Oleh
153180014
TAHUN 2019
I. Judul
Judul Artikel Penelitian
Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Bingkai Jejaring Sosial di Media Sosial
Penulis
1. Loina Lalo Krina Perangin-angin
2. Munawaroh Zainal
Lembaga
Nama Jurnal
Jurnal ASPIKOM
Halaman 737-754
II. Pembahasan
Ontologis
Secara Ontologi dalam penelitian ini adalah meneliti realitas kehidupan masyarakat
dimana memposisikan media sosial sebagai bentuk partisipan dalam dunia politik di
karenakan lewat media sosial dapat mengkaji suatu permasalahan atau sudut pandang.Media
sosial disini sangat terlihat jelas perannya dalam membahas suatu politik.Sehingga lewat
media sosial terjalinlah sebuah hubungan dengan orang yang tidak di kenal sekalipun dalam
membahas pemilihan umum untuk pemula.
Epistimologis
Aksiologis
Aksiologis merupakan suatu hal apa yang di dapat atau manfaatnya,dari hasil
penelitian ini adalah masyarakat jadi bisa menggunakan media sosial bukan hanya sebagai
alat komunikasi sesame teman,keluarga,atau orang lain tetapi memiliki fungsi yang
lebih.Pertama media sosial telah di gunakan secara luas oleh anak anak bangsa karena di
dalam media sosial kita bisa berinteraksi dengan sesama pengguna media sosial.Kedua saat
berjejaring di media sosial,kita bisa berinteraksi bukan hanya yang kita kenal saja tetapi
kepada seluruh orang di dunia ini.Ketiga media sosial juga bisa menjadi sumber rujukan
berita dan informasi politi bagi masyarakat, jika lewat media sosial masyarakat masih
kekurangan sebuah informasi maka mereka akan bisa mencari sumber informasi yang lain
dan dapat di diskusikan kembali.
Berdasarkan Pendekatan/perspektif yang Digunakan
Pada umumnya inti dari teori Ekologi media ini adalah masyarakat tidak bisa
melarikan diri dari pengaruh teknologi saat ini,dan teknologi juga pada saat ini sangat
berperan aktif dalam segala bidang sehingga tidak bisa di pungkiri bahwaanya teknologi akan
terus menerus berkembang nantinya sesaui kebutuhan manusia.Dapat di simpulkan
bahwasanya teori ekologi media adalah lingkungan media yang saling mempengaruhi.
Metode Penelitian
Analisis
Penelitian yang berjudul “Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Bingkai Jejaring
Sosial di Media Sosial menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengadakan
f ocus group discussion (FGD) kepada beberapa Universitas di Indonesia.Dengan
menggunakan teori Ekologi media yang mendasari pendekatan/Perspektif konstruktivisme
dimana realitas merupaan suatu konstruk.Teori ini berhasil membuat ketergantungan akan
suatu media dalam sebuah pemilih pemula untuk mahaisswa dan memberikan sebuah dampak
kepada masyarakat dengan adanya media sosial akan membuat pikiran pemilih pemula
sehingga mendapat pengetahuan yang baru.
III. Penutup
Kesimpulan
Saran
Hasil penelitian ini juga di harapakan dapat di buat dengan menggunakan metode yang
benar agar dapat di kaitkan dalam kehidupan sehari-hari.Bahwasanya pentingnya sebuah
pemahaman mengenai media social.
Daftar Pustaka
Nama Jurnal
Jurnal ASPIKOM
Halaman 635-649
II. Pembahasan
Mengidentifikasi Filsafat Ilmu
Ontologi
Secara Ontologi penelitian ini membahas tentang model literasi media untuk anak-
anak sekolah dasar di daerah salatiga.dimana penelitian ini mengajak menggunakan
multimedia interaktif berbasis kearifan local masyarakat salatiga.
Epistemologi
Seiring dengan perkembangan zaman pada saat ini banyak sekali hal-hal yang terjadi
yang semestinya belum di lakukan pada usia dini.Salah satu contohnya saja bocah kelas 1 SD
di Yayaysan Islam Zaidar Yahya di keroyok oleh lima temannya di sekolah yang menirkan
adegan di sinetron 7 manusia Harimau yang biasa tampil di televise swasta,kejadian ini
terjadi di kabupaten Bandung, Jawa barat pada tanggal 18 september 2015 lalu (Sumber:
https://www.viva.co.id/berita/nasional/679519-anak-anak-yang-meregang-nyawa-akibat-tayangan-
televisi).
Dari hal yang dapat di baca bahwasanya tayangan pada televise mempunyai peran yang
snagat besar dalam membentuk masyarakat Indonesia.Maka dari itu pentingnya di lakukan
pengajaran yang lebih membangun kecerdasan anak-anak dengan menggunakan media dengan
konsep kearifan lokal.Media literasi adalah sebuah alternative yang bertujuan untuk
memberdayakan publik di tengah kepungan media.Konsep ini memiliki tujuan untuk mendidik public
supaya mampu berinteraksi dan memanfaatkan media secara cerdas dan kritis,sehingga public tidak
mudah di eksploitasi media untuk kepentingan-kepentingan yang tidak berpihak pada kebutuhan
publik.
David Considine (dalam The Journal of Media Literacy, Volume 41, Number 2) memberikan
definisi media literacy sebagai “The ability to access,analyse, evaluate and communicate information
in a variety of format including print and non print” Dalam pandnagan David Considine,masyarakat
yang sudah melek media,adalah masyarakat yang memiliki kemampuan untuk mengakses,
menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai format pesan yang
di sampaikan oleh media massa,baik itu cetak maupun elektronik.
Aksiologi
Aksiologis merupakan suatu hal apa yang di dapat atau manfaatnya,dari hasil
penelitian ini,yang di dapat dari penelitian ini adalah masyarakat menajdi lebih tahu tentang
penting nya melek terhadap media sehingga dpat menambah wawasan dan tidak tertinggal
dengan masyarakat yang lain.Walaupun zaman sekarang ini kearifan local sudah mulai
goyang tetapi,diharapkan masyarakat dapat menggunakan kearifan local sebagai dasar literasi
media sehingg aterjadinya prinsip hidup kebersamaan,saling menghargai,gotong royong,dan
toleransi antar sesame masyarakat.
Dalam penelitian ini dapat di lihat bahwasanya penelitian ini menggunakan perspektif
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan
mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan
gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan
pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang
mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis.Dengan di lakukannya konsep media literasi
pada sekolah-sekolah dasar di salatiga ini membuat tindakan yang baik untuk di lakukan dan
membuat wawasan lebih dinamis.
Metode Penelitian
Analisis
Penelitian yang berjudul “Partisipasi Politik Pemilih Pemula dalam Bingkai Jejaring
Sosial di Media Sosial menggunakan metode penelitian kualitatif dengan mengadakan
metode Etnografi Media yang berkaitan erat dengan pembentukan makna, penggunaan
teknologi media dan juga ritual-ritual yang mengelilingi khalayak baik di rumah maupun di
tempat lain berkenaan dengan kehadiran media. (Murphy, 2011:385).Pada penelitian ini
secara Aksiologi di harapkan masyarakat mampu mengikuti program yang ada dan dapat
menambahkan wawasan pada program media literasi.
III.Penutup
Kesimpulan
Saran
Hasil penelitian ini juga di harapakan dapat di buat dengan menggunakan metode
yang benar agar dapat di kaitkan dalam kehidupan sehari-hari.Setelah membaca artikel ini
masyarakat dapat mengerti dan dapat memahami model literasi media.
