TEORI DASAR
3.1. Umum
Hidrokarbon adalah molekul organik yang dominan terdiri dari hidrogen dan
karbon. Hidrokarbon berasal dari batuan induk sedimen yang telah matang dan kaya
pemodelan petroleum system, play, dan prospect (Magoon dan Dow, 1994). Pada
memberikan informasi yang penting mengenai korelasi antara dua atau lebih sampel
geokimia yang dapat berupa batuan induk atau produk hidrokarbon yang telah
dari batuan induk dan hidrokarbon yang diambil dari batuan reservoir untuk
molekul biogenik yang umumnya berupa molekul fosil. Peters dan Moldowan (1993)
18
dari unsur karbon (C), hidrogen (H), dan lainnya yang ditemukan dalam batuan serta
sedimen yang memperlihatkan struktur kimianya yang sedikit atau sama sekali tidak
pengendapannya, senyawa organik pembentuk minyak bumi yang ada dalam batuan
induk, tingkat kematangan termal dari batuan induk dan hidrokarbon, tingkat
kolom(LC), kromotografi gas (GC), dan kromotografi gas – spektometri massa (GC-
MS).
Pemisahan fraksi ini bertujuan untuk menghasilkan data biomarker sehingga dapat
digunakan untuk analisis geokimia hidrokarbon. Langkah awal pemisahan fraksi ini
dilakukan dengan melarutkan minyak bumi dengan solven di dalam gelas ukur lalu
dicentrifuse hingga komponen asphalt berada di bawah (padat) dan dipisahkan zat
19
cairnya. Timbang berat asphalt dalam satuan gram Langkah selanjutnya dengan
memanaskan silika dengan temperature 200°C, sehingga dapat bersifat mengikat, lalu
mendapatkan silika gel. Masukkan sampel oil kedalam tabung sebanyak 1 ml. Isi
tabung tersebut dengan solvent heksana sebanyak 20 ml, lalu biarkan airnya turun
sehingga menghasilkan fraksi saturated. Selanjutnya ganti gelas ukur dengan yang
baru lalu masukkan larutan benzena (30%+DCM +70% heksana) dan akan keluar
cairan berwarna kuning, cairan ini adalah fraksi aromatik. Setelah larutan habis,
masukkan larutan DCM 50% dan metanol 50% ke dalam gelas ukur dan tunggu
hingga akan keluar komponen NSO (Foto 3.1). Di setiap fraksi yang telah
bersih sampel.
Foto 3.1 Larutan jenis methanol, heksana dan DCM sebagai larutan yang digunakan metode
kromatografi larutan (LC)
20
Dalam melakukan penentuan tingkat kematangan batuan induk dapat juga
NSO+asphalt. Dimana nilai dari NSO+asphalt lebih besar dari fraksi yang lain
sebaliknya jika nilai saturate lebih tinggi dari pada fraksi lainnya menandakan
Gambar 3.1 Diagram perbandingan anatara fraksi saturate, aromatik, dan NSO+asphalt.
suatu senyawa yang memiliki campuran gas dan menentukan konsentrasi atau
komposisi suatu senyawa minyak dalam fase gas. Alat ini sensitif terhadap sumber
21
Senyawa biomarker yang dideteksi oleh kromatografi gas adalah alkana normal (n-
Gambar 3.2 Kromatogram ideal alkana dan isoprenoid (pristane dan phytane).
(Peters dan Moldowan, 1993
Konsentrasi tinggi dari alkana normal disebabkan oleh keberadaan material organik
tumbuhan, lipid alga, asam lemak, dan alkohol yang mengalami perubahan selama
atom karbon ganjil dari C25 alkana sampai C35 alkana dengan atom karbon genap
dari C24 alkana sampai C34 alkana (Bray dan Evans, 1961). Nilai CPI tinggi di atas 1
menunjukkan kematangan rendah sementara nilai CPI yang rendah di bawah 1 jarang
22
CPI dihitung melalui rumus:
𝐶25+𝐶27+𝐶29+𝐶31+𝐶33 𝐶25+𝐶27+𝐶29+𝐶31+𝐶33
CPI = [ + ]/2
𝐶24+𝐶26+𝐶28+𝐶30+𝐶32 𝐶26+𝐶28+𝐶30+𝐶32+𝐶34
3.3.2.2. Isoprenoid
sebelah kanan C17 alkana dan letak phytane selalu berdampingan di sebelah kanan
C18 alkana.
terrestrial yang dominan membentuk minyak bumi. Nilai rasio pristana/fitana < 1
minyak bumi. Untuk sampel yang memiliki nilai pristana/fitana dengan rentang 1-3
dapat mengindikasikan kontribusi material organik yang dominan ada pada minyak
23
Gambar 3.3 Plot perbandingan nilai pristane/phytane dengan pristane/nC17 pada
sampel minyak (Talukdar et al., 1986; Volkman dan Maxwell, 1986).
technologies dengan nomor seri 7890A (Foto 3.2). Analisa diawali dengan
memasukkan sampel ke dalam vial dan diletakkan dalam plat sampel alat GC.
Sampel kemudian mengalir ke dalam kolom kapiler yang terbuat dari silika yang
berdiameter 0,32 mm yang sudah dilapisi oleh metylcyloxene dengan bantuan gas
inert He. Dalam kolom kapiler sepanjang 60 cm terjadi pemanasan dalam keadaan
vakum dengan temperatur awal 30°C dan temperatur akhir 300°C dengan gradien
sesuai keperluaran dengan bantuan gas helium. Gas yang dipanaskan akan mengalir
ke kolom kapiler dengan waktu tempuh yang berbeda. Molekul yang memiliki massa
terkecil dan bersifat non-polar memiliki waktu retensi yang terpendek yang dideteksi
24
Foto 3.2 Alat gas kromotografi
waktu retensi dan tinggi puncak dalam bentuk total ion chromatogram (TIC). Dasar
out dengan keterangan nama puncak, waktu retensi, tinggi puncak, dan luasan area
dua metode yaitu, analisis kromatografi gas (GC) untuk menganalisis jumlah
senyawa secara kuantitatif dan spektrometri massa (MS) untuk menganalisis struktur
25
muatan dari ion yang muatannya diketahui dengan mengukur jari-jari orbit
dapat menghasilkan data yang lebih akurat dalam mengidentifikasi senyawa yang
gas spektrometeri massa ini juga mirip dengan distilasi fraksional, karena proses ini
komponen dari campuran senyawa pada skala besar, sedangkan GCMS dapat
digunakan pada skala yang lebih kecil. Senyawa biomarker utama yang dideteksi
oleh GCMS adalah terpana (m/z 191), sterana (m/z 217), diasterana (m/z 259), dan
bikadinana (m/z 369). Proses ini disebut sebagai “selected ion monitoring”, “single
ion monitoring” atau SIM. Alat yang di gunakan dalam GC-MC ini adalah agilant
26
Foto 3.3 Rangkaian alat GC-MC untuk analisa biomarker.
(GCMS) pada saluran ion m/z 191. Terpana dipercaya berasal dari bakteri.
grup –OH dan ikatan ganda yang berperan sebagai unsur pokok dari
27
a. Trisiklik Terpana (Triterpana)
tetapi merupakan anggota dari famili genetik yang terpisah. Trisiklik terpana
b. Pentasiklik Terpana
termal dan umur relatif batuan induk dan minyak bumi (Peters dan
pengendapan batuan induk karbonat dan minyak bumi marine. C30 oleanoid
28
adalah jasil dari diagenesis dari material tanaman pada kondisi rawa,dengan
meningkat.
Sterana berasal dari zat sterol yang berada pada sebagian besar
tumbuhan tingkat tinggi dan alga. Sterana dideteksi dengan kromatografi gas
spektometri massa (GCMS) dengan saluran ion m/z 217. Sterana terdiri dari
atom karbon C27sterana, C28 sterana dan C29 sterana. Setiap atom karbon
tersebut memiliki 4 isomer karbon yang terdiri dari ααS, ββR, ββS, dan ααR.
Selain itu, sterana juga dapat dianalisis pada saluran ion m/z 218, dimana
sterana saluran ion ini merupakan isomer dari sterana pada saluran ion m/z
29
Gambar 3.5 Interpretasi distribusi sterana untuk menentukan lingkungan pengendapan
(Huang dan Meinshein, 1979).
Pada saluran ion m/z 217 dan saluran ion m/z 259 dapat diamati pula
diasterana (peak A dan B), C28 diasterana (peak C dan D), dan C29 diasterana
(peak I dan L). Setiap atom karbon diasterana memiliki 2 isomer karbon,
yaitu S dan R
30
Metode gas kromotografi – spektrometri massa menghasilkan fraksi saturated
dan aromatic dari sampel minyak bumi. Nilai biomarker yang dihasilkan kemudian
dan C29 αααS / αααR dapat menunjukkan tingkat kematangan dari sampel
31
Gambar 3.7 Plot Antara C29 abbR+S/aaaS+R Steranes dan C29 aaaS/aaaR Steranes
pada sampel minyak bumi (Miles,1989)
32
Gambar 3.8 Plot antara indeks MP dan ekuivalen RC pada tiga sampel minyak bumi
(Radke, 1983 dan Kvalheim, 1987)
33
Gambar 3.9 Perbandingan antara Pristane/Phytane dengan Hopana/Sterana
pada sampel minyak bumi
Gambar 3.10 Distribusi C30 oleanoid, bicadinanes, dan oleanana (Murray, 1997)
34
3.4. Korelasi Minyak Bumi
Tahapan akhir dari penelitian ini membua korelasi antara data sampel minyak
menurut Rogers (1980) adalah kandungan dari material organik secara dominan
menurut Miles (1989) adalah proses perubahan kimia pada material organik sedimen
yang disebabkan terjadinya kenaikan temperature dan tekanan dalam waktu skala
geologi.
Dari hasil korelasi tersebut maka didapatkan apakah terjadi korelasi positif
informasi mengenai batuan induk potensial dalam cekungan daerah penelitian, dan
petroleum system atau potensi hidrokarbon dalam satu cekungan sehingga eksplorasi
lebih lanjut.
35