ABSTRAK
Wilayah Iha – Luhu terletak di bagian barat Pulau Seram, Provinsi Maluku yang berada pada
elevasi 9 s.d. 341 meter diatas permukaan laut serta menempati batuan metamof Kompleks
Taunusa. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kontrol geologi, karakteristik mineralisasi
serta geokimia bijih endapan sinabar di Iha - Luhu. Metode penelitian dimulai dengan kajian
studi pustaka, kegiatan investigasi dilapangan (fieldwork) untuk pengambilan sampel,
pemetaan geologi, alterasi dan mineralisasi serta analisis laboratorium yang meliputi sayatan
poles, geokimia bijih (FA/AAS dan ICP-AES, XRF) dan elemental mapping (Micro-XRF).
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik endapan sinabar di Iha – Luhu
terbentuk dalam dua jenis urat (fracture-related mineralization) dan diseminasi
(disseminated) dalam host batuan metapelitik dan filit kuarsa-muskovit yang dikontrol oleh
sesar - sesar berarah utara barat laut - selatan menenggara dan timur laut - barat daya.
Mineralisasi terdiri dari sinabar (±metasinabar), arsenopirit, stibnit, sfalerit, hematit, minor
pirit±pirhotit dengan gangue terdiri dari kuarsa, illit, smektit dan kaolinit. Bijih sinabar
mengandung kelimpahan Zn, Sb, Fe, As, menunjukan kehadiran logam mulia (Au) serta
kandungan merkuri (Hg) mencapai 72,4%.
ABSTRACT
Iha – Luhu is located in the western part of Seram Island, Maluku which is placed at an
elevation of 9 up to 341 meters above sea level and occupies Taunusa Metamorphic
Complex. This study aims to study geological control, mineralization characteristics and ore
geochemistry of cinnabar deposit in Iha - Luhu. Research method applies a literature review,
fieldwork for sampling, geological mapping, alteration & mineralization and laboratory
analysis including polished section, ore geochemistry (FA/AAS and ICP-AES, XRF) and
elemental mapping (Micro-XRF).
The results showed that characteristics of cinnabar deposits in Iha – Luhu were formed in
two type of veins (fracture-related mineralization) and disseminated in metapelites and
quartz-muscovite phyllite hostrocks and controlled by NNW-SE and NE- SW trending faults.
Mineralization consists of cinnabar (±metacinnabar), arsenopyrite, stibnite, sphalerite,
hematite, minor pyrite±pyrrhotite with gangue minerals consisting of quartz, illite, smectite
and kaolinite. Cinnabar ore contains an abundance of Zn, Sb, Fe, As, indicating presence of
precious metal (gold) and mercury (Hg) content reaching 72.4%.
PENDAHULUAN METODOLOGI
Mineralisasi Endapan Sinabar Daerah Bukit Tembaga, Kecamatan Huamual, .... Herfien Samalehu, dkk. 43
MAKALAH ILMIAH
Selain itu, Kemp dan Mogg (1992) Bukit Tembaga dan bagian selatan daerah
menguraikan secara rinci mengenai Iha – Luhu.
tatanan stratigrafi Pulau Seram yang
dibagi menjadi batuan Seri Australia Meta-batupasir kuarsa - muskovit
(Australian Series) dan batuan Seri Seram memperlihatkan warna putih kekuningan,
(Seram Series). berlapis dengan jurus perlapisan (strike)
berarah timur laut – barat daya dan
Morfologi Iha – Luhu terdiri dari perbukitan kemiringan 17 s.d. 41 derajat, ukuran butir
berlereng curam hingga landai menempati pasir halus, tekstur kristaloblastik-
luas sekitar 9.67 km2. Penyebaran satuan lepidoblastik dan terdiri dari komposisi
ini pada bagian utara Bukit Tembaga dan mineral muskovit, kuarsa, lempung dan
wilayah perbukitan yang memanjang barat grafit. Sedangkan ciri fisik lanau malihan
- timur dengan ketinggian elevasi rata-rata berwarna segar abu – abu kehitaman dan
antara 50 s.d. 341 meter dan persentase coklat kemerahan pada kondisi lapuk,
kelerengan 30 s.d. 40 %. Litologi ukuran butir sangat halus (silt), tekstur
penyusunnya yaitu filit dan perselingan kristaloblastik-lepidoblastik serta tersusun
batuan metapelitik. atas komposisi mineral muskovit, kuarsa,
dan lempung.
Satuan pedataran rendah memanjang
timur - barat yang umumnya merupakan Endapan alluvial merupakan material
morfologi pedataran pantai. Persentase sedimen dengan ukuran lempung hingga
kelerengan berkisar 0% s.d. 2% dan kerakal serta mengandung material
meliputi daerah Bok-bok, Iha, Batukapal sinabar. Warna endapan berwarna abu -
dan Dusun Hulung serta meliputi sungai - abu kecoklatan hingga kemerahan
sungai utama yaitu Wae Aeputi, Wai terutama disekitar Dusun Hulung.
Hulung, Wae Airmati, Wae Samhitu dan Karakteristik endapan alluvial bersifat
Wae Tihua (Samalehu, 2021). loose, terpilah buruk dan lunak yang
sebagian besar merupakan material
Tatanan stratigrafi Iha - Luhu dibagi rombakan dengan intensitas pelapukan
menjadi satuan Filit kuarsa – muskovit, tinggi serta berkembangnya alterasi
satuan Meta-batupasir kuarsa-muskovit argilik.
serta satuan endapan alluvial (Gambar 2).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Filit kuarsa – muskovit berwarna putih
kelabu kehitaman, berbutir halus tersusun HASIL
atas plagioklas, kuarsa, serisit, muskovit,
opak, tekstur kristaloblastik - lepidoblastik Di wilayah Iha-Luhu, mineralisasi sinabar
serta dibeberapa tempat bersisipan dominan terbentuk dalam urat (fracture-
dengan urat kuarsa. Di Dusun Hulung, related mineralization) dan diseminasi
perselingan filit kuarsa – muskovit dan (disseminated) dalam host batuan
Meta-batupasir kuarsa – muskovit metapelitik dan filit kuarsa-muskovit yang
memperlihatkan deformasi aliran lentur dikontrol oleh sesar - sesar berarah utara
(soft - ductile flow deformation). barat laut - selatan tenggara dan timur laut
- barat daya yang terbentuk selama fase
Satuan Metabatupasir kuarsa – muskovit orogenesa Miosen Tengah – Pliosen.
disusun oleh batuan pelitik yang Mineralisasi terdiri dari sinabar
termetamorfisme tingkat rendah dan (±metasinabar), arsenopirit, stibnit, sfalerit,
tersusun atas perselingan Meta-batupasir hematit, minor pirit±pirhotit dengan mineral
kuarsa – muskovit dan Meta-batulanau gangue terdiri dari kuarsa, illit, smektit dan
kuarsa – muskovit. Satuan ini menyebar kaolinit. Bijih sinabar mengandung
relatif baratlaut – tenggara dan umumnya kelimpahan unsur Zn, Sb, Fe, As,
tersingkap baik disepanjang punggung kehadiran logam mulia Au dan kandungan
merkuri (Hg) mencapai 72,4%.
Mineralisasi Endapan Sinabar Daerah Bukit Tembaga, Kecamatan Huamual, .... Herfien Samalehu, dkk. 45
MAKALAH ILMIAH
Velebil dan Zacharias (2013) menyatakan Analisis kadar dan kimia bijih sinabar
bahwa fase transisi pada mineralisasi
sinabar terjadi karena kontak tubuh bijih Berdasarkan analisis data geokimia bijih
sinabar dengan batuan host yang Sinabar di Bukit Tembaga menunjukkan
termineralisasi lemah. Lensa bijih bahwa variasi kadar Hg mencapai 0,13% -
disseminated berlapis, sejajar bidang 72,47% (Tabel.1) dengan asosiasi logam
foliasi dengan ketebalan mencapai < 45 mulia emas (Au) dan perak (Ag) mencapai
cm dan tersingkap baik pada punggungan 0,395 ppm dan 6 ppm. Kadar logam mulia
Bukit Tembaga. Sebaran lensa bijih ini tertinggi terdapat pada sampel CNB-
searah dengan strike filit kuarsa-muskovit LH.07. Pengayaan logam mulia tidak
47o, N122oE yang terukur pada stasiun diikuti dengan kenaikan kadar logam
IHA-18 dan LH.10 (Gambar 3C-D). Pada dasar dimana menunjukan nilai yang
fase mineralisasi, porositas dan cenderung rendah khususnya timbal (Pb)
permeabilitas dalam meta-batupasir dan tembaga (Cu) sedangkan kadar Seng
kuarsa-muskovit serta foliasi pada filit (Zn) dapat mencapai 0,0525 % atau 525
kuarsa-muskovit yang terbentuk sejajar ppm. Selain itu, kadar antimoni (Sb) dan
tubuh biji menentukan luasan endapan beberapa unsur minor dalam sinabar juga
sinabar. Hal ini menunjukan bahwa tubuh mengalami peningkatan. Kadar antimoni
bijih urat, stockwork dan disseminated (Sb) bervariasi dari 0,049 s.d. 1,895%, Fe
yang terbentuk sangat tergantung pada mencapai 17.80%, As memiliki kadar
porositas dan permeabilitas batuan induk. tertinggi 0,658%, sedangkan belerang (S)
Selain itu, endapan sinabar berskala besar bervariasi dari 0.22 s.d. 14.15%.
dipengaruhi oleh luasan sebaran batuan
tudung atau seal yang berasosiasi dengan Pada bijih sinabar tipe urat menunjukan
lipatan (Rytuba,1986 ; Rytuba dkk.,1988). pengayaan unsur merkuri (Hg) yang
Oleh sebab itu, zona antiklin dibagian bervariasi mencapai 7,27% s.d. 72,74%
timur bukit Tembaga diperkirakan memiliki sedangkan bijih sinabar tipe disseminated
ketebalan endapan disseminated menunjukan kadar merkuri (Hg) rendah
stratabound yang intensif, tebal dan luas berkisar 0,13 s.d. 0,16%. Kadar merkuti
pada sayap lipatan. (Hg) yang rendah pada tipe disseminated
disebabkan keberadaan endapan berada
Mineralisasi bijih sinabar di Bukit Tembaga diatas permukaan yang dipengaruhi oleh
Iha – Luhu berdasarkan analisis sayatan proses pengayaan supergen atau
poles menunjukan kehadiran mineral pelapukan yang intensif. Selain itu,
Sinabar (HgS), Stibnit (Sb2S3), Sfalerit kedudukan muka air tanah yang dangkal
(ZnS), Pirit (FeS2), Pirhotit (FeSx), dan memungkinkan merkuri (Hg) dapat
mineral oksida limonit (FeO(OH).nH 2O). kemudian larut dipermukaan tanah.
Limonit sebagai mineral oksida dominan
mengganti sulfida-Fe seperti pirit dan Paragenesa
pirhotit atau unsur minor Fe pada sinabar.
Berdasarkan analisis tekstur dan
Pada analisis mikrokopis biji belum elemental mapping endapan biji sinabar
ditemukan mineral arsenopirit dan emas maka tahapan paragenesa mineralisasi
namun mineral ini kemungkinan hadir urat di Iha – Luhu dapat diinterpretasi dan
dengan jumlah yang terbatas. Hal ini disajikan pada Gambar 5. Tekstur
berdasarkan analisis kimia bijih sinabar pengisian rongga/retakan (open space
(Tabel.1) dan data XRD menunjukkan filling) pada sfalerit dan pirit yang mengisi
kehadiran mineral tersebut. Hasil analisis retakan stibnit dan sinabar
mikroskopi bijih dan elemental mapping mengindikasikan sinabar dan stibnit
disajikan pada Gambar 4. terbentuk terlebih dahulu daripada sfalerit
Mineralisasi Endapan Sinabar Daerah Bukit Tembaga, Kecamatan Huamual, .... Herfien Samalehu, dkk. 47
MAKALAH ILMIAH
dan pirit. Tekstur intergrowth pada stibnit pengayaan supergen terbentuk pada gutit
dan sinabar mengindikasikan paragenesa yang menggantikan pirit serta kehadiran
pembentukannya sama. Keberadaan pirit hematit, limonit dan gutit yang terbentuk
dan pirhotit menunjukan interlocking pada fase akhir (zona supergen).
sehingga paragenesa pirit dan pirhotit
bersamaan. Paragenesa emas dan Selain itu, adanya mineral kromit yang
arsenopirit belum memiliki korelasi dengan terdeteksi dari elemental mapping
sinabar, namun paragenesanya dianggap diperkirakan karena adanya interaksi
simultan dengan pembentukan bijih endapan ini dengan batuan ultramafik
sfalerit. Tekstur replacement terhadap (JKU).
Gambar 4. Mikroskopi bijih di Bukit tembaga, Iha – Luhu. A. Elemental mapping sampel
CNB-IHA.01 yang menunjukkan kehadiran mineral kromit yang berasosiasi dengan alterasi
ilit±klorit di Iha – Luhu. B. Sfalerit yang hadir mengisi fracture dalam sinabar dan stibnit serta
limonit hadir sebagai mineral oksida menggantikan sfalerit dan sinabar pada sampel CNB-
IHA.06. C. Sfalerit mengisi fracture pada stibnit dan sinabar pada sampel CNB-LH.02. Sp =
Sfalerit, Stbn = Stibnit, Cin = sinabar, Lim=limonit, Po = Pirhotit, Py = pirit, Ltc = Lithick.
Mineralisasi Endapan Sinabar Daerah Bukit Tembaga, Kecamatan Huamual, .... Herfien Samalehu, dkk. 49
MAKALAH ILMIAH