Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS

MINYAK
ESENSIAL
AROMATERAPI KELOMPOK 14

DR. DIAN MAYASARI,M.SI


1. Athia Yasmin Muntaz (2048201169)
2. Jelita Syandia Fitri (2148201123)
3. Natasya Surya Putri (2148201157)
4. Nia Nurmala Sari (1948201076)
5. Nurhaliza (2048201097)
6. Putri Rahmadiani
7. Sunda Kaswati (1948201125)
8. Wahyu Firmansyah
9. Wan Sri Wahyuni (1948201134)
10. Weni Maharani
11. Wici Ersalinda (1948201138)
12. Windy Damayanti Ismun (1948201140)
13. Yeni Karlina

Nama Kelompok 14
MINYAK ESENSIAL
Minyak atsiri disebut juga minyak esensial (essential oil) atau minyak aromatik (aromatic oil) yang dihasilkan oleh
tanaman. Minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan baku untuk industri parfum, bahan pewangi, aromaterapi
dan lain-lain.

Minyak atsiri disebut juga minyak esensial (essential oil) atau minyak aromatik (aromatic oil) yang dihasilkan oleh tanaman.
Minyak atsiri banyak digunakan sebagai bahan baku untuk industri parfum, bahan pewangi, aromaterapi dan lain-lain. Hal ini
membuat produk minyak atsiri banyak diminati oleh masyarakat. Indonesia merupakan salah satu negara produsen terbesar
dan negara pengekspor minyak atsiri dengan kualitas terbaik (Mangun, 2008). Indonesia menghasilkan 40 – 50 jenis tanaman
penghasil minyak atsiri dari 80 jenis minyak atsiri yang diperdagangkan di dunia dan baru sebagian dari jenis minyak atsiri
tersebut yang memasuki pasar dunia, diantaranya adalah komoditas aromatik seperti nilam (64%), kenanga (67%), akar wangi
(26%), serai wangi (12%), pala (72%), cengkeh (63%), jahe (0,4%) dan lada (0,9%) dari ekspor dunia (djpen.kemendag.go.id).
Saat ini banyak dilakukan pengembangan jenis-jenis minyak atsiri aromatik yang dihasilkan dari berbagai bunga yang ada di
Indonesia.
TEKNIK MENGALISA MINYAL ESENSIAL
Teknik Analisa Klasik
eknik teknik berikut adalah secara umum digunakan untuk menilai sifat fisik dari minyak essensial. Spesifik gravity (SG),
ana paling banyak menentukan dalam sifat fisik kimianya, diartikan sebagai perbandingan densitas dari sebuah minyak
entu dan air pada suhu yang sama. Pengukuran melalui rotasi dari optik, yaitu dextrorotary dan laevarotary juga sangat
njurkan secara luas.
ajat dan arah rotasi sangat penting untuk penentuan kemurniannya, karena berhubungan dengan struktur dan konsentrasi dari
daksimetrisan struktur pada sampel tersebut.

Setiap senyawa memiliki nilai rotasi tertentu, diartikan dalam hukum Biot

Dimana α adalah rotasi optik pada suhu T dalam Celcius, l adalah panjang jejak optik dalam dm, dan λ
adalah panjang gelombang serta c adalah konsentrasi dalam g/100ml.
Langkah selanjutnya yang dapat digunakan dalam penerapan kemurnain dari minyak essensiapolar seperti alcohol,
glikol dan ester serta gliserin asetat, dibawah dengan cara berikut, minyak ditambahkan kedalam larutan jenuh dari
sodium klorida, setelah itu di homogenisasikan dibagi kedalam dua fase, volume dari minyak, dimana fase dari senyawa
organik, dimana perubahannya, yaitu merupakan indikasi dari pengurangan keterlibatan senyawa larut pada air.

Pengujiiian titik leleh penting untuk mengkontrol kemurnian minyak essensial, karena sebagian besar minyak essensial
terdiri atas molekul yang meleleh dalam kisaran suhu 0,5 oC atau pada keadaan dekomposisi. Disisi lain, penentuan titik
beku diterapkan pada minyak essensial yang terdiri dari 1 molekul utama, seperti minyak cengkeh yang mengandung
eugenol sebanyak 90%. Pada proses pembekuan, terjadi kristalisasi yang disertai dengan pelepasan panas, sehingga
menyebabkan peningkatan suhu yang konstan dan disebut dengan congealing point. Metode pengujian kemurnian
dilakukan dengan penentuan rentang didih melalui presentase penyulingan minyak.
l adalah didasarkan pada kelarutan air. Percobaan ini mengungkapkan ke-ada-an dari senyawa
Metodologi klasik banyak digunakan untuk mengetahui sifat kimia minyak essensial, seperti penentuan
adanya halogenasi hidrokarbon dan logam berat. Beberapa pengujian telah dikembangkan untuk
mendeteksi halogen, dengan menggunakan metode Beilstein. Pertama-tama, tembaga dibersihkan dan
dipanaskan dalam api bunsen burner untuk membentuk lapisan tembaga (II) oksida, kemudian dicelupkan
ke dalam sampel yang akan di uji dan dipanaskan kembali pada api bunsen.

Pengujian yang positif diindikasikan dengan nyala hijau yang dikarenakan oleh pembentukan tembaga
halida. Metode alternatif untuk Beilstein adalah uji peleburan natrium, dimana minyak pertama akan
dimeneralisasi, dan terdapat halogenasi hidrokarbon, serta terbentuk residu dari sodium halide yang larut
dalam asam nitrat dan mengendap sebagai halida perak dengan penambahan sedikit larutan perak nitrat.
Analisis minyak atsiri umum dilakukan dengan menggunakan kromatografi. Secara umum prinsip kromatografi
didasarkan pada perbedaan kepolaran antara sampel dengan pelarut yang digunakan. Pada dasarnya, semua
kromatografi menggunakan dua fase yaitu satu fase tetap (stationary) dan yang lain fase bergerak (mobile).
Pemisahan-pemisahan tergantung pada gerakan relative dari dua fase ini. Cara-cara kromatografi dapat digolongkan
sesuai dengan sifat-sifat fase tetap, yang dapat berupa zat padat atau zat cair. Kromatografi kertas merupakan salah
satu metode pemisahan berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fasa yaitu fasa diam dan fasa gerak. Pemisahan
sederhana suatu campuran senyawa dapat dilakukan dengan kromatografi kertas, prosesnya dikenal sebagai analisis
kapiler dimana lembaran kertas berfungsi sebagai pengganti kolom. Kromatografi KLT atau TLC(Thin Layer
Chromatography) mirip dengan kromatografi kertas. Bedanya kartas digantikan lembaran kaca atau plastik yang
dilapisi dengan lapisan tipis adsorben seperti alumina, silika gel, selulosa atau materi lainnya.
b. Teknik Analisa Modern
Banyak cara untuk menganalisis suatu senyawa pada minyak atsiri. Salah satu yang masih
dikembangan dalam 10 tahun terakhir adalah analisis dengan menggunakan kromatografi. Dalam
analisis kromatografi gas, senyawa akan divaporisasi dan dielusi dengan fasa gas yang bergerak
yaitu gas karier untuk melewati kolom. Analit akan dipisahkan berdasarkan tekanan uapnya dan
afinitas bed statis. Dalam cara lain yaitu analisis kromatografi liquid, senyawa akan dielusi oleh fasa
cair yang bergiri yang terdiri atas solvent atau campuran solvent. Pada umumnya minyak atsiri akan
dianalisis menggunakan kromatografi gas apabila senyawanya volatile, dan menggunakan
kromatografi cair apabila nonvolatile.
1. Analisis Minyak Esensial dengan Menggunakan
GC dan Indeks Rotasi Linear
Pada saat ini, analisis GC minyak esensial lebih sering dilakukan padakolomkapiler. Pada umumnya, packed kolom
dapat digunakan untuk sampel dengan rntang ukuran dari 10 – 20 ml, dan dengan demikian rentang dinamis analisis
dapat ditingkatkan. Jejak-level kom ponen dapat dengan mudah dipisahkan dan dihitung tanpa fraksionasi awal atau
onsentrasi. Di sisi lain, penggunaan packed kolom mengarah ke resolusi yang lebih rendah karena penurunan tekanan
yang lebih tinggi per satuan panjang.

