Anda di halaman 1dari 3

Struktur geologi pulau Sulawesi

Peta Litektonik Pulau Sulawesi


Berdasarkan keadaan litotektonik Pulau Sulawesi dibagi 4 yaitu:
    Mandala barat (West & North Sulawesi Volcano-Plutonic Arc) sebagai jalur magmatik (Cenozoic
Volcanics and Plutonic Rocks) yang merupakan bagian ujung timur Paparan Sunda;
Van Leeuwen (1994) menyebutkan bahwa mandala barat sebagai busur magmatik dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu :
1.    Bagian utara
Memanjang dari Buol sampai sekitar Manado. Batuan bagian utara bersifat riodasitik sampai
andesitik, terbentuk pada Miosen-Resen dengan batuan dasar basaltik yang terbentuk pada Eosen-
Oligosen.
SULUT
•    Geologi daerah Sulut didominasi oleh batugamping sebagai satuan pembentuk cekungan sedimen
Ratatotok.
•    Satuan batuan lainnya adalah kelompok breksi dan batupasir, terdiri dari breksi-konglomerat
kasar, berselingan dengan batupasir halus-kasar, batu lanau dan batu lempung yang didapatkan di
daerah Ratatotok-Basaan, serta breksi andesit piroksen.
•    Kelompok Tuf Tondano berumur Pliosen terdiri dari fragmen batuan volkanik kasar andesitan
mengandung pecahan batu apung, tuf, dan breksi ignimbrit, serta lava andesit-trakit.
•    Batuan Kuarter terdiri dari kelompok Batuan Gunung api Muda terdiri atas lava andesit-basal,
bom, lapili dan abu
•    Kelompok batuan termuda terdiri dari batugamping terumbu koral, endapan danau dan sungai
serta endapan alluvium aluvium.
(Sirtu atau batu kali banyak terdapat di daerah sungai Buyat dan saat ini telah diusahakan oleh
penduduk setempat dan perusahaan lokal untuk memenuhi kebutuhan PT. Newmont Minahasa Raya
(NMR) sebagai bahan pembuatan saluran penghubung antara pit 1 dengan pit lainya dan sebagai
bahan pondasi bangunan.)
GORONTALO
•    Daerah Gorontalo merupakan bagian dari lajur volkano-plutonik Sulawesi Utara yang dikuasai
oleh batuan gunung api Eosen - Pliosen dan batuan terobosan.
•    Pembentukan batuan gunung api dan sedimen di daerah penelitian berlangsung relatif menerus
sejak Eosen – Miosen Awal sampai Kuarter, dengan lingkungan laut dalam sampai darat, atau
merupakan suatu runtunan regresif.
•    Pada batuan gunung api umumnya dijumpai selingan batuan sedimen, dan sebaliknya pada
satuan batuan sedimen dijumpai selingan batuan gunung api, sehingga kedua batuan tersebut
menunjukkan hubungan superposisi yang jelas.
•    Fasies gunung api Formasi Tinombo diduga merupakan batuan ofiolit, sedangkan batuan gunung
api yang lebih muda merupakan batuan busur kepulauan.

2.    Bagian barat


Dari Buol sampai sekitar Makasar. Busur magmatik bagian barat mempunyai batuan penyusun lebih
bersifat kontinen yang terdiri atas batuan gunung api-sedimen berumur Mesozoikum-Mesozoikum
Kuarter dan batuan malihan berumur Kapur. Batuan tersebut diterobos granitoid bersusunan terutama
granodioritik sampai granitik yang berupa batolit, stok, dan retas.
ENREKANG SULAWESI SELATAN

Berdasarkan pengamatan geologi pada data penginderaan jauh dan lapangan, maka batuan di
daerah Enrekang dapat dibagi menjadi 8 satuan,yaitu:
•    Satuan batupasir malih (Kapur Akhir)
•    Satuan batuan serpih (Eosen-Oligosen Awal)
•    Satuan batugamping (Eosen)
•    Satuan batupasir gampingan (Oligosen-Miosen Tengah)
•    Satuan batugamping berlapis (Oligosen-Miosen Tengah)
•    Satuan klastika gunungapi (Miosen Akhir)
•    Satuan batugamping terumbu (Pliosen Awal)
•    Satuan konglomerat (Pliosen)
Struktur geologi yang berkembang di daerah ini terdiri atas sesar naik, sesar mendatar, sesar normal
dan lipatan yang pembentukannya berhubungan dengan tektonik regional Sulawesi dan sekitarnya.

    Mandala tengah (Central Sulawesi Metamorphic Belt) berupa batuan malihan yang ditumpangi
batuan bancuh sebagai bagian dari blok Australia;

Mandala Tengah
Palu-Koro Fault Zone: New target for UHP metamorphic rock (coesite and diamond discovery)
    Mandala timur (East Sulawesi Ophiolite Belt) berupa ofiolit yang merupakan segmen dari kerak
samudera berimbrikasi dan batuan sedimen berumur Trias-Miosen.
Sesar Lasolo yg merupakan sesar geser membagi lembar daerah Kendari menjadi dua lajur, yaitu:
1)    Lajur Tinondo, yang menempati bagian barat daya merupakan himpunan batuan  yang bercirikan
asal paparan benua, sedangkan
2)    Lajur Hialu, yang menempati bagian timur laut daerah ini, merupakan himpunan batuan yang
bercirikan asal kerak samudera (Rusmana dan Sukarna, 1985). Batuan yang terdapat di Lajur
Tinondo adalah Batuan Malihan Paleozoikum, dan diduga berumur Karbon.
KENDARI SULTRA
Hasil pengukuran gaya berat di daerah Kendari, Sulawesi Tenggara, yang sebagian besar daerahnya
ditutupi oleh batuan ofiolit, menunjukan perkembangan tektonik dan geologi daerah ini mempunyai
banyak persamaan dengan daerah Lengan Timur Sulawesi dengan ditemukannya endapan
hidrokarbon di daerah Batui.
Struktur lipatan hasil analisis data gaya berat daerah ini menunjukkan potensi sumber daya geologi
yang sangat besar, berupa: panas bumi dan endapan hidrokarbon.
•    Panas bumi berada di sekitar daerah Tinobu, Kecamatan Lasolo, sepanjang sesar Lasolo
•    Cebakan hidrokarbon di sekitar pantai dan lepas pantai timur daerah ini, seperti: daerah
Kepulauan Limbele, Teluk Matapare (Kepulauan Nuha Labengke) Wawalinda Telewata Singgere
pantai Labengke), Wawalinda, Telewata, Singgere, utara Kendari, dan lain sebagainya.

    Banggai–Sula and Tukang Besi Continental fragments


kepulauan paling timur Banggai-Sula dan Buton merupakan pecahan benua yang berpindah ke arah
barat karena strike-slip faults dari New Guinea.

PETA GEOLOGI BANGGAI-SULAWESI

Anda mungkin juga menyukai