Daftar Pustaka
https://www.viva.co.id/berita/nasional/679519-anak-anak-yang-meregang-nyawa-
akibat-tayangan-televisi)
https://www.nationaltelemediacouncil.org/journal-of-media-literacy
I. Judul
Judul Penelitian
Teater sebagai Media Komunikasi pendidikan
Penulis
1. Jaeni
Lembaga
Program Studi Teater Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Budaya Indonesia
Bandung
Nama Jurnal
Jurnal ASPIKOM
Halaman 1124-1139
II. Pembahasan
Epistemologi
Epistimologi merupakan proses untuk mendapatkan suatu pengetahuan tertentu,dalam
penelitian ini,dalam penelitian ini membahas tentang teater yang bisa di jadikan sebagai
ruang pengetahuan,ruang belajar,ruang mendewasakan diri atau sebagai media
pendidikan,yang selama ini hanya di nikmati penonton sebagai pertunjukan saja.Pada
umumnya penonton akan senang jika melihat penampilan-penmapilan seni pada sebuah acara
tetapi,tanpa disadari nahwasanya seni bukanlah hal yang biasa setiap pemeran seni
merupakan orang-orang yan memiliki karakter yang kuat,contohnya saja menari,kita sebagain
penonton sangat senang melihat tari-tarian pada sebuah acara dan sebenarnya di belakang itu
semua ada proses yang di lewati oleh si penari dan bukan hanya mengayunkan
tangan,menggerakan tangan,dan badan yang berpndah pindah tetapi semuanya itu memiliki
sebuah arti yang bis akita nikmati smapai sekarang ini.
Prusdianto (2016:27-35) menuturkan bahwa, “seni teater begitu kompleks
permasalahannya dalam pendidikan,belum lagi dengan masalah anggaran dana, kompleksitas
seni dan totalitas dari teater itu sendiri menyebabkan guru seni budaya lebih memilih untuk
mengajarkan seni yang lainnya di bandingkan seni teater.Teater hingga saat ini memang
sangat jarangan ada di sekolah-sekolah pada umunya tetapi,emmang ada beberapa sekolah
yang memiliki kegiatan teater.
Aksiologi
Aksiologis merupakan suatu hal apa yang di dapat atau manfaatnya,dari hasil
penelitian ini tetater menjadi sebuah bagian dari media yang mengkomunikasikan berbagai
hal dalam sebuah kehidupan melalui nilai-nilai seni yang ada pada derajat tertentu tidak dapat
di ukur dengan “salah dan benar”,tetapi di ukur dengan baik dan buruknya sebagai sebuah
nilai dalam konteks sosial budaya tertentu.
Pada penelitian ini menajadi sebuah pemahaman baru bagi masyarakat bahwasanya
kita dapat memahami tetater sebagai sebuah institusi dan teater juga merupakan media dan
bagian dari proses komunikasi dalam mengeksplorsi pengetahuan,bertukar pengetahuan,dan
memanfaatkan pengetahuan yang sudah didapat dengan sebaik-baiknya.
Metode Penelitian
Dengan di lakuakan nya penelitian mengenai tetater yang bukan hanya sebagai suatu
seni pertujukan pada sebuah acara tertentu,setelah melihat hasil penelitian ini di harapakan
masyarakat jadi lebih tahu mengenai seni tetater yang bisa di gunakan sebgai alat
berkomunikasi dlaam menyampaikan suatu makna dan juga sebagai komunikasi pendidikan
Pada penelitian ini jug a menunjukan bahwa teater sebagai seni pertunjukan secara
hakiki adalah media komunikasi agar seni tetater juga di pahami oleh masyarakat yang belum
mengerti akan hal ini.Sehingga seni memiliki tujuan atau makna yang luas bukanya hanya
skeedar seni yang di lihat dari segi keindahanya saja tetapi,dapat di lihat juga dari proses
yang ada.
III. Kesimpulan
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Seni bukan hanya soal keindahan gerakan
tetapi juga makna atau arti dari setiap gerakan yang di tampilkan.Pada umumnya
masyarakat hanya senang ketika dalam suatu acara ada pemampilan-penampilan seni
pertunjukan tetapi,setelah membaca artikel ini di harapkan masyarakat mengerti
mengenai seni tetater yang bukan hanya sebagai penghibur tetapi juga sebagai
komunikasi pendidikan.
Saran
Hasil penelitian ini juga di harapakan dapat di buat dengan menggunakan metode
yang benar agar dapat di kaitkan dalam kehidupan sehari-hari.Setelah membaca artikel ini
masyarakat dapat mengerti dan memahmi tentang makna teater seni.
Daftar Pustaka
Jaeni. (2016). Komunikasi Seni: Konstruksi Sosial Budaya Melalui Teater Modern
Indonesia, Bandung:
Lampiran