlah sel CD4 yang esensial dalam pertahanan tubuh. Akibatnya,
individu yang hidup dengan HIV/AIDS rentan terhadap berbagai infeksi dan
penyakit. Infeksi oportunistik seperti tuberkulosis, pneumonia, dan infeksi jamur
menjadi lebih umum dan sulit diatasi oleh sistem kekebalan tubuh yang
terkompromi. Selain itu, masalah kesehatan mental juga menjadi perhatian serius;
stigmatisasi, depresi, kecemasan, dan isolasi sosial sering kali menjadi tantangan
bagi penderita HIV/AIDS, berdampak negatif pada kesejahteraan umum dan
kualitas hidup mereka. Oleh karena itu, pengelolaan kesehatan holistik, yang
mencakup perawatan medis, dukungan psikologis, dan pencegahan infeksi, sangat
penting bagi penderita HIV/AIDS guna mempertahankan kualitas hidup yang
lebih baik.

B. Cara Penderita Bertahan Hidup Terhadap HIV/AIDS

Penderita HIV/AIDS dapat bertahan hidup dengan menerapkan serangkaian


langkah yang mempromosikan kesehatan fisik, mental, dan emosional. Pertama-
tama, menjaga konsistensi dalam minum obat antiretroviral (ARV) sesuai dengan
rekomendasi dokter sangat penting. Pengobatan ini membantu menekan
perkembangan virus HIV, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan mengurangi
risiko penularan kepada orang lain. Selain itu, menerapkan gaya hidup sehat
dengan nutrisi yang baik, olahraga teratur, dan istirahat yang cukup juga
mendukung kesehatan secara keseluruhan. Menjaga kesehatan mental dan
emosional sama pentingnya. Dukungan sosial dari keluarga, teman, atau
kelompok dukungan bisa membantu mengurangi stres dan depresi serta
meningkatkan kualitas hidup. Edukasi dan pemahaman tentang HIV/AIDS juga
sangat berarti, membantu penderita untuk mengelola kondisi mereka dengan lebih
baik dan membuat keputusan yang lebih baik terkait perawatan kesehatan. Tidak
ketinggalan, pentingnya meminimalkan risiko penularan kepada orang lain dengan
menggunakan metode pencegahan seperti penggunaan kondom atau perawatan
kesehatan yang meminimalkan paparan darah. Menyatukan semua upaya ini
membantu penderita HIV/AIDS untuk menjalani kehidupan yang produktif,
meminimalkan dampak penyakit, dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

C. HIV/AIDS Yang Dapat Menyebabkan Kematian


HIV/AIDS, jika tidak diobati atau tidak dikelola dengan baik, dapat
menyebabkan komplikasi serius yang pada akhirnya dapat berujung pada
kematian. Salah satu komplikasi utama yang menyebabkan kematian pada
penderita HIV/AIDS adalah infeksi oportunistik. Sistem kekebalan tubuh yang
terkompromi memungkinkan infeksi seperti tuberkulosis, pneumonia, infeksi
jamur, dan infeksi virus lainnya berkembang dengan lebih mudah dan seringkali
menjadi lebih berat. Selain itu, kanker tertentu, terutama yang berkaitan dengan
virus seperti kanker serviks (yang disebabkan oleh HPV) atau limfoma yang
berkembang pada sistem kekebalan tubuh yang lemah, juga dapat menyebabkan
kematian pada penderita HIV/AIDS. Kerusakan organ penting seperti hati
(Hepatitis B dan C) juga bisa menjadi faktor penyebab kematian pada penderita
HIV/AIDS. Dengan mengelola HIV secara efektif melalui perawatan medis,
penggunaan obat antiretroviral (ARV), pencegahan infeksi, dan perhatian
terhadap kesehatan secara menyeluruh, banyak dari risiko-risiko tersebut dapat
dikurangi, membantu penderita HIV/AIDS untuk menjalani kehidupan yang lebih
panjang dan bermakna.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

HIV/AIDS tetap menjadi tantangan global yang memengaruhi kesehatan,


kualitas hidup, dan kesejahteraan masyarakat secara luas. Meskipun terdapat
kemajuan signifikan dalam pengobatan dan pemahaman tentang HIV/AIDS,
kondisi ini tetap menjadi ancaman serius terhadap kesehatan global. Dengan
perawatan yang tepat, akses terhadap obat antiretroviral (ARV), edukasi yang
luas, dukungan sosial, dan pencegahan yang efektif, penderita HIV/AIDS dapat
memperoleh harapan hidup yang lebih baik. Namun, stigma, diskriminasi, dan
ketidaksetaraan akses terhadap perawatan dan informasi masih menjadi hambatan
besar. Diperlukan upaya terus-menerus dari berbagai pihak, baik pemerintah,
lembaga kesehatan, maupun masyarakat secara keseluruhan untuk mengatasi
pandemi HIV/AIDS, memperkuat sistem dukungan, dan meningkatkan kesadaran
akan upaya pencegahan dan pengobatan guna mengurangi dampak sosial dan
kesehatan yang diakibatkan oleh HIV/AIDS.

B. Saran

Dalam menangani HIV/AIDS, serangkaian langkah penting perlu


ditekankan untuk mengatasi pandemi ini. Pertama, edukasi dan kesadaran
masyarakat merupakan kunci dalam upaya pencegahan. Program pendidikan yang
meluas dan akurat tentang penularan, pencegahan, serta pentingnya pengobatan
perlu dipromosikan. Selanjutnya, akses yang mudah terhadap layanan kesehatan
dan pengujian HIV sangat penting. Ketersediaan perawatan medis yang
terjangkau, terutama terapi antiretroviral (ARV), harus dijamin. Selain itu,
dukungan sosial dan psikologis bagi penderita HIV/AIDS juga perlu ditingkatkan
untuk mengurangi stigma, meningkatkan kualitas hidup, dan memastikan ketaatan
pada pengobatan. Seluruh upaya ini harus didukung oleh kebijakan yang inklusif
dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, lembaga kesehatan,
organisasi non-pemerintah, dan masyarakat secara keseluruhan. Kerjasama ini
diperlukan untuk mengatasi stigma, meningkatkan kesadaran, serta memberikan
perlindungan dan dukungan yang lebih baik bagi individu yang hidup dengan
HIV/AIDS, mengarah pada perubahan positif dalam upaya penanggulangan
pandemi HIV/AIDS
DAFTAR PUSTAKA

Akol. (2000). Knowledge, Attitudes and Sexual Behavior of Young People


towards HIV/AIDS. HIV/AIDS Guidelines for Educators.

Azwar, S. (2013). Manusia Teori dan Pengukurannya (2 ed.). Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Coovadia, H., & Hadingham, J. (2005). Global Trends, Global Funds and
Delivery Bottlenecks. Globalization and Health. J. HIV/AIDS, 1, 1–10.

Dinkes Riau. (2016). Profil Dinas Kesehatan Riau 2016. Dinas Kesehatan
Provinsi Riau.

Guindo, O. M., Liu, A., & Haba, K. (2014). Knowledge, Attitudes and Practices
of Youth towards HIV/AIDS in Mali, West Africa. International Journal of
Advanced Physiology and Allied Sciences, 2(1), 12–23.

(Mardan, 22 Agustus 2020). Hijrah Sebagai Awal Kebangkitan Islam dan


Komunitas Muslim. Diakses pada 29 Agustus 2022, dari https://uin-
alauddin.ac.id/opini/detail/Hijrah-Sebagai-Awal-Kebangkitan--Islam-dan-
Komunitas-Muslim

Infodatin. (2014). Situasi dan Analisis HIV AIDS. Pusat Data dan Informasi
Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai