Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOFARMASETIKA
OBAT ALBENDAZOLE DAN METOKLOPRAMIDE

DISUSUN OLEH :
ISTY MAULYA MARSHANDA (1948201053)
ROSA DIANA LASMINI (1948201105)
ROSNIDA DELSI (1948201106)
RUWINDA (1948201107)
SRI INDAH DOA NITA (1948201119)
SUCI RAHAYU (1948201123)
WIDYA CAHYANI (1948201139)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan rahmat dan nikmat-Nya makalah ini dapat
diselesaikan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biofarmasetika. Di dalam
makalah ini berisi tentang Obat Albendazole dan Metoklopramide Penulis menyadari bahwa
apa yang tertuang di dalam makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari segi
penulisan, segi redaksional maupun segi pengkajian dan pemilihan bahan literatur sebagai
landasan teori. Keadaan tersebut disebabkan adanya keterbatasan dalam diri penulis sendiri.
Penyusunan makalah ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Penulis
ucapkan terima kasih bagi mereka yang telah memberikan bantuan dan pengarahan dalam
penyelesaian makalah ini. Dan penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca.
Tegur sapa serta kritik membangun penulis terima dengan senang hati demi perbaikan di
masa depan

Pekanbaru

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................................2

1.3 Tujuan Pembahasan.....................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................4

A.Pengertian Albendazole.................................................................................................................4

B.Sifat Fisiko Kimia Albendazole.....................................................................................................4

C.Sifat farmakologis Albendazole.....................................................................................................5

D.Pengertian Metoklopramide...........................................................................................................6

E.Sifat Fisiko Kimia Metoklopramide..............................................................................................6

F.Tingkat Kelarutan Metoclopramide................................................................................................8

G.Tingkat Kelas BCS Metoclopramide.............................................................................................8

H.Bentuk Sediaan Metoclopramide...................................................................................................8

I.Kekuatan Sediaan Metoclopramide.................................................................................................8

BAB III PENUTUP..............................................................................................................................9

3.1 KESIMPULAN............................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengobatan albendazol dapat dikombinasikan dengan obat lain, seperti hasil yang
ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Benyamin dkk pada anak sekolah di
Pulau Pemba, Tanzania. Pengobatan kombinasi albendazol–oxantelpamoat dan
albendazol–ivermectin dapat menurunkan morbiditas cacingan anak dibandingkan
dengan anak-anak yang diobati dengan albendazol saja (Speich et al, 2016). Ada
beberapa macam obat yang mempunyai efek samping yang sedikit yang digunakan untuk
mengobati cacingan, seperti albendazol, mebendazol, ivermectin, nitazoxanide, pirantel
pamoat dan levamizol. Ada takaran atau dosis tertentu yang diberikan bagi masing-
masing obat tersebut untuk mengobati cacingan. Albendazol merupakan salah satu obat
pilihan dalam mengobati cacingan, dimana dalam penggunaannya albendazol diberikan
400 mg dosis tunggal baik untuk orang dewasa maupun bagi anak-anak. (Soedarto, 2011)
Albendazol merupakan obat yang diberikan pada program pengobatan obat massal,
dimana obat ini merupakan obat dengan pemakaian dosis tunggal yang sangat efektif
dengan tingkat keamanan yang sangat baik dan biaya yang rendah dan diberikan tanpa
perlu dilakukan diagnosis laboratorium sebelumnya. Pemberian obat ini secara massal
dilakukan bersamaan dengan program rutin yang dilaksanakan di sekolah-sekolah dalam
rangka pengendalian cacingan. Pada penelitian pemberian albendazol dalam penggunaan
pengobatan massal yang telah dilakukan selama bertahun-tahun dalam pengendalian STH
di Asia Selatan dan Asia Tenggara terbukti sangat efektif (Padmasiri, 2017).
Mual adalah perasaan dorongan kuat untuk muntah. Muntah atau memuntahkan adalah
memaksa isi perut naik melalui kerongkongan dan keluar dari mulut (UMMC, 2013).
Penyebab mual dan muntah ini ada bermacam-macam seperti: alergi makanan, infeksi
pada perut atau keracunan makanan, bocornya isi perut (makanan atau cairan) keatas
yang juga disebut gastroesophageal reflux atau GERD (UMMC, 2013). Mual dan
muntah sejauh ini merupakan kejadian yang sering terjadi pada kondisi kesehatan selama
kehamilan, dengan prevalensi diperkirakan sekitar 50 - 70 %. Kejadian yang sering
terjadi berupa hyperemesis gravidarum (HG), telah diperkirakan sebesar 0,5 - 2 % dari
seluruh kehamilan (Svetlana et al, 1999). Anti-emetik atau obat mual adalah obat yang