Packed kolom perlu dioperasikan pada tingkat aliran kolom yang lebih tinggi, karena permeabilitas yang rendah
embutuhkan tekanan tinggi untuk secara signifiksn meningkatkan resolusi. Pemilihan kolom kapiler dalam analisis GC
minyak atsiri sangat penting untuk karakterisasi keseluruhan matriks : fase diam, sifat kimia dan ketebalan film, serta
panjang kolom dan diameter yang harus dipertimbangkan.
2. Kromatografi Gas – Spektrometri Massa (KG – SM)
Spektrometri massa (SM) merupakan ilmu yang mempelajari sistem melalui pembentukan ion gas, yang
menghasilkan rasio massa (m/z) dan jumlah relatif. Analit terionisasi oleh medan listrik dengan mempengaruhi
energi elektron, ion, atau foton.

Keuntungan spektometri masa:

Gabungan Kromatografi Gas - Spektrometri Massa (KG - SM)


• Memiliki sejumlah fitur digunakan untuk menentukan senyawa volatil, rasa dan aroma pada
sampel. Metode identifikasi dalam KG-SM terdiri dari perbandingan
• Biaya relatif rendah
spektrum massa yang tidak diketahui dengan referensi perpustakaan SM.
• Desain sederhana Spektrometer massa menghasilkan banyak data, terutama dalam sampel
kromtografi yang masuk. Pendekatan dalam analisis data KG-SM telah
• Tingkat akuisisi data sangat cepat diusulkan menggunakan algoritma yang cukup canggih dalam
• Sangat sensitif mendeteksi, mengidentifikasi, dan mengukur semua puncak
kromatografi.
• Bahan yang digunakan sedikit
3. Analisis Menggunakan Fast GC
Selain tuntutan sensitivitas, terdapat tuntutan lain dalam hal menganalisis yaitu efisiensi kecepatan.
Dengan adanya hal ini, maka terdapat dua aspek yang dibutuhkan antara lain:
Analisis Fast GC Essential Oil ini memiliki tujuan yaitu untuk mempertahankan kecukupan daya
dalam jangka waktu yang singkat apabila dibandingkan dengan GC konvensional. Agar mendapatkan
tujuan tersebut, maka digunakan kolom dan instrumentasi yang memadai kemudian dikombinasi
dengan kondisi proses yang teroptimalisasi ssehingga didapatkan proses analisis 3-10 kali lebih cepat.
Pada umumnya analisis kromatografi gas kapiler berdasarkan tipe diameter dalam pada kolom tunggal terbagi menjadi
tiga kelompok, yaitu GC konvensional ketika menggunakan kolom 0.25 I.D., Fast GC ketika menggunakan kolom 0.10-
0.18 mm I.D., dan Ultrafast GC ketika menggunakan kolom dengan I.D. 0.05 mm atau kurang. Selain itu juga dalam
waktu analisis GC apabila antara 3-12 menit dapat dikatakan cepat (fast GC), antara 1-3 menit dikatakan lebih cepat, dan
di bawah 1 menit adalah ultrafast.

Terdapat 2 metode yaitu konvensional (30m x 0,25 mm I.D dr 0,25µm) dan fast GC (10m x 0,1 mm ID dr 0,1 µm)
dimana hasil dari fast GC memberikan hasil pemisahan yang hampir sama dengan analisis dari GC konvensional dan
pada ultrafast GC menggunakan kolom kapiler berukuran 5m x 50 µm dengan ketebalan fase diam sebesar 0,05 µm
dengan kecepatan analisis hanya 90 detik.
Teknik lain ultrafast modul GC (UFM-GC) dengan kolom yang dipanaskan secara langsung dimana kolom dievaluasi
dengan menganalisa 4 jenis minyak atsiri dengan komplektifitas yang berbeda dan dibandingkan dengan GC
konvensional.

Dimana berdasarkan Tes Grob, angka pemisahan, dan kapasitas puncak. Sehingga didapatkan hasil bahwa (UFM-GC)
berhasil dalam menganalisis secara kualitatif dan kuantitatif kandungan minyak atsiri dengan mengurangi waktu analisis
secara drastis.
4. Analisis dengan GC-O (Gas Chromatography-
Olfactometry)
GC-O merupakan terobosan dalam penelitian aroma analitis, karena memungkinkan membedakan
banyak senyawa volatil, yang sebelumnya dipisahkan oleh GC, dalam bentuk bau-aktif dan non-
bau-aktif, yang berhubungan dengan konsentrasi senyawa tersebut yang terdapat dalam matriks
yang diteliti. Selain itu, teknik analisis yang unik yang mengaitkan kekuatan resolusi kapiler GC
dengan selektivitas dan sensitivitas hidung manusia.
Metode GC-O umumnya klasifikasikan dalam empat kategori: pengenceran, waktu intensitas,
frekuensi deteksi, dan metode intensitas posterior. metode yang paling banyak diterapkan adalah
Analisis pengenceran, yang didasarkan pada pengenceran berturut-turut ekstrak aroma sampai tidak
ada bau yang dirasakan oleh panelis.
Metode waktu intensitas didasarkan pada rekaman langsung dari intensitas sebagai fungsi dari waktu dengan
memindahkan kursor dari resistor variabel. Perbandingan antara GC kromatogram minyak jeruk dan waktu
intensitas yang sesuai aromagram untuk sampel yang ditunjukkan pada Gambar 2.2
Pada metode frekuensi deteksi, menggunakan jumlah evapator yang mendeteksi senyawa bau aktif
dalam gc effluent sebagai ukuran intensitasnya. Pada metode intensitas posterior, menggunakan
pengukuran intensitas bau senyawa, dan nilai akhir yang mana skalanya telah ditentukan sebelumnya.
Aplikasi lainnya GC-O juga dilaporkan dalam literatur menggunakan apa yang disebut so-calledpeak-
to-odor impression correlation, metode di mana senyawa bau-aktif akan dijelaskan oleh panelis.
Pemilihan metode GC-O adalah sangatlah penting dalam karakterisasi aroma, karena penerapan
metode yang berbeda karna akan dapat mempengaruhi kualitas bau aktif. Umumnya, frekuensi deteksi
dan metode intensitas posterior memiliki intensitas bau / konsentrasi yang sama, sedangkan analisis
pengenceran menganalisis potensi bau.
5. Karakterisasi Enantiomer Kromatografi Gas Dari Minyak Atsiri
piler saat ini menjadi metode pilihan untuk analisis enansiomer minyak atsiri dan enantioselective- GC ( Es - GC ) telah menjadi
ng penting untuk analisis stereokimia terutama setelah pengenalan derivatif siklodekstrin ( CD ) sebagai fasa diam kiral ( CSPs)
un 1983 oleh Sybilska dan Koscielski , di Universitas Warsawa , untuk packed kolom, dan diterapkan untuk kolom kapiler pada
dekade yang sama Selain
itu , Nowotny et al . adalah orang yang pertama kali mengemukakan pengenceran derivatif CD di Fase polysiloxan
yang cukup polar (OV-1701) dapat memberikan sifat kromatografi yang lebih baik dan range suhu operasi yang
lebih ruas. Keuntungan pada penerapan Es-GC terutama dalam hal sensitivitas ialah :

• efisiensi pemisahan yang tinggi


• deteksi sederhana
• presisi dan reproduktifitas sangat tinggi
• serta hanya membutuhkan jumlah sampel yang sedikit
6. Analisis dengan LC dan LC-H
(Liquid Chromatography-Hypernated)
Minyak sitrus diekstrak menggunakan mesin bertekanan dingin, mengandung lebih dari 200
komponen volatil dan komponen nonvolatil. Terdapat 90-99% fraksi untuk komponen volatil dalam
keseluruhan minyak dan diwakili oleh hidrokarbon mono- dan sesquiterpene dan turunan
teroksigenasinya, pada senyawa aldehid alifatik, alkohol dan ester mengandung 1-10% fraksi
komponen nonvolatil dari keseluruhan minyak, hal tersebut diwakilkan oleh hidrokarbon, asam lemak,
sterol, karotenoid, lilin dan senyawa heterosiklik oksigen (coumarin, psoralen dan polymethoxylated
flavones—PMFs) .
Senyawa oksigen heterosiklik yang berbeda dengan kelas flavonoid memiliki peran yang penting
dalam identifikasi minyak yang dipres pada suhu rendah untuk kontrol kualitas dan keasliannya.
Analisis untuk komponen seperti ini biasanya menggunakan metode lain yaitu LC atau HPLC (High
Performed Liquid Chromatography) aplikasinya dapat berupa normal (NP-HPLC) atau reverdsed
phase (RP-HPLC).

