Anda di halaman 1dari 5

Nama : Shiva Alimadana Putri

NPM : 270110210016

Kelas : B

ANALISIS GEOKIMIA DALAM EKSPLORASI MIGAS

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Eksplorasi Minyak dan Gas

I. Bulk Composition Analysis


1.1 Pengertian
Bulk composition analysis adalah metode evaluasi komposisi kimia dari batuan
bawah permukaan yang berpotensi mengandung hidrokarbon.
1.2 Data yang Diperoleh
Bulk composition analysis menghasilkan data dari sampel berupa komposisi
kimia (jenis dan kuantitas komponen kimia, seperti jenis hidrokarbon, komponen non-
hidrokarbon, dan zat aditif), perbandingan karbon (C) dan hidrogen (H), sifat fisik
(kepadatan, viskositas, tekanan uap, dan titik didih), analisis fraksional (petunjuk
kualitas dan potensi produksi hidrokarbon dalam reservoir), dan data analisis isotop
(petunjuk sumber dan sejarah pembentukan hidrokarbon dalam reservoir).
1.3 Fungsi Analisis
Bulk composition analysis berfungsi dalam menentukan kualitas potensi
produksi hidrokarbon (komposisi kimia, sifat fisik, dan analisis fraksional), jenis
hidrokarbon (perbandingan C dan H), estimasi cadangan hidrokarbon, pemahaman
sumber dan sejarah pembentukan hidrokarbon (analisis isotop), dan evaluasi dampak
lingkungan dari aktivitas eksploitasi dan senyawa kimia lainnya.

II. Asphaltene Separation


2.1 Pengertian
Asphaltene separation adalah metode pemisahan senyawa asphaltene dari
campuran heavy oil atau crude oil. Asphaltene adalah senyawa terlarut dalam crude oil,
tetapi terendap ketika komposisi minyak berubah. Pemisahan ini dilakukan melalui
pengendapan, penggunaan pelarut, atau proses termodinamika, menyesuaikan
karakteristik crude oil, kebutuhan, dan faktor ekonomi.
2.2 Data yang Diperoleh
Asphaltene separation menghasilkan data kandungan asphaltene, komposisi
kimia termasuk senyawa organik dalam asplatena (hidrokarbon aromatik berat,
senyawa heterosiklik, dan fraksi lainnya), sifat fisikokimia (titik nyala, titik leleh, dan
kekerasan), kandungan bahan beracun, dan data pemulihan bahan berharga.
2.3 Fungsi Analisis
Asphaltene separation berfungsi untuk memurnikan heavy oil atau crude oil,
seperti aspaltena, untuk menaikkan kualitas minyak dan mempermudah proses
pengolahan selanjutnya. Selain itu, pemisahan berfungsi untuk mengurangi masalah
operasional akibat sifat asphaltene yang cenderung mengendap dalam peralatan dan
sumur minyak, sehingga meminimalisir kerugian. Metode ini pun dapat
mengidentifikasi bahan berharga dalam asphaltene yang bernilai ekonomis.

III. Liquid Chromatography


3.1. Pengertian
Liquid Chromatography (LC) adalah metode pemisahan, identifikasi, dan
pengukuran komponen campuran terlarut dalam fase cair. Pemisahan campuran ini
didasarkan pada perbedaan afinitas komponen di dua fase berbeda, yaitu fase gerak
(mobile phase) dan fase diam (stationary phase). Pertama, kolom berisi fase diam
diinjeksi campuran. Fase gerak (pelarut organik atau campuran pelarut) mengalir pada
kolom dan membawa komponen campuran melalui fase diam. Interaksi antara
komponen dan fase diam menyebabkan retensi beragam, sehingga memungkinkan
terjadi pemisahan.
3.2. Data yang Diperoleh
Liquid Chromatography menghasilkan data komposisi kimia, waktu retensi
(waktu yang dibutuhkan setiap komponen untuk bergerak melalui kolom kromatografi),
puncak kromatografi (diukur untuk menentukan waktu retensi, tinggi, dan luas), dan
analisis biomarker (asal-usul dan sejarah pembentukan crude oil).
3.3. Fungsi Analisis
Liquid Chromatography digunakan ketika Gas Chromatography (GC) tidak
cukup untuk menganalisis sampel, mencakup fraksi minyak bumi yang lebih berat
karena titik didih yang tinggi, senyawa tidak stabil secara termal, dan senyawa asam
yang memerlukan langkah derivatisasi sebelum analisis GC.
LC pun digunakan sebagai teknik pra-pemisahan untuk mengurangi dimensi
sampel sebelum analisis GC. Meskipun kapasitas puncak yang ditawarkan oleh GC
lebih tinggi daripada LC, GC saja tidak cukup untuk memisahkan sampel yang sangat
kompleks (Mao et al. 2008). Pemisahan LC tambahan akan mengurangi jumlah
komponen yang masuk ke dalam GC secara bersamaan. Dimensi LC tambahan umum
digunakan untuk memisahkan gugus hidrokarbon yang berbeda, misalnya dengan
fungsi aromatik, jenuh, tak jenuh, dan polar (Apffel dan McNair 1983; Kelly dan Bartle
1994).
Liquid Chromatography umumnya digunakan dalam analisis Polycyclic
Aromatic Hydrocarbon (PAH) yang lebih besar karena volatilitasnya rendah (Panda et
al. 2018); PAH dengan berat molekul lebih tinggi dapat mengalami degradasi termal
selama analisis GC (Cai dkk. 2009).
Liquid Chromatography secara umum berfungsi dalam analisis komposisi
kimia sampel crude oil, gas alam, dan kondensat dari sumur pengeboran untuk
mengetahui jenis, distribusi relative, dan potensi produksi hidrokarbon. Selain itu, LC
berfungsi dalam penentuan jenis organic matter, genetika minyak dan gas.

IV. Gas Chromatography


4.1 Pengertian
Gas Chromatography (GC) adalah metode pemisahan dan analisis komponen
campuran yang mudah menguap. Pemisahan campuran ini didasarkan pada perbedaan
afinitas komponen campuran di dua fase berbeda, yaitu fase gerak (fase gas) dan fase
diam (stationary phase). GC adalah metode utama untuk identifikasi hidrokarbon
berkekuatan rendah dan stabil secara termal dalam asphaltene.
4.2 Data yang Diperoleh
Gas Chromatography menghasilkan data distribusi n-alkana dan isoprenoid
pada crude oil, waktu retensi (waktu yang dibutuhkan setiap komponen untuk bergerak
melalui kolom kromatografi), puncak kromatografi (diukur untuk menentukan waktu
retensi, tinggi, dan luas), pola dan indeks retensi (pola dari waktu retensi relatif terhadap
berbagai komponen dalam sampel untuk perbandingan, identifikasi, dan karakterisasi).
4.3 Fungsi Analisis
Gas Chromatography berfungsi dalam analisis komposisi gas (penting dalam
evaluasi potensi produksi sumur, perencanaan pengolahan, dan perhitungan cadangan),
penentuan komposisi dan kualitas kondensat, analisis biomarker (asal-usul dan sejarah
pembentukan crude oil), dan pemantauan kualitas lingkungan di lokasi pengeboran
dalam mendeteksi kontaminan organik atau senyawa berbahaya melalui analisis gas-
phase dan liquid-phase dalam sampel air, tanah, atau udara.
GC satu dimensi (1D-GC) umumnya digunakan dalam analisis senyawa
heteroatom (seperti N dan S) dalam aspal dengan detektor selektif, seperti
Chemiluminescence Nitrogen Detector (NCD), Nitrogen Fosfor Detector (NPD), dan
Chemiluminescence Sulfur Detector (CSD).

V. Gas Chromatography – Mass Spectrometry


5.1 Pengertian
Gas Chromatography – Mass Spectrometry (GC – MS) adalah metode
pemisahan dan identifikasi yang sangat sensitif dari komponen kompleks yang
menggabungkan dua metode, yaitu Gas Chromatography (GC) dan Mass Spectrometry
(MS).
5.2 Data yang Diperoleh
Gas Chromatography – Mass Spectrometry menghasilkan data spektrum massa
(massa molekul, pola khas, dan fragmen ion), waktu retensi (kecepatan dan efisiensi
pemisahan komponen), indeks retensi, data konsentrasi relatif, dan struktur molekuler.
5.3 Fungsi Analisis
Gas Chromatography – Mass Spectrometry berfungsi dalam identifikasi
spesifik dalam sampel minyak, gas alam, atau kondensat dalam reservoir. Selain itu,
GC – MS berfungsi untuk analisis biomarker (asal-usul dan sejarah pembentukan crude
oil), analisis kualitas, evaluasi cadangan, dan pemahaman reservoir.
Gas Chromatography – Mass Spectrometry secara on-line adalah solusi untuk
menghindari risiko kehilangan sampel dan kontaminasinya serta proses yang lama pada
metode off-line GC
DAFTAR PUSTAKA

Herwerden, D. V., Pirok, B. W. J., Schoenmakers, P. J. (2020). Liquid Chromatography:


Applications for the Oil and Gas Industry. Amsterdam: Department of Analytical
Chemistry, Van’t Hoff Institute for Molecular Science, University of Amsterdam.

J, Cai., M, Guo, Y, Zhao. (2015). Study on a Separation and Characteristics of Hydrocarbon in


a Different Occurrence Pattern within Shale. Acta Geologica Sinica (English Edition),
87(supp.): 145-146.

Y. El Naggar, A. (2014). Description, Bulk Composition and Hydrocarbons Distribution of


Some Egyptian Crude Oils. Cairo: International Journal of Engineering and Innovative
Technology (IJEIT). Vol. 4, Issue 1.

Y. El Naggar, A. Elkhateeb, T. A. Altalhi, Mohamed M. El Nady, A. Alhadhrami, M. A. Ebiad,


A. A. Salem & S. B. Elhardallou. (2017). Hydrocarbon Compositions and
Physicochemical Characteristics for the Determination of Gasoline Quality: An
Implication from Gas Chromatographic Fingerprints, Energy Sources, Part A:
Recovery, Utilization, and Environmental Effects, 39:15, 1694-1699, DOI:
10.1080/15567036.2017.1370515.

Yu, Q., Xu, G., dkk. (2019). A Research into the Crude Oil Geochemistry and Oil-Source
Correlation by Means of Gas Chromatography and Gas Chromatography – Mass
Spectometry: a Case Study of the Laizhou Bay Sag, Bohai Bay Basin, China. Vol. 12
No. 634. Arabian Journal of Geology.

Zuo, P., Quy, S., Sheny, W. (2018). Asphaltenes: Separations, Structural Analysis, and
Applications. Taiyuan: State Key Laboratory of Coal Conversion, Institute of Coal
Chemistry, Chinese Academy of Sciences.

Anda mungkin juga menyukai