Anda di halaman 1dari 16

KROMATOGRAFI GAS DAN CAIR

ESKA PERDANAWATI KAHAR PUTRI


A 202 14 005
LATAR BELAKANG
Pengertian kromatografi menyangkut metode pemisahan
yang didasarkan atas distribusi diferensial komponen sampel
diantara dua fasa. Menurut pengertian ini kromatografi
selalu melibtakan dua fasa, yaitu fasa diam (Stationary
Phase) dan fasa gerak (Mobile Phase). Fase diam dapat
berupa padatan atau cairan yang terikat pada permukaan
padatan (kertas atau suatu adsorben), sedangkan fasa gerak
dapat berupa cairan disebut eluen atau pelarut, atau gas
pembawa inert. Umumnya metode kromatografi
diklasifikasikan atas jenis fasa yang digunakan dan sebagian
berdasarkan mekanisme pemisahannya, yang akan dibahas
pada makalah ini adalah mengenai kromatografi gas dan cair.
PENGERTIAN KROMATOGRAFI GAS
Kromatografi gas merupakan metoda secara
fisika- kimia, yang digunakan untuk senyawa-
senyawa yang volatil. Pada cara ini komponen-
komponen campuran mengalami partisi antara fasa
gerak dan fasa diam. Kromatografi gas-padat
adalah kromatografi gas yang fasa geraknya adalah
gas murni, sedangkan sebagai fasa diam bisa
berupa padatan (gas solid chromatography). Untuk
kromatografi gas-cair, fase geraknya juga gas murni
tetapi fasa diam berupa cairan (gas liquid
chromatography ; GLC).
Dalam kromatografi gas, Fase yang bergerak
(mobile phase) adalah sebuah operatir gas, yang
biasanya gas murni seperti Helium atau yang
tidak reaktif seperti gas Nitrogen. Stationary
atau fasa diam merupakan tahap mikroskopis
lapisan cair atau polimer yang mendukung gas
murni, di dalam bagian dari sistem pipa-pipa
kaca atau logam yang disebut kolom.
PENGERTIAN KROMATOGRAFI CAIR
Kromatografi Cair adalah kromatografi dengan fasa gerak berupa zat
cair, Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan
ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel
berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya
berinteraksi dengan fase stasioner; namun interaksinya berbeda
dikarenakan perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion
exchange), partisi (partitioning), atau ukuran. Perbedaan ini membuat
komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya
dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom.
Kromatografi cair, dalam praktek ditampilkan dalam kolom gelas
berdiameter besar, pada dasamya dibawah kondisi atmosfer. Waktu
analisis lama dan segala prosedur biasanya sangat membosankan. Pada
akhir tahun 1960 an, semakin banyak usaha dilakukan untuk
pengembangan kromatografi cair sebagai suatu teknik mengimbangi
kromatografi gas. High Performance Liquid Chromatography (HPLC) atau
Kromatografi Cair Penampilan Tinggi atau High Preformance = Tekanan
atau Kinerja Tinggi, High Speed = Kecepatan Tinggi dan Modern =
moderen) telah berhasil dikembangkan dari usaha ini.
INSTRUMEN KROMATOGRAFI GAS
1. Gas Pembawa dan Pengendali Aliran
(Pemilihan Fasa Gerak)
2. Injector (Pemasukan Cuplikan)
3. Kolom
4. Termostat
5. Detektor
6. Rekorder
INSTRUMEN KROMATOGRAFI CAIR
1. Fasa Gerak
2. Fasa Normal
3. Fasa Balik
4. Pompa
5. Injektor
6. Kolom
7. Rekorder
Pengukuran kromatografi gas dapat dilakukan
dalam dua mode operasional yaitu, mode isotermal
dan mode program suhu. Dengan mode isotermal,
suhu kolom dijaga tetap selama pengukuran.
Sedangkan dengan mode yang kedua, suhu kolom
dapat diprogram, misal pada keadaan awal
pengukuran dilakukan pada suhu kolom 40oC dan
pada akhir pengukuran 150oC dengan kenaikan
suhu 5oC per menit.
Analisis Kualitatif Kromatografi Gas
Tujuan utama kromatografi adalah
memisahkan komponen-komponen yang
terdapat dalam suatu campuran. Dengan
kromatografi gas, jumlah peak yang tampak
dalam kromatogram menunjukkan jumlah
komponen yang terdapat dalam campuran.
Walaupun demikian, kromatografi gas telah
banyak dimanfaatkan sebagai suatu teknik
analisis materi terutama untuk senyawa-
senyawa yang mudah menguap (volatil).
Cara yang paling sederhana untuk
mengidentifikasi peak kromatografi gas adalah
membandingkan waktu retensi analit dengan
waktu retensi standar. Untuk mendapatkan
waktu retensi standar dapat dilakukan
percobaan kromatografi gas untuk senyawa yang
diketahui, misalnya dilakukan kromatografi gas
hanya untuk DDT atau lindan saja, atau dieldrin
saja pada kondisi yang sama. Kemudian waktu
retensi standar dibandingkan dengan waktu
retensi analit. Bila kedua waktu retensi (standar
dan analit) tersebut sesuai maka kita dapat
mengidentifikasi tiap peak pada kromatogram.
Kromatogram pestisida. (A) lindan, (B) heptaklor, (C) aldrin, (D) dieldrin dan (E)
Analisis Kuantitatif Kromatografi Gas

Selain dapat mengidentifikasi jenis


komponen (analisis kualitatif) dari suatu
campuran, kromatografi gas juga dapat
memberikan informasi kuantitatif. Analisis
kuantitatif dengan kromatografi gas dapat
didasarkan pada salah satu pendekatan, tinggi
peak atau area peak analit dan standar.
Kromatografi Cair seperti HPLC pada
prinsipnya adalah pemisahan analit-analit
berdasarkan kepolarannya, alatnya terdiri dari
kolom (sebagai fasa diam) dan larutan tertentu
sebagai fasa geraknya. Yang paling membedakan
HPLC dengan kromatografi lainnya adalah pada
HPLC digunakan tekanan tinggi untuk mendorong
fasa gerak. Campuran analit akan terpisah
berdasarkan kepolarannya, dan kecepatannya untuk
sampai ke detektor (waktu retensinya) akan
berbeda, hal ini akan teramati pada spektrum yang
puncak-puncaknya terpisah.
Urutan skala polaritas : golongan fluorocarbon <
golongan hidrokarbon < senyawa terhalogenasi <
golongan eter < golongan ester < golongan keton <
golongan alkohol < golongan asam.
Analisis Kualitatif Kromatografi Cair
Pada proses kualitatif cara yang paling umum
untuk mengidentifikasi adalah dengan melihat
Retention time (RT). Peak yang mempunyai RT
yang sama dengan standard umumnya adalah
sebagai peak milik analat. Selain melihat RT hal
lain yang perlu dilihat adalah spektrum 3D dari
signal kromatogram. Zat yang sama akan
mempunyai spektrum 3D yang juga sama. Sehingga
jika spektrum 3D antara dua zat berbeda, maka
kedua zat tersebut juga dipastikan adalah zat yang
berlainan, meskipun memiliki RT yang sama.
Analisis Kuantitatif Kromatografi Cair
Kemudian melalui analisa kuantitatif dapat diketahui
kadar komponen yang dianalisis di dalam sampel. Yang
berperan dalam proses separasi pada system HPLC adalah
kolom. Ada kolom yang digunakan untuk beberapa jenis
analisa, misalnya kolom C18 yang dapat digunakan untuk
analisa carotenoid, protein, lovastatin, dan sebagainya.
Namun ada juga kolom yang khusus dibuat untuk tujuan
analisa tertentu, seperti kolom Zorbax carbohydrat (Agilent)
yang khusus digunakan untuk analisa karbohidrat (mono-, di-
,polysakarida). Keberhasilan proses separasi sangat
dipengaruhi oleh pemilihan jenis kolom dan juga fasa mobil.
Setelah komponen dalam sample berhasil dipisahkan, tahap
selanjutnya adalah proses identifikasi. Hasil analisa HPLC
diperoleh dalam bentuk signal kromatogram. Dalam
kromatogram akan terdapat peak-peak yang menggambarkan
banyaknya jenis komponen dalam sample.
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai