Anda di halaman 1dari 9

PLAGISRISME

DI LINGKUNGAN
PERGURUAN TINGGI
DASAR HUKUM YANG
MENGATUR PLAGIARISM

1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta


2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
3. Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Plagiat di Perguruan Tinggi
PENGERTIAN PLAGIARISME
pla·gi·a·ris·me n penjiplakan yg melanggar hak cipta (kbbi.web.id)`

Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan


sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri. (id.Wikipedia.org)

Plagiat adalah perbuatan secara sengaja atau tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh
kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya
ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai.
(Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 1 angka 1)
Plagiator adalah orang perseorangan atau kelompok orang pelaku
plagiat, masing-masing bertindak untuk diri sendiri, untuk kelompok
atau untuk dan atas nama suatu badan. (Permendiknas Nomor 17
Tahun 2010 Pasal 1 angka 2)

Plagiator di perguruan tinggi adalah: (Permendiknas Nomor


17 Tahun 2010 Pasal 3)
a. satu atau lebih mahasiswa;
b. satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan atau;
c. satu atau lebih dosen/peneliti/tenaga kependidikan bersama
satu atau lebih mahasiswa
RUANG LINGKUP PLAGIAT
Plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada :
a. mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber
tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai;

b. mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari
suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara
memadai;

c. menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara
memadai;

d. merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan,
pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai;
e. menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai
karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai.
sumber secara memadai itu terdiri atas orang perseorangan atau kelompok orang, masing-
masing bertindak untuk diri sendiri atau kelompok atau untuk dan atas nama suatu badan, atau
anonim penghasil satu atau lebih karya dan/atau karya ilmiah yang :

Dibuat berupa:
a. komposisi musik; Diterbitkan berupa: Dipresentasikan berupa: Dimuat dalam
b. perangkat lunak a. buku yang dicetak dan a. presentasi di depan bentuk tertulis
komputer; diedarkan oleh penerbit atau khalayak umum atau sebagaimana
c. fotografi; perguruan tinggi; terbatas; berupa cetakan
d. lukisan; b. artikel yang dimuat dalam b. presentasi melalui dan/atau
e. sketsa; berkala ilmiah, majalah, atau radio/televisi/video/cakra elektronik
f. patung; atau surat kabar; m padat/cakram video
g. hasil karya c. kertas kerja atau makalah digital; atau
dan/atau karya profesional dari organisasi c. bentuk atau cara lain
ilmiah sejenis tertentu; sejenis yang tidak
yang tidak d. isi laman elektronik; atau termasuk dalam huruf a
termasuk huruf e. hasil karya dan/atau karya dan huruf b.
a,b, c, d, e, f ilmiah yang tidak termasuk
huruf a, b, c, d
PENCEGAHAN PLAGIAT

1) Pimpinan Perguruan Tinggi mengawasi pelaksanaan kode etik mahasiswa/dosen/ peneliti/tenaga


kependidikan yang ditetapkan oleh senat perguruan tinggi/organ lain yang sejenis, yang antara lain berisi
kaidah pencegahan dan penanggulangan plagiat.
2) Pimpinan Perguruan Tinggi menetapkan dan mengawasi pelaksanaan gaya selingkung untuk setiap
bidang ilmu, teknologi, dan seni yang dikembangkan oleh perguruan tinggi.
3) Pimpinan Perguruan Tinggi secara berkala mendiseminasikan kode etik mahasiswa/
dosen/peneliti/tenaga kependidikan dan gaya selingkung yang sesuai agar tercipta budaya antiplagiat.
SANKSI
a. Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 :
1) Lulusan perguruan tinggi yang karya ilmiahnya digunakan untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi terbukti
merupakan jiplakan dicabut gelarnya. (Pasal 25 ayat 2)
2) Lulusan yang karya ilmiah yang digunakannya untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan jiplakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua tahun
dan/atau pidana denda paling banyak Rp.200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah).(Pasal 70)

b. Permendiknas Nomor 17 Tahun 2010 Pasal 12 ayat 1 dan Pasal 13 ayat 1 dan 2
Sanksi bagi mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat sebagaimana dimaksudkan secara berurutan dari yang paling ringan
sampai dengan yang paling berat, terdiri atas:
a. teguran;
b. peringatan tertulis;
dijatuhkan sesuai dengan proporsi plagiat
c. penundaan pemberian sebagian hak mahasiswa;
hasil telaah dan apabila dilakukan secara
tidak sengaja
d. pembatalan nilai satu atau beberapa mata kuliah yang diperoleh mahasiswa;
e. pemberhentian dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; dijatuhkan sesuai dengan
f. pemberhentian tidak dengan hormat dari status sebagai mahasiswa; atau proporsi plagiat hasil
g. pembatalan ijazah apabila mahasiswa telah lulus dari suatu program. telaah dan apabila
dilakukan secara sengaja
dan/atau berulang
KESIMPULAN

Yang tidak tergolong plagiarisme:

1. menggunakan informasi yang berupa fakta umum.


2. menuliskan kembali (dengan mengubah kalimat atau parafrase) opini orang lain dengan memberikan
sumber jelas.
3. mengutip secukupnya tulisan orang lain dengan memberikan tanda batas jelas bagian kutipan dan
menuliskan sumbernya.

Anda mungkin juga menyukai