Franklin
Kelompok Program Penelitian Mineral
SARI
Beberapa zona mineralisasi yang prospek ditemukan di Kecamatan Pining,Gayo Lues antara lain,
di Pepelah (Pb) dan Alur Sungai Putih (Mo, Zn dan Fe) sementara di Kecamatan Bahbarot, Aceh
Baratdaya ditemukan di Aloe Udang, Aloe Dakwa dan Aloe Camcung (Fe) yang perlu dikembangkan.
Hasil analisis kimia conto batuan terargilik kuat yang diambil dari paritan menunjukkan bahwa di
daerah pepelah ini mineral logam yang paling menonjol adalah timbal (Pb) dengan kandungan Pb > 16%
sementara di daerah prospek Alur Sungai Putih yang merupakan zona mineralisasi multi elemen, conto
batuan termineralisasi yang telah dianalisis kimia dan menghasilkan kandungan logam cukup tinggi dari
berbagai jenis seperti molibdenum, seng, besi dan galena. Dari hasil penyontoan batuan termineralisasi,
menunjukkan kandungan molibdenum (Mo) yang tinggi (Mo > 12%) kemudian dari conto batu apungan
menunjukkan kandungan seng (Zn) yang juga tinggi (Zn > 0,4%). Conto batuan termineralisasi dari
paritan menunjukkan kandungan Mo > 0,8% sementara dari hasil penyelidik terdahulu menemukan
apungan bijih besi mengandung Fe total > 63%. Di Kecamatan Bahbarot, potensi logam yang paling
menonjol adalah besi dan dari hasil penyelidik terdahulu diketahui bahwa kandungan Fe totalnya antara
60 – 65%.
Play Meulaboh. LPPM ITB (2006), melakukan Pada awal Tersier (Eosen ~ awal
survei dan pemetaan potensi Sumber Daya Oligosen) atau Tersier I, terbentuk Meurudu
Mineral di Kabupaten Aceh Barat Daya. PT Group terdiri dari Formasi Simoneu (Tlsm, batu
Surveyor Indonesia (2007), melakukan Studi sabak, metawacke dan konglomerat polimiktik),
Sumber Daya Mineral dan Bahan Galian Formasi Semelit (Tls), Formasi Meucampli
Industri di Kabupaten Gayo Lues. Yan S (Tlm) dan Formasi Kieme (Tlk). Di atas group
Manurung (2007), melakukan peninjauan ini diendapkan tidak selaras Gadis Group atau
endapan bijih primer di Kecamatan Bahbarot Tersier II berumur Awal Miosen ~ Miosen
Tengah terdiri dari Formasi Loser (Tll) dan
Formasi Meurah Buya (Tmm). Di atas Group ini
Hasil Penyelidikan diendapkan selaras Tersier III atau Lhoksukan
Group dan Hulu Masen Group berumur Miosen
Morfologi : Dari peta Digital Elevation Model Akir ~ Plio-Plistosen. Lhoksukan Group terdiri
(DEM) dan Citra satelit (Foto 1, Foto 2, Foto 3 dari Formasi Keuteupang (Tuk), Formasi
dan Foto 4), kondisi fisik Kabupaten Gayo Lues Seureula (Tps), Formasi Julu Rayeu (Qtjr),
berada pada depresi Blangkejeren yang Formasi Idi (Qpl) dan Formasi Blangkejeren
dikelilingi oleh rangkaian perbukitan dan (Qpbl). Hulu Masen Group terdiri dari Formasi
pegunungan (Kompleks Leuser). Di antara Tangla (Tlt), Formasi Kueh (Tmk), Formasi
perbukitan yang agak landai, masyarakat Tutut (QTt) dan Formasi Meulaboh (Qpm). Di
setempat membuka areal persawahan, atas Group ini diendapkan selaras endapan
perladangan dan perkebunan sementara di Kuarter ~ Holosen berupa aluvium (Qh).
Kabupaten Aceh Barat Daya, sebelah barat Endapan Kuarter (Qh) banyak terbentuk
merupakan pesisir pantai yang sebagian besar di daerah pantai (Formasi Meulaboh (Qpm)) dan
penduduknnya adalah nelayan sedangkan bagian depresi Blangkejeren (Formasi Blangkejeren
timurnya merupakan rangkaian perbukitan dan (Qpbl)) serta daerah rendah ataupun sungai-
pegunungan (Kompleks Leuser). sungai berupa kerikil, pasir dan lempung serta
Litologi - Geologi daerah penyelidikan endapan aluvium juga fluviatil.
mempunyai sejarah yang kompleks ditandai oleh Batuan ekstrusiv yang menempati
adanya tiga siklus pembentukan endapan daerah penyelidikan antara lain yang berasal dari
sedimen gunungapi Pra-Tersier yang dipisahkan gunungapi Geureundong (Qtvtu, Qvee, Qvp,
oleh tiga episoda deformasi Kenozoikum berupa Qvns, Qvl dan Qvtg) Plio-Plistosen di bagian
patahan dan pergeseran (Gambar 4). tengah dan gunungapi Peut Sague (QTvl, Qvs,
Batuan tertua di daerah penyelidikan Qvm, Qvmk dan Qvps) di barat laut.
ditempati oleh batuan malihan derajat tinggi Materialnya terdiri dari andesitik piroklastik,
(batu sabak, metaserpih dan metakuarsit arenit) andesit hornblende, andesitik pumis, dasitik,
Formasi Kluet (Puk) berumur Akir Paleozoikum lahar, andesitik propilitik tersilisifikasi kuat dan
yang diendapkan pada lingkungan cekungan sedikit hipabisal. Batuan terobosan terbentuk
ensialic di kedalaman air sedang. Di atasnya sejak Paleozoikum hingga Pleistosen,
diendapkan selang-seling batugamping dengan diantaranya batolit Serbajadi (Mpisj) ~
batuan gunungapi mafik Peusangan Group Paleozoik atau Mesozoik, Reuengeuet stok (Mir)
berumur akhir Permian ~ akhir Triasik pada ~ Kapur Awal – Akhir, Jamur Pisang gabro
lingkungan laut dangkal yang terpotong oleh (Mij) ~ Jura Akhir – Kapur Awal, intrusi
patahan naik Takengon yang terjadi pada Beurleung (Tmib) ~ Kapur Akhir – Pleosen,
Tersier. Pada akhir Jurasik ~ awal Triasik dua intrusi Bateekeubeu (Tib) ~ Oligosen Akhir,
rangkaian pengendapan yang dipisahkan oleh diorit (tak bernama) (Tid) ~ Miosen Awal –
patahan naik Geumpang dan patahan Anu-Batee Tengah, intrusi Tampeu (Tit) ~ Miosen Tengah
terbentuk (Woyla Group) yakni di bagian barat – Akhir, granodiorit Bale Meuko (Tibm) ~
dan di bagian timur patahan tersebut. Di bagian Miosen Tengah – Akhir, komplek ultramafik
barat umumnya terdiri dari metavulkanik Beatang (Tubc, Tuse); serpentin Cahop (Tusc);
berderajat rendah dan batugamping terkristalkan serpentin Tangse (Tuset) ~ Miosen – Pliosen dan
sementara di bagian timur dari Woyla Group dike-mikrogabro (Qpds) ~ Plistosen.
batuannya berasosiasi dengan sedimen kerak Salah satu batuan terobosan yang telah diukur
samudera seperti opiolit. umumnya berdasarkan metode K/Ar yaitu Granit
Samadua berumur 50,9 ± 1 Ma. Beberapa
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
diantara batuan terobosan tersebut merupakan ini berdasarkan hasil penyelidikan belum
sumber pemineralan di daerah ini. memperlihatkan adanya potensi logam dasar
lainnya seperti tembaga (Cu), mangan (Mn) dan
logam mulia seperti emas (Au) dan perak (Ag).
SUMBER DAYA Sedangkan daerah Aceh Barat Daya untuk
sementara ini berdasarkan hasil penyelidikan
Potensi bahan galian logam di kedua lapangan menunjukkan potensi bahan galian
daerah tersebut didukung oleh kondisi geologi logam yang paling menonjol adalah besi (Fe).
yang melatarbelakanginya seperti adanya
penunjaman antara lempeng samudera ke bawah
lempeng benua (menghasilkan busur magmatik), ACUAN
pembentukan batuan pluton (terobosan yang
mengakibatkan ubahan dan hidrotermalisasi Bemmelen, R.W.Van., 1949., The Geology of
disertai proses pembentukan mineral) dan Indonesia. Vol I. Martinus Nijhoff. The
perangkat-perangkat struktur (patahan utama Hague.
sumatera) sebagai kontrol mineralisasi yang Bennett, J.D. et al., 1981, Geologi Lembar
merupakan pintu tersingkapnya zona-zona Langsa Sumatra skala 1:250.000, Pusat
mineralisasi. Penelitian dan Pengembangan Geologi
Beberapa zona mineralisasi yang Bandung.
ditemukan di kedua kabupaten tersebut Cameron, N.R. et al., 1982, Geologi Lembar
mengandung logam-logam yang kadarnya Tapaktuan Sumatra skala 1:250.000,
berdasarkan hasil analisis kimia cukup tinggi Pusat Penelitian dan Pengembangan
antara lain di Pepelah (Gayo Lues) kadar Pb > Geologi Bandung.
16 %, Di Alur Sungai Putih (Gayo Lues) kadar Cameron, N.R. et al., 1982, Geologi Lembar
Mo antara 0,8 ~ 12%, Zn > 0,4% dan Fe total > Medan Sumatra skala 1:250.000, Pusat
60% (data dari penyelidik terdahulu). Sementara Penelitian dan Pengembangan Geologi
di Aloe Dawah, Aloe Camcung dan Aloe Udang Bandung
(Aceh Barat Daya) logam yang paling menonjol Cameron, N.R. et al., 1983, Geologi Lembar
adalah besi (Fe) yang dari data penyelidik Takengon skala 1:250.000, Pusat
terdahulu diketahui bahwa kandungan Fe total di Penelitian dan Pengembangan Geologi
daerah Camcung adalah 65,63%. Bandung
Dengan kondisi yang demikian, maka Curray et al. 1979., Structure, Tectonics &
zona-zona mineralisasi di kedua kabupaten ini Geological History of the northeastern
perlu untuk dilanjutkan/ditingkatkan tahap Indian Ocean. In: Ocean Basins &
penyelidikannya menjadi tahap penyelidikan Margins, Vol. 6: The Indian Ocean (Eds
eksplorasi dengan melokalisir zona-zona Nairn A.E.M. & F. Stheli), in press.
mineralisasi yang prospek sehingga keberadaan Fitch, F.J., 1972, Plate Convergance,
logam-logam di zona-zona tersebut dapat Transcurrent Faults and Internal
diketahui lebih rinci dan dengan demikian deformation adjecent to southeast Asia
potensi sumber daya mineral logam di kedua and the western Pacific. J. Geophys.
kabupaten tersebut dapat diperkirakan. Res. 77, 4432 – 60.
Hamilton, W., 1979., Tectonics of the
Indonesian Region. 3rd printing 1985.
KESIMPULAN United State Government Printing
Office, Washington.
Dari hasil penyelidikan lapangan, Katili, J.A., 1975., Volcanism and plate
pemetaan dan penyontoan batuan termineralisasi tectonics in the Indonesia island arc.
serta hasil analisis beberapa mineral logam di Tectonophysics, 26, p 165 – 188.
Kabupaten Gayo Lues dan Kabupaten Aceh PT. Surveyor Indonesia, 2006, Studi
Baratdaya menunjukkan bahwa kedua kabupaten Sumberdaya Mineral dan Bahan Galian
tersebut memiliki potensi bahan galian logam Industri Kabupaten Gayo Lues.
yang masing-masing untuk Kabupaten Gayo Westerveld, J., 1949., Fasen van
Lues adalah molibdenum (Mo), timbal (Pb), gebergtevorming en erts provincise en
seng (Zn) dan besi (Fe) yang untuk sementara Nederlands Oost Indie.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007
PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
KOTA BLANGKEJEREN
Gb 1. Peta lokasi dan kesampaiandaerah penyelidikan Foto 1. Bentang alam daerah Gayo lues
GAYO LUES
GAYO LUES
ACEH BARATDAYA
ACEH BARATDAYA
Foto. 2. Digital Elevation Model daerah penyelidikan Foto 3. Bentang alam daerah penyelidikan dari Citra Landsat
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
Gb.2. Peta geologi regional dan indikasi mineral logam Gayo Lues dan Aceh Baratdaya (Cameron dkk, 1982)
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2007 PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI