PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Timbulnya gejala alam tidak dapat diminta dan tidak dapat ditolak oleh
manusia. Gerak kehidupan manusia banyak dipengaruhi oleh gejala alam. Fenomena
alam atau gejala alam ada yang mendukung dan ada juga yang membatasi aktivitas
manusia. Manusia harus menyesuaikan diri dengan alam. Gejala alam beberapa
mempengaruhi kehidupan manusia, antara lain gerakan lempeng tekonik, aktivitas
vulkanisme (gunung berapi) dan gempa bumi.
Planet bumi terdiri atas sejumlah lapisan. Lapisan bagian atas bumi
merupakan bagian yang tegar dan kaku, sedangkan lapisan dibawahnya yaitu
astenosfer, merupakan lapisan yang plastik atau cair. Hal ini mengakibatkan lapisan
permukaaan bumi bagian atas menjadi tidak stabil dan selalu bergerak sesuai dengan
gerakan yang berada di bawahnya. Bumi merupakan planet yang paling indah yang
di dalamnya terdapat kehidupan, gunung gunung menjulang tinggi menghiasi
bumi, Manusia, hewan, dan tumbuhan serta lingkungan alam Saling berinteraksi satu
sama lainnya di atas muka bumi ini.
Permukaan bumi yang menarik tersebut, dibentuk oleh prosesproses
tektonik yang sangat lambat seperti pengangkatan, sedimentasi, erosi, yang merubah
bentuk muka bumi, perubahan tersebut terjadi seragam sepanjang sejarah geologi
(konsep Unifromitarianisme Hutton-lyell). Akan tetapi muka bumi juga dipahat oleh
proses-proses tektonik yang sangat dasyat seperi vulkanisme, gempa bumi, dan
peristiwa peristiwa besar lainnya seperti jatuhan meteorit yang bisa merubah
bentuk muka bumi ini ( azas malapetaka / konsep katastropisme). Keadaan inilah
yang melatarbelakangi lahirnya teori Lempeng Tektonik. Lahirnya teori lempeng
tektonik (Tectonic Plate Theory) merupakan kenyataan mutakhir dalam geologi yang
menunjukkan terjadinya evolusi bentuk permukaan bumi. Teori lempeng tektonik
dikemukakan oleh Tozo Wilso, pada tahun 1968. Berdasarkan teori ini, kulit bumi
atau litosfer terdiri atas beberapa lempeng tektonik yang berada di atas lapisan
astenosfer, Lempeng-lempeng tektonik pembentuk kulit bumi selalu bergerak karena
pengaruh arus konveksi yang terjadi pada lapisan astenosfer yang berada di bawah
lempeng tektonik kulit bumi.
BAB II
PEMBAHASAN
2
rawan gempa karena wilayah Indonesia di kelilingi oleh garis pertemuan antar
lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia Eurasia dan Pasifik. Charles lyell (1830),
Aluminium)
Astenosfer siifat plastis, ( 70 350 km)
Zona Transisi sifat cair, ( 350-700 km)
Mantel sifat cair, (700-2900 km)
Liquid Iron Core sifat cair, ( 2900-4980 km)
Solid Iron Core sifat padat, ( 4980-6370 km)
Wegener,
mengemukakan
teori
tentang
apungan dan
lempeng
yang
saling
menjauh
mengakibatkan
3. Transform Fault
Di daerah pergerakan saling berpapasan, terdapat aktivitas vulkanisme
yang lemah disertai gempa yang tidak kuat. Akibat dari pergerakan lempeng
tersebut, terjadilah aktivitas geologi diantaranya gempa bumi, vulkanisme,
mineralisasi, pengangkatan pegunungan. Terjadi bila dua lempeng tektonik
bergerak saling menggelangsar (slide each other), yaitu bergerak sejajar namun
berlawanan arah. Keduanya tidak saling memberai maupun saling menumpu. Batas
transform ini juga dikenal sebagai sesar ubahan-bentuk (transform fault).
10
11
Arus
konveksi
pada
batuan
setengah
lebur
pada
lapisan
tekan
menekan
lempeng
tersebut
telah
menciptakan
12
13
2. Batuan Sedimen
Ketika hujan pertama mulai turun pada batuan beku pertama, proses
pelapukan dimulai. Butiran kecil dicuci dari batuan vulkanik baru
mengeras, mengalir turun melalui sungai dan sungai ke laut, dan
diendapkan pada seafloors ketika air bergerak cepat dari sungai bertemu
arus lebih lambat dari lautan. Pelapukan juga terjadi seperti air batu
terlarut oleh tindakan mekanis pembekuan air di celah. Dari waktu ke
waktu, lapisan sedimen terakumulasi, terutama di mulut sungai dekat tepi
lautan baru bumi. Karena semakin banyak sedimen dikumpulkan, lapisan
ini menjadi lebih tebal. Di banyak tempat di bumi sekarang-Sungai
Mississippi Delta yang memanjang ke Teluk Meksiko, misalnya-lapisan
sedimen dapat mencapai beberapa kilometer di ketebalan.
14
3. Batuan Metamorf
Terjadi karena batuan sedimen yang terkubur di dalam planet kita, di mana
mereka mengalami tekanan kuat dan panas. Di sana mereka akan berubah
menjadi jenis lain dari batu, diubah oleh kondisi ekstrim bumi menjadi
batu metamorf. Jika formasi shale atau batu lumpur dimakamkan seperti
ini pada akhirnya dapat berubah menjadi rapuh, batu tulis keras.
Temperatur yang lebih tinggi dan tekanan dapat mengubah batu tulis
menjadi batu spektakuler banded, disebut sekis dan gneisses, yang sering
membanggakan kristal halus dari garnet dan mineral tekanan tinggi
lainnya. Roadcuts dan singkapan dari batuan metamorf dapat terlihat
seperti kain intens dilipat atau penampang raksasa berputar-putar seperti
kue marmer. Batupasir, bila terkena suhu tinggi dan tekanan, juga
metamorfosis, pengrekrestalisasian ke batu tahan lama di mana butiran
pasir asli sekering menjadi massa padat yang dikenal sebagai kuarsit.
4. Marmer
Dari semua batuan metamorf, tidak menceritakan kisah yang lebih
mencengangkan daripada marmer, batu keindahan yang luar biasa. Jika
anda pernah bepergian jalan-jalan Vermont, kemungkinan anda akan
melewati sebuah singkapan atau roadcut dari khas cor kehijauan-putih,
batu dengan band-band yang rumit dan berputar-putar. Batu ini memoles
tinggi dan telah berharga selama berabad-abad oleh pemahat dan arsitek.
Tapi tidak ada karya manusia dapat sesuai dengan proses epik yang
membentuk batu.
15
Batas
lempeng
devergen
umumnya
berada
pada
bawah
permukaan air laut dan kita tidak dapat melihat proses tersebut. Magma
yang berasal dari dalam bumi dan keluar ke lantai samudera pada
akhirnya akan membentuk kerak samudera baru. Dalam proses
pembentukan batuan di interior bumi akan menghasilkan fraksi batuan
beku mafik, seperti basalt dan di tempat lebih dalam akan membentuk
sataun batuan gabro.Bagian batas lempeng konvergen pada kerak
samudera (dihasilkan oleh pergerakan lempeng devergen) masuk
kedalam bumi kembali, memanas dan meleleh kembali. Pada generasi
pertama ini yang terbentuk adalah batuan beku intermedier, seperti
doirit, dan mungkin terbentuk batuan felsik seperti granit. silahkan
lihat kembali gambar diatas.
16
17
Pada periode kepunahan massal itu, Bumi hanya memiliki satu daratan
besar, yakni superbenua Pangea. Lingkungan ketika itu terdiri atas gurun dan
hutan belantara. Penghuni benua itu adalah beragam vertebrate berkaki empat
dan amfibi primitif, nenek moyang reptile serta synapsid. Lokasi gunung
berapi, dikenal sebagai Siberian Traps, sekarang berada di utara Rusia.
Pusatnya di sekitar Kota Tura, yang mencakup Yakutsk, Norilsk, dan Irkutsk.
Mereka meliputi wilayah dua juta kilometre persegi atau seukuran Eropa.
Debu vulkanik gunung berapi terbang hingga Arktik Kanada, di mana lapisan
abu batu bara ditemukan. Lapisan bahan organic yang berlimpah itu adalah
lapisan batu bara-abu, persis seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik
batu bara modern ketika terbakar. Debu vulkanik mungkin memperparah
kondisi planet yang memanas, di mana hewan di lautan mati lemas karena
kadar oksigen menurun.
E. Lempeng Tektonik dalam Bidang Ilmu Kesehatan dan Keselamatan
Sebagian besar orang yang meninggal pada saat terjadinya gempa
bumi karena bangunan jatuh, dan bukan karena dari guncangan keras gempa
bumi itu sendiri. Selama beberapa dekade terakhir, insinyur dan ahli
bangunan telah belajar banyak tentang bagaimana merancang bangunan
sehingga bangunan tidak runtuh selama gempa bumi terjadi.
18
2.5 KONSERVASI
LINGKUNGAN
TEKTONIK
LEMPENG
DAN
APLIKASINYA
19
Institute
terhadap
bencana,
diperlukan
persyaratan
(peraturan
menunjukkan
laju
erosi
(11,7-12,9
t/ha/th)
lebih
kecil
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
23
1. Ada tiga jenis batas lempeng yang berbeda dari cara lempengan tersebut
bergerak relatif terhadap satu sama lain. Tiga jenis ini masing-masing
berhubungan dengan fenomena yang berbeda di permukaan. Tiga jenis batas
lempeng tersebut adalah:
a. Batas transform (transform boundaries)
b. Batas divergen/konstruktif (divergent/constructive boundaries)
c. Batas konvergen/destruktif (convergent/destructive boundaries)
2. Pergerakan di mantel sendiri menurut hipotesa adalah karena adanya arus
konveksi. Arus konveksi di mantel dapat dianalogikan dengan arus konveksi
pada zat cair yang bagian bawahnya dipanaskan. Bagian air yang panas akan
naik. Setelah mencapai permukaan terjadi penurunan temperatur yang
menyebabkan bagian air tersebut kembali turun. Setelah berada di bawah,
bagian air tersebut terkena panas lagi yang menyebabkan ia naik lagi
3. Lempeng Tektonik dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan,
diantaranya:
a. Aspek Fisika, arus konveksi pada mantel bumi
b. Aspek Kimia, proses pembentukan batuan beku secara kimiawi
c. Aspek Lingkungan, kepunahan masal pada 250 tahun yang lalu akibat
gunung meletus
d. Aspek Geologi, jenis batuan pada kerak bumi
e. Aspek Kesehatan dan Keselamatan, rumah anti gempa
4. Teknik konservasi vegetatif (lajur rumput raja, guatemala, gajah) dan
Flemingia congesta terhadap perbaikan produktivitas lahan endapan volkanik
cukup efektif menurunkan erosi tanah di bawah ambang batas erosi
terbolehkan (permissible of soil erosion Tingkat erosi yang makin rendah
meningkatkan nilai indeks storie (mutu tanah) dan produktivitas lahan.
5. Penataan ruang melaui penataan konfigurasi ruang kota dengan unsur
bangunan tinggi (skycraper, high rise building), kepadatan bangunan, serta
ruang terbuka, keberadaannya menjadi penting untuk mengurangi jumlah
korban akibat gempa.
3.2 SARAN
Saran yang diperoleh dalam penulisan paper ini adalah diharapkan pembaca
dapat mengkaji lebih lanjut tentang lempeng tektonik dan kaitannya dengan beberapa
aspek ilmu pengetahuan sehingga dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi
24
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Abdullah. 2012. Rehabilitasi dan Konservasi Tanah Pasca-Erupasi Gunung
Merapi. Yogyakarta : Litbang Pertanian
Ahmad, A. 2014. Apa Itu Lempeng Tektonik?. Tersedia pada. www.searchpage.com
Diakses pada tanggal 26 Maret 2016
25
26