1
digunakan untuk mengatasi rasa mual dan muntah. Antiemetik secara khusus digunakan
untuk mengatasi mabuk perjalanan dan efek samping dari analgesik dari golongan opiat,
anestesi umum, dan kemoterapi yang digunakan untuk melawan kanker, juga untuk
mengatasi vertigo (pusing) atau migren
(Mutschler, 1991).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu profil obat albendazol secara umum?
2. Apa itu sifat fisiko kimia albendazol?
3. Apa itu tingkat kelarutan albendazol?
4. Apa itu tingkat kelas BCS albendazol?
5. Apa itu bentuk sediaan albendazol?
6. Apa itu kekuatan sediaan albendazol?
7. Apa itu profil obat metoclopramide secara umum?
8. Apaitu sifat fisiko kimia metoclopramide?
9. Apaitu tingkat kelarutan metoclopramide?
10. Apa itu tingkat kelas BCS metoclopramide?
11. Apa itu bentuk sediaan metoclopramide?
12. Apa itu kekuatan sediaan metoclopramide?

1.3 Tujuan Pembahasan


1. Untuk mengetahui profil obat albendazol secara umum
2. Untuk mengetahui sifat fisiko kimia albendazol
3. Untuk mengetahui tingkat kelarutan albendazol
4. Untuk mengetahui tingkat kelas BCS albendazol
5. Untuk mengetahui bentuk sediaan albendazol
6. Untuk mengetahui kekuatan sediaan albendazol
7. Untuk mengetahui profil obat metoclipramide secara umum
8. Untuk mengetahui sifat fisiko kimia metoclopramide
9. Untuk mengetahui tingkat kelarutan metoclopramide
10. Untuk mengetahui tingkat kelas BCS metoclopramide

2
11. Untuk mengetahui bentuk sediaan metoclopramide
12. Untuk mengetahui kekuatan sediaan metoclopramide

3
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Albendazole
(albendazole / albendazolum), dari kelas benzimidazole, adalah suatu zat antelmintik
spektrum luas. Albendazol digunakan terutama untuk mengobati hydatid disease
(disebabkan cystic echinococcosis) dan neurocysticercosis (larva Taenia solium di
otak). Albendazol juga dapat digunakan untuk membasmi infeksi nematoda, termasuk
strongyloidiasis, askariasis, dan infeksi hookworm / ankylostomiasis pada anak-anak.
Efek terapi obat albendazol, secara sistemik maupun lokal di intestinal, adalah
mengganggu proses reproduksi dan ketahanan hidup larva, kista, atau cacing dewasa.
Cacing dibuat tidak bertenaga, karena metabolisme energinya diganggu, sehingga
tidak dapat bergerak kemudian mati. Efek samping obat umumnya ringan berupa
nyeri lambung.
Albendazol mengandung zat benzimidazole carbamate, yang secara struktur
berhubungan dengan mebendazole. Obat ini berbentuk solid, berupa bubuk kristal
berwarna keputihan, tidak berbau dan tidak ada rasa. Albendazol sangat tidak larut
dalam air. Larut dalam dimethylsulfoxide, asam kuat, basa kuat, dan asam asetat
glasial. Serta sedikit larut dalam aseton, etanol, metanol, kloroform, etil asetat, dan
asetonitril.
Sinonim: albendazole, albendazolum.
Nama kimia: methyl N-(6-propylsulfanyl-1H-benzimidazol-2-yl) carbamate
Tabel 1 Deskripsi Singkat Albendazol
Kelas Anti infeksi
Subkelas Antelmintik
Akses Resep
Wanita hamil Kategori FDA & TGA
Wanita menyusui Diekskresikan ke dalam air susu ibu
Anak anak Bilamana perlu, sesuai usia dan aturan
Infant Bilamana perlu, sesuai usia dan aturan FDA Approved

B.Sifat Fisiko Kimia Albendazole


Nama sinonim : Albendazol, Albendazole
Rumus molekul : C 12 H 15 N 3 O 2 S

4
BM : 265,34
Kadar bahan aktif : mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak lebih dari
101,0%
Sifat Fisika Pemerian : Tidak stabil terhadap udara lembab,dan harus terlindungi
dari cahaya Titik leleh : 208-210 ºC

C.Sifat farmakologis Albendazole


Indikasi : Albendazol berkhasiat membasmi cacing di usus yang
hidup sebagai parasit tunggal atau majemuk. Albendazol
efektif untuk pengobatan cacing gelang (Ascaris
lumbricoides), cacing cambuk (Trichuris trichiura), cacing
kremi (Enterobius vermicularis), cacing tambang
(Ancylostoma duodenale dan Necator americanus), cacing
pita (Taenia sp.) dan Strongyloides stercoralis.
Kontra Indikasi : Albendazol menunjukkan sifat teratogenik embriotoksis
pada percobaan dengan hewan. Karena itu obat ini tidak
boleh diberikan pada wanita yang sedang mengandung.
Pada wanita dengan usia kehamilan masih dapat terjadi (15
40 tahun), albendazol dapat diberikan hanya dalam waktu 7
hari dihitung mulai dari hari pertama haid.
Efek samping : Perasaan kurang nyaman pada saluran pencernaan dan
sakit kepala pernah terjadi pada sejumlah kecil penderita,
tetapi tidak dapat dibuktikan bahwa efek samping ini ada
hubungannya dengan pengobatan.
Perhatian : Hati-hati bila diberikan pada penderita dengan gangguan
fungsi ginjal dan hati. Jangan diberikan pada ibu menyusui.
Sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak di bawah umur 2
tahun.
Mekanisme Kerja : Hasil percobaan preklinis dan klinis menunjukkan bahwa
albendazol mempunyai khasiat membunuh cacing,
menghancurkan telur dan larva cacing. Efek antelmintik

5
albendazol dengan jalan menghambat pengambilan glukosa
oleh cacing sehingga produksi ATP sebagai sumber energi
untuk mempertahankan hidup cacing berkurang, hal ini
mengakibatkan kematian cacing karena kurangnya energi
untuk mempertahankan hidup.
Dosis Lazim : 400 mg sehari
Rancangan Formulasi Zat aktif
Albendazole Pengikat, Avicel ph 102 Penyedap Pengisi Pewarna Lubrikan, Aspartam
dan Mint, Manitol, Asam Sitrat, Mg stearat

D.Pengertian Metoklopramide
Metoclopramide adalah obat untuk mengobati beberapa masalah di perut dan usus,
seperti rasa panas di perut (heartburn), asam lambung, dan maag yang tak kunjung
sembuh.Metoclopramide biasanya digunakan untuk maag yang muncul setelah makan
atau di siang hari. Metoclopramide juga digunakan pada pasien diabetes yang memiliki
kesulitan dalam mengosongkan perut (gastroparesis). Metoclopramide bekerja dengan
menghambat substansi natural (dopamine).Ia mempercepat pengosongan perut dan
pergerakan usus atas. Metoclopramide mungkin juga digunakan untuk mencegah
mual/muntah akibat kemoterapi atau radiasi untuk pengobatan kanker.Dosis
metoclopramide dan efek samping metoclopramide akan dijelaskan lebih lanjut di bawah
Ini

E.Sifat Fisiko Kimia Metoklopramide


Metoklopramid hidroklorida  : serbuk kristalin berwarna putih atau praktis putih, tak
berbau atau praktis tak berbau.Sangat mudah larut dalam air,larut dalam alkohol, agak
sukar larut dalam kloroform, praktis tidak larut dalam eter. Penyimpanan:dalam wadah
tertutup rapat, terlindung dari cahaya. : sediaan generik metoklopramid hidroklorida
dinyatakan inkompatibel dengan sodium sefalotin, sodium kloramfenikol, dan sodium
bikarbonat. Cisplatin, siklofosfamid, dan doksorubisin hidroklorida dinyatakan
kompatibel dengan Metoklopramid hidroklorida, namun kompatibilitas bergantung pada
faktor-faktor seperti:formulasitertentu, konsentrasi obat, dan temperature NAMA

6
KIMIA / IUPAC METOCLOPRAMIDE : 4-Amino-5-chloro-N-(2-diethylaminoethyl)-2-
metoxybenzamide FORMULA MOLEKUL METOCLOPRAMIDE :C14H22ClN3O22O
FARMAKOLOGI / MEKANISME AKSI METOCLOPRAMIDE :
Memblok reseptor dopamin dan (bila diberikan pada dosis yang lebih tinggi) juga
memblok reseptor serotonin di chemoreceptor trigger zone di sistem saraf pusat;
meningkatkan respon jaringan di saluran pencernaan atas terhadap asetilkolin sehingga
Meningkatkan motilitas dan kecepatan pengosongan lambung tanpa menstimulasi sekresi
pankreas, bilier, atau lambung; meningkatkan tonus spingter esofagus bagian bawah
Farmakologi Kompleks; Mekanisme (s) tindakan tidak sepenuhnya dijelaskan; Efek
utama melibatkan saluran pencernaan dan CNS. Pada konsentrasi rendah in vitro,
metoclopramide meningkatkan nada istirahat dan aktivitas kontraktil phasic GI otot
halus, Meningkatkan tekanan esophageal sphincter bagian bawah. Mempercepat
pengosongan lambung dan transit usus dari duodenum ke katup ileocecal dengan
meningkatkan amplitudo dan lamanya kontraksi esofagus,  nada istirahat dari sfingter
esofagus bagian bawah, dan amplitudo dan nada lambung (terutama antral) kontraksi  dan
dengan relaksasi sfingter pilorus dan tonjolan duodenum, sekaligus meningkatkan
gerakan peristaltik dari usus dua belas jari dan jejunum.Tidak seperti stimulasi kolinergik
seperti nonspesifik dari otot polos GI bagian atas, efek stimulan dari metoklopramid pada
GI otot polos koordinat lambung, pilorus, dan duodenum aktivitas motorik.Mekanisme
yang tepat dari aksi antiemetik tidak diketahui. Langsung mempengaruhi zona pemicu
kemoreseptor meduler (CTZ ), ternyata dengan memblokir reseptor dopamin,
meningkatkan CTZ dan menurunkan ambang sensitivitas saraf visceral bahwa impuls
mengirimkan dari saluran pencernaan pusat muntah; dan meningkatkan pengosongan
lambung (diyakini meminimalkan stasis yang mendahului muntah). Juga dapat
menghambat serotonin (5-HT3) reseptor (pada dosis yang relatif tinggi) Menghasilkan
berbagai tingkat sedasi dan lethargy.Dapat menyebabkan reaski ekstrapiramidal, dan
memperburuk gejala pada pasien dengan syndrome parkinsonian,

F.Tingkat Kelarutan Metoclopramide


Sangat mudah larut dalam air,larut dalam alkohol, agak sukar larut dalam kloroform,
praktis tidak larut dalam eter.

7
G.Tingkat Kelas BCS Metoclopramide
Metoklopramid HCl merupakan salah satu obat antiemetic,Bentuk sediaan yang beredar
dipasaran dalam jenis obat generik berlogo dan generik bermerek, keduanya memiliki
perbedaan dalam hal formulasi dan fabrikasi. Metoklopramid HCl memiliki kelarutan
sangat tinggi dalam air dan memiliki permeabilitas rendah dalam usus sehingga
dikategorikan dalam Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas III.

H.Bentuk Sediaan Metoclopramide


Sediaan metokloperamid tersedia dalam bentuk tablet metoclopramide
HCL 5mg dan 10 mg , tablet dispersibel 5 mg dan 10 mg , dalam bentuk kapsul
metoclopramide 10 mg serta sediaan sirup 5mg/5ml dan 10 mg/10 ml. Untuk sediaan
larutan tersedia dalam bentuk larutan 5mg/ml dan 5mg/5m

I.Kekuatan Sediaan Metoclopramide


5mg/5ml dan 10 mg/10 ml. Untuk sediaan larutan tersedia dalam bentuk larutan 5mg/ml
dan 5mg/5mtoclopramide

8
BAB III
PENUTUP
3 KESIMPULAN
albendazole / albendazolum), dari kelas benzimidazole, adalah suatu zat
antelmintik spektrum luas. Albendazole biasanya digunakan sebagai obat cacingan.
Adapun Perasaan kurang nyaman pada saluran pencernaan dan sakit kepala pernah
terjadi pada sejumlah kecil penderita, tetapi tidak dapat dibuktikan bahwa efek
samping ini ada hubungannya dengan pengobatan. Dosis albendazole sehari ialah
400 mg. albendazole masuk kedalam kelas BCS tingkat 2.
metoclopramide biasanya digunaklan masyarakat sebagai obat untuk
mengobati beberapa masalah di perut dan usus, seperti rasa panas di perut
(heartburn), asam lambung, dan maag yang tak kunjung sembuh.Metoclopramide
biasanya digunakan untuk maag yang muncul setelah makan atau di siang hari.
Metoclopramide juga digunakan pada pasien diabetes yang memiliki kesulitan
dalam mengosongkan perut (gastroparesis). Metoklopramid hidroklorida  : serbuk
kristalin berwarna putih atau praktis putih, tak berbau atau praktis tak berbau.
Sediaan metokloperamid tersedia dalam bentuk tablet metoclopramide HCL 5mg
dan 10 mg , tablet dispersibel 5 mg dan 10 mg , dalam bentuk kapsul
metoclopramide 10 mg serta sediaan sirup 5mg/5ml dan 10 mg/10 ml. Untuk
sediaan larutan tersedia dalam bentuk larutan 5mg/ml dan 5mg/5m.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Alatas, F., Aprilliana, M., & Gozali, D. (2017). The Preparation and Solubility of
Loratadine-Fumaric
2. Molina AJ, Merino G, Prieto JG, Real R, Mendoza G, Alvarez AI: Absorption and
metabolism of albendazole after intestinal ischemia/reperfusion. Eur J Pharm Sci.
3. Oxberry ME, Reynoldson JA, Thompson RC: The binding and distribution of
albendazole and its principal metabolites in Giardia duodenalis.
4. J Vet Pharmacol Ther. Ramirez T, Benitez-Bribiesca L, Ostrosky-Wegman P, Herrera
LA: In vitro effects of albendazole and its metabolites on the cell proliferation
kinetics and micronuclei frequency of stimulated human lymphocytes. Arch Med Res.
5. Horton, J. (2000). Albendazole: a review of anthelmintic efficacy and safety in
humans. Parasitology,

10

Anda mungkin juga menyukai