Dalam rangkaian dua kolom dihubungkan dengan µ-Porasil (30 cm x 3.9 mm I.D. dengan ukuran
partikel 10 µm; Water Corporation; Milford, USA) dan silica Zorbax (25 cm x 4.6 mm I.D., dengan
ukuran partikel 7 µm; Phenomex,Bologna, Italia), hal ini dapat ditunjukan pada analisis NP-HPLC
minyak jeruk pahit menggunakan deteksi UV.
7. Teknik Kromatografi Gas Multidimensional

Penggunaan kromatografi gas multidimensi (MDGC) dapat sangat membantu dalam analisis sampel kompleks. Dalam MDGC,
fraksi kunci sampel yang dipilih dari kolom pertama dan diinjeksikan kembali keyang kedua, di mana idealnya, mereka harus
segera diselesaikan. Instrumentasi biasanya melibatkan penggunaan pengaturan katup switching dan dua kolom kromatografi
yang memiliki perbedaan polaritas, tetapi umumnya memiliki dimensi yang identik. Selanjutnya ketika melakukan heart-cut
tidak dilakukan elusi kolom utama biasanya dalam dimensi pertama (1D) sistem GC, sementara fraksiheart-cut yang
chromatographically diselesaikan pada kolom sekunder, Kapiler yang digunakan dapat dioperasikan baik dalam satua tau
duaoven GC yang berbeda, dengan kedua sistem GC umum dilengkapi dengan detektor. MDGCadalah pendekatan yang
bergunauntukfraksinasisenyawapenting tertentudalam sampel spesifik, salah satu aplikasi utamanyaadalah
analisiskiral,menggunakan kolom konvensional seperti 1D dan kapiler CSP dalam dimensi kedua (2D). AnalisisEs-MDGC telah
digunakan untuk evaluasi enansioselektivitas langsung limonenedi Rutaceae dan Gramineae minyak esensial.
8.Teknik Kromatografi Cair Multidimensional

Proses kromatografi kolom LC tunggal telah banyak diterapkan untuk analisis beberapa bahan, dan hasilnya
cukup memuaskan. Namun, setiap kali sampel yang sangat kompleks membutuhkan analisis, sistem HPLC
mono dimensional tidak dapat membuktikannya secara tepat. Penggunaan yang paling umum dari
pemisahan MDLC adalah pretreatment dari matriks kompleks dalam mode off-line. Pendekatan offline
adalah sangat mudah, akan tetapi memiliki kelemahan yaitu memakan waktu, operasional intensif, sulit
untuk mengotomatisasi, dan mereproduksi. Sedangkan untuk on-line MDLC, , menawarkan keuntungan
dari kemudahan otomatisasi dan reproduktifitas yang lebih besar dalam waktu yang lebih singkat analisis
meskipun membutuhkan interfacespesifik.
Berbagai sistem HPLC yang komprehensif telah dikembangkan dan terbukti efektif untuk
pemisahan komponen sampel yang kompleks, dan dalam resolusi sejumlah masalah praktis.
Bahkan, selektivitas yang sangat berbeda dari berbagai modus LC memungkinkan analisis
campuran kompleks dengan persiapan sampel minimal. Namun, teknik HPLC komprehensif
cukup rumit karena aspek operasional beralih secara efektif dari satu langkah operasi ke yang
lain
9.Kromatografi Gas-Kromatografi Cair

Analisis dengan KG-KC menggabungkan prinsip kerja kedua analisis,


menggunakan prinsip KC yang selektif pemisahannya dan kefektifan
dan sensitifitas dari KG. Sehingga, memungkinkan pemisahan secara
kimiafisika pada senyawa yang sangat beragam